Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUKUM PERPAJAKAN

“UTANG PAJAK

Dosen Pengampu : Fachri Wahyudi, S.H., M.H

Disusun oleh kelompok 3

1. Putri Aryanti (211250579)


2. Wahyunita (211250605)
3. Muhammad Khatib Basri (211250574)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA
BATANG HARI
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang
lain.Juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni
baginda besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga
akhir zaman.

Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan


penulisan makalah yang singkat ini dengan judul “Utang Pajak Makalah ini terdiri
dari pengertian serta pembahasaan seperti pengertian, Timbulnya utang pajak,
dan berakhirnya utang ajak

Akhirnya kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pengampu dan


Teman-teman, yang telah bersedia membaca dan mempelajarinya. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang
bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya, dan bagi kita semua selaku calon generasi pendidik masa depan
bangsa.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR................................................................................................
2

DAFTAR ISI.............................................................................................................
3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
4

A. Latar belakang..................................................................................
4
B. Rumusan masalah............................................................................
4
C. Tujuan penulisan...............................................................................
4
BABA II PEMBAHASAN.........................................................................................
5

A. Pengertian Utang pajak

B. Timbulnya utang pajak

C. Berakhirnya utang pajak

BAB III PENUTUP....................................................................................................


11

A. Kesimpulan.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu sistem pasti akan memerlukan perubahan dan itu merupakan


hukum berisi sejarahyang tidak bisa dihilangkan, demikian pula dengan sistem
perpajakan di Indonesia, sejalandengan perkembangan yang ada baik
perkembangan kenegaraan maupun kehidupan sosialmasyarakat Indonesia
maupun dari laju pembangunan nasional yang telah dicapai
diperlukan pembaharuan-pembaharuan dalam sitem maupun hukum perpajakan.
Ditinjau dari segihukum, pajak merupakan suatu perikatan.Akan tetapi perikatan
pajak berbeda dengan perikatan perdata. Dalam perikatan perdata, timbulnya per
ikatan dapat tejadi karena perjanjian dan juga undang-undang (Perikatan Hukum
Privat yang mengatur hubunganhukum individu). Perikatan perdata dilingkupi
oleh suasana hukum privat yang mengatur hubungan-hubungan hukum dari
subyek-subyek yang sederajat, sedangkan perikatan pajak dilingkupi oleh hukum
public dimana salah satu pihaknya adalah Negara yang mempunyaikewenangan
untuk memaksa. Hal penting dalam kaitan ini adalah mengenai saat timbulnya
utang pajak itu sndiri.

B. Rumusan Masalah

1.Apa pengertian Utang Pajak?

2.Bagaimana Timbulnya Utang Pajak?

3.Kapan Berakhirnya Utang Pajak?

C. Tujuan

1.Mengetahui pengertian Utang Pajak

2.Mengetahui Timbulnya Utang Pajak

3.Mengetahui Berakhirnya Utang Pajak

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Utang Pajak


Utang pajak adalah pajak yang harus dibayar termasuk
sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejesisnya berdasarka peraturan perundang-undangan perpaj
akan. Utang pajak akan timbul sesudahfiskus menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak (SKP). Akan tetapi prinsip tersebut
tidak mutlak.Utang pajak dapat timbul apabila keadaan si
wajib pajak menjadikan wajib pajak mempunyaiUtang pajak
sesuai dengan undang-undang.Menurut Rochmat Sumitro,
utang pajak adalah utang yang timbulnya
secara khususkarena negara (kreditur) terikat dan tidak dapat
memilih secara bebas siapa yang akandijadikan debiturnya ,
seperti dalam hukum perdata (Hukum Privat). Hal ini terjadi
karenautang pajak lahir karena undang-undang (Berdasarkan
atas asas-asa yuridis pemungutan pajak).Ditinjau dari segi
hukum, pajak merupakan sebuah perikatan. Akan tetapi
perikatan pajak berbeda dengan perikatan perdata.
Dalam perikatan perdata, timbulnya perikatan dapatterjadi
karena perjanjian dan juga undang-undang (Perikatan
Humum Privat yang mengatur hubungan hukum individu),
sedangkan perikatan pajak terjadi karena undang-undang
(secaraumum). Perikatan perdata dilingkupi oleh
suasana hukum privat yang mengatur hubungan-
hubungan hukum dari subyek-subyek yang yang sederajat, s
edangakan perikatan pajak dilingkupi oleh hukum publik
dimana salah satu pihaknya adalah negara yang
mempunyaikewenagan untuk memaksa. Hal penting dalam
kaitan ini adalah mengenai saat timbulnyautang pajak itu
sendiri.Pengertian menurut Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, sebagaimana telahdi ubah beberapa kali
terakhir dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007.
“UtangPajak” adalah pajak yang masih harus dibayar
termasuk sanksi administrasi berupa
bunga,denda, atau kenaikan yang tercantum dalam surat kete
tapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

B. Timbulnya Utang Pajak


5
Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang
mendasarmya dantelah terpenuhinya atau terjadi suatu
tatbestand(sasaran pemajakan), yang terdiri dari keadaan-
keadaan tertentu dan juga peristiwa ataupun perbuatan
tertentu. Tetapi yg sering terjadi adalah karena keadaan,
seperti pajak yang sangat penting(yaitu atas suatu
penghasilan atau kekayaan), dikenakan atas keadaan-
keadaan ekonomis wajib pajak yang bersangkutan. Saat
timbulnya utang pajak mempunyai peranan yang sangat
penting karna berkaitan dengan:
-Pembayaran pajak
-Memasukan surat keberatan
-Menentukan saat dimulai Dan berakhirnya jangka waktu
daluwarsa;
-Menerbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar, surat
ketetapan pajak kurang bayar tambah, dan lain-lain;
- Menentukan besarnya denda maupun sanksi administrasi
lainnya.
Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak (saat
pengakuan adanya utang pajak), yaitu ajaran materiil dan
formil.
a. Ajaran materiil
Ajaran materiil menyatakan bahwa utang pajak timbul Karna
diberlakukannya undang-undang perpajakan. Dalam ajaran ini
seseorang Akan secara aktif menentukan apakah dirinya
dikenakan pajak atau tidak sesuai dengan peraturan pajak
yang berlaku. Ajaran ini konsisten dengan penerapan self
assessment system.
b. Ajaran Formil
Ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul Karna
dikeluarkannya surat ketetapan pajak Oleh fiskus
(pemerintah). Untuk menentukan apakah seseorang
dikenakan pajak atau tidak, berapa jumlah pajak yang harus
dibayar, dan kapan jangka waktu pembayarannya dapat
diketahui dalam surat ketetapan pajak terse but. Ajaran ini
konsisten dengan penerapan Official Assessment System.

C. Berakhirnya Utang Pajak

a. Pembayaran/pelunasan

6
Pembayaran / pelunasan pajak dapat dilakukan Wajib Pajak dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau dokumen lain yang
dipersamakan.Pembayaran atau pelunasan pajak dapat dilakukan di Kantor
Kas Negara, Kantor Posdan Giro, dan Bank Persepsi. Pembayaran pajak
hanya dapat dilakukan dengan uangdan bukan dengan bentuk lainnya.

b. Kompensasi

Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda dalam tahun
pajak yang sama, misalnya antara kelebihan pembayaran PPh dengan
kekurangan pembayaran PPN, ataupun antara jenis pajak yang sama dalam
tahun yang berbedamisalnya kelebihan pembayaran PPh tahun lalu dengan
kekurangan pembayaran PPhtahun berjalan.

c. Penghapusan Utang pajak

Penghapusan Utang pajak dilakukan karena kondisi dari Wajib Pajak yang
bersangkutan, misalnya Wajib Pajak dinyatakan bangkrut oleh pihak-pihak
yang berwenang. Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapuskan karna
tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi dengan beberapa alasan seperti
yang diatur dalam KepMenKeuangan Nomor 565/KMK.04/2000 tanggal 26
Desember 2000, yaitu :

1.Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan


tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan.

2.Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi yang dibuktikan


berdasarkan surat keterangan dari Pemerintah Daerah setempat.
PenghapusanUtang pajak melalui proses

penghapusan merupakan bentuk keadilan bagi WajibPajak yang memang


benar-benar mengalami hal tersebut diatas.

3.Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa.

4.Sebab lain sesuai hasil penelitian, misalnya Wajib Pajak tidak dapat
dilakukanlagi atau dokumen tidak dapat dilakukan lagi disebabkan keadaan
yang tidak dapat dihindarkan seperti kebakaran, bencana alam, dan
sebagainya. Penelitiandilakukan melalui penelitian setempat atau penelitian
administrasi baik olehKPP maupun oleh KPPBB, yang dilakukan secara per
jenis Wajib Pajak, per tahun pajak dan per jenis ketetapan.

d.Daluwarsa atau lewat waktuDaluwarsa Utang pajak terjadi karena


terlampaunya waktu penetapan pajak (penertiban surat ketetapan pajak)
maupun karena lampaunya waktu proses penagihan pajak. Daluwarsa
dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum baik bagi WajibPajak

7
maupun fiskus maka diberikan kebebasan batas waktu tertentu untuk
penagihan pajak. Batas daluwarsa yang berlaku saat ini adalah :

1. Untuk pajak pusat adalah 5 tahun

2. Untuk pajak daerah adalah 5 tahun

3. Untuk retribusi daerah adalah 3 tahun

4. Untuk Wajib Pajak yang terlibat tindak pidana pajak tidak diberikan
bataswaktu

e.Pembebasan

Pembebasan pajak biasanya dilakukan berkaitan dengan kebijakan


pemerintah.Misalnya dalam rangka meningkatkan penanaman modal maka
pemerintahmemberikan pembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu
atau pembebasan pajak diwilayah-wilayah tertentu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Utang pajak adalah pajak yang harus dibayar termasuk sanksi


administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum
dalam surat ketetapan pajak atau surat sejesisnya berdasarka
peraturan perundang-undangan perpajakan. Utang pajak akan
timbul sesudahfiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP).
Akan tetapi prinsip tersebut tidak mutlak.Utang pajak dapat
timbul apabila keadaan si wajib pajak menjadikan wajib pajak
mempunyaiUtang pajak sesuai dengan undang-undang.

Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak (saat


pengakuan adanya utang pajak), yaitu ajaran materiil dan formil.

a. Ajaran materiil

Ajaran materiil menyatakan bahwa utang pajak timbul Karna


diberlakukannya undang-undang perpajakan. Dalam ajaran ini
seseorang Akan secara aktif menentukan apakah dirinya
dikenakan pajak atau tidak sesuai dengan peraturan pajak yang
berlaku. Ajaran ini konsisten dengan penerapan self assessment
system.

8
b. Ajaran Formil

Ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul Karna


dikeluarkannya surat ketetapan pajak Oleh fiskus (pemerintah).
Untuk menentukan apakah seseorang dikenakan pajak atau
tidak, berapa jumlah pajak yang harus dibayar, dan kapan jangka
waktu pembayarannya dapat diketahui dalam surat ketetapan
pajak terse but. Ajaran ini konsisten dengan penerapan Official
Assessment System.

Pembayaran pajak hanya dapat dilakukan dengan


Kompensasi,penghapusan utang pajak, daluarsa atau lewat waktu dan
pembebasan.

DAFTAR PUSTAKA

https://blogspot.com/2010/01/utang-pajak.htmlhhttps://blogspot.com/2010/10/utang-
pajak.html?m=1hhttps://blogspot.com/2015/04/utang-pajak.htmlhhttps://
wordpress.com/2016/01/17/cara-pengenaan-utang-pajak/

Anda mungkin juga menyukai