Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SURAT KETETAPAN PAJAK DAN SURAT TAGIHAN PAJAK

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pajak 1
Dosen Pengampu : Anissa Yuniar Larasati

Oleh :
1. Rizal Abidi 5211191174
2. Sarah Aulia Safitri 5211191178
3. Aulia Khairunnisa 5211191179
4. Rifa Andini 5211191184
5. Devie Amelia 5211191188
6. Fahri Kurniawan 5211191190
7. Siti Amalia 5211191199

KELAS F
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL AKHMAD YANI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Surat
Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Pajak 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Anissa Yuniar Larasati selaku dosen
mata kuliah Pajak 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, 12 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan dan Penyusunan.........................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).....................................................3
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil ( SKPN )......................................................................4
B. KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK...............................................................................6
1. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Degan Kriteria Tertentu...........7
2. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memenuhi Persyaratan
Tertentu.....................................................................................................................9
3. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Orang Pribadi Bukan Subjek Pajak Dalam
Negeri.......................................................................................................................10
4. Tata Cara Pembayaran Kelebihan Pajak...........................................................10
1. Penyebab Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP)..............................................11
2. Data yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP)....................................12
3. Sanksi Terkait Surat Tagihan Pajak...................................................................13
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
A. KESIMPULAN........................................................................................................16
B. SARAN..................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang
pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara
dari sektor pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah
pusat maupun daerah demi kesejahteraan masyarakat. Uang pajak
digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai
pembangunan di pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum,
membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan, dan kegiatan produktif
lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan
undang-undang.

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar. Wajib pajak wajib membayar pajak terutang tanpa
menggantungkan diri terhadap keberadaan SKP.

Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Surat Tagihan
Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan
Pajak.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak dan apa saja jenis-jenis
dari Surat Ketetapan Pajak
2. Bagaimana Jika terjadi Kelebihan dalam pembayaran pajak dan Tata Cara
Pembayaran Kelebihan Pajak?
3. Apa itu Surat Tagihan pajak dan Apa Penyebab Surat Tagihan Pajak
Diterbitkan?

C. Tujuan dan Penyusunan

1. Tujuan

1
Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memperoleh informasi
dan data yang cukup sehingga rumusan masalah diatas dapat digambarkan
dengan jelas melalui informasi yang diperoleh. Berikut tujuan penyusunan
makalah ini :
 Memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Pajak 1-Setara Brevet A
untuk digunakan sebagai penilaian dan bahan diskusi.
 Mengumpulkan materi untuk kepentingan diskusi dan untuk
meningkatkan serta memperluas pengetahuan tentang Perpajakan,
khususnya yang berhubungan dengan Surat Ketetapan Pajak serta
Bagaiman bila terjadi Kelebihan dalam pembayaran pajak.
 Menambah Pengetahuan serta wawasan tentang Surat Tagihan Pajak

2. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah perpajakan ini, Yaitu:
 Bagi penyusun, makalah ini akan menambah serta memberikan
pengetahuan tentang rumusan masalah yang dibahas, sehingga dapat
diperoleh gambaran mengenai Surat ketetapan pajak Serta Kelebihan
dalam pembayaran pajak.
 Bagi Pembaca, makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan
dan sebagai sumber bacaan mengenai Surat ketetapan pajak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURAT KETETAPAN PAJAK

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar , surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan,
surat ketetapan pajak Nihil, atau surat ketetapan pajak lebih bayar. Wajib pajak
wajib membayar pajak terutang tanpa menggantungkan diri terhadap keberadaan
SKP.

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar diterbitkan oleh direktur jenderal pajak
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutang nya pajak atau
berakhirnya masa pajak, bagi yang tahun pajak, atau tahunan pajak, apabila
terjadi hal hal sebagai berikut.
a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lainn, pajak
yang terutang tidak atau kuramg dibayar.
b. apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
yang telah ditettapkan dan setelah ditegur secara tertulis tidak
disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat
teguran.
c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai
pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewaah
ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau
tidak seharusnya dikenai tarif 0%.
d. apabila kewajiban pembukuan dan pemeriksan ( sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 atau pasal 29 ) tidak dipenuhi sehingga tidak
dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
e. apabila kepada wajib pajak diterbitkan nomor pokok wajib pajak atau
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak secara jabatan

3
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak
kurang bayar tambahan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
apabila ditemukan unsur baru yang mengakibatkan penambahan jumlah
pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tidak akan mungkin
diterbitkan sebelum didahului dengan penerbitan surat ketetapan pajak.
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak kurang bayar tambahan dilakukan dengan
syarat adanya data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang
menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak
sebelumnya.
Apabila masih ditemukan lagi data baru termasuk data yang semula
belum terungkap pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan dan, atau data baru termasuk data semula belum terungkap
yang diketahui kemudian oleh Direktur Jenderal Pajak, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan masih dapat diterbitkan lagi.

3. Surat Ketetapan Pajak Nihil ( SKPN )

Surat ketetapan pajak nihill diterbitkan apabila setelah dilakukan


pemeriksaan, ditemukan adanya jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang
dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang
dan tidak ada kredit pajak atau tidak pembayaran [ajak. Untuk masing-
masing jenis pajak, Surat Ketetapan Pajak Nihil diterbitkan untuk:
a. pajak penghasilan, apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak
yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
b. Pajak penghasilan nilai, apabila jumlah kredit pajak sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak terutang dan tidak ada kredit
pajak. Jika terdapat pajak yang dipungut pajak pertambahan nilai,
jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah pajak
keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah, apabila jumlah pajak yang
dibayar sma dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak yang tidak
terutang dan tidak ada pembayaran pajak.

4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)


Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar diterbitkan untuk :

4
a. Pajak Penghasilan, apabila jumlah kredit pajak (Jumlah pajak yang
dibayar) lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.
b. Pajak Pertambahan Nilai, apabila jumlah kredit pajak lebih besar
daripada jumlah pajak yang terutang. Jika terdapat pajak yang
dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang
terutang dihitung dengan cara jumlah pajak keluaran dikurangi dengan
pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai ; atau
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah, apabila jumlah pajak yang
dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.
Prosedur penerbitan SKPLB adalah sebagai berikut.
1) Wajib pajak mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal Pajak. Permohonan dapat disampaikan dengan
mengisi kolom dalam SPT atau dengan Surat Tersendiri.
2) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, harus
menerbitkan SKPLB paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak surat
permohonan diterima secara lengkap.Ketentuan ini tidak berlaku
terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan tindak pidana dibidang perpajakan.
3) Apabila dalam jangka waktu tersebut (12 bulan sejak surat
permohonan diterima), Direktur Jenderal Pajak tidak member suatu
surat keputusan, permohonan pegembalian kelebihan pajak
dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan waktupaling
lama satu bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.
4) Apabila SKPLB terlambat diterbitkan dalam jangka waktu satu
bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir, maka Wajib Pajak
diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung
sejak berakhirnya jangka waktu tersebut sampai dengan saat
diterbitkan SKPLB.
Apabila pemeriksaan atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dilakukan terhadap Wajib Pajak yang
sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana dibidang
perpajakan (Huruf B), tetapi tidak dilanjutkan dengan penyidikan, atau
dilanjutkan dengan penyidikan tetapi tidak dilajutkan dengan
penuntutan tindak pidana dibidang perpajakan, atau dilanjutkan dengan
penyidikan dan penuntutan tindak pidana dibidang perpajakan tetapi
diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan
dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar, kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) perbulan untuk paling lama 24 bulan dihitung sejak
berakhirnya jangka waktu 12 bulan sejak surat permohonan diterima
sampa dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

5
B. KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

Jika setelah diadakan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang


dengan jumlah kredit pajak menunjukkan selisih lebih (jumlah kredit pajak lebih
besar dari pada jumlah pajak yang terutang) atau telah dilakukan pembayaran
pajak yang seharusnya tidak terutang. Wajib Pajak berhak untuk meminta kembali
kelebihan pembayaran pajak dengan catatan Wajib Pajak tersebut tidak
mempunyai utang pajak.
Kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat adanya Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat
Keputusan Pengurangan Penetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan
Pajak, dan Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, serta Surat
Keputusan Pemberian Imbalan Bunga Dikembalikan Kepada Wajib Pajak.
Apabila Wajib Pajak masih mempunyai utang pajak yang meliputi semua
jenis pajak baik di pusat maupun cabang-cabangnya, kelebihan pembayaran
tersebut harus diperhitungkan lebih dahulu dengan utang pajak tersebut dan jika
masih terdapat sisa lebih, dikembalikan kepada Wajib Pajak.
Batas waktu pengembalian kelebihan pembayaran pajak ditetapkan paling
lama satu bulan untuk:
Surat ketetapan pajak lebih bayar, dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan
tertulis tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
surat ketetapan pajak lebih bayar, dihitung sejak tanggal penerbitan;
1. surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, dihitung
sejak tanggal penerbitan;
2. Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, atau Surat
Keputusan Pemberian Imbalan Bunga, dihitung sejak tanggal penerbitan;
3. Keputasan Banding dihitung sejak diterimanya Putusan Banding oleh
Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakan putusan
pengadilan; atau
4. Putusan Peninjauan Kembali dihitung sejak diterimanya Putusan
Peninjauan Kembali oleh Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
berwenang melaksanakan putusan pengadilan sampai dengan saat
diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak.
Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka
waktu 1 (Satu) bulan, Pemerintah memberikan imbalan bunga sebesar 2%

6
(dua persen) per bulan atas keterlambatan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak, dihitung sejak batas waku (yang telah disebutkan
sebelumnya) berakhir sampai dengan saat dilakukan pengembalian kelebihan.

1. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Degan Kriteria Tertentu

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu adalah Wajib Pajak yang:


a. tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;
b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengansur atau
menunda pembayaran pajak;
c. laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan
keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualiaan selama
3 (tiga) tahun berturut-turut;
d. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Apabila permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diajukam
oleh Wajib Pajak dengan kriteria tertentu (setelah dilakukan penelitian), Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara
lengkap (untuk Pajak Penghasilan), dan paling lama 1 (satu) bulan sejak
permohonan diterima secara lengkap (untuk Pajak Pertambahan Nilai).
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak dalam
jangka waktu 5 tahun setelah melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak
dengan kriteria tertentu yang telah memperoleh pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak. Surat ketetapan pajak tersebut dapat berupa Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Wajib Pajak harus membayar jumlah kurang
pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.

Contoh 1 Pajak Penghasilan


1) Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak sebesar Rp 80.000.00.
2) Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Pajak Penghasilan yang terutang sebesar Rp
100.000.000
b. Kredit pajak, yaitu:

7
1) Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp
20.000.000
2) Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp
40.000.000
3) Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp
90.000.000
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Pajak Penghasilan yang terutang sebesar Rp
100.000.000
b. Kredit Pajak, yaitu:
1) Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000
2) Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000
3) Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000 (+)
Rp 150.000.000
c. Jumlah pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp 80.000.000 (-)
d. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp
70.000.000(-)
Pajak yang tidak/kurang bayar Rp 30.000.000
Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% Rp
30.000.000(+)
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 60.000.000

Contoh 2 Pajak Pertambahan Nilai


1) Pengusaha Kena Pajak telah memperoleh pengembalian
pendahuluaan kelebihan pajak sebesar Rp 60.000.000
2) Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Pajak Keluaran Rp
100.000.000
b. Kredit Pajak, yaitu Pajak Masukan Rp
150.000.000

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan Surat Ketetapan Pajak


Kurang Bayar dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Pajak Keluaran Rp 100.000.000

8
b. Kredit Pajak;
· Pajak Masukan Rp 150.000.000
c. Jumlah Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp 60.000.000(-)
d. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp 90.000.000 (-)
Pajak yang kurang bayar Rp 10.000.000
Sanksi administrasi kenaikan 100% Rp 10.000.000
(+)
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 20.000.000

2. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memenuhi Persyaratan

Tertentu

Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu adalah;


a. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas;
b. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar
sampai dengan jumlah tertentu.
c. Wajib Pajak badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah
lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu; atau
d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan jumlah penyerahan dan
jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas permohonan


pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak yang memenuhi
persyaratan tertentu, menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima secara
lengkap untuk Pajak Pertambahan Nilai.

Setelah melakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang menerima


pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan surat ketetapan pajak. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah pajak yang kurang
dibayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen).

3. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Orang Pribadi Bukan Subjek Pajak Dalam
Negeri
Orang pribadi yang bukan Subjek Pajak dalam negeri yang melakukan
pembelian Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang tidak dikonsumsi di
daerah pabean dapat diberikan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah

9
dibayar, yang ketentuaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

4. Tata Cara Pembayaran Kelebihan Pajak


Tata cara pembayaran kembali kelebihan pembayaran pajak diatur sebagai
berikut;
a. Pengembalian pembayaran pajak yang masih tersisa tersebut dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).
b. Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan oleh Kepala Kantor Pelayanan
Pajak atau nama Direktur Jenderal Pajak dengan menerbitkan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP).
c. Atas dasar SKPKPP tersebut, Kantor Pelayanan Pajak atas nama Menteri
Keuangan menerbitkan SPMKP per jenis pajak dan per masa/tahun pajak.
d. SPMKP dibuat dalam rangka 4 (empat) dengan peruntukkan sebagai
berikut:
1) Lembar ke-1 dan lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan
Pembendaharaan Negara mitra Kantor Pelayanan Pajak yang
menerbitkan SPMKP;
2) Lembar ke-3 untuk Wajib Pajak yang bersangkutan;dan
3) Lembar ke-4 untuk Kantor Pelayanan Pajak yang menerbitkan 5
PMKP.
e. Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara mengembalikan lembar ke-2
SMPKP disertai Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) lembar ke-2
kepada penerbit SPMKP setelah dibubuhi cap tanggal dan nomor
penerbitan SP2D.
f. SPMKP beserta SKPKPP wajib disampaikan Kantor Pelayanan Pajak ke
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja
sebelum jangka waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksudkan pada
huruf b di atas terlampaui.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak wajib menyampaikan spesimen tanda


tangannya ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Dalam hal pejabat
berhalangan, maka pejabat yang ditunjuk wajib menyampaikan spesimen tanda
tangannya ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

C. Pengertian Surat Tagihan Pajak


Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau
sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda kepada Wajib Pajak yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (Pasal 1 angka 20 undang-undang
KUP)
Surat Tagihan Pajak (STP) mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

10
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan
atas Surat Tagihan Pajak (STP) yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
pajak.

1. Penyebab Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP)


Surat Tagihan Pajak (STP) dapat diterbitkan oleh Kantor Pajak untuk
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak.
Penyebab Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) oleh Kantor Pajak
antara lain :
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar oleh
Wajib Pajak
b. Berdasarkan hasil penelitian terhadap laporan Wajib Pajak terdapat
kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah
hitung.
c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga;
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP),
tidak membuat Faktur Pajak atau membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat
waktu.
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
tidak mengisi Faktur Pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN
dan PPnBM, selain:

1) Identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)


huruf b Undang-Undang PPN Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN
dan PPnBM

2) Identitas pembeli serta nama dan tanda tangan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM, dalam
hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang
eceran;

f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan


masa penerbitan Faktur Pajak; atau

g. Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengalami gagal berproduksi dan


telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (6a) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
Tentang PPN dan PPnBM.
Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) oleh Kantor Pajak kepada
Wajib Pajak setelah :

11
a. Meneliti data administrasi perpajakan;
b. Melakukan Pemeriksaan;
c. Melakukan Pemeriksaan Ulang.
d. Melakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan dalam rangka penerbitan
surat ketetapan pajak (SKP).
2. Data yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP)
Wajib Pajak akan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) oleh Kantor
Pajak apabila memenuhi kriteria tertentu.
Data yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) antara lain :
a. Pokok Pajak.
Pengertian Pokok Pajak adalah besarnya pajak terutang yang harus
dibayar oleh Wajib Pajak setelah dilakukan pemeriksaan atau
penelitian oleh Kantor Pajak terhadap pembayaran pajak dan atau
pelaporan pajak dari Wajib Pajak.
b. Kredit Pajak
Pengertian Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak
yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak
yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan
dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan
pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi
dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang
dikurangkan dari pajak yang terutang.
Pengertian Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi
dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari
pajak yang terutang.
c. Pajak yang kurang dibayar
Pengertian Pajak yang kurang dibayar adalah besarnya pajak yang
masih harus dibayar oleh Wajib Pajak setelah dikurangi kredit pajak.
d. Sanksi Administrasi
Pengertian Sanksi Administrasi adalah sanksi yang dikenakan kepada
Wajib Pajak oleh Kantor Pajak berupa Denda dan Bunga serta
Kenaikan yang bertujuan untuk kepentingan tertib administrasi
perpajakan dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
e. Jumlah Yang masih harus dibayar.
Pengertian Jumlah Yang masih harus dibayar adalah besarnya tagihan
yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak.

12
3. Sanksi Terkait Surat Tagihan Pajak
Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat
ketetapan pajak. Pengenaan sanksi berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak
diuraikan sebagai berikut.
a. Sanksi Administrasi beruba bunga 2% (dua persen) per bulan paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak atas Surat Tagihan
Pajak yang diterbitkan karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tidak atau kurang bayar, atau dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan
yang menunjukkan pajak kurang bayar karena terdapat salah satu
dan/atau salah hitung.

Contoh 1 Pajak Penghasilan


Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
Pajak Penghasilan pasal 25 tahun 2016 setiap bulan sebesar
Rp.100.000.000 jatuh tempo, misalnya tiat tanggal 15. Pajak Penghasilan
pasal 25 bulan Juni 2016 dibayar tepat waktu sebesar Rp40.000.000.
Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut diterbitkan Surat
Tagihan Pajak pada tanggal 18 September 2016 dengan penghitungan
sebagai berikut.

Kekurangan bayar Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan Juni 2016:


(Rp 100.000.000 – Rp 40.000.000) Rp 60.000.000
Bunga: 3 x 2% x Rp 60.000.000 Rp 3.600.000 (+)
Jumlah yang harus dibayar Rp 63.600.000

Contoh 2 Hasil Penelitian Surat Pemberitahuan


Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
pribadi tahun 2016 yang disampaikan tanggal 31 Maret 2017 setelah
dilakukan penelitian ternyata terdapat salah hitung yang menyebabkan
Pajak Penghasilan kurang bayar sebesar Rp 1.000.000. Atas kekurangan
Pajak Penghasilan tersebut diterbitkan Surat Tagihan Pajak pada tanggal
12 Juni 2017 dengan perhitungan sebagai berikut.

Kekurangan bayar Pajak Penghasilan Rp 1.000.000


Bunga: 3x2% x Rp 1.000.000 Rp 60.000 (+)
Jumlah yang harus dibayar Rp 1.060.000

b. Sanksi Administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari dasar


pengenana pajak dikenakan terhadap pengusaha yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau
membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu, mengisi faktur pajak

13
secara lengkap; atau Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak
sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.
c. Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%(dua persen) dari jumlah
pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran pajak sampai dengan
tanggal penerbitan Surat Tagihan Pajak terhadap pengusaha Kena Pajak
yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan.
Surat Tagihan Pajak juga dapat diterbitkan apabila Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau
Putusan Peninjauan kembali menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertmabah, dan pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang
dibayar. Atas pajak yang tidak atau kurang dibayar, maka dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2%(dua persen) per bulan untuk seluruh
masa pajak yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal
pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.

Contoh 1
Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000 juta diterbitkan tanggal 7 Oktober
2016, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2016. Jumlah
pembayaran sampai dengan 6 November 2016 sebesar Rp 6.000.000. Pada
tanggal 1 Desember 2016 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan
perhitungan sebagai berikut.
Pajak yang masih harus dibayar Rp 10.000.000
Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan Rp 6.000.000 (-)
Kurang dibayar Rp 4.000.000

Bunga (6 November s.d 1 Desember 2016): 1 x 2% Rp 4.000.000 = Rp


80.000

Contoh 2
Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar sebesar Rp 10.000.000 diterbitkan tanggal 7 Oktober 2016,
dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2016. Wajib Pajak
membayar sebesar Rp.10.000.000 pada tanggal 3 Desember 2016 dan pada
tanggal 5 Desember 2016 diterbitkan Surat Tagihan Pajak. Sanksi
administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut.

Pajak yang masih harus dibayar Rp 10.000.000


Dibayar setelah jatuh tempo pelunasan Rp 10.000.000 (-)
Kurang dibayar Rp 0

Bunga (6 November s.d 5 Desember 2016): 1 x 2% x Rp 10.000.000 = Rp


200.000

14
15
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar , surat ketetapan pajak kurang
bayar tambahan, surat ketetapan pajak Nihil, atau surat ketetapan
pajak lebih bayar
2. Macam-macam Surat ketetapan pajak:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Byar (SKPKB)
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT)
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
B. SARAN

16

Anda mungkin juga menyukai