PAJAK DAERAH
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berjudul “Makalah Tata Cara
Pemungutan Pajak Daerah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perpajakan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rita Nataliawati, S.E., M.Ak.
selaku dosen mata kuliah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun tulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.............................................................5
2.2 Surat Tagihan Pajak Daerah......................................................................7
2.3 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan......................................................8
2.4 Keberatan dan Banding.............................................................................8
2.5 Pengambilan Kelebihan Pembayaran........................................................9
2.6 Sanksi......................................................................................................10
2.7 Pembukuan dan Pemeriksaan..................................................................11
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3
1.3.6 Mengetahui sanksi yang akan dibayar.
1.3.7 Mengetahui pembukuan dan pemeriksaan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berupa karcis dan nota perhitungan.
5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar
dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.
(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak,
Kepala Daerah dapat menerbitkan:
a. SKPDKB dalam hal:
1). jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain,
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;
2). jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah
dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara
tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam surat teguran;
3). jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang
terutang dihitung secara jabatan.
b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak
yang terutang.
c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan
jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1) dan angka 2)
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat
dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi
6
administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari
jumlah kekurangan pajak tersebut.
(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan
jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan
pemeriksaan.
(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksi
administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen)
dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang
atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
2.1.3. Ketentuan lanjutan dalam Pasal 99 UU 28 Tahun 2009:
(1) Tata cara penerbitan SKPD atau dokumen lain yang
dipersamakan, SPTPD, SKPDKB, dan SKPDKBT sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 96 ayat (3) dan ayat(5) diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengisian dan
penyampaian SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan,
SPTPD, SKPDKB, dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 96 ayat (3) dan ayat (5) diatur dengan Peraturan
Kepala Daerah.
SPTPD atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah merupakan salah satu jenis
surat yang ada dalam pajak daerah. Surat ini digunakan wajib pajak untuk
melakukan pelaporan penghitungan serta pembayaran terhadap pajak, objek
pajak maupun bukan objek pajak, harta, serta kewajiban lainnya sesuai
dengan Undang-Undang pajak daerah.
2.2.1 Berdasarkan Pasal 100 UU No. 28 Tahun 2009:
(1) Kepala Daerah dapat menerbitkan STPD jika:
a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
7
b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran
sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga
dan/atau denda.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas)
bulan sejak saat terutangnya pajak.
(3) SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo
pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui STPD.
8
Keberatan Pajak adalah upaya hukum dari Wajib Pajak (WP) yang merasa
tidak puas dengan ketetapan pajak tertentu maupun gugatan dari pihak ketiga.
pengembalian kelebihan pembayaran pajak bukan suatu hal yang baru lagi
di telinga kita, khususnya Wajib Pajak. Pengembalian kelebihan pembayaran
pajak ini sering kali disebut dengan restitusi, dimana hal ini dapat terjadi
ketika kondisi pada jumlah pajak atau kredit pajak yang dibayarkan lebih
besar dibandingkan pajak yang terutang, atau dengan kata lain pajak yang
harus dibayarkan. Namun, dengan catatan bahwa Wajib Pajak yang
bersangkutan tidak memiliki tunggakan atau hutang pajak lainnya.
Pengembalian pajak menjadi salah satu mekanisme yang dapat dilakukan
bagi seluruh Wajib Pajak yang memang terdapat kelebihan bayar pada pajak
terutangnya, atau bisa juga karena pembayaran pajak yang dilakukan tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam hal ini, tentunya Wajib Pajak harus
mengikuti prosedur yang ada dalam melakukan permohonan pengembalian
pajak yang seharusnya tidak terutang. Pengajuan ini dapat dilakukan dalam
bentuk apapun, dengan catatan Wajib Pajak memang merasa memiliki
kelebihan dalam membayar pajak terutangnya.
Hasil dari proses pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang tidak selalu dilakukan dengan pengembalian dana
secara tunai ataupun non-tunai, melainkan dapat dilakukan juga untuk
pembayaran pajak bulan berikutnya, atau dengan kata lain kelebihan bayar
pajak dapat dialokasikan dan/atau menjadi pengurang atas kewajiban pajak
atau pajak terutang yang harus dibayarkan dibulan berikutnya.
9
Dalam melakukan permohonan proses pengembalian kelebihan
pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang terdapat kondisi atau syarat
dimana permohonan tersebut dapat dilakukan, yakni sebagai berikut:
2.6 Sanksi
10
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan
sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Consulting, M. Apa itu Banding, Gugatan, dan Keberatan dalam Pengadilan Pajak
https://www.pajakku.com/read/630d77e1767ce5265ee9379f/Apa-Itu-
Pengembalian-Kelebihan-Pembayaran-Pajak , diakses pada 16 Mei 2023
pukul 11.04.
13