Sedangkan saat timbul utang pajak mulai adalah kajian dari hukum pajak untuk
menentukannya, dalam hal ini terdapat dua teori yang membahas tentang timbulnya utang
pajak, yaitu teori materil dan teori formil.
Teori Materil
Dalam teori materiil utang pajak timbul dengan syarat adanya taatbestand, yaitu rangkaian
perbuatan-perbuatan, keadaan dan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan
utang pajak seperti :
Keuntungan dari ajaran ini adalah pajak yang timbul karena undang- undang, tidak perlu
campur tangan aparat pajak untuk ambil bagian, asalkan syarat dari undang-undang
terpenuhi, maka timbulah utang pajak. Sedangkan kelemahan dari ajaran ini adalah saat
utang pajak itu timbul belum diketahui pasti berapa besarnya utang pajak karena wajib
pajak belum mengetahui ketentuan Undang-Undang Pajak.
Teori Formal
Teori kedua adalah Teori Formal dimana utang pajak timbul disebabkan oleh surat
ketetapan pajak oleh fiskus (Inspeksi pajak), meskipun sudah dipenuhi tatbestand namun
belum ada surat ketetapan pajak maka belum ada utang pajak. Keuntungan dari teori
adalah saat utang pajak timbul dapat diketahui berapa besarnya utang pajak akan tetapi
kelemahan dari sistem ini adalah utang pajak ditetapkan tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Pada Pajak Pennghasilan (PPh) sendiri menganut ajaran materiil, yang mana utang pajak
berasal dari tasteband dan bersifat self-assessment, sehingga wajib pajak
orang pribadi untuk selanjutnya disebut wajib pajak yang menghitung sendiri berapa
besaran pajak yang terutang melalui surat pemberitahuan atau SPT sebagai sarana untuk
menyampaikan kewajiban wajib pajak untuk membayarkan utang pajaknya kepada fiskus.
Pembayaran/Pelunasan
Berdasarkan pasal 10 Udang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pembayaran atau
pelunasan yang dapat menghapus utang pajak adalah pembayaran secara lunas
yang telah disahkan oleh Pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang
atau apabila telah mendapatkan validasi pada instansi-instansi yang ditunjuk
seperti Kantor Kas Negara, Kantor Pos maupun pada Bank-Bank Negara.
Konpensasi
Kompensasi dilakukan bila terdapat kelebihan pembayaran pajak, baik pajak
sejenis pada tahun yang berbeda ataupun jenis pajak yang berbeda dalam tahun
pajak yang sama. Contoh : Kelebihan pembayaran PPh dengan kelabihan
pembayaran PPN,kelebihan pembayaran PPh pada tahun lalu dengan
kekurangan PPh tahun berjalan yang mana diatur lebih lanjut pada pasal 5
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 7/PJ/2011.
Penghapusan utang
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 tertanggal 2 Mei
2012 utang pajak dihapuskan karena :
o Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak
mempunyai harta warisan atau kekayaan;
o Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;
o Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
o Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah
dilakukan penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan; atau
o Hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan
karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan
dan/atau berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
Daluarsa
Fiskus harus memberikan kepastian hukum bagi wajib pajak tentang batas waktu
tertentu untuk penagihan pajak, batas daluarsa yang berlaku saat ini :
o Untuk pajak pusat 10 tahun
o Untuk pajak daerah 5 tahun
o Untuk retribusi daerah 3 tahun
o Sedangkan untuk wajib pajak yang terlibat tindak pidana pajak tidak
diberikan batas waktu
Pembebasan
Dalam hukum pajak ada 2 (dua) pembebasan, yaitu kwijtschelding dan
o Kwijtschelding (Peniadaan utang)
Pajak hapus karena ditiadakan oleh fiskus yang didasarkan pada surat
keputusan Administrasi Pajak. Pajak yang terutang hanya dapat
ditiadakan karena sebab tertentu, misalkan karena sawah terkena
musibah bencana lama atau karena dasar penetapannya tidak benar.
o Ontheffing (Pembebasan)
Pembebasan ini hanya diberikan apabila subyek pajak setelah dikenakan
pajak ternyata memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-
undang untuk diberikan pembebasan pajak. Peniadaan utang ini tidak
berlaku dengan sendiria’uyhjinm,nya atau dianggap berlaku dengan
sendirinya, melainkan harus ada perbuatan positif dari
pihak negara (kreditur, Direktorat Jendral Pajak) dan inipun sering harus
didasarkan pada permintaan wajib pajak.
1. Pembayaran / penagihan pajak
2. Memasukkan surat keberatan
3. Penentuan saat dimulai dan berakhirnya jangka waktu daluwarsa
4. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar
Sifat Utang Pajak
Beberapa sifat dari utang pajak adalah :
1. Dapat dipaksakan
Artinya sebagaimana sifat dari pajak yaitu pungutannya dapat dipaksakan,
pengertiannya adalah bahwa pemaksaan tersebut di lakukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Jadi utang pajak yang tidak dibayar oleh penanggung pajak
pada waktu yang telah ditentukan (saat jatuh tempo), penagihannya dapat dilakukan
dengan cara paksa melalui “Surat Paksa” (SP, Surat Perintah melaksanakan
penyitaan (SPMP), dan pelelangan harta penanggung pajak melalui kantor
Lelang Negara, berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
( UU No.19/1997 yang telah dan ditambah terakhir dengan UU No.19/2000).
o Suatu warisan yang belum terbagi, oleh seorang ahli warisnya, pelaksana
wasiatnya atau pengurus harta peninggalannya.
o Anak belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampunan
oleh wali atau pengampunannya.
o Kuasa yang ditunjuk secara khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tahun depan, kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp100 untuk membayar
pajak. Dan, perusahaan menghilangkan akun hutang pajak penghasilan dari
kewajiban lancar.
Dalam laporan keuangan akhir tahun, perusahaan akan mencatat utang pajak
penghasilan sebesar Rp100 dalam kewajiban lancar. Pada saat yang sama,
perusahaan mengakui beban pajak penghasilan dengan nominal yang setara dalam
laporan laba rugi. Persamaan akuntansi tetap seimbang karena peningkatan kewajiban
dan penurunan ekuitas pemegang saham setara dengan nominal Rp100.
Tahun depan, kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp100 untuk membayar pajak.
Dan, perusahaan menghilangkan akun hutang pajak penghasilan dari kewajiban lancar.
1. Pembayaran yaitu utang pajak yang melekat pada Wajib pajak akan hapus jika
sudah dilakukan pembayaran kepada kas negara.
2. Kompensasi yaitu apabila wajib pajak mempunyai kelebihan dalam pembayaran
pajak, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan pajak yang masih
harus dibayar.
3. Daluwarsa/lewat waktu yaitu terlampauinya waktu dalam melakukan penagihan
utang pajak selama lima tahun sejak terjadi utang pajak.
4. Pembebasan yaitu pemberian pembebasan atas sanksi
admistrasi pajak (berupa bunga atau denda) yang harus dibayar oleh wajib pajak.
5. Penghapusan yaitu pemberian pembebasan atas sanksi
admistrasi pajak (berupa bunga atau denda) yang harus dibayar oleh wajib pajak
dikarenakan keadaan keuangan wajib pajak.
Pajak Dibayar Dimuka
(Prepaid Tax)
Biaya dibayar dimuka didefinisikan sebagai sebuah biaya yang dibayar sebelum
Anda bisa menggunakan barang atau jasa yang akan digunakan untuk menunjang
kinerja sebuah bisnis.
Biaya ini biasa akan diterapkan saat Anda harus membayar sebuah produk atau
jasa yang akan Anda gunakan dalam waktu dekat.
(1) Kelebihan pembayaran pajak (misalnya PPN masukan atau lebih bayar) yang akan ditagih
kembali atau dikompensasikan terhadap liabilitas pajak masa berikutnya; atau
(2) Kelebihan jumlah PPh yang telah dibayar pada periode berjalan dan periode sebelumnya
dari jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut (misal: PPh Pasal 25).
DEFINISI
Beban dibayar dimuka adalah beban yang dibayar terlebih dahulu untuk suatu periode
yang melenihi periode akuntansi. Dengan demikian, beban yanh dibayar di muka bukanlah
merupakan beban seluruhnya pada periode tersebut melainkan sebagai aktiva lancar.
Pada akhir periode, barulah dihitung berapa besar beban yang telah dipakak dan sisanya
tetap merupakam aktiva lancar. Pencatatan beban yang dibayar dimuka dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu beban dibayar dimuka terlebih dahulu dicatat sebagai aktiva, dan beban dibayar di
muka dicatat terlebih dahulu sebagai beban.
Beban dibayar di muka menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Beban dibayar di muka dimaksudkan sebagai Beban yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari Beban dibayar dimuka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
Pajak dibayar dimuka terdiri dari pajak penghasilan dibayar dimuka, PPN masukan dan fiskal luar negeri, yaitu:
a. kelebihan pembayaran pajak Perusahaan, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang akan ditagih kembali atau
dikompensasikan terhadap kewajiban pajak masa berikutnya;
b. kelebihan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) yang telah dibayarkan Perusahaan pada periode berjalan dan periode sebelumnya
(baik melalui pembayaran dimuka maupun pemotongan pajak oleh pihak ketiga) dari jumlah pajak yang terhutang untuk
periode-periode tersebut; dan
c. pembayaran fiskal luar negeri oleh Perusahaan.
PPN masukan adalah pajak Perusahaan yang dipotong oleh pihak ketiga yang akan diperhitungkan dengan PPN keluarannya.
Pajak penghasilan dibayar dimuka adalah pembayaran dimuka atas pajak penghasilan Perusahaan yang akan diperhitungkan
dengan pajak penghasilan badan pada akhir tahun.
Khusus untuk penerimaan sewa, jika yang menyewa adalah orang pribadi atau bukan subyek pajak, maka pajak penghasilan
pasal 4 ayat 2 (final) yang diterima oleh Perusahaan harus disetorkan ke kantor pajak.
Fiskal luar negeri adalah pembayaran pajak di muka atas fiskal luar negeri yang dibayarkan Perusahaan.
PENGAKUAN
Pajak dibayar dimuka diakui pada saat dilakukan pemotongan pajak oleh pihak lain yang melakukan transaksi dengan
Perusahaan atau pada saat dilakukan pembayaran oleh Perusahaan ke kas negara, berdasarkan bukti potong pajak atau Surat
Setoran Pajak (SSP) terkait.
Biaya dibayar dimuka berupa sewa gedung kantor sebesar Rp.400.000.000,00 untuk sewa
selama 4 tahun sejak tahun 2020.
Maka pengakuan biaya sewa tersebut harus dibebankan selama 4 tahun, yaitu setiap tahun
sebesar Rp.100.000.000,00 (Rp.400.000.000,00 dibagi 4 tahun).
PENGUKURAN
Pajak dibayar dimuka diukur sebesar selisih antara nilai yang dibayarkan (nilai yang dipotong oleh pihak lainnya ditambah nilai
yang dibayarkan oleh Perusahaan ke kas negara) dengan tagihan pajak.
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan pajak
dibayar di muka.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah
dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/
PSAK.
d. KESIMPULAN
Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan
untuk membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah
membayarnya terlebih dahulu. Biaya dibayar di muka ini dapat dicatat dengan dua
pendekatan, yaitu pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi. Perusahaan harus
memilih salah satu dari pendekatan tersebut, tidak boleh menggunakan kedua-duanya.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada starting point pencatatan dan pada ayat
jurnal penyesuaian.