Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI PERPAJAKAN

“Persamaan dan Perbedaan Pembukuan serta Pencatatan

Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan”

Dosen Pengampu:

Abdullah Mujaddid, S.E., M.M., BKP

Oleh:

Wardatuz Zakiyyah (17030209)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat-Nyalah sehingga
makalah ini berhasil kami selesaikan. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah
Akuntansi Perpajakan. Adapun judul yang diambil dalam makalah ini adalah “Persamaan dan
Perbedaan Pembukuan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan”.

Ucapan terima kasih kami berikan kepada semua pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan dari mereka semua, penyusunan makalah ini
belum tentu bisa terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, sehingga kritik
dan saran sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.

Jumat, 03 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4

2.1 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

3.1 Tujuan Penulis ............................................................................................................. 4

BAB II ....................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6

2.1 Definisi Pembukuan dan Pencatatan ........................................................................... 6

2.2 Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah ............................... 6

2.3 Persamaan Pembukuan serta Pencatatan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan ....... 8

2.4 Perbedaan Pembukuan serta Pencatatan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan ....... 9

BAB III.................................................................................................................................... 10

PENUTUP ............................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10

3.2 Saran .......................................................................................................................... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bentuk Pembukuan/pencatatan pajak di pergunakan sebagai dasar perhitungan
pajak terutang pada suatu tahun pajak, selain itu informasi yang benar dan lengkap.
Penghasilan wajib pajak sangat penting untuk dapat mengenakan pajak yang adil dan
wajar senilai dengan kemampuan ekonomis wajib pajak. Untuk dapat menyajikan
informasi yang di maksud, wajib pajak harus menyelenggarakan pembukuan. Dimana
dengan pembukuan tersebut wajib pajak dapat mengetahui sendiri berapa besarnya
pajak terutang, menyetor dan melapor pajak.

Laporan keuangan yang disusun perusahaan biasanya harus disesuaikan


dengan peraturan fiskal ketika laporan keuangan tersebut sebagai dasar pada SPT PPh
yang disampaikan ke kantor pajak. Hal ini disebabkan laporan keuangan perusahaan
mengacu pada standar akuntansi komersial. Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
pajak maka perusahaan melakukan penyesuaian fiskal (koreksi fiskal). Dengan
adanya perbedaan antara laba (rugi) menurut perhitungan akuntansi komersial dengan
akuntansi fiskal, maka sebelum menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, terlebih
dahulu laba/rugi komersial tersebut harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa itu pembukuan dan pencatatan?
2. Bagaimana Pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain rupiah?
3. Apa persamaan pembukuan dan pencatatan wajib pajak orang pribadi dan badan?
4. Apa perbedaan pembukuan dan pencatatan wajib pajak orang pribadi dan badan ?

3.1 Tujuan Penulis


1. Untuk mengetahui apa itu pembukuan dan pencatatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana Pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang
selain rupiah.
3. Untuk Mengetahui apa persamaan pembukuan dan pencatatan wajib pajak orang
pribadi dan badan.

4
4. Untuk mengetahui apa perbedaan pembukuan dan pencatatan wajib pajak orang
pribadi dan badan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembukuan dan Pencatatan


Dalam Dalam undang-undang KUP pasal 1 angka 29 disebutkan bahwa
pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan dimana meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
atau jasa, yang ditutup dengan menyusun sebuah laporan keuangan setidaknya berupa
neraca, dan Laporan Laba Rugi untuk periode tahun pajak yang bersangkutan.

Sementara menurut undang-undang KUP khususnya pasal 28 ayat 9


disebutkan bahwa pencatatan merupakan pengumpulan data secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek
pajak dan atau dikenakan pajak yang bersifat final.

Ketentuan pembukuan dan pencatatan dalam undang-undang KUP sudah


mengatur tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam
melaksanakan pencatatan dan pembukuan. Adapun syarat pembukuan dan pencatatan

Pencatatan harus menggambarkan peredaran atau penerimaan bruto kemudian


menggambarkan penghasilan bukan objek pajak dan atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.

Bagi wajib pajak yang memiliki lebih dari satu jenis usaha atau tempat usaha,
pencatatan hrus menggambarkan secara jelas untuk masing masing jenis usaha atau
tempat usaha yang bersangkutan. Selain kewajiban untuk menyelenggarakan
pencatatan bagi wajib pajak orang pribadi harus menyelenggarakan pencatatan atas
harta dan kewajiban.

2.2 Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah
Dalam peraturan menteri keuangan yaitu PMK no.1/PMK.03/2015 wajib pajak
yang diperkenankan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dolar bisa kita lihat

6
dalam peraturan tersebut. Tata cara penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa asing
dan mata uang selain rupiah :

1. Tentunya wajib pajak harus terlebih dulu mendapatkan izin tertulis dari
Kementerian Keuangan kemudian surat permohonan kepala kantor wilayah
(Kanwil) paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku yang disesuaikan.
selanjutnya atas permohonan tersebut paling lama 1 bulan sejak permohonan
dari wajib pajak diterima secara lengkap.
2. Sedangkan untuk wajib pajak dalam rangka kontrak karya atau kontraktor
kontrak kerjasama cukup wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar paling lambat 3 bulan
sejak tanggal pendirian bagi wajib pajak yang sudah menyelenggarakan
pendirian atau menyelenggarakan kontrak karyanya tersebut.

selanjutnya tempat penyimpanan buku catatan atau dokumen.

buku catatan atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau dikelola secara program online itu termasuk tempat
penyimpanan, di mana saat ini sudah dilakukan pelaporan secara online yang telah
disiapkan oleh DJP untuk pelaporan itu juga termasuk kategori tempat penyimpanan,
wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia.

Perubahan tahun buku dan metode pembukuan berubah terhadap metode


pembukuan dan atau tahun bukuharus mendapat persetujuan dari direkturJenderal
Pajak, Jadi tidak boleh kita seenaknya sendiri merubah tahun bukuArtinya bahwakita
dituntut untuk konsistensi dalam pembukuan

Adapun skema pembukuan dan pencatatanuntuk wajib pajak orang pribadi itu
wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas dengan
peredaran usaha lebih besar atau diatas 4,8 miliar, jadi wajib menyelenggarakan
pembukuan. sedangkan yang dikecualikan di dalam pembukuan yaitu wajib pajak
yang dikecualikan dari kewajiban penyelenggaraan pembukuan adalah wajib pajak
yang tidak wajib menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, itu
adalah skema pembukuan dan pencatatan untuk WPOP.

7
Semua itu ada dasar hukumnya Adapun dasar hukumnya adalah undang-
undang nomor 16 tahun 2009 tentang KUP khususnya pada pasal 28 ayat 1 dan ayat 2
kemudian norma perhitungan penghasilan neto untuk wajib pajak orang pribadi jadi
untuk melihat norma perhitungan penghasilan netto kita bisa melihat di peraturan
direktur jenderal pajak nomor R17/BC no 2015 atau bisa langsung ke website resmi
dari DJP yaitu www.pajak.go.id

Manfaat pembukuan dan pencatatan untuk wajib pajak orang pribadi setidak-tidaknya

1. untuk menghitung pajak yang terutang.


2. untuk mempermudah perhitungan besarnya pajak penghasilan kena pajak
3. kemudian mempermudah dalam pengisian SPT
4. kemudian bisa melihat atau mengetahui posisi keuangan untuk manfaat
pembukuan dan pencatatan wajib pajak orang pribadi

Ada beberapa prinsip pembukuan dan pencatatan selain wajib pajak orang
pribadi ini kita khususkan untuk pembukuan dan pencatatan untuk wajib pajak badan
dalam penyelenggaraan pembukuan wajib pajak badan harus prinsip taat asas baik
dengan stelsel akrual atau stelsel kas untuk wajib pajak badan. Adapun ke semua dari
yang diuraikan ada tujuan pembukuan dan pencatatan khususnya untuk wajib pajak
badan yaitu yang

1. Pertama mempermudah pengisian SPT


2. Mempermudah dalam perhitungan penghasilan kena pajak
3. Mempermudah dalam pencatatan yang terkait dengan PPN dan PPNBM
4. Untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas

2.3 Persamaan Pembukuan serta Pencatatan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan
Sebelum membahas lebih lanjut perbedaan pembukuan dan pencatatan pajak,
ada baiknya kita lihat dulu persamaan keduanya.

Pada dasarnya, penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan ditujukan untuk


mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, seperti pengisian
SPT, perhitungan penghasilan kena pajak, PPN, dan PPnBM, serta mengetahui posisi
keuangan dari hasil kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

8
2.4 Perbedaan Pembukuan serta Pencatatan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
Beberapa dasar yang membedakan pembukuan dan pencatatan pajak. Yang
wajib menyelenggarakan pembukuan adalah wajib pajak badan dan wajib pajak
pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Sedangkan yang wajib
menyelenggarakan pencatatan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto dalam satu tahun kurang
dari 4,8 miliar rupiah dan wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas.

Dari segi syarat yang sudah dijelaskan diatas, pembukuan diselenggarakan


dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas. Selain itu,
pembukuan yang menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh wajib pajak setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan.

Pada pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,


kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga
dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. Sedangkan untuk pencatatan, terdiri atas
data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang. Termasuk di dalamnya penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang
dikenai pajak yang bersifat final.

Beberapa tujuan dibuatnya pembukuan dan pencatatan pajak adalah untuk


mempermudah pengisian SPT, perhitungan penghasilan kena pajak, PPN, dan
PPnBM, serta mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas.
Di OnlinePajak, Anda bisa melakukan pelaporan untuk SPT, PPN, dan PPnBM, serta
perhitungan untuk penghasilan kena pajak.

1) Keuntungan :
 Pembukuan : mencerminkan keadaan yang sebesarnya dari
kegiatan/usaha Wajib Pajak
 Pencatatan : kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari
kegiatan/usaha Wajib Pajak
2) Kerugian :
 Pembukuan : –
 Pencatatan : perhitungan pajak penghasilan terutang tidak akurat

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap akhir tahun, ada kegiatan yang menarik untuk diperhatikan pada
perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan yang mempunyai kesadaran akan
pentingnya pembukuan dan pencatatan pajak. Pembukuan yaitu suatu proses
pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuanganyang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut. Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto
dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak
yang bersifat final.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan dari pembukuan
serta pencataan wajib pajak orang pribadi dan badan adalah sama-sama ditujukan
untuk mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, seperti
pengisian SPT, perhitungan penghasilan kena pajak, PPN, dan PPnBM, serta
mengetahui posisi keuangan dari hasil kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Beberapa dasar yang membedakan pembukuan dan pencatatan pajak. Yang
wajib menyelenggarakan pembukuan adalah wajib pajak badan dan wajib pajak
pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Sedangkan yang wajib
menyelenggarakan pencatatan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto dalam satu tahun kurang
dari 4,8 miliar rupiah dan wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hal yang perlu adanya perbaikan-
perbaikan dalam penyusunan makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga

10
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya,
terima kasih.

11

Anda mungkin juga menyukai