Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

(KETETAPAN,KEBERATAN, dan BANDING PAJAK)

MURTI PUSPITA RUKMI, S.ST., M.Ak

NAMA KELOMPOK :

MARTA JOIS NAWI

MONIKA ANGGERYANI

SALSABIIL FATIHAH

UTIN ATIKAH ALYASYARA

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini masih memberikan kita

nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat diberi kesempatan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah perpajakan yaitu penulisan makalah tentang

"Ketetapan,Keberatan dan Banding Pajak" dengan tepat waktu.

Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak

banyaknya untuk ibu Murti Puspita Rukmi, S.ST., M.Ak selaku dosen mata

kuliah Pengantar perpajakan yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada

kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini mampu

berguna. serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus

wawasan terkait pajak yang berlaku.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempuma karena pengalaman dan

pengetahuan kami yang terbatas. Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu

yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga

tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Oleh sebab itu, kami benar-

benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami perbaiki dan tulis di

masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada

sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran dan kritik pembaca.

i
Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktunya telah membaca

hasil makalah kami. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila

dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. KETETAPAN PAJAK

1. Pengertian Surat Ketetapan Pajak

2. Jenis Surat Ketetapan Pajak

3. Daluarsa Penetapan Pajak

4. Pembetulan Ketetapan Pajak

5.. .Tata Cara Dan Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak

6. Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak

B. KEBERATAN DAN BANDING

1. Pengertian Keberatan Dan Banding

2. Tata Cara Penyelesaian Keberatan Dan Banding

BAB III DISKUSI KELOMPOK

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk membiayai

kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ini diupayakan

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak yang mengalami kenaikan

diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi tercapainya kemakmuran rakyat.

Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat

maupun daerah dengan pengenaan terhadap objek pajak. Pemerintah berusaha

meningkatkan penerimaan pajak dengan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini

dilakukan agar tercapainya target penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap

tahunnya. Selain tingkat kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari

Wajib Pajak. Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan

dapat memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan. Indonesia menganut self

assessment system atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan Wajib

Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan terhadap pajak

terutang sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Penentuan besarnya pajak

terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang

disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak adalah ukuran seberapa besar pajak yang

diterima oleh negara dari pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk

mengoptimalkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara, perlu dilakukan

4
reformasi perpajakan yang dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan

keadilan sosial. Reformasi perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan

menambah Wajib Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia pada umumnya

masih didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut dikarenakan sebagai

instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya, terpantau

kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan obyek pajaknya sehingga

pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian SKP

2. Jenis-jenis SKP

3. Kapan Daluarsa Penetapan Pajak

4. Bagaimana Pembetulan Ketetapan Pajak

5. Bagaiman tata cara dan jangka waktu penyelesaian permohonan WP

6. Bagaiman Pengurang atau pembatalan ketetapan pajak

7. Apa itu keberatan dan banding

8. Bagaiman tata cara penyelesaian keberatan dan banding

5
C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:

1.Untuk mengetahui pengertian SKP

2. Untuk mengetahui Jenis- jenis SKP

3. Untuk mengetahui Daluarsa Penetapan Pajak

4. Untuk mengetahui Pembetulan Ketetapan Pajak

5. Untuk mengetahui tata cara dan jangka waktu penyelesaian permohonan WP

6. Untuk mengetahui Pengurang atau pembatalan ketetapan pajak

7. Untuk mengetahui keberatan dan banding

8. Untuk mengetahui tata cara penyelesaian keberatan dan banding

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETETAPAN PAJAK

1.Pengertian Surat Ketetapan Pajak

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT, Surat Ketetapan Pajak Nihil

(SKPN), dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.(SKPLB) kepada Wajib Pajak  (Pasal 1

angka 15 Undang-undang KUP).Surat ketetapan pajak (SKP) diterbitkan untuk suatu

Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak. Surat ketetapan pajak (SKP) untuk

Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai

dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan  Pajak Penghasilan. Surat ketetapan pajak

(SKP) untuk Masa Pajak diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Masa

Pajak yang tercakup dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan atau

Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Surat ketetapan pajak (SKP) atas Pajak Penghasilan

Pasal 21 diterbitkan untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.Surat ketetapan pajak

(SKP) yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak harus dikirimkan kepada

Wajib Pajak.

2. Jenis Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Surat Ketetapan Pajak (SKP) dibagi menjadi 4 (empat) jenis, meliputi :

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar  (SKPKB) 

7
Pengertian Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar  (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan

pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih

harus dibayar.

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Pengertian Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

c. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

Pengertian Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak

tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

Pengertian Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih

besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

3.Daluarsa Penetapan Pajak

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) memiliki masa daluwarsa penagihan

pajak. Daluwarsa penagihan adalah jatuh tempo SKPKB. Klikpajak by Mekari akan

mengulas seputar daluwarsa penetapan pajak yang penting untuk diketahui Wajib Pajak

Badan. Daluwarsa SKPKB adalah saat 5 tahun setelah waktu terutangnya pajak atau

berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak. Ketentuan tersebut

diatur dalam Pasal 13 Ayat 1 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan

8
(KUP).Untuk hak penagihan pajak termasuk di dalamnya adalah bunga, denda, kenaikan,

dan biaya penagihan pajak, memiliki masa jatuh tempo setelah 5 tahun sejak:

 Penerbitan STP (Surat Tagihan Pajak)

 Penerbitan SKPKB

 Penerbitan SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)

 Penerbitan Surat Keputusan Pembetulan

 Penerbitan Surat Keputusan Keberatan,

 Penerbitan Putusan Banding

 serta Putusan Peninjauan Kembali

daluwarsa pajak atau daluwarsa penetapan pajak berarti dipahami sesuai dengan

daluwarsa penerbitan SKP dan STP.Sehingga, daluwarsa penerbitan Surat Tagihan Pajak

untuk Tahun Pajak 2008 dan setelahnya adalah sebagai berikut:

STP Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 14 diterbitkan paling lama 5 tahun setelah saat

terutangnya pajak atau berakhir Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.

STP Pasal 19 diterbitkan paling lama 5 tahun sejak SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan,

SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, kecuali ada kondisi

yang menyebabkan tertangguh.

Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang KUP berbunyi:

9
“Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan

Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih

harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas

jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh

tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak

dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.”

4. Pembetulan Ketetapan Pajak

Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak

mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh

Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak.

A. Kesalahan atau Kekeliruan dalam Ketetapan Pajak Yang Dapat Dibetulkan

Ruang lingkup pembetulan ketetapan pajak, terbatas pada kesalahan atau kekeliruan dari :

1. Kesalahan tulis antara lain : kesalahan yang dapat berupa penulisan nama, alamat,

NPWP, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa atau Tahun Pajak dan tanggal

jatuh tempo;

2. Kesalahan hitung, yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan atau

perkalian dan atau pembagian suatu bilangan; atau

3. Kekeliruan dalam penerapan tarif, penerapan persentase Norma Penghitungan

Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),

10
penghitungan PPh dalam tahun berjalan, dan pengkreditan pajak.

B. Ketetapan Pajak Yang Dapat Dibetulkan

Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan karena kesalahan atau kekeliruan, antara

lain :

1. Surat ketetapan pajak yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Lebih

Bayar (SKPLB), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);

2. Surat Tagihan Pajak (STP);

3. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak;

4. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga;

5. Surat Keputusan Pembetulan;

6. Surat Keputusan Keberatan;

7. Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi;

8. Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar.

5. Tata Cara dan Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak

Permohonan pembetulan oleh WP harus disampaikan ke kantor Direktorat

Jenderal Pajak yang menerbitkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak (STP), atau

surat keputusan lain yang terkait dengan bidang perpajakan yang diajukan pembetulan,

dengan ketentuan sebagai berikut :

1. 1 (satu) permohonan diajukan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, STP, atau surat

keputusan lain yang terkait dengan bidang perpajakan;

2. Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai alasan yang

11
mendukung permohonannya; dan

3. Surat permohonan ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat permohonan

ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri surat kuasa

khusus. Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat

permohonan pembetulan diterima, harus memberikan keputusan. Apabila jangka waktu

tersebut telah lewat Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, maka

permohonan pembetulan yang diajukan dianggap dikabulkan dan paling lama 1 (satu)

bulan sejak berakhir jangka waktu 6 (enam) bulan tersebut Direktorat Jenderal Pajak

wajib menerbitkan surat keputusan pembetulan tersebut. Dalam rangka melaksanakan

ketentuan pasal 16, pasal 26 dan pasal 36 UU nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan

umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU nomor 16

tahun 2000, dipandang perlu menetapkan peraturan direktur jenderal tentang prosedur

pengajuan dan penyelesaian permohonan pembentulan ketetapan

pajak,keberatan,pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau

pembatalan pajak yang pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.

6. Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan WP dapat :

a. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau STP yang tidak benar;

dan/atau

b. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan yang

penerbitannya tanpa penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau tanpa

dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan WP.

12
Untuk SKPKB atau SKPKBT tersebut harus yang tidak diajukan keberatan, diajukan

keberatan tetapi telah dicabut oleh WP atau diajukan keberatan tetapi tidak

dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan.

2. Permohonan pengurangan atau pembatalan tersebut harus memenuhi

ketentuan :

a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, atau surat ketetapan pajak termasuk surat

ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa penyampaian surat

pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan;

b. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

c. Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan WP

disertai dengan alasan yang mendukung permohonannya;

d. Disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat

WP terdaftar;

e. Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat permohonan

ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat

kuasa khusus.

Permohonan WP dapat diajukan paling banyak 2 (dua) kali dan permohonan kedua harus

diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan Direktur

Jenderal Pajak atas permohonan yang pertama dikirim, kecuali untuk permohonan

pembatalan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa

penyampaian surat

13
pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan yang hanya

dapat diajukan 1 (satu) kali saja.

Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan WP dalam jangka

waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan WP. Apabila

jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu

keputusan, permohonan yang diajukan oleh WP dianggap dikabulkan dan harus

menerbitkan keputusan sesuai dengan permohonan yang diajukan.

Keputusan yang diterbitkan Direktur Jenderal Pajak dapat berupa mengabulkan sebagian

atau seluruhnya, atau menolak permohonan WP. WP dapat meminta secara tertulis

kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai alasan yang menjadi dasar untuk menolak atau

mengabulkan sebagian permohonan WP.

B.KEBERATAN DAN BANDING

1. Pengertian Keberatan Dan Banding

KEBERATAN

Dalam UU KUP Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 26A maupun PMK 9/2013 s.t.d.t.d

PMK 202/2015 tidak menjabarkan definisi keberatan secara eksplisit. Namun secara

sederhana, keberatan adalah upaya yang dapat ditempuh wajib pajak yang

merasatidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas

gugatan oleh pihak ketiga.

14
Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas

keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan banding ke

Badan Peradilan Pajak.

Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau

penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Putusan Banding adalah

putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang

diajukan oleh Wajib Pajak

2. Tata Cara Penyelesaian Keberatan Dan Banding

Penyelesaian keberatan

a. Meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam

bentuk hardcopy atau softcopy kepada wajib pajak

terkait dengan materi yang disengketakan malaui surat

permintaan peminjaman buku, catatan, data, & informasi

b. Melakukan pemeriksaan untuk tujuan dalam rangka

mendukung untuk mendapatkan data atau informasi yang

objektif yang dapat dijadikan dasar dalam mempertim-

bangkan keputusan lain.

Penyelesaian Banding

Dalam penyelesaian banding pajak, pengadilan pajak wajib untuk menetapkan

putusan paling lambat 12 bulan sejak surat pajak diterima. Namun jika pengajuan

banding ditolak atau dikabulkan namun hanya sebagian saja, maka wajib pajak akan

dikenai sanksi berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak terutangnya berdasarkan

15
putusan banding yang kemudian akan dikurangkan dengan pembayaran pajak yang telah

dibayar sebelum mengajukan permohonan.

BAB III

DISKUSI KELOMPOK

N NAMA KEL PERTANYAAN JAWABAN


O
1. Yunita 7 Mengapa wajib pajak Karena, sejak proses

dapat mengajukan pemeriksaan,seringkali

keberatan atas surat pemeriksa pajak

ketetapan pajk ? memiliki perbedaan

pendapat dengan wajib

pajak atas suatu sengketa

perpajakan. Oleh karena

itulah, UU KUP

memberikan hak

mengajukan keberatan

atas hasil pemeriksaan

yang termuat dalam

suatu ketetapan otoritas

pajak

2. Linda sari 6 Jelaskan tentang hak jelaskan tentang hak


16
wajib pajakyang diatur wajib pajak yang diatur

dalam pasal 25 KUP ? dalam pasal 25 UU KUP

Pasal 25 UU KUP

mengatur hak wajib

pajak untuk mengajukan

keberatan terhadapsurat

ketetapan pajak.Adapun

syarat yang harus

dipenuhi wajib pajak

dalam pengajuan

keberatan yaitu:

1) Permohonan keberatan

hanya dapat diajukan

kepada Direktur Jenderal

Pajak atas suatu :

SKPKB, SKPKBT,

SKPN, SKPLB atau

pemotongan atau

pemungutan pajak oleh

pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan

perundang-undangan

perpajakan. Pengertian

17
“suatu” disini adalah satu

surat keberatan hanya

untuk satusurat ketetapan

pajak,

2) Keberatan diajukan

secara tertulis dalam

bahasa Indonesia dengan

mengemukakan jumlah

pajak yang terhutang,

jumlah pajak yang

dipotong atau dipungut,

atau jumlah rugi menurut

perhitungan wajib pajak

disertai alasan yang

menjadi dasar

perhitungan,

3) Keberatan diajukan

dalam jangka waktu 3

bulan sejak tanggal

dikirim suratketetapan

pajak atau sejak tanggal

pemotongan atau

pemungutan pajak oleh

18
pihakketiga, kecuali jika

wajib pajak dapat

menunjukkan bahwa

jangka waktu

tersebuttidak dapat

dipenuhi oleh wajib

pajak karena keadaan di

luar kekuasaannya,

3. Sari yanti 7 Upaya hukum apakah Wajib Pajak belum

yang dilakukan oleh merasa puas terhadap

wajib pajak apabila keputusan yang diberikan

belum puas dengan terhadap keberatan yang

hasil keputusan diajukan, maka yang

keberatan ? bersangkutan dapat

menempuh saluran

hukum lainya,yaitu

dengan mengajukan

upaya hukum banding

kepengadilan pajak,ke2

pengajuan banding yang

disampaikan kepada

pengadilan pajak

19
4. Aprilius 9 Siapa wajib pajak Wajib Pajak adalah

Moto Gurin menurut UU NO 28 orang pribadi atau badan

tahun 2007 ? yang meliputi

pembayaran

pajak,pemotongan

bajak,dan pemungutan

pajakyang mempunyai

hak dan kewajiban

perpajakaan sesuai

dengan ketentuan

peraturan perundang-

undangan perpajakan

5. Nur Hakiki 2 Dalam kewenangan Dalam kewenangan

administrasi pajak administrasi pajak

menagih utang pajak menagih utang pajak

dalam hal apakah dapat dalam hal apakah dapat

diterbitkanya surat diterbitkannya surat

paks ? paksa

Surat Paksa dapat

diterbitkan apabila:

1) Penanggung pajak

tidak melunasi hutang

pajak dan kepadanya

20
telah diterbitkanSurat

Teguran atau Surat

Peringatan atau Surat

Lain yang sejenis,

2) Penanggung pajak

telah dilaksanakan

penagihan seketika dan

sekaligus ,3)Penanggung

pajak tidak memenuhi

ketentuan sebagaimana

dalam keputusan

persetujuan angsuran

atau penundaan

pembayaran pajak

6. Septi 6 Apa konsekuensi jika Berdasarkan ketentuan

Wulandari wajib pajak tidak tersebut di atas, Wajib

meminjamkan Pajak yang tidak atau

dokumen pada proses tidak

penyelesaian keberatan sepenuhnya memenuhi

? permintaan peminjaman

buku, catatan, dan/atau

dokumen

yang diperlukan dalam

21
rangka pemeriksaan

sebagaimana diatur

dalam Pasal 29

Undang-undang KUP

sehingga tidak dapat

diketahui besarnya pajak

yang terutang,

untuk jenis pajak berupa

PPh Orang Pribadi dan

PPh Badan dapat

diterbitkan Surat

Ketetapan Pajak Kurang

Bayar (SKPKB) oleh

Direktorat Jenderal Pajak

dengan sanksi

50% dari pajak yang

tidak atau kurang dibayar

dalam satu tahun pajak.

Adapun untuk

PPh Pemotongan dan

Pemungutan, dapat

diterbitkan SKPKB

dengan sanksi 100%

22
dari pajak yang tidak

atau kurang dipotong,

tidak atau kurang

dipungut, tidak atau

kurang disetor, dan

dipotong atau dipungut

tetapi tidak atau kurang

disetor,

sedangkan untuk PPN

dan PPnBM dapat

diterbitkan SKPKB

dengan sanksi 100% dari

pajak yang tidak atau

kurang dibayar.

7. Khyesa 10 Pada saat kapan wajib Wajib Pajak berhak

Wulandari pajak dapat untuk melakukan

membetulkan SPT? pembetulan atas

kemauan sendiri dengan

menyampaikan

pernyataan tertulis,

dengan syarat Direktur

Jenderal Pajak (DJP)

belum melakukan

23
tindakan pemeriksaan.

Yang dimaksud dengan

“mulai melakukan

tindakan pemeriksaan”

adalah pada saat Surat

Pemberitahuan

Pemeriksaan Pajak

disampaikan kepada

Wajib Pajak, wakil,

kuasa, pegawai, atau

anggota keluarga yang

telah dewasa dari Wajib

Pajak.

8. Tisnawati 2 Surat ketetapan pajak SKP yang dapat

Nabila yang bagaiman yang dikurangkan atau

Marsyanda dapat diajukan dibatalkan berdasarkan

permohonan ? permohonan wajib pajak

adalah skp yang tidak

benar. Untuk yang

dikurangkan ( skp yang

jumlah pajak terutangnya

tidak benar ) sedangkan

skp yang dibatalkan

24
adalah skp yang

seharusnya tidak di

terbitkan

9. Muthia Afifa 7 Jika keberatan ditolak Selai itu, apabila wp

apa yang bisa merasa tidak puas atas

dilakukan oleh wajib hasil keputusan

pajak ? keberatan, wp dapat

mengajukan banding

kepengadilan

pajk.adapun terkait

dengan sanksi yang

diterima wp karena

kebertan wp di

tolak/diterima Sebagian

menjadi tidak dikenakan

10. Yusda 10 Apakah keputusan keputusan atas keberatan

Azizan keberatan dapat dapat berupa

menambah atas mengabulkan seluruhnya

besarnya jumlah atau sebagian menolak,

pajak ? atau menambah besarnya

jumlah pajak yang masih

harus dibayar. Jika

25
jangka waktu 12 bulan

telah memutuskan suatu

keputusan, pertimbangan

yang diajukan tersebut

dianggap dikabulkan dan

direktur jenderal pajak

harus memutuskan

keputusan paling lama 1

bulan sejak jangka

waktu.

26
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT, Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), dan Surat

Ketetapan Pajak Lebih Bayar.(SKPLB) kepada Wajib Pajak  (Pasal 1 angka 15 Undang-

undang KUP).

Sedangkan , keberatan adalah upaya yang dapat ditempuh wajib pajak yang

merasatidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas

gugatan oleh pihak ketiga.Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan

Keberatan atas keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan

banding ke Badan Peradilan Pajak.Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh

Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding,

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Putusan Banding adalah

putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang

diajukan oleh Wajib Pajak

27
DAFTAR PUSTAKA

https://www.wibowopajak.com/2020/09/pengertian-surat-ketetapan-pajak-skp.html?m=1

https://taxcenter.vokasi.unair.ac.id/2020/12/02/artikel-tax-edu/#:~:text=Pengertian

%20Keberatan&text=Namun%20secara%20sederhana%2C%20keberatan%20adalah,ini%2C

%20Wajib%20Pajak%20dapat%20mengajukan.

https://www.pajakku.com/read/60cb06b858d6727b1651aaf4/Apa-Itu-Surat-Ketetapan-

Pajak-Kurang-Bayar-(SKPKB)

https://www.pajakku.com/read/60cafda058d6727b1651aaeb/Surat-Ketetapan-Pajak-

Kurang-Bayar-Tambahan

28

Anda mungkin juga menyukai