HUKUM PERPAJAKAN
“UTANG PAJAK
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR................................................................................................
2
DAFTAR ISI.............................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
4
A. Latar belakang..................................................................................
4
B. Rumusan masalah............................................................................
4
C. Tujuan penulisan...............................................................................
4
BABA II PEMBAHASAN.........................................................................................
5
A. Kesimpulan.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pembayaran/pelunasan
6
Pembayaran / pelunasan pajak dapat dilakukan Wajib Pajak dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau dokumen lain yang
dipersamakan.Pembayaran atau pelunasan pajak dapat dilakukan di Kantor
Kas Negara, Kantor Posdan Giro, dan Bank Persepsi. Pembayaran pajak
hanya dapat dilakukan dengan uangdan bukan dengan bentuk lainnya.
b. Kompensasi
Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda dalam tahun
pajak yang sama, misalnya antara kelebihan pembayaran PPh dengan
kekurangan pembayaran PPN, ataupun antara jenis pajak yang sama dalam
tahun yang berbedamisalnya kelebihan pembayaran PPh tahun lalu dengan
kekurangan pembayaran PPhtahun berjalan.
Penghapusan Utang pajak dilakukan karena kondisi dari Wajib Pajak yang
bersangkutan, misalnya Wajib Pajak dinyatakan bangkrut oleh pihak-pihak
yang berwenang. Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapuskan karna
tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi dengan beberapa alasan seperti
yang diatur dalam KepMenKeuangan Nomor 565/KMK.04/2000 tanggal 26
Desember 2000, yaitu :
4.Sebab lain sesuai hasil penelitian, misalnya Wajib Pajak tidak dapat
dilakukanlagi atau dokumen tidak dapat dilakukan lagi disebabkan keadaan
yang tidak dapat dihindarkan seperti kebakaran, bencana alam, dan
sebagainya. Penelitiandilakukan melalui penelitian setempat atau penelitian
administrasi baik olehKPP maupun oleh KPPBB, yang dilakukan secara per
jenis Wajib Pajak, per tahun pajak dan per jenis ketetapan.
7
maupun fiskus maka diberikan kebebasan batas waktu tertentu untuk
penagihan pajak. Batas daluwarsa yang berlaku saat ini adalah :
4. Untuk Wajib Pajak yang terlibat tindak pidana pajak tidak diberikan
bataswaktu
e.Pembebasan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Ajaran materiil
8
b. Ajaran Formil
DAFTAR PUSTAKA
https://blogspot.com/2010/01/utang-pajak.htmlhhttps://blogspot.com/2010/10/utang-
pajak.html?m=1hhttps://blogspot.com/2015/04/utang-pajak.htmlhhttps://
wordpress.com/2016/01/17/cara-pengenaan-utang-pajak/