Oleh :
1. Rizal Abidi 5211191174
2. Sarah Aulia Safitri 5211191178
3. Aulia Khairunnisa 5211191179
4. Rifa Andini 5211191184
5. Devie Amelia 5211191188
6. Fahri Kurniawan 5211191190
7. Siti Amalia 5211191199
KELAS F
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL AKHMAD YANI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Surat
Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Pajak 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Anissa Yuniar Larasati selaku dosen
mata kuliah Pajak 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan dan Penyusunan.........................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).....................................................3
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil ( SKPN )......................................................................4
B. KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK...............................................................................6
1. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Degan Kriteria Tertentu...........7
2. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memenuhi Persyaratan
Tertentu.....................................................................................................................9
3. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Orang Pribadi Bukan Subjek Pajak Dalam
Negeri.......................................................................................................................10
4. Tata Cara Pembayaran Kelebihan Pajak...........................................................10
1. Penyebab Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP)..............................................11
2. Data yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP)....................................12
3. Sanksi Terkait Surat Tagihan Pajak...................................................................13
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
A. KESIMPULAN........................................................................................................16
B. SARAN..................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang
pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara
dari sektor pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah
pusat maupun daerah demi kesejahteraan masyarakat. Uang pajak
digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai
pembangunan di pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum,
membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan, dan kegiatan produktif
lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan
undang-undang.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar. Wajib pajak wajib membayar pajak terutang tanpa
menggantungkan diri terhadap keberadaan SKP.
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Surat Tagihan
Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan
Pajak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak dan apa saja jenis-jenis
dari Surat Ketetapan Pajak
2. Bagaimana Jika terjadi Kelebihan dalam pembayaran pajak dan Tata Cara
Pembayaran Kelebihan Pajak?
3. Apa itu Surat Tagihan pajak dan Apa Penyebab Surat Tagihan Pajak
Diterbitkan?
1. Tujuan
1
Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memperoleh informasi
dan data yang cukup sehingga rumusan masalah diatas dapat digambarkan
dengan jelas melalui informasi yang diperoleh. Berikut tujuan penyusunan
makalah ini :
Memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Pajak 1-Setara Brevet A
untuk digunakan sebagai penilaian dan bahan diskusi.
Mengumpulkan materi untuk kepentingan diskusi dan untuk
meningkatkan serta memperluas pengetahuan tentang Perpajakan,
khususnya yang berhubungan dengan Surat Ketetapan Pajak serta
Bagaiman bila terjadi Kelebihan dalam pembayaran pajak.
Menambah Pengetahuan serta wawasan tentang Surat Tagihan Pajak
2. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah perpajakan ini, Yaitu:
Bagi penyusun, makalah ini akan menambah serta memberikan
pengetahuan tentang rumusan masalah yang dibahas, sehingga dapat
diperoleh gambaran mengenai Surat ketetapan pajak Serta Kelebihan
dalam pembayaran pajak.
Bagi Pembaca, makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan
dan sebagai sumber bacaan mengenai Surat ketetapan pajak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar , surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan,
surat ketetapan pajak Nihil, atau surat ketetapan pajak lebih bayar. Wajib pajak
wajib membayar pajak terutang tanpa menggantungkan diri terhadap keberadaan
SKP.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar diterbitkan oleh direktur jenderal pajak
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutang nya pajak atau
berakhirnya masa pajak, bagi yang tahun pajak, atau tahunan pajak, apabila
terjadi hal hal sebagai berikut.
a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lainn, pajak
yang terutang tidak atau kuramg dibayar.
b. apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu
yang telah ditettapkan dan setelah ditegur secara tertulis tidak
disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat
teguran.
c. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai
pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewaah
ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau
tidak seharusnya dikenai tarif 0%.
d. apabila kewajiban pembukuan dan pemeriksan ( sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 atau pasal 29 ) tidak dipenuhi sehingga tidak
dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
e. apabila kepada wajib pajak diterbitkan nomor pokok wajib pajak atau
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak secara jabatan
3
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak
kurang bayar tambahan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
apabila ditemukan unsur baru yang mengakibatkan penambahan jumlah
pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tidak akan mungkin
diterbitkan sebelum didahului dengan penerbitan surat ketetapan pajak.
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak kurang bayar tambahan dilakukan dengan
syarat adanya data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang
menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak
sebelumnya.
Apabila masih ditemukan lagi data baru termasuk data yang semula
belum terungkap pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan dan, atau data baru termasuk data semula belum terungkap
yang diketahui kemudian oleh Direktur Jenderal Pajak, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan masih dapat diterbitkan lagi.
4
a. Pajak Penghasilan, apabila jumlah kredit pajak (Jumlah pajak yang
dibayar) lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.
b. Pajak Pertambahan Nilai, apabila jumlah kredit pajak lebih besar
daripada jumlah pajak yang terutang. Jika terdapat pajak yang
dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang
terutang dihitung dengan cara jumlah pajak keluaran dikurangi dengan
pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai ; atau
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah, apabila jumlah pajak yang
dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.
Prosedur penerbitan SKPLB adalah sebagai berikut.
1) Wajib pajak mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal Pajak. Permohonan dapat disampaikan dengan
mengisi kolom dalam SPT atau dengan Surat Tersendiri.
2) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, harus
menerbitkan SKPLB paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak surat
permohonan diterima secara lengkap.Ketentuan ini tidak berlaku
terhadap Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan tindak pidana dibidang perpajakan.
3) Apabila dalam jangka waktu tersebut (12 bulan sejak surat
permohonan diterima), Direktur Jenderal Pajak tidak member suatu
surat keputusan, permohonan pegembalian kelebihan pajak
dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan waktupaling
lama satu bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir.
4) Apabila SKPLB terlambat diterbitkan dalam jangka waktu satu
bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir, maka Wajib Pajak
diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung
sejak berakhirnya jangka waktu tersebut sampai dengan saat
diterbitkan SKPLB.
Apabila pemeriksaan atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dilakukan terhadap Wajib Pajak yang
sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana dibidang
perpajakan (Huruf B), tetapi tidak dilanjutkan dengan penyidikan, atau
dilanjutkan dengan penyidikan tetapi tidak dilajutkan dengan
penuntutan tindak pidana dibidang perpajakan, atau dilanjutkan dengan
penyidikan dan penuntutan tindak pidana dibidang perpajakan tetapi
diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan
dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar, kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) perbulan untuk paling lama 24 bulan dihitung sejak
berakhirnya jangka waktu 12 bulan sejak surat permohonan diterima
sampa dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
5
B. KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
6
(dua persen) per bulan atas keterlambatan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak, dihitung sejak batas waku (yang telah disebutkan
sebelumnya) berakhir sampai dengan saat dilakukan pengembalian kelebihan.
7
1) Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp
20.000.000
2) Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp
40.000.000
3) Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp
90.000.000
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Pajak Penghasilan yang terutang sebesar Rp
100.000.000
b. Kredit Pajak, yaitu:
1) Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000
2) Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000
3) Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000 (+)
Rp 150.000.000
c. Jumlah pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp 80.000.000 (-)
d. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp
70.000.000(-)
Pajak yang tidak/kurang bayar Rp 30.000.000
Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% Rp
30.000.000(+)
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 60.000.000
8
b. Kredit Pajak;
· Pajak Masukan Rp 150.000.000
c. Jumlah Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp 60.000.000(-)
d. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp 90.000.000 (-)
Pajak yang kurang bayar Rp 10.000.000
Sanksi administrasi kenaikan 100% Rp 10.000.000
(+)
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 20.000.000
Tertentu
3. Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Orang Pribadi Bukan Subjek Pajak Dalam
Negeri
Orang pribadi yang bukan Subjek Pajak dalam negeri yang melakukan
pembelian Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang tidak dikonsumsi di
daerah pabean dapat diberikan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah
9
dibayar, yang ketentuaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
10
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan
atas Surat Tagihan Pajak (STP) yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
pajak.
11
a. Meneliti data administrasi perpajakan;
b. Melakukan Pemeriksaan;
c. Melakukan Pemeriksaan Ulang.
d. Melakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan dalam rangka penerbitan
surat ketetapan pajak (SKP).
2. Data yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP)
Wajib Pajak akan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) oleh Kantor
Pajak apabila memenuhi kriteria tertentu.
Data yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) antara lain :
a. Pokok Pajak.
Pengertian Pokok Pajak adalah besarnya pajak terutang yang harus
dibayar oleh Wajib Pajak setelah dilakukan pemeriksaan atau
penelitian oleh Kantor Pajak terhadap pembayaran pajak dan atau
pelaporan pajak dari Wajib Pajak.
b. Kredit Pajak
Pengertian Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak
yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak
yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan
dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan
pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi
dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang
dikurangkan dari pajak yang terutang.
Pengertian Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi
dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari
pajak yang terutang.
c. Pajak yang kurang dibayar
Pengertian Pajak yang kurang dibayar adalah besarnya pajak yang
masih harus dibayar oleh Wajib Pajak setelah dikurangi kredit pajak.
d. Sanksi Administrasi
Pengertian Sanksi Administrasi adalah sanksi yang dikenakan kepada
Wajib Pajak oleh Kantor Pajak berupa Denda dan Bunga serta
Kenaikan yang bertujuan untuk kepentingan tertib administrasi
perpajakan dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
e. Jumlah Yang masih harus dibayar.
Pengertian Jumlah Yang masih harus dibayar adalah besarnya tagihan
yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak.
12
3. Sanksi Terkait Surat Tagihan Pajak
Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat
ketetapan pajak. Pengenaan sanksi berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak
diuraikan sebagai berikut.
a. Sanksi Administrasi beruba bunga 2% (dua persen) per bulan paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak
atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak atas Surat Tagihan
Pajak yang diterbitkan karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan
tidak atau kurang bayar, atau dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan
yang menunjukkan pajak kurang bayar karena terdapat salah satu
dan/atau salah hitung.
13
secara lengkap; atau Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak
sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.
c. Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%(dua persen) dari jumlah
pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran pajak sampai dengan
tanggal penerbitan Surat Tagihan Pajak terhadap pengusaha Kena Pajak
yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan.
Surat Tagihan Pajak juga dapat diterbitkan apabila Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau
Putusan Peninjauan kembali menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertmabah, dan pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang
dibayar. Atas pajak yang tidak atau kurang dibayar, maka dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2%(dua persen) per bulan untuk seluruh
masa pajak yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal
pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.
Contoh 1
Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar sebesar Rp10.000.000 juta diterbitkan tanggal 7 Oktober
2016, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2016. Jumlah
pembayaran sampai dengan 6 November 2016 sebesar Rp 6.000.000. Pada
tanggal 1 Desember 2016 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan
perhitungan sebagai berikut.
Pajak yang masih harus dibayar Rp 10.000.000
Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan Rp 6.000.000 (-)
Kurang dibayar Rp 4.000.000
Contoh 2
Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar sebesar Rp 10.000.000 diterbitkan tanggal 7 Oktober 2016,
dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2016. Wajib Pajak
membayar sebesar Rp.10.000.000 pada tanggal 3 Desember 2016 dan pada
tanggal 5 Desember 2016 diterbitkan Surat Tagihan Pajak. Sanksi
administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut.
14
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16