Disusun
oleh kelompok 8 :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul
“PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA” ini adalah sebagai
pemenuhan tugas kelompok semester yang diberikan demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak MOH. DA’I
BACHTIAR, S.E, M.AK selaku dosen mata kuliah Hukum Pajak dan
ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang
lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat
memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
F. Penyitaan................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara melakukan penagihan pajak ada dua jenis yaitu penagihan pajak
dengan surat teguran dan penagihan pajak dengan surat paksa. Agar tujuan
penagihan pajak tersebut tercapai, maka diperlukan serangkaian tindakan
yang dapat diambil oleh jurusita pajak mulai dari tindakan penerbitan surat
teguran atau sejenisnya, kemudian penyampaian surat paksa, penyampaian
surat perintah melakukan penyitaan dan pelaksanaan penyitaan, penjualan
barang hasil penyitaan, sampai dengan tindakan pencegahan bepergian ke
luar negeri dan penyanderaan.
4
teguran, dilanjutkan dengan penerbitan surat perintah melakukan penyitaan,
dan apabila masih belum dibayar, lalu dilakukan tindakan lelang negara atas
permintaan kantor pelayanan pajak yang bersangkutan, penyitaan dilakukan
oleh jurusita pajak. Tindakan penyitaan dapat dilakukan seketika dan
sekaligus tanpa menuggu urutan-urutan penagihan pajak. Tindakan
penagihan pajak yang selama ini dilaksanakan adalah berdasarkan pada UU
No.19 tahun 1997.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan timbulnya sebuah utang pajak?
2. Apa definisi penagihan pajak itu sendiri?
3. Bagaimana dengan pejabat yang berwenang melakukan penagihan
pajak ?
4. Apa yang dimaksud dengan penagihan pajak dengan surat paksa?
5. Apa sajakah tahapan dan prosedur penagihan pajak dengan surat
paksa?
6. Apa yang dimaksud dengan penyitaan itu sendiri?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui timbulnya sebuah utang pajak.
2. Agar dapat mengetahui definisi dari penagihan pajak itu sendiri.
3. Agar dapat mengetahui siapa pejabat yang berwenang dalam
melakukan penagihan pajak.
4. Agar dapat mengetahui penagihan pajak dengan surat paksa.
5. Agar dapat mengetahui apa saja tahapan dan prosedur penagihan
pajak menggunakan surat paksa.
6. Agar dapat mengetahui sebuah penyitaan setelah melakukan
penagihan menggunakan surat paksa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun ajaran yang mengatur tentang timbulnya utang pajak yaitu ada 2
diantaranya :
2. Ajaran materil ,yaitu utang pajak timbul jika ada sesuatu yang
menyebabkan (tatbestand) yaitu rangkaian dari perbuatan-perbuatan,
keadaan-keadaan.
6
Dalam penagihan utang pajak pasti ada waktu berakhirnya utang pajak
dengan cara yang sudah di tetapkan dalam system perpajakan seperti:
a. Pembayaran atau pelunasan
Pembayaran atau pelunasan pajak dapat dilakukan wajib pajak
dengan menggunakan surat setoran pajak (SPP) atau dokumen lain yang
dipersamakan. Pembayaran tersebut dapat dilakukan menggunakan
uang bukan bentuk lainnya dan disetorkan kepada kantor kas Negara,
dan kantor pos.
b. Kompensasi.
Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda
dalam tahun pajak yang sama.
c. Penghapusan utang
Penghapusan utang pajak dilakukan karena kondisi dari wajib
pajak yang bersangkutan, misalnya wajib pajak dinyatakan bangkrut
oleh pihak yang berwenang, maka utang pajak tersebut bias dihapus.
d. Daluwarsa
Daluwarsa utang pajak terjadi karena terlampaunya waktu
pengurangan pajak (penertiban surat ketetapan pajak) walupun karena
lampaunya waktu proses penagihan pajak. Adapun batas daluwarsa
utang pajak yang berlaku saat ini adalah untuk pajak pusat 5 tahun,
untuk pajak daerah 5 tahun, untuk retribusi daerah 3 tahun , untuk wajib
pajak yang tertindak pidana tidak diberikan batas waktu.
e. Pembebasan
Pembebasan pajak dilakukan berkaitan dengan kebijakan
pemerintah, missal dalam rangka meningkatkan penanaman modal
maka pemerintah memberikan kebebasan pajak untuk jangka waktu
tertentu atau pembebasan pajak wilayah-wilayah tertentu1
7
penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan secara seketika dan sekaligus
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah
disita. Dalam penagihan pajak juga ada penanggung pajak. Penangung pajak
disini di artikan sebagai orang atau badan yang menanggung atas semua
pembayaran tagihan pajak. Adapun penagihan pajak sendiri terdiri dari
beberapa tidakan ada yang bersifat pasif dan bersifataktif.
2
https://satvika.co.id/news/penagihan-pajak-dengan-surat-paksa-ppsp.html
8
Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan jurusita pajak, menerbitkan surat perintah penagihan
seketika dan sekaligus, surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan,
surat pencabutan sita, pengumuman lelang, surat penentuan harga limit,
pembatalan lelang, surat perintah penyanderaan dan surat lain yang
diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan penanggung pajak
tidak melunasi sebagian atau seluruh utang pajak menurut undang-undang
dan peraturan daerah.
9
Tahapan dan prosedur penagihan pajak dengan surat paksa. Dalam
pelaksanaan penagihan aktif tersebut dapat dilakukan dengan 4 tahap, yaitu:
1. Surat Teguran
Surat teguran, suatu peringatan atau surat lain yang sejenis adalah
surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan
kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya. Penyampaian surat
teguran merupakan awal pelaksanaan tindakan penagihan oleh fiskus untuk
memperingatkan wajib pajak yang tidak melunasi utang pajaknya sesuai
dengan keputusan penetapan (STP, SKPKB, SPKBT) sampai dengan saat
jatuh tempo. Menurut keputusan Menteri keuangan no.561/KMK.04/2000
pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa surat teguran tidak diterbitkan terhadap
penanggung pajak yang disetujui untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajaknya.
2. Surat Paksa
3. Surat Penyitaan
F. Penyitaan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://taxcenter.vokasi.unair.ac.id/2020/12/08/utang-pajak/
https://satvika.co.id/news/penagihan-pajak-dengan-surat-paksa-ppsp.html
13
14