Anda di halaman 1dari 23

BAB 10: UTANG PAJAK

Sebelum berbicara mengenai utang pajak, maka kita harus mengerti


dulu apa yang dimaksud dengan pajak dan apa yang dimaksud
dengan utang. Menurut hukum perdata, utang adalah perikatan yang
mengandung kewajiban bagi salah satu pihak (baik perorangan
maupun badan sebagai subjek hukum) untuk melakukan sesuatu
(prestasi) atau untuk tidak melakukan sesuatu, yang menjadi hak
pihak lainnya. Artinya, jika pihak yang wajib melakukan sesuatu
prestasi, tidak melakukan hal itu atau jika pihak yang wajib tidak
melakukan sesuatu, toh melakukan hal itu maka akan terjadi suatu
“contract break” sehingga pihak yang dirugikan dapat melakukan
penuntutan kepadanya di pengadilan.
Secara yuridis dalam hal utang harus ada dua pihak, yakni
pihak kreditur yang mempunyai hak dan pihak debitur
yang mempunyai kewajiban. Kedudukan debitur dan
kreditur dalam hukum perdata berbeda dengan kedudukan
debitur dan kreditur dalam hukum pajak. Perbedaan utang
perdata (utang pada umumnya) dan utang pajak dapat
dilihat dari penyebab timbulnya utang dan sifat utangnya.
UTANG PERDATA
Penyebab timbulnya utang perdata (utang biasa) umumnya karena
adanya perikatan yang dikuasai oleh hukum perdata. Dalam
perikatan, maka pihak yang satu berkewajiban memenuhi apa yang
menjadi hak pihak lain, misalnya terjadi perjanjian jual beli, maka
kewajiban penjual menyerahkan barang yang dijualnya, sedangkan si
pembeli berkewajiban membayar dengan harga yang telah
ditetapkan.
UTANG PAJAK
Pada umumnya utang pajak timbul karena undang-
undang, pemerintah dapat memaksakan pembayaran
utang kepada Wajib Pajak (WP).
Negara dan rakyat sama sekali tidak ada perikatan
yang melandasi utang itu. Hak dan kewajiban antara
negara dan rakyat tidak sama.
TIMBULNYA UTANG PAJAK
Utang pajak timbulnya karena undang-undang, menurut ajaran
materiil utang pajak timbul jika ada sesuatu yang menyebabkan
(tatbestand), yaitu rangkaian dari perbuatan-perbuatan, keadaan-
keadaan, dan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan utang
pajak adalah sebagai berikut.
a. Perbuatan-perbuatan, misalnya pengusaha melakukan impor
barang.
b. Keadaan-keadaan, misalnya memiliki harta bergerak dan harta tak
bergerak.
c. Peristiwa, misalnya mendapat hadiah.
Sedangkan menurut ajaran formal, utang pajak
itu timbulnya karena adanya surat ketetapan
pajak oleh fiskus. Jadi, meskipun syarat adanya
tatbestand sudah terpenuhi tapi sebelum ada
surat ketetapan pajak, maka belum ada utang
pajak.
Dalam sistem perpajakan Indonesia yang berlaku saat ini,
khususnya untuk Pajak Penghasilan serta Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat dilihat
bahwa yang berlaku adalah ajaran materiil karena utang pajak
timbul tanpa harus menunggu adanya ketetapan atau
penagihan dari fiskus. Sedangkan, untuk Pajak Bumi dan
Bangunan masih menganut ajaran formal karena utang pajak
timbul jika ada penetapan dari fiskus berupa Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang.
PENAGIHAN PAJAK
Dalam sistem self assessment WP membayar
utang pajak tanpa harus menunggu adanya
penagihan dari fiskus.
BERAKHIRNYA UTANG PAJAK
Utang pajak dapat berakhir karena hal-hal berikut:
1. Pembayaran/pelunasan
Pembayaran/pelunasan pajak dapat dilakukan WP dengan menggunakan surat
setoran pajak atau dokumen lain yang dipersamakan. Pembayaran atau
pelunasan pajak dapat dilakukan di Kantor Kas Negara, Kantor Pos dan Giro,
atau di Bank Persepsi.
2. Kompensasi
Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda dalam tahun
pajak yang sama, misalnya antara kelebihan pembayara PPh dan kekurangan
pembayaran PPN, ataupun antara jenis pajak yang sama dalam tahun yang
berbeda, misalnya kelebihan pembayaran PPh tahun lalu dengan kekurangan
pembayaran PPh tahun berjalan.
3. Penghapusan utang
Penghapusan utang pajak dilakukan karena kondisi WP yang bersangkutan,
misalnya WP dinyatakan bangkrut oleh pihak-pihak yang berwenang.
Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapuskan karena tidak dapat atau tidak
mungkin ditagih lagi dengan beberapa sebab (alasan) seperti diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 565/KMK.04/2000 Tanggal 26
Desember 2000 adalah sebagai berikut.
a. WP meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak
mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan.
b. WP tidak mempunyai harta kekayaan lagi.
c. Hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa.
d. Sebab lain sesuai hasil penelitian.
Untuk dapat memastikan apakah piutang pajak WP
dapat dihapuskan, tentunya terlebih dahulu akan
dilakukan penelitian, yaitu apakah melalui
penelitian setempat atau penelitian administrasi,
baik oleh KPP maupun oleh KPPBB, yang
dilakukan secara per jenis WP, per tahun pajak, dan
per jenis ketetapan.
4. Kedaluwarsa
Untuk memberikan kepastian hukum, baik bagi WP maupun
fiskus, maka diberikan batas waktu tertentu untuk penagihan pajak.
Batas kedaluwarsa yang berlaku saat ini adalah:
a. Untuk pajak pusat adalah 5 (lima) tahun;
b. Untuk pajak daerah adalah 5 (lima) tahun;
c. Untuk retribusi daerah adalah 3 (tiga) tahun;
d. Sedangkan, untuk WP yang terlibat tindak pidana pajak tidak
diberikan batas waktu.
5. Pembebasan
Pembebasan pajak biasanya dilakukan berkaitan
dengan kebijakan pemerintah. Misalnya, dalam
rangka meningkatkan penanaman modal, maka
pemerintah memberikan pembebasan pajak untuk
jangka waktu tertentu atau pembebasan pajak di
wilayah-wilayah tertentu.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Pada dasarnya terdapat tiga sistem pemungutan
pajak yang berlaku, yaitu:
1. Sistem official assessment (official assessment
system).
2. Sistem self assessment (self assessment system).
3. Sistem withholding (withholding system).
Sistem Official Assessment
Sistem Official Assessment (official assessment system)
adalah sistem pemungutan pajak di mana jumlah pajak
yang harus dilunasi atau terutang oleh WP dihitung dan
ditetapkan oleh fiskus/aparat pajak. Jadi, dalam sistem ini
WP bersifat pasif sedang fiskus bersifat aktif. Menurut
sistem ini utang pajak timbul apabila telah ada ketetapan
pajak dari fiskus.
Sistem Self Assessment
Sistem self assessment (self assessment system) adalah sistem
pemungutan pajak di mana WP harus menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang
terutang. Aparat pajak (fiskus) hanya bertugas melakukan
penyuluhan dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan WP.
Jadi, jika dihubungkan dengan ajaran timbulnya utang pajak maka
sistem self assessment sesuai dengan timbulnya utang pajak
menurut ajaran materiil; artinya utang pajak timbul apabila ada
yang menyebabkan timbulnya utang pajak (tatbestand).
Untuk menyukseskan sistem self assessment ini
dibutuhkan beberapa prasyarat dari WP sbb:
1. Kesadaran WP (tax consciousness)
2. Kejujuran WP
3. Kemauan membayar pajak dari WP (tax
mindedness).
4. Kedisiplinan WP (tax discipline)
Sistem Withholding
Sistem withholding (withholding system) adalah
sistem pemungutan pajak yang mana besarnya
pajak terutang dihitung dan dipotong oleh pihak
ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud di sini
antara lain pemberi kerja dan bendaharawan
pemerintah.
LATIHAN SOAL
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Menurut ajaran formal, kapan utang pajak akan timbul?
a. Dengan adanya perbuatan-perbuatan
b. Dengan adanya keadaan-keadaan
c. Dengan adanya peristiwa
d. Dengan adanya surat ketetapan pajak
e. Tidak ada jawaban yang benar
2. Di antara pajak-pajak di bawah ini manakah yang menganut ajaran
formal?
a. PPh.
b. PPnBM
c. PPN.
d. Bea meterai
e. PBB
3. Utang pajak dapat berakhir karena hal-hal berikut ini, yaitu….
a. Kedaluwarsa
b. Pembayaran
c. Kompensasi
d. A,b, c, benar.
e. Tidak ada jawaban yang benar
4. Sistem pemungutan pajak yang besarnya pajak terutang dihitung dan
dipotong oleh pihak ketiga disebut….
a. Official assessment system
b. Self assessment system
c. Withholding system
d. Business assessment system
e. Company assessment system
5. Untuk pajak pusat batas kedaluwarsa yang berlaku saat ini adalah ….
a. 10 tahun.
b. 5 tahun.
c. 3 tahun.
d. 1 tahun.
e. Tidak ada batas kedaluarsa.
I. Isian Singkat
1. Menurut ajaran materiil, apakah yang dapat
menimbulkan utang pajak?
2. Pajak apa sajakah dalam sistem perpajakan di
Indonesia yang menganut ajaran materiil?
3. Apa yang menyebabkan utang pajak dapat berakhir?
4. Sebutkan 3 (tiga) sistem pemungutan pajak.
5. Sebutkan prasyarat dari WP untuk menyukseskan
sistem self assessment.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai