Perekonomian Indonesia
Tentang
“Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah”
Dosen Pengampu:
Maisarah Leli, S.H.I, M.A
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Anugrah-Nya yang telah dilimpahkan bagi kita,sehingga kami dapat merangkai kata
dalam menyajikan makalah tentang “Pengantar Ilmu Perpajakan “ ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penyusunan karya tulis ini di latar belakangi oleh keinginan penulis untuk
memberikan informasi seputaran tentang ” Pengantar Ilmu Perpajakan "kepada para
pembaca .Kami berharap karya tulis ilmiah ini dapat membimbing para pembaca agar
memahami dan berpatisipasi dalam masalah tentang " Pengantar Ilmu Perpajakan”
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Kesimpulan....................................................................................................22
B. Saran ..............................................................................................................23
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perkembangan dan kemajuan di bidang kearsipan yang baik. Seiring dengan
berjalan waktu, teknologi kearsipan tentu saja bersifat praktis dan memiliki
tingkat risiko yang lebih kecil. Teknologi kearsipan yang lebih canggih yaitu
arsip teknolgi yang digunakan oleh berbagai instansi-instansi. Arsip teknologi
juga dimanfaatkan oleh Departemen Keuangan untuk mendokumentasikan
semua arsip-arsipnya. Ini merupakan suatu pembaharuan dalam sistem
perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dalam Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan?
2. Apa aja Kewajiban dan Hak Wajib Pajak?
3. Bagaimana Pengertian dari Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)?
4. Apa saja Fungsi Negara dan pajak?
5. Bagaimana Penggolongan pajak?
C. Tujuan Masalah
1. Mampu menjelaskan Pengertian dalam Ketentuan umum dan Tata Cara
Perpajakan
2. Mampu menjelaskan Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
3. Mampu menjelaskan Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Mampu menjelaskan Fungsi Negara dan pajak
5. Mampu menjelaskan Penggolongan pajak
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ortax. Peraturan Perundang-undangan. Bandung: Rimedika.2007. hal 98
3
5. Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan barang kena pajakdan/atau jasa kena pajak yang dikenai pajak
sesuai undangundang pajak pertambahan nilai tahun 1983 dan
perubahannya. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang
diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
7. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu)
bulan kalender atau jangka waktu lain paling lama 3 bulan kalender yang
digunakan dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajak yang terutang.
8. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila WP
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwin
9. Bagian Tahun Pajak bagian dari jangka waktu satu tahun pajak
10. Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
11. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
12. Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa
pajak.
13. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak
4
14. Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas Negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
Menteri Keuangan.
15. Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi surat
ketetapan kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar tambahan, surat
ketetapan nihil, dan surat ketetapan lebih bayar.
16. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung
jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban WP menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
17. Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak sesuai dengan UU No. 19/2000
18. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca untuk periode tahun pajak
tersebut.
B. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak2
1. Kewajiban Wajib Pajak
5
Saat ini, pendaftarakan NPWP juga dapat dilakukan melalui online.
Anda dapat membaca tata cara pendaftaran NPWP online di artikel
“Daftar NPWP Online, Ini 3 Syarat & Langkah Mudahnya“.
6
Ditjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan pada wajib pajak untuk
menguji kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menjalankan fungsi pengawasan
terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak.
Data di sini adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang
dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha,
penghasilan dan/atau kekayaan yang bersangkutan, termasuk informasi
mengenai nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu lintas
7
devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan kegiatan
usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar Ditjen Pajak.
Kewajiban ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi juga oleh
setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain. Jika
sengaja tidak memenuhi kewajiban ini, wajib pajak akan terkena
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000.
Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang, dan akan
dibahas secara singkat dan tuntas pada poin ini.
8
Kalau Ditjen Pajak terlambat mengembalikan kelebihan bayar pajak,
wajib pajak berhak menerima bunga sebesar 2% per bulan dengan
maksimum 24 bulan.
9
lebih bayar, atau nihil perpajakannya. Jika wajib pajak tidak
sependapat dengan surat tersebut, dapat mengajukan keberatan. Lalu
bila belum puas dengan keputusan keberatan, selanjutnya wajib pajak
dapat mengajukan banding. Langkah terakhir dalam sengketa pajak,
wajib pajak dapat mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah
Agung.
10
Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-161/PJ/2001 tanggal 21
Februari 2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
e) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-525PJ/2000 tanggal 6
Desember 2000 tentang Tempat Lain sebagai Tempat Terutangnya
Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak.
f) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-167/PJ/2003 tentang
Perubahan Ketiga atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-
515/PJ/2000 tentang Tempat Pendaftaran bagi Wajib Pajak Tertentu
dan Tempat Pelaporan Usaha bagi Pengusaha Kena Pajak Tertentu.
11
Sebelum tahun 2001, format NPWP atas 11 digit. Akan tetapi, sejak
tahun 2001 hingga saat ini, format tersebut diubah menjadi 15 digit.
Sembilan digit pertama dari format NPWP merupakan Kode Wajib Pajak
dan enam digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.
Keterangan :
a. IdentitasWajib Pajak
b. Wajib Pajak orang pribadi, dengan kode 04, 05, 06, 07, 08, 09 dan
10 Nomor registrasi/urut yang diberikan Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak
c. Diberikan untuk kantor pelayanan pajak sebagai alat pengaman
agar tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan NPWP.
d. Kode Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
e. Status Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:
Wajib Pajak Tunggal/Wajib Pajak Pusat, dengan kode 00.
Wajib Pajak Cabang, dengan kode 01, 02, 03, dan seterusnya.
12
4. Fungsi NPWP
13
5. Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
14
c) Terkena PPh Tinggi saat Belanja Barang ke Luar Negeri. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 yang
berlaku mulai tanggal 1 Januari 2009 tentang kepabeanan, jika Belanja
Barang Online ke Luar Negeri atau ke situs e-commerce yang berada
di luar Indonesia melalui internet dan barang yang nilainya lebih dari
$50 USD maka akan dikenakan PPh.
d) Dipersulit saat Bepergian ke Luar Negeri. Mulai tahun 2011 Dirjen
Imigrasi sudah memberlakukan bebas bayar fiskal saat bepergian ke
luar negeri. Baik yang sudah punya NPWP maupun tidak. Namun
faktanya akan tetap dipersulit untuk ke luar negeri saat mengurus
izinnya kalau wajib pajak tidak tertib pajak. Salah satunya jika tidak
memiliki NPWP.
e) Syarat pengajuan kredit ke bank. Untuk pengajuan kredit ke bank
dengan nilai di atas Rp 50 Juta, salah satu syarat yang harus dipenuhi
adalah wajib punya atau melampirkan NPWP.
15
Pihak-pihak yang wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP,
yaitu:
16
permohonan untuk NPWP dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara manual atau melalui e-NPWP.
17
berwenang minimal lurah atau kepala desa bagi orang asing
dari salah seorang pengurus aktif.
3) Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang
berwenang minimal lurah atau kepala desa.
Untuk bendaharawan sebagai Wajib Pajak:
1) Fotocopy KTP bendaharawan.
2) Fotocopy surat penunjukkan sebagai bendaharawan.
Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai fungsi Negara dan Pajak:
1. Fungsi Pemerintah
a) Fungsi alokasi
Jika pasar tidak mau memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan
masyarakat luas, maka pada saat itulah seharusnya pemerintah
melakukan intervensi dengan cara menyediakan barang atau jasa
tersebut.
b) Fungsi Distribusi
c) Fungsi Stabilisasi
18
Pemerintah menggunakan kebijakan anggaran sebagai alat untuk
menjaga agar tingkat tenaga kerja tetap tinggi, tingkat stabilisasi harga
yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang tepat.
d) Fungsi regulasi
2. Fungsi pajak
19
Pajak untuk pembangunan ekonomi
d) Sebagai instrument ketenagakerjaan Keberpihakan pemerintah
terhadap masalah ketenagakerjaan kerap kali didukung dengan
kebijakan-kebijakan lain yang terkait, antara lain kebijakan pajak
seperti pemberian berbagai insetif pajak.
E. Penggolongan Pajak
1. Penggolongan pajak
a. Pajak langsung dan pajak tidak langsung
Beberapa kriteria dapat dijadikan pembeda antara pajak
langsung dan pajak tidak langsung, yaitu dasar penentuan beban pajak,
pengalihan beban pajak, sistem pelaporan dan periodisasi perhitungan,
pembayaran dan pelaporan pajak terutang.
Berdasarkan keempat kriteria tersebut, pembedaan bermuara pada dua
aspek , yaitu:
Aspek ekonomis
Perbedaan antara pajak langsung dan pajak tidak langsung
adalah terkait beban pajak. Secara ekonomis, beban pajak langsung
tidak dapat dialihkan, sebaliknya dalam pajak tidak langsung,
beban pajak dapat dialihkan.
Aspek Administratif
Pembedaan ini diperlukan untuk menentukan subjek, objek dan
tariff pajak dengan tepat.
b. Pajak subjektif dan pajak objektif
Pajak subjektif dimulai dengan menetapkan orangnya,
kemudiann menetaokan syarat-syarat objektifnya. Sedangkan pajak
objektif dimulai dengan menetapkan obyeknya, kemudian menetapkan
subjeknya atau orang yang harus membayar pajaknya.
20
c. Pajak pusat dan pajak daerah
Pembedaan pajak pusat dan pajak daerah dilakukan untuk
menentukan kewenangan pemungutan pajak dan pemanfaatan/
penggunaannya serta untuk menghindari adanya pajak berganda.
BAB III
PENUTUP
21
A. Kesimpulan
Wajib Pajak (WP) yaitu orang pribadi atau badan meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
B. Saran
22
butuhkan untuk membangun motivasi Dan kesempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya.semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca nya.
Daftar Kepustakaan
23
Rosdiana, Haula & Edi Slamet (2011). Pengantar Ilmu Pajak Kebijakan dan
Implementasi di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
24