Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENCATATAN DAN PEMBUKUAN”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perpajakan


yang Di Ampu Oleh:
Drs. Zirman, MM., Ak.
Suci Nurulita, SE., M.Si.

Tim Penyusun:

Irma Diade Simbolon (1902112843)

Rinda Wulandari (1902112871)

KELAS E

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas rahmat
serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Pembukuan dan Pencatatan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Perpajakan di Universitas Riau.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami meyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Universitas Riau, 26 Oktober 2020

Tim Penyusun (DAMA)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembukuan Dan pajak ........................................................... 3
2.2 Kewajiban Pembukuan Dan pajak .......................................................... 3
2.3 Pengecualian Dari Kewajiban Pembukuan Dan Pencatatan ................... 4
2.4 Tujuan Pembukuan dan Pencatatan ......................................................... 4
2.5 Syarat Dalam Penyelenggaraan Pembukuan Dan Pencatatan ................. 4
2.6 Prinsip Dan Metode Pembukuan ............................................................. 6
2.7 Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata Uang Selain Rupiah ......... 7
2.8 Tempat Penyimpanan Buku/Catatan/Dokumen ...................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan bentuk iuran ke kas negara yang bersumber dari masyarakat untuk
membayar pengeluaran umum tanpa mendapatkan kontraprestasi yang langsung dapat
ditunjukkan kepada masyarakat. Dalam perpajakan, diperlukan pencatatan dan
pembukuan pajak yang akan mempermudah Wajib Pajak dalam melakukan kegitan
terkait pelaporan pajak seperti pengisian SPT, menghitung Penghasilan Kena Pajak, dan
melihat posisi keuangan atau hasil kegiatan suatu usaha.
Pencatatan dan pembukuan pajak memiliki tujuan dan digunakanakan sebagai dasar
perhitungan pajak terutang dalam suatu tahun pajak tersebut. Terdapat informasi yang
harus akurat dalam perhitungan pajak, yaitu penghasilan Wajib Pajak yang menjadi salah
satu hal yang paling penting dalam pengenaan pajak yang adil dan senilai dengan
kemampuan ekonomi Wajib Pajak. Oleh karena itu, untuk dapat menyajikan suatu
informasi yang akurat, benar dan lengkap, maka Wajib Pajak harus melakukan atau
menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan pajak. Sehingga dengan pencatatan dan
pembukuan ini, Wajib Pajak akan dapat mengetahui sendiri berapa besarnya pajak
terhutang, melakukan penyetoran dan melakukan pelaporan pajak, dengan berdasarkan
informasi yang tercakup dalam pencatatan dan pembukuan yang telah di buat secara
benar dan lengkap tadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pembukuan dan pencatatan?
2. Siapakah yang wajib menyelenggarakan pembukuan?
3. Siapa yang dikecualikan dari penyelenggaraan pembukuan?
4. Apa saja tujuan dari pembukuan dan pencatatan?
5. Apa saja syarat-syarat dalam penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan?
6. Apa saja metode yang digunakan dalam pembukuan?
7. Bagaimana proses pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain Rupiah?
8. Dimanakah tempat penyimpanan buku/catatan/dokumen?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembukuan dan pencatatan;
2. Mengetahui kewajiban penyelengaraan pembukuan;
3. Mengetahui pihak yang dikecualikan dari penyelenggaraan pembukuan;
4. Mengetahui tujuan dari pembukuan dan pencatatan;
5. Mengetahui syarat-syarat dalam penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan;
6. Mengetahui metode yang digunakan dalam pembukuan;
7. Mengetahui proses pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain Rupiah;
8. Mengetahui tempat penyimpanan buku/catatan/dokumen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembukuan dan Pencatatan


2.1.1 Pengertian Pembukuan Pajak
Menurut UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 angka 29,
pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi aset,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
2.1.2 Pengertian Pencatatan Pajak
Berdasarkan UU KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 28 ayat (29),
Pencatatan diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak terutang termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.

2.1 Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan


2.2.1 Kewajiban Pembukuan
Menurut Ketentuan Pokok Pembukuan Pasal 28 Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2007, yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah:
1. Wajib Pajak Badan;
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas, kecuali Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran brutonya dalam
satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000,00.
2.2.2 Kewajiban Pencatatan
Adapun yang wajib menyelenggarakan pencatatan yaitu:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan atau usaha atau
pekerjaan bebas dan peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari
Rp 4.800.000.000,00 dapat menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan norma penghitungan penghasilan neto, dengan syarat

3
memberitahukan ke Direktur Jenderal Pajak jangka waktu 3 bulan
pertama dari tahun pajak yang bersangkutan;
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.

2.2 Pengecualian dari Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan


Adapun pihak yang dikecualikan dari kewajiban pembukuan menurut pasal 28
ayat 2 UU KUP adalah:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
yang diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma
perhitungan penghasilan neto;
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.

2.3 Tujuan Pembukuan dan Pencatatan


Adapun tujuan dari penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan adalah sebagai
berikut:
1. Mempermudah pengisian SPT;
2. Mempermudah penghitungan Penghasilan Kena Pajak;
3. Mempermudah penghitungan PPN dan PPnBM;
4. Mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas.

2.4 Syarat dalam Penyelenggaraan Pembukuan dan Pencatatan


2.5.1 Syarat Pembukuan
Adapun syarat-syarat untuk penyelenggaraan pembukuan adalah sebagai
berikut:
 Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang KUP mengatur bahwa pembukuan atau
pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad
baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya;
 Pasal 28 ayat (4) Undang-Undang KUP mengatur bahwa pembukuan atau
pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;

4
 Pasal 28 ayat (5) Undang-Undang KUP mengatur bahwa pembukuan
diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas;
 Pasal 28 ayat (6) Undang-Undang KUP mengatur bahwa perubahan
terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak;
 Pasal 28 ayat (7) Undang-Undang KUP mengatur bahwa pembukuan
sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang;
 Pasal 28 ayat (8) Undang-Undang KUP mengatur bahwa pembukan
dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri
Keuangan;
 Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta
dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan atau usaha pekerjaan
bebas Wajib Pajak wajib disimpan selama 10 tahun.
2.5.2 Syarat Pencatatan
 Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan
keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia;
 Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan secara kronologis;
 Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan di
tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun;
 Pencatatan harus dapat menggambarkan antara lain:
 Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto
yang diterima dan/atau diperoleh;
 Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.

5
2.5 Prinsip dan Metode Pembukuan
Pembukuan harus diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan juga dengan
metode yang ditetapkan.
2.6.1 Prinsip Taat Asas
Prinsip taat asas merupakan prinsip yang sama digunakan dalam metode
pembukuan dengan tahun sebelumnya guna mencegah pergeseran laba
maupun rugi. Berikut merupakan contoh penerapan prinsip taat asas dalam
metode pembukuan:
a. Stelsel pengakuan penghasilan;
b. Tahun buku;
c. Metode nilai persediaan; atau
d. Metode penyusutan dan amortisasi.
2.6.2 Metode Pembukuan
a. Metode Stelsel Akrual (Accrual Basis)
Metode Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan
penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh
dan biaya diakui pada waktu terutang. Metode ini tidak tergantung
terhadap waktu penghasilan itu diterima dan waktu biaya itu dibayar
secara tunai.
b. Metode Stelsel Kas (Cash Basis)
Metode Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya
didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara
tunai. Menurut metode stelsel kas, penghasilan baru dianggap sebagai
penghasilan apabila benar-benar telah diterima secara tunai dalam suatu
periode tertentu serta biaya baru dianggap sebagai biaya apabila benar-
benar telah dibayar secara tunai dalam suatu periode tertentu.
Metode Stelsel Kas biasanya digunakan oleh perusahaan kecil
orang pribadi atau perusahaan jasa, misalnya transportasi, hiburan, dan
restoran yang tenggang waktu antara penyerahan jasa dan penerimaan
pembayarannya tidak berlangsung lama. Dalam Metode Stelsel Kas murni,
penghasilan dari penyerahan barang atau jasa ditetapkan pada saat
pembayaran dari pelanggan diterima dan biaya-biaya ditetapkan pada saat
barang, jasa, dan biaya operasi lain dibayar.

6
Penghitungan Pajak Penghasilan dalam memakai stelsel kas harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi
seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam
menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh
pembelian dan persediaan.
b) Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang
dapat diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan
hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.
c) Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat azas (konsisten).

2.6 Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang selain Rupiah
Di Indonesia, banyak perusahaan atau wajib pajak menyimpan asetnya dalam
mata uang selain rupiah. Jika pembayar pajak menyimpan pembukuan dalam bahasa
asing dan juga mata uang asing (dalam hal ini Dolar AS), ada beberapa syarat harus
dipenuhi, yaitu:
1. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yaitu Wajib Pajak yang
beroperasi berdasarkan Peraturan Perudang-undangan yang mengatur mengenai
Penanaman Modal Asing;
2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya, yaitu Wajib Pajak yang beroperasi
berdasarkan kontrak dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai pertambangan;
3. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi Hasil, yaitu Wajib Pajak yang beroperasi
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai
pertambangan minyak dan gas bumi;
4. Bentuk Usaha Tetap, yaitu bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (5) UU Pajak Penghasilan atau menurut Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) yang terkait;
5. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan anak (subsidiary
company) yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan induk (parent
company) di luar negeri dalam hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (4) huruf a dan b UU Pajak Penghasilan;
6. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan Reksadana dalam denominasi
mata uang Dollar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan
7
Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawasan Pasar Modal – Lembaga
Keuangan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Adapun tata cara dalam pengajuan penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa


asing dan mata uang selain Rupiah adalah sebagai berikut:
 Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
mata uang Dollar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu
mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali Wajib Pajak dalam rangka
Kontrak Karya atau WP dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
 Izin tertulis dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan
kepada Kepala Kantor Wilayah, paling lambat 3 (tiga) bulan :
 Sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai;
 Sejak tanggal pendirian bagi WP baru untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun
Pajak pertama.
 Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas
permohonan tersebut paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dari Wajib
Pajak diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan
Kepala Kantor Wilayah belum memberikan keputusan maka permohonan Wajib
Pajak tersebut dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri
Keuangan menerbitkan keputusan pemberian izin untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat.

2.7 Tempat Penyimpanan Buku/Catatan/Dokumen


Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain dikelola secara elektronik dan
disimpan di Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu untuk:
1. Wajib Pajak orang pribadi, di tempat kegiatan atau tempat tinggal;
2. Wajib Pajak badan, di tempat kedudukan.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencatatan kegiatan pengumpulan data secara teratur tentang penerimaan
bruto atau penghasilan bruto sebagai dasar penghitungan pajak terutang. Sedangkan
pembukuan merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan dalam periode tahun pajak tersebut.
Adapun tujuan pencatatan dan pembukuan pajak adalah untuk memberi kemudahan
dalam pengisian SPT; penghitungan Penghasilan Kena Pajak; penghitungan PPN dan
PPnBM; dan mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha.

9
Daftar Pustaka
Mardiasmo. 2019. Perpajakan edisi 2019. Yogyakarta: Andi Publisher

Pajak, M. (2019, April 27). Pembukuan dan Pencatatan Bagi Wajib Pajak. Retrieved
November 04, 2020, from materipajak.id: https://materipajak.id/pencatatan-bagi-
wajib-pajak/

10

Anda mungkin juga menyukai