Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN

DASAR PERPAJAKAN
KELOMPOK 1
1. AYU ASFIRA
2. DAVID KHALIK
3. DEA SINTANI
4. TINA
PEMBAHASAN

1. Pengertian pajak 8. Timbulnya hutang pajak


2. Pembagian jenis-jenis pajak 9. Tata cara pemungutan pajak terutang
3. Fungsi pajak 10. Berakhirnya hutang pajak
4. Teori yang mendukung 11. Syarat pemungutan pajak
pemungutan Pajak 12. Tarif pajak
5. Pembagian hukum pajak 13. Perlawanan pajak
6. Pengelompokan Jenis Pajak 14. Peradilan atas hukum pajak
7. Kewajiban pajak
Pengertian Pajak
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk
biaya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Jenis-jenis Pajak

Bea Masuk & Cukai Retribusi Iuran Lain-lain


Bea Keluar
Fungsi Pajak

Sumber keuangan negara Fungsi Regularend


(Budgetair) (Pengatur)
Pajak memiliki fungsi budgetair artinya pajak Pajak memiliki fungsi regularend artinya
merupakan sumber penerimaan pendapatan negara adalah pajak digunakan untuk mengatur atau
yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
negara baik yang rutin maupun pengeluaran umum bidang ekonomi dan sosial serta mencapai
lainnya dalam pembangunan. tujuan tertentu selain bidang keuangan.
Pembagian Hukum Pajak

Hukum Pajak Materiil Hukum Pajak Formil


Teori yang mendukung
Pemungutan Pajak

Teori Asuransi Teori Kepentingan Teori Gaya Pikul Teori Azas Gaya Beli
teori ini menyatakan bahwa negara pembagian beban harus didasarkan dalam teori ini beranggapan dalam teori ini tidak mempersoalkan asal
bertugas melindungi penduduk/orang atas kepentingan setiap orang bahwa keadilan pemungutan mula pemungutan pajak. Dalam teori ini
dan kepentinganya, termasuk dalam tugas-tugas pemerintah, pajak terletak pada jasa jasa fungsi pajak disamakan dengan pompa, yaitu
keamanan dan keselamatan jiwa dan termasuk perlindungan terhadap perlindugan jiwa raga dan harta mengambil dari masyarakat untuk negara
harta bendanya sehingga wajar jika jiwa dan hartanya sehingga wajar benda yang dberikan negara yang akan disalurkan lagi kepada masyarakat
dibebani biaya seperti layaknya premi jika biaya dibebankan kepada terhadap penduduknya. untuk memelihara hidup dan untuk
asuransi. mereka. membawa pada tujuan tertentu.
.
Pengelompokan Jenis Pajak

Menurut Golongan Menurut Sifat Menurut Lembaga


 Pajak langsung  Pajak Subyektif yang memungut
 Pajak tidak langsung  Pajak Negara
 Pajak Objektif
 Pajak Daerah
Kewajiban Pajak
Kewajiban pajak terbagi kedalam dua pengertian yaitu kewajiban pajak subyektif dan
kewajiban pajak obyektif.

Kewajiban pajak subyektif adalah kewajiban yang melekat pada semua orang. Dengan
demikian, maka semua orang yang tinggal di Indonesia merupakan subyek pajak yang
harus patuh terhadap aturan perpajakan. Sedangkan bagi yang berdomisili di luar
negeri akan menjadi subyek pajak jika memiliki hubungan ekonomi dengan Indonesia.

Kewajiban pajak obyektif adalah kewajiban yang melekat pada obyeknya. Dengan
demikian, maka setiap orang yang memperoleh penghasilan atau memiliki kekayaan
yang telah memenuhi syarat menurut undang-undang dapat dikenai pajak.
Tata Cara Pemungutan
Pajak
Stelsel Pajak

Azas Pemungutan

Sistem Pemungutan Pajak


Berakhirnya Hutang Pajak
Hutang pajak akan berakhir atau terhapuskan manakala terjadi hal-hal
sebagai berikut:
 Pembayaran / pelunasan pajak yang dapat dilakukan sendiri oleh wajib
pajak, dengan pemotongan/pemungutan oleh pihak lain maupun kredit
pajak luar negeri.
 Kompensasi, dapat diartikan sebagai kompensasi kerugian atau karena
kelebihan pembayaran pajak.
 Kadaluarsa, yaitu telah melewati batas waktu tertentu. Hutang pajak
akan kadaluarsa setelah melewati 10 tahun, terhitung sejak
terhutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak,
atau tahun pajak yang bersangkutan
 Pembebarasan atau penghapusan Wajib pajak tertentu dapat dinyatakan
hapus pajak terhutangnya oleh fiskus karena tidak mampu memenuhi
kewajibannya setelah dilakukan penyidikan.
Syarat Pemungutan Pajak
 Equality dan equity
 Certainty atau kepastian hukum
 Convenience of payment
 Economics of collection
Tarif Pajak
Macam-macam tarif pajak adalah sebagai berikut;
1. Tarif Tetap, Adalah jumlah atau angka yang tetap pada berapapun
besarnya dasar pengenaan pajak (DPP), contohnya bea materai.
2. Tarif Proporsional (Sebanding) ,adalah persentase tertentu yang bersifat
tetap terhadap berapapun DPP nya. Makin besar DPP nya makin besar
pula jumlah pajak yang terhutang, contohnya tarif PPN (10%).
3. Tarif Progresif (Meningkat) , adalah berupa persentase tertentu yang
semakin tinggi dengan semakin besarnya DPP nya
Perlawanan terhadap pajak
Dalam pelaksanaan penerapan aturan perpajakan, terdapat suatu usaha/tindakan
yang dapat dilakukan oleh wajib pajak untuk menghindari atau meloloskan diri dari
kewajiban pajak yang termasuk dalam kategori perlawanan terhadap adanya
pemungutan pajak, baik perlawanan secara pasif maupun aktif.

1. Perlawanan pasif: Perlawanan secara pasif yaitu melakukan suatu upaya/ tindakan
berupa hambatan-hambatan yang dapat mempersulit pemungutan pajak.
2. Perlawanan aktif: adalah meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan agar tidak dikenai pajak misalnya;
menghindari pajak, menyelundupkan pajak/mengelakan dan melalaikan pajak.
Peradilan atas Hukum Pajak

Melalui kualisi peradilan /peradilan semu


Jika saluran hokum tersebut tidak dapat terselesaikan
maka dapat dilakukan dengan cara;
1. Surat Banding, surat ini ditujukan kepada
Sekretariat Badan Peradilan Pajak. Hasil keputusan
akan dikeluarkan oleh Majleis Pertimbangan Pajak
yang merupakan keputusan peradilan pajak
tertinggi.
2. Jika upaya tersebut belum juga menyelesaikan
sengketa, maka jalan yang dapat ditempuh adalah
mengajukan permohonan kepaada Presiden RI
untuk menerapkan Ordonansi Melalui Peradilan Pajak Tidak Langsung
Keputusan.Penyelesaian dengan cara diatas Proses peradilan pajak tak langsing dapat dimulai dengan
merupakan penyelesaian peradilan administratif dua cara, yaitu:
murni karena menggunakan pihak Badan Peradilan 1. Penuntutan kembali kelebihan pajak;
Pajak 2. Menyanggah surat paksa yang diberikan kepada Wajib
Pajak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai