Angsuran Pajak
DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya Panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah saya dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah tentang “Angsuran
Pajak” ini, yang diberikan Bapak Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si dan Bapak Gandy
Wahyu Maulana Zulma, M.S.Ak selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
“Akuntansi Perpajakan”.
Pembuatan Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Individu dari
Dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga
agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini
berjudul “Angsuran Pajak” .Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah
ini, didapatkan dari beberapa Buku yang membahas tentang Materi yang berkaitan
dan juga melalui Media Internet. saya sebagai penyusun makalah ini, sangat
berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya.
Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena
itu saya mengucapkan Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya mangharapkan
ada Kritik dan Saran dari para Pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para Pembacanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II TEORI................................................................................................
3.2 Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembayaran utang pajak dengan cara angsuran dan penundaan merupakan
salah satu fasilitas yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tentunya,
fasilitas ini diperuntukkan bagi wajib pajak yang mengalami kesulitan likuiditas
atau di luar kuasanya, sehingga tidak mampu melunasi cost sampai akhir tahun.
Artikel ini akan membahas mengenai ketentuan pembayaran pajak yang dapat
ditunda maupun yang dapat diangsur.
Pajak yang masih harus dibayarkan dalam Surat Tagihan Pajak (STP),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan atas Permohonan Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali yang
menyebabkan bertambahnya jumlah pajak yang harus dibayarkan. Masa
pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak paling lama 12 bulan sejak
diterbitkannya Surat Keputusan Penundaan atau Angsuran Pembayaran Pajak.
PKP mengkreditkan pajak masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP
tersebut pada bulan perolehan BKP dan/atau JKP di SPT Masa PPN bulan
perolehan BKP dan/atau JKP. Pada akhir tahun buku, setelah diketahui berapa
jumlah total penyerahan yang sebenarnya atas penyerahan yang terutang PPN,
tidak terutang PPN atau dibebaskan PPN, PKP melakukan penghitungan kembali
pajak masukan berdasarkan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan.
Pajak yang masih harus dibayar dan dilunasi dalam Surat Tagihan Pajak (STP),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), dan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.
Ketentuan ini menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayarkan bertambah, dan
wajib dilunasi dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkan. Pahami
Tata Cara Angsuran dan Penundaan Pajak berikut ini bagi Wajib Pajak yang
mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan di luar kuasanya,
sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban pajak tepat waktu.
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan Angsuran Pajak ?
2. Apa yang dimaksud dengan isi PPh Pasal 22 ?
3. Apa yang dimaksud dengan Mekanisme Perkreditan Pajak?
4. Apa saja Pajak yang tidak dapat dikreditkan?
1.3 Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui Angsuran Pajak
2. Untuk mengetahui PPh Pasal 22
3. Untuk mengetahui Mekanisme Perkreditan Pajak.
4. Untuk Mengetahui Pajak yang tidak dapat dikreditkan.
BAB II
TEORI
2.1 ANGSURAN PAJAK
2.1.1 Defenisi Angsuran Pajak
Pembayaran utang pajak dengan cara angsuran dan penundaan merupakan
salah satu fasilitas yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tentunya,
fasilitas ini diperuntukkan bagi wajib pajak yang mengalami kesulitan likuiditas
atau di luar kuasanya, sehingga tidak mampu melunasi cost sampai akhir tahun.
Artikel ini akan membahas mengenai ketentuan pembayaran pajak yang dapat
ditunda maupun yang dapat diangsur.
Keterangan:
P adalah jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan.
PM adalah jumlah pajak masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP.
Z adalah persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang terutang
pajak terhadap penyerahan seluruhnya.
1. Untuk BKP dan JKP yang masa manfaatnya lebih dari 1 (satu) tahun:
Baca Juga: Proses Keberatan dan Banding dalam Penyelesaian Sengketa
Pajak Daerah
P’ = PM/T x Z’
Keterangan:
P’ adalah jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dalam 1 (satu) tahun
buku.
PM adalah jumlah Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak.
T adalah masa manfaat BKP dan/atau JKP yang ditentukan sebagai berikut:
untuk BKP berupa tanah dan bangunan adalah 10 (sepuluh) tahun dan untuk
BKP selain tanah dan bangunan dan JKP adalah 4 (empat) tahun;
Z’ adalah persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang Terutang
Pajak terhadap seluruh penyerahan dalam 1 (satu) tahun buku.
2. Untuk BKP dan JKP yang masa manfaatnya 1 (satu) tahun atau kurang:
Pemerintah Perpanjang Masa Berlaku Relaksasi Tarif PPN Properti
P’ = PM x Z’
Keterangan:
P’ adalah jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan dalam 1 (satu) tahun
buku.
PM adalah jumlah pajak masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP,
Z’ adalah persentase yang sebanding dengan jumlah penyerahan yang terutang
pajak terhadap seluruh penyerahan dalam 1 (satu) tahun buku.
Pedoman pengkreditan PPN ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan
Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan Penyerahan yang
Terutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak. PMK 74 mengatur
bahwa PKP yang dapat menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak
masukan yaitu:
mempunyai peredaran usaha dalam 2 (dua) tahun buku sebelumnya tidak
melebihi Rp1,8 miiliar untuk setiap 1 (satu) tahun buku; atau
Wajib pajak yang baru dikukuhkan sebagai PKP.
3.1 Kesimpulan
Pembayaran utang pajak dengan cara angsuran dan penundaan merupakan
salah satu fasilitas yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tentunya,
fasilitas ini diperuntukkan bagi wajib pajak yang mengalami kesulitan likuiditas
atau di luar kuasanya, sehingga tidak mampu melunasi cost sampai akhir tahun.
Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar
secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban wajib pajak,
mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan. Wajib Pajak
(WP), baik berupa Orang Pribadi atau pun Badan yang melakukan suatu kegiatan
usaha dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 berupa angsuran PPh tiap
bulannya.
Jika pengusaha melakukan penyerahan yang terutang PPN dan tidak
terutang PPN atau dibebaskan, dan pengusaha tidak mengetahui atau
mencampurkan antara pajak masukan yang atas penyerahannya dibebaskan atau
tidak terutang dengan yang terutang PPN, maka pajak masukan yang dapat
dikreditkan menggunakan pedoman pengkreditan.
PMK 74 juga mengatur pedoman pengkreditan PPN untuk PKP yang
melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran dan PKP yang
melakukan penyerahan emas perhiasan secara eceran. Besarnya pajak masukan
yang dapat dikreditkan untuk PKP yang melakukan penyerahan kendaraan bekas
adalah 90% sehingga PPN yang disetorkan ke kas negara sebesar 1% dari harga
jual kendaraan bekas.
DAFTAR PUSTAKA
AGENG PRABANDARU. 2019. Ketentuan Angsuran dan Penundaan
Pembayaran Pajak . Tersedia pada https://klikpajak.id/blog/berita-
regulasi/ketentuan-angsuran-dan-penundaan-pembayaran-pajak/
Awwaliatul Mukarromah. 2018. Tata Cara Pengkreditan Pajak Masukan.
Tersedia pada https://news.ddtc.co.id/tata-cara-pengkreditan-
pajak-masukan-12486
Online Pajak. 2020. Pajak penghasilan pasal 25. Tersedia pada
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pph-pajak-
penghasilan-pasal-25
Raden Agus Suparman. 2018 . Tata Cara Pengkreditan Pajak Masukan.
Tersedia pada https://aguspajak.com/2018/04/02/tata-cara-
pengkreditan-pajak-masukan/