MAKALAH PERPAJAKAN
Dosen
en Pembimbing:
Pe Megania Kharisma, M. Akk
Disusun Oleh:
1. Fitri Novita 63210780
2. Siti Fatimah 63210529
3. Fabio Nesta 63210892
FAKUL
ULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITA
AS BINA SARANA DAN INFORMA
ATIKA
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah kami mengenai dasar
Perpajakan ke-II dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Ibu Megania
Kharisma,M.Ak pada mata kuliah Perpajakan. Makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca mengenai dasar-dasar perpajakan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN.................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................3
2.1 Pengertian Faktur Pajak........................................................................................4
2.1.1 Faktur Pajak...............................................................................................4
2.1.2 Faktur Pajak Sederhana............................................................................6
2.2 Saat Pembuatan Faktur Pajak...............................................................................8
2.3 Tata Cara Penggantian Faktur Pajak Yang
Hilang.................................................9
2.4 Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar Yang Rusak Atau Cacat Atau Salah
Dalam Pengisian Atau Salah Dalam Penulisan ...................................................9
2.5 Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar Sehubungan Dengan Pembayaran
Dalam Mata Uang Asing Oleh Pemungut Ppn ..................................................10
2.6 LARANGAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK..................................................11
2.7 CONTOH FAKTUR PAJAK.............................................................................11
2.7.1 FAKTUR PAJAK STANDAR .............................................................11
2.8 PAJAK MASUKAN & PAJAK KELUARAN..................................................17
2.9 PENGKREDITAN PM (1) ................................................................................18
2.9.1. Syarat Formal ...........................................................................................18
2.9.2. Syarat Material..........................................................................................18
2.10. PENGKREDITAN PM (2) ..............................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
beralih ke sistem yang berbentuk elektronik. sistem berbentuk elektronik yang
dimaksud adalah e-Nofa (elektronik nomor faktur). Di dalam e-Nofa kantor pajak mulai
menertibkan nomor faktur yang akan dipakai oleh PKP. sehingga nomor faktur
Hendratno, staff KPP Pratama Batu) sudah tidak bisa dibuat sendiri oleh PKP
melainkan kantor pajak yang berhak menerbitkan nomor faktur sesuai dengan jatah
nomor yang diberikan. (Yuli Tahun 2015, Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
memberlakukan faktur pajak berbentuk elektronik (e-faktur) bagi seluruh PKP di pulau
Jawa dan Bali yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 2015. Pemberlakuan e-faktur pajak
digunakan untuk melakukan tertib administrasi nomor faktur dan faktur pajak yang
dikeluarkan. sebanyak 254.095 PKP atau sebesar 53,67% yang terdaftar di pulau Jawa
Bali. Hingga akhir Juni 2015, terdata 89.857 PKP atau 64,43% dari total PKP Jawa Bali
yang membuat faktur pajak dan sudah memiliki sertifikat. Dari jumlah tersebut terdapat
84.022 PKP atau 60,18%.Manfaat bagi pengusaha yang menggunakan e-faktur adalah
tanda tangan basah bisa digantikan tanda tangan elektronik, e-faktur pajak tidak harus
dicetak, aplikasi faktur pajak juga dapat membuat SPT (Surat Pemberitahuan) Masa
PPN sehingga PKP tidak perlu lagi membuatnya sendiri, pengusaha dapat meminta
nomor seri faktur pajak melalui situs pajak dan tidak perlu lagi datang ke KPP (Kantor
Pelayanan Pajak). Sesuai dengan pasal 11 ayat (4) PMK Nomor: 151/PMK.03/2013
diatur bahwa PKP yang diwajibkan membuat e-faktur namun tidak membuat atau
membuat e-faktur namun tidak mengikuti tata cara yang telah ditentukan, maka PKP
tersebut dianggap tidak membuat faktur pajak. Oleh karena itu, PKP dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 2 % dari DPP (Dasar Pengenaan Pajak), sesuai
dengan pasal 14 ayat (4) Undang-Undang (UU) Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU
Nomor 28 tahun 2007.
2
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
Untuk mengetahui kegunaan faktur dalam kehidupan sehari – hari dan dalam dunia
kerja atau bisnis . serta untuk memperkuat transaksi yang terjadi antara penjual dan
pembeli apabila terjadi kesalahan dalam berbisnis .
3
BAB II. LANDASAN TEORI
4
bersangkutan.
e. Dalam hal rincian BKP atau JKP yang diserahkan tidak dapat ditampung dalam satu
Faktur Pajak, maka PKP dapat membuat lebih dari satu Faktur Pajak yang masing-
masing diisi secara lengkap.
f. Sebelum PKP menerbitkan Faktur Pajak Standar diharuskan melaporkan Nomor Seri
Faktur Pajak Standar yang akan digunakan kepada Kepala KPP di tempat PKP
dikukuhkan.
g. Faktur Penjualan yang memuat keterangan dan yang pengisiannya sesuai dengan
ketentuan pada huruf c. di atas dapat dipersamakan sebagai Faktur Pajak Standar.
h. PKP yang menggunakan Faktur Penjualan sebagai Faktur Pajak Standar harus
memberitahukan kepada Kepala KPP di tempat PKP dikukuhkan untuk mendapatkan
Kode Faktur Pajak.
i. Atas Faktur Pajak Standar yang cacat, atau rusak, atau salah dalam pengisian, atau
penulisan, atau yang hilang, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak Standar tersebut
dapat membuat Faktur Pajak Standar Pengganti. Tata cara penggantian dan
pembetulan Faktur Pajak Standar dapat dilihat pada Seri PPN – 05.
Catatan :
Tata cara penggunaan Faktur Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang mengalami
perubahan NPWP karena Reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak:
*PKP masih dapat menggunakan NPWP serta Kode dan Nomor Seri Faktur
Pajak lama sampai dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) baru menerbitkan
Surat Pemberitahuan Perubahan Kode dan Nama KPP;
*PKP wajib melaporkan secara tertulis jumlah Faktur Pajak yang belum
digunakan pada tanggal 1 Mei 2002 kepada KPP yang baru dengan cara
melaporkan Nomor Seri Faktur Pajak yang belum digunakan tersebut, paling
lambat tanggal 1 Juni 2002.
*Faktur Pajak yang masih tersisa pada akhir Masa Pajak Desember 2002 harus
dimusnahkan dengan membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani
5
PKP yang bersangkutan dan dilaporkan kepada KPP yang baru paling lambat
tanggal 6 Januari 2003.
6
penerima JKP sebagai dasar untuk pengkreditan Pajak Masukan.
e. Faktur Pajak Standar yang diisi tidak lengkap bukan merupakan Faktur Pajak
Sederhana
7
dibuat/ dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;
g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas
pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean;
h. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/ dikeluarkan untuk penyerahan jasa
kepelabuhan;
i. Tanda pembayaran atau kuitansi listrik.
Faktur Pajak Gabungan yang merupakan Faktur Pajak Standar harus dibuat
paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan BKP dan
atau JKP.
c. FAKTUR PAJAK SEDERHANA
8
-Penyerahan BKP atau saat penyerahan JKP, atau
-Pada saat pembayaran apabila pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP
atau JKP.
9
- Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam pengisian
atau salah dalam penulisan, tidak diperkenankan dengan cara menghapus atau
mencoret atau dengan cara lain, selain dengan cara membuat Faktur Pajak pengganti.
- Penerbitan Faktur Pajak Standar pengganti dilaksanakan seperti halnya pembuatan
Faktur Pajak Standar biasa.
- Faktur Pajak Standar pengganti diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan
dilampiri dengan Faktur Pajak Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam
pengisian atau salah dalam penulisan tersebut.
- Pada Faktur Pajak Standar pengganti dibubuhkan cap yang mencantumkan Nomor
Seri, Kode dan tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti tersebut.
- Faktur Pajak Standar pengganti dilaporkan dalam SPT Masa PPN pada Masa Pajak
yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak Standar yang diganti.
- Penerbitan Faktur Pajak Standar pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk
membetulkan SPT Masa PPN pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan
Faktur Pajak tersebut.
10
paraf disamping angka yang diperbaiki tersebut ( tidak boleh dihapus atau ditip-ex)
Nama : PT ABC
Nama : PT XYZ
11
Dasar Pengenaan Pajak 2.000.000,00
PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak 200.000,00
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Tarif DPP PPn BM Jakarta, 5 April 2001
………% Rp…………................ Rp………….....
Catatan:
Kurs: Rp................../.................
NOTA RETUR
A. PENGEMBALIAN BARANG KENA PAJAK DAN PEMBUATAN NOTA
RETUR
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM) atas penyerahan Barang Kena Pajakyang dikembalikan (retur), dapat
dikurangkan dari PPN dan PpnBM yang terutang dalam masa pajak yang sama.
2. Dalam hal terjadi pengembalian Barang Kena Pajak, maka pembeli harus
12
membuat dan menyampaikan Nota Retur kepada PKP penjual, kecuali diganti
dengan BKP yang jenisnya, tipenya, jumlahnya dan harganya sama.
3. Nota Retur sekurang-kurangnya harus mencantumkan :
a. Nomor urut;
b. Nomor dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang dikembalikan;
c. Nama, alamat, dan NPWP pembeli;
d. Nama, alamat, NPWP, yang menerbitkan Faktur Pajak;
e. Jenis barang dan harga jual BKP yang dikembalikan;
f. PPN atas BKP yang dikembalikan;
g. PPn BM atas BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan;
h. Tanggal pembuatan Nota Retur;
i. Tanda tangan pembeli.
13
Dalam hal pengembalian Barang Kana Pajak terjadi masih dalam Masa Pajak yang sama
dengan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak tersebut, tidak harus ditatausahakan
sebagai pengembalian BKP, melainkan dapat ditatausahakan sebagai pembatalan atau
perbaikan atas penyerahan berikut Faktur Pajak yang bersangkutan.Dengan demikian
tidak perlu dibuatkan Nota Retur.
C. PELAPORAN NOTA RETUR DALAM SPT MASA PPN
Nota Retur yang dibuat oleh pembeli dan yang diterima oleh PKP penjual harus
dilaporkan dalam SPT Masa PPN, agar dapat mengurangi PPN/ PPn BM yang telah
dilaporkan dalam SPT Masa PPN sebelumnya.
1. Pengurangan PPN dan PPN BM oleh PKP penjual dilakukan dalam Masa Pajak yang
sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur.
2. Dalam hal Nota Retur belum dapat diperhitungkan dalam Masa Pajak yang sama
dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur, maka Nota Retur dapat diperhitungkan oleh
PKP penjual dalam Masa Pajak diterimanya Nota Retur tersebut.
3. Pengurangan PPN dan PPn BM, harta, atau pengurangan biaya oleh pembeli dilakukan
dalam Masa Pajak dibuatnya Nota Retur.
D. NOTA RETUR MENGURANGI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI/ HARTA/ BIAYA
Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak yang dikembalikan oleh
pembeli mengurangi :
1. Pajak Keluaran bagi Pengusaha Kena Pajak penjual, sepanjang Faktur Pajak (Faktur
Pajak Standar atau Faktur Pajak Sederhana) atas penyerahan Barang Kena Pajak
tersebut telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN.
2. Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak pembeli, sepanjang Pajak Masukannya
dapat dikreditkan dan telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN.
3. Harta atau biaya bagi Pengusaha Kena Pajak pembeli, dalam hal Pajak Masukannya
tidak dapat dikreditkan dan telah dikapitalisasi atau telah dibebankan sebagai biaya.
4. Harta atau biaya bagi pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak.
14
E. NOTA RETUR MENGURANGI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH/
HARTA / BIAYA
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak Yang
Tergolong Mewah yang dikembalikan oleh pembeli mengurangi :
1. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menghasilkan dan menyerahkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah,
sepanjang Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah
tersebut telah tercantum dalam Faktur Pajak Standar dan telah dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Masa PPN.
2. Harta atau biaya bagi Pengusaha Kena Pajak yang bertindak sebagai pembeli.
3. Harta atau biaya bagi pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak.
15
16
FAKTUR PAJAK
Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 PerMenKeu No. 151/PMK.03/2013
Faktur Pajak Elektronik (e-Faktur) yaitu Faktur Pajak yang dibuat secara
elektronik sesuai PerDirJen Pajak mengenai tata cara pembuatan Faktur Pajak
yang berbentuk elektronik, untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak
Faktur Pajak berbentuk Kertas (hardcopy) yaitu Faktur Pajak yg dibuat tdk scr
elektronik berdasarkan PerDirJen Pajak utk setiap penyerahan dan/atau ekspor
BKP dan/atau penyerahan dan/atau ekspor JKP
Berbentuk Elektronik diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2014 Jo. PER31/PJ/2017
Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak Berbentuk
Elektronik diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014
17
2.9 PENGKREDITAN PM (1)
Persyaratan umum PM dapat dikreditkan
UU PPN Pasal 9 ayat 2 menyatakan bahwa Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak
dikreditkan dgn Pajak Keluaran dalam masa pajak yang sama
UU PPN Pasal 9 ayat 2b menyatakan bahwa Pajak Masukan yang dikreditkan harus
menggunakan Faktur Pajak yg memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
UU PPN Pasal 13 ayat 5 dan ayat 9
UU PPN Pasal 9 ayat 3 menyatakan bahwa Apabila dalam suatu masa pajak, Pajak
Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, selisihnya merupakan Pajak
Pertambahan Nilai yang harus disetor oleh Pengusaha Kena Pajak UU PPN Pasal 9 ayat
4 menyatakan bhw Apabila dlm suatu masa pajak, Pajak Masukan yg dpt dikreditkan
lebih besar dari pada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yg
dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.
18