NAMA KELOMPOK :
MONIKA ANGGERYANI
SALSABIIL FATIHAH
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya dapat diberi kesempatan untuk
banyaknya untuk ibu Murti Puspita Rukmi, S.ST., M.Ak selaku dosen mata
makalah ini masih jauh dari kata sempuma karena pengalaman dan
pengetahuan kami yang terbatas. Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu
tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Oleh sebab itu, kami benar-
benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami perbaiki dan tulis di
masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
i
Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktunya telah membaca
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. KETETAPAN PAJAK
5.. .Tata Cara Dan Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ini diupayakan
Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat
meningkatkan penerimaan pajak dengan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini
dilakukan agar tercapainya target penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap
Wajib Pajak. Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan
assessment system atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan Wajib
Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan terhadap pajak
terutang sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. Penentuan besarnya pajak
terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang
disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak adalah ukuran seberapa besar pajak yang
diterima oleh negara dari pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk
4
reformasi perpajakan yang dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan
keadilan sosial. Reformasi perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan
masih didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut dikarenakan sebagai
instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya, terpantau
B. Rumusan Masalah
2. Jenis-jenis SKP
5
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. KETETAPAN PAJAK
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT, Surat Ketetapan Pajak Nihil
(SKPN), dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.(SKPLB) kepada Wajib Pajak (Pasal 1
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak. Surat ketetapan pajak (SKP) untuk
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai
(SKP) untuk Masa Pajak diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Masa
Pajak yang tercakup dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan atau
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Surat ketetapan pajak (SKP) atas Pajak Penghasilan
Pasal 21 diterbitkan untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.Surat ketetapan pajak
(SKP) yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak harus dikirimkan kepada
Wajib Pajak.
7
Pengertian Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih
harus dibayar.
Pengertian Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
Pengertian Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak
Pengertian Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
mengulas seputar daluwarsa penetapan pajak yang penting untuk diketahui Wajib Pajak
Badan. Daluwarsa SKPKB adalah saat 5 tahun setelah waktu terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak. Ketentuan tersebut
8
(KUP).Untuk hak penagihan pajak termasuk di dalamnya adalah bunga, denda, kenaikan,
dan biaya penagihan pajak, memiliki masa jatuh tempo setelah 5 tahun sejak:
Penerbitan SKPKB
daluwarsa pajak atau daluwarsa penetapan pajak berarti dipahami sesuai dengan
daluwarsa penerbitan SKP dan STP.Sehingga, daluwarsa penerbitan Surat Tagihan Pajak
STP Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 14 diterbitkan paling lama 5 tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhir Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
STP Pasal 19 diterbitkan paling lama 5 tahun sejak SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan,
SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, kecuali ada kondisi
9
“Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih
harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh
tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak
Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak
mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh
Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak.
Ruang lingkup pembetulan ketetapan pajak, terbatas pada kesalahan atau kekeliruan dari :
1. Kesalahan tulis antara lain : kesalahan yang dapat berupa penulisan nama, alamat,
NPWP, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa atau Tahun Pajak dan tanggal
jatuh tempo;
2. Kesalahan hitung, yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan atau
Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),
10
penghitungan PPh dalam tahun berjalan, dan pengkreditan pajak.
Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan karena kesalahan atau kekeliruan, antara
lain :
1. Surat ketetapan pajak yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Lebih
8. Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar.
Jenderal Pajak yang menerbitkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak (STP), atau
surat keputusan lain yang terkait dengan bidang perpajakan yang diajukan pembetulan,
1. 1 (satu) permohonan diajukan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, STP, atau surat
2. Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai alasan yang
11
mendukung permohonannya; dan
ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri surat kuasa
khusus. Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
tersebut telah lewat Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, maka
permohonan pembetulan yang diajukan dianggap dikabulkan dan paling lama 1 (satu)
bulan sejak berakhir jangka waktu 6 (enam) bulan tersebut Direktorat Jenderal Pajak
ketentuan pasal 16, pasal 26 dan pasal 36 UU nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU nomor 16
tahun 2000, dipandang perlu menetapkan peraturan direktur jenderal tentang prosedur
pembatalan pajak yang pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.
a. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau STP yang tidak benar;
dan/atau
b. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan yang
12
Untuk SKPKB atau SKPKBT tersebut harus yang tidak diajukan keberatan, diajukan
keberatan tetapi telah dicabut oleh WP atau diajukan keberatan tetapi tidak
ketentuan :
a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, atau surat ketetapan pajak termasuk surat
ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa penyampaian surat
d. Disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat
WP terdaftar;
e. Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat permohonan
ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat
kuasa khusus.
Permohonan WP dapat diajukan paling banyak 2 (dua) kali dan permohonan kedua harus
diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan Direktur
Jenderal Pajak atas permohonan yang pertama dikirim, kecuali untuk permohonan
pembatalan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa
penyampaian surat
13
pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan yang hanya
Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan WP dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan WP. Apabila
jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu
Keputusan yang diterbitkan Direktur Jenderal Pajak dapat berupa mengabulkan sebagian
atau seluruhnya, atau menolak permohonan WP. WP dapat meminta secara tertulis
kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai alasan yang menjadi dasar untuk menolak atau
KEBERATAN
Dalam UU KUP Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 26A maupun PMK 9/2013 s.t.d.t.d
PMK 202/2015 tidak menjabarkan definisi keberatan secara eksplisit. Namun secara
sederhana, keberatan adalah upaya yang dapat ditempuh wajib pajak yang
merasatidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas
14
Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas
keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan banding ke
Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau
penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan
putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang
Penyelesaian keberatan
Penyelesaian Banding
putusan paling lambat 12 bulan sejak surat pajak diterima. Namun jika pengajuan
banding ditolak atau dikabulkan namun hanya sebagian saja, maka wajib pajak akan
dikenai sanksi berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak terutangnya berdasarkan
15
putusan banding yang kemudian akan dikurangkan dengan pembayaran pajak yang telah
BAB III
DISKUSI KELOMPOK
itulah, UU KUP
memberikan hak
mengajukan keberatan
pajak
Pasal 25 UU KUP
keberatan terhadapsurat
ketetapan pajak.Adapun
dalam pengajuan
keberatan yaitu:
1) Permohonan keberatan
SKPKB, SKPKBT,
pemotongan atau
ketentuan peraturan
perundang-undangan
perpajakan. Pengertian
17
“suatu” disini adalah satu
pajak,
2) Keberatan diajukan
mengemukakan jumlah
menjadi dasar
perhitungan,
3) Keberatan diajukan
dikirim suratketetapan
pemotongan atau
18
pihakketiga, kecuali jika
menunjukkan bahwa
jangka waktu
tersebuttidak dapat
luar kekuasaannya,
menempuh saluran
hukum lainya,yaitu
dengan mengajukan
kepengadilan pajak,ke2
disampaikan kepada
pengadilan pajak
19
4. Aprilius 9 Siapa wajib pajak Wajib Pajak adalah
pembayaran
pajak,pemotongan
bajak,dan pemungutan
pajakyang mempunyai
perpajakaan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan perpajakan
paks ? paksa
diterbitkan apabila:
1) Penanggung pajak
20
telah diterbitkanSurat
2) Penanggung pajak
telah dilaksanakan
sekaligus ,3)Penanggung
ketentuan sebagaimana
dalam keputusan
persetujuan angsuran
atau penundaan
pembayaran pajak
? permintaan peminjaman
dokumen
21
rangka pemeriksaan
sebagaimana diatur
dalam Pasal 29
Undang-undang KUP
yang terutang,
diterbitkan Surat
dengan sanksi
Adapun untuk
Pemungutan, dapat
diterbitkan SKPKB
22
dari pajak yang tidak
disetor,
diterbitkan SKPKB
kurang dibayar.
menyampaikan
pernyataan tertulis,
belum melakukan
23
tindakan pemeriksaan.
“mulai melakukan
tindakan pemeriksaan”
Pemberitahuan
Pemeriksaan Pajak
disampaikan kepada
Pajak.
24
adalah skp yang
seharusnya tidak di
terbitkan
mengajukan banding
kepengadilan
pajk.adapun terkait
diterima wp karena
kebertan wp di
tolak/diterima Sebagian
25
jangka waktu 12 bulan
keputusan, pertimbangan
harus memutuskan
waktu.
26
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT, Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), dan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar.(SKPLB) kepada Wajib Pajak (Pasal 1 angka 15 Undang-
undang KUP).
Sedangkan , keberatan adalah upaya yang dapat ditempuh wajib pajak yang
merasatidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas
gugatan oleh pihak ketiga.Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan
Keberatan atas keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan
banding ke Badan Peradilan Pajak.Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh
Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding,
putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.wibowopajak.com/2020/09/pengertian-surat-ketetapan-pajak-skp.html?m=1
https://taxcenter.vokasi.unair.ac.id/2020/12/02/artikel-tax-edu/#:~:text=Pengertian
%20Keberatan&text=Namun%20secara%20sederhana%2C%20keberatan%20adalah,ini%2C
%20Wajib%20Pajak%20dapat%20mengajukan.
https://www.pajakku.com/read/60cb06b858d6727b1651aaf4/Apa-Itu-Surat-Ketetapan-
Pajak-Kurang-Bayar-(SKPKB)
https://www.pajakku.com/read/60cafda058d6727b1651aaeb/Surat-Ketetapan-Pajak-
Kurang-Bayar-Tambahan
28