Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PANCASILA

DISUSUN OLEH:
CHANDRA DWI PUTRA

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


AWANG LONG SAMARINDA
SEMESTER I
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Samarinda, 18 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................3

C. Tujuan....................................................................................................................3

D. Manfaat Penulisan ................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

A. Wujud dari keragaman di dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”....................6

B. Peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa

Indonesia .............................................................................................................10

C. Cara Membina Bangsa Indonesia yang Beranekaragam agar Tercapai

Integrasi Nasional melalui Semboyan Bhineka Tunggal Ika .............................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................................16

A. Kesimpulan..........................................................................................................16

B. Saran....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia

terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan

kepercayaan, dll. Namun Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu

sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”, yang berarti

berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di

bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat

dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain

kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai

kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai

kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah

penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia.

Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.

Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga

perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok

sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses

asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis

kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya

agama-agama besar di Indonesi juga ikut mendukung perkembangan kebudayaan

1
Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat

heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku

bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional

hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya

Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara

lainnya.

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara

berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya

kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan

kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian

dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel

dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu

yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat

berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai

bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman

kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula

bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di

seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta

keragaman agamanya, pakaian adat, rumah adat kesenian adat bahkan makanan yang

dimakan pun beraneka ragam. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk

yang memiliki karakteristi yang unik ini dapat dilihat dari budaya gotong royong,

teposliro, budaya menghormati orang tua (cium tangan), dan lain sebagainya.

2
B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaiman wujud dari Kebhinneka Tunggal Ika-an bangsa Indonesia?

2. Bagaimanakah peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas

bangsa Indonesia?

3. Bagaimana cara membina bangsa Indonesia yang multikultural agar tercapai

Integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan wujud dari keragaman bangsa Indonesia di dalam semboyan

“bhinneka tunggal ika”

2. Mendeskripsikan peranan Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk

identitas bangsa Indonesia

3. Mendaskripsikan cara membina bangsa Indonesia yang beranekaragam agar

tercapai integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal ika.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui apa saja wujud dari keragaman bangsa Indonesia di balik semboyan

bhinneka tunggal ika.

2. Mengetahui peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas

bangsa Indonesia

3. Mengetahui cara membina bangsa Indonesia yang multikultural agar tercapai

integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari

penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad

14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu (berbeda-beda tetapi tetap satu

jua). Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural,

dan sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman.

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan menjadi bagian

dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Sebagai semboyan bangsa, artinya

Bhinneka Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika

sebagai pembentuk karakter dan jati diri bangsa ini tak lepas dari campur tangan para pendiri

bangsa yang mengerti benar bahwa Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan

sebuah unsur pengikat dan jati diri bersama. Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan

gambaran dari kesatuan geopolitik dan geobudaya di Indonesia, yang artinya terdapat

keberagaman dalam agama, ide, ideologis, suku bangsa dan bahasa.

Kebhinekaan Indonesia itu bukan sekedar mitos, tetapi realita yang ada di depan mata

kita. Harus kita sadari bahwa pola pikir dan budaya orang Jawa itu berbeda dengan orang

Minang, Papua, Dayak, Sunda dan lainnya. Elite pemimpin yang berasal dari kota-kota besar

dan metropolitan bisa jadi memandang Indonesia secara global akan tetapi elite pemimpin

nasional dari budaya lokal tertentu memandang Indonesia berdasarkan jiwa, perasaan dan

kebiasaan lokalnya. Ini saja menunjukkan kalau cara pandang kita tentang Indonesia berbeda.

Jadi tanpa kemauan untuk menerima dan menghargai kebhinekaan maka sulit untuk

mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Apa yang dilakukan oleh pendahulu bangsa ini

dengan membangun kesadaran kebangsaan atau nasionalisme merupakan upaya untuk

4
menjaga loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa. Selama ini sifat nasionalisme kita kurang

operasional atau hanya berhenti pada tataran konsep dan slogan politik. Nasionalisme bisa

berfungsi sebagai pemersatu beragam suku, tetapi perlu secara operasional sehingga mampu

memenuhi kebutuhan objektif setiap warga dalam suatu negara-bangsa. Tradisi dari suatu

bangsa yang gagal memenuhi fungsi pemenuhan kebutuhan hidup objektif akan kehilangan

peran sebagai peneguh nasionalisme. Saat ini diperlukan tafsir baru nasionalisme sebagai

kesadaran kolektif di tengah pola kehidupan baru yang mengglobal dan terbuka. Batas-batas

fisik negara-bangsa yang terus mencair menyebabkan kesatuan negara kepulauan seperti

Indonesia sangat rentan terhadap serapan budaya global yang tidak seluruhnya sesuai tradisi

negeri ini. Disamping itu realisasi otonomi daerah yang kurang tepat akan memperlemah nilai

dan kesadaran kolektif kebangsaan di bawah payung nasionalisme.

Di samping itu bangsa Indonesia relatif berhasil membentuk identitas nasional.

Beberapa bentukidentitas bangsa Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Bahasa Nasional atau

persatuan, bahasa Indonesia. 2) Dasar filsafat Negara yaitu pancasila. 3) Lagu kebangsaan

Indonesia Raya. 4) Lambang Negara Garuda Pancasila. 5) Semboyan negara Bhinneka

Tunggal Ika. 6) Bendera Negara Sang Merah Putih. 7) Konstitusi Negara yaitu UUD 1945. 8)

Bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia. 9) Konsep Wawasan Nusantara. 10)

Kebudayaan daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional. Dari ke-10 identitas bangsa

Indonesia tersebut akan dibahas salah satu yaitu mengenai semboyan Bhinneka Tunggal Ika

yang merupaka semboyan pemersatu bangsa Indonesia.

UUD Republik Indonesia menyatakan dengan tegas tentang realitas multikultural

Bangsa Indonesia. Kenyataan tersebut dilukiskan di dalam lambang negara “Bhinneka

Tunggal Ika.” Kebhinnekaan masyarakat dan bangsa Indonesia diakui bahkan dijadikan

sebagai dasar perjuangan nasional permulaan abad ke-20.

5
Untuk itu integrasi nasional bangsa Indonesia pun harus diwujudkan di tengah

masyarakat Indonesia yang majemuk karena masyarakat yang majemuk merupakan salah satu

potensi sumber konflik yang menyebabkan disintegrasi bangsa. Agar identitas bangsa

Indonesia di mata dunia terkenal dengan bangsa yang majemuk tetapi satu dalam

keanekaragaman (suku, bahasa, agama, dll, yang berbeda-beda) semboyan Bhinneka Tunggal

Ika harus diwujudkan.

A. Wujud dari keragaman di dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”

Suku bangsa di Indonesia berjumlah lebih dari 100 suku bangsa. Wilayah Indonesia

yang luas memengaruhi tingginya keanekaragaman bangsa Indonesia. Keragaman suku

bangsa akan menentukan keragaman budaya bangsa Indonesia. Meskipun budaya bangsa

kita sangat beraneka ragam, tetapi tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Hal tersebut

sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia ”Bhinneka Tunggal Ika”, walaupun berbeda-

beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun berbeda suku,

budaya, agama, dan bahasa daerah, tetapi tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

Keragaman tersebut berupa :

Keragaman suku bangsa di Indonesia

Di Indonesia banyak terdapat suku bangsa yang tersebar di pulau-pulauyang ada. Suku-

suku bangsa tersebut di antaranya sebagai berikut :

a. Pulau Sumatra: ada suku Aceh, Batak, Karo, Mandailing, Melayu, Lampung ,

Komering, dan Minangkabau.

b. Pulau Jawa: ada suku Banten, Betawi, Badui, Jawa, Karimun,Madura, dan Tengger

c. Pulau Bali: suku Bali.

Kepulauan Nusa Tenggara: ada suku Alor, Atoni, Adonara, Belu, Bima,

6
Bodha,Damar, Dompu, Ende, Flores, Helong,Kupang, Larantuka, Lombok,

Mambaro,dan Riung.

d. Pulau Kalimantan : ada suku Abai, Adang, Banjar, Berusu, Bulungan, Busang,

Dayak, Dusun, Melanau, Murik,Punan, dan Tabuyan.

e. Pulau Sulawesi: ada suku Ampana, Bada, Bajo, Bobongko, Bugis, Gimpu, Kulawi,

Lampu, Makassar, Parigi, Selayar, Toli-toli, dan Toraja.

f. Kepulauan Maluku: ada suku Aru, Buru, Galela, Kei, Loda, Moa, Seram, Tanibar,

dan To Belo.

g. Pulau Papua:ada suku Asmat, Anggi, Arguni, Biak, Bintuni, Dani, Jakui, Mapia,

Mimika, Moni, Muyu, Senggi, Sentani, dan Waigeo.

Perbedaan suku bangsa wajib kita hargai dan hormati. Walaupun berbeda,

jangan sampai menimbulkan perpecahan di antara kita. Dengan adanya perbedaan kita

tetap dapat menjalin rasa persatuan dan kesatuan. Perbedaan menjadi kekuatan karena

bangsa kita adalah bangsa yang besar. Sikap menghormati dan menghargai harus

diciptakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, maupun dalam

masyarakat. Persatuan dalam keragaman sangat penting untuk menciptakan

kedamaian.

Budaya Indonesia

Keragaman budaya bangsa Indonesia ada yang berbentuk religi/keagamaan,

kesenian, bahasa daerah, rumah adat, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, dan

peralatan hidup. Budaya daerah yang beraneka ragam merupakan budaya bangsa

Indonesia. Oleh karena itu, budaya daerah merupakan akar budaya nasional yang

perlu dikembangkan dan dilestarikan.

7
1. Religi/Keagamaan

Upacara adat tiap suku bangsa di negara kita berbeda, termasuk upacara perkawinan,

kematian, dan kelahiran yang dimilikinya. Di Bali ada upacara pembakaran mayat. Di

daerah Toraja, Sulawesi Selatan ada juga upacara bagi orang yang telah meninggal, di

arak ke tempat pemakamannya yang terletak di goa-goa di lereng gunung. Di daerah-

daerah lain juga terdapat upacara menurut adat istiadat dan corak budaya setempat.

Upacara-upacara adat sering menggunakan simbol-simbol adat, tari-tarian, dan bahasa

daerah setempat sehingga menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara.

Umpamanya, Suku Tengger di Jawa Timur terbiasa melakukan upacara Kasadha.

Upacara tersebut juga disaksikan oleh wisatawan.

2. Kesenian daerah

Beberapa kesenian daerah misalnya dalam bentuk pertunjukan rakyat, lagu daerah,

tarian daerah, dan alat musik tradisional merupakan bagian dari kesenian daerah yang

dapat memperkaya budaya Indonesia.

a) Pertunjukan Rakyat

Di Indonesia, pertunjukan seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan upacara. Seni

pertunjukan di Indonesia memiliki ciri khas di setiap daerah dan merupakan sebuah

bentuk ungkapan budaya. Ketoprak dari Jawa Tengah, Ludruk dari Jawa Timur,

Topeng Cirebon dari Jawa Barat, Lenong Betawi dari DKI Jakarta, Makyong dari

Kepulauan Riau, Inong Rampak dari Aceh.

b) Lagu Daerah

Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu-lagu daerah, diantaranya:

• Aceh (NAD): Bungong Jeumpa, Piso Surit

• Sumatra Utara: Anju Ahu, Mariam Tomong

8
• Sumatra Barat: Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauh Di Mato

• Sumatra Selatan: Dek Sangke

• Jambi: Injit-injit Semut

• Bengkulu: Lalan Belek

• Jawa Barat: Cing Cangkeling, Manuk Dadali

• DKI Jakarta: Jali-jali, Kicir-kicir

• Jawa Tengah: Gambang Suling, Gundul Pacul

• Jawa Timur: Keraban Sape, Tandu Majeng

• Bali: Mejangeran, Putri Ayu

• Sulawesi Utara: Esa Mokan, O Ina Ni Keke

• Sulawesi Selatan: Pakarena

• Sulawesi Tengah: Tondok Kadindangku

• Kalimantan Selatan: Paris Berantai

• Kalimantan Timur: Indung-indung

• Kalimantan Barat: Cik-Cik Periok

• Kalimantan Tengah: Tumpi Wayu

• Maluku: Tanase, Oleh Sioh

• Papua: Yamko Rambe Yamko

c) Tarian Daerah

Indonesia memiliki banyak tarian yang menampilkan gerakan yang indah. Sebagian

dikenal sejak berabad-abad di antara rakyat jelata, yang lainnya berkembang di istana.

Tari yang berakar dari tari adat misalnya tari Pendet dari Bali. Ada juga tari yang

bersumber pada seni bela diri, seperti tari Alan Ambek dari Sumatra Barat.

d) Alat Musik Daerah

Alat musik daerah digunakan untuk mengiringi tari-tarian adat dan lagu daerah.

9
Berikut adalah gambar beberapa alat musik daerah. Gong dari Jawa Tengah,

Kolintang dari Sulawesi Utara, Rebana dari DKI Jakarta, Tifa dari Papua, Ketepang

dari Kalimantan, Bonang dari Jawa Timur.

e) Rumah Adat

Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adatnya sendiri. Rumah adat di setiap

daerah memiliki ciri yang khas sesuai Provinsi (Daerah).

f) Pakaian Adat

Keanekaragamaan bangsa Indonesia termasuk di dalamnya adalah pakaian adat. Tiap

suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki pakaian adat. Pakaian tersebut biasa

dipakai pada waktu upacara-upacara adat, misalnya kematian, perkawinan, kelahiran,

dan kegiatan ritual dari masing-masing suku tersebut.

B. Peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa Indonesia

Jati diri bangsa Indonesia atau identitas bangsa Indonesia merupakan suatu yang

pelik, ada yang beranggapan bahwa sebagai bangsa Indonesia harus melepaskan

identitasnya yang berifat kesukuan atau keanggotaannya dalam berbagai kehidupan sosial

masyarakat. Jati diri bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang telah disepakati bersama

seperti cita-cita masa depan yang sama berdasarkan pengalaman sejarah baik pengalaman

yang menggembirakan maupun yang pahit. Semuanya itu telah membentuk rasa solidaritas

yang tinggi sebagai satu bangsa dan oleh sebab itu bertekad untuk memperbaikai masa

depan yang lebih baik.

Bangsa Indonesia terdiri dari lebih dari 700 suku bangsa dengan kebudayaannya masing-

masing. Itu sebabnya juga mengapa bhinneka Tunggal Ika merupakan lambang negara kita

sebagaimana dicantumkan dalam pasal 36A UUD. Dari kebhinnekaan itulah ingin

diwujudkan identitas Bangsa Indonesia. Dengan kata lain Bhinneka Tunggal Ika

10
merupakan gambaran nyata dari keadaan masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk dan

ini pun dijadikan sebagai dasar perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk integrasi

nasional.

Masalah yang dihadapi oleh bangsa masyarakat-negara yang sedang berkembang tidak

hanya struktur masyarakat yang sangant majemuk secara cultural sehingga sukar

menciptakan suatu identitas yang disepakati bersama, tetapi juga masyarakat-negara yang

bagaimana yang hendak mereka ciptakan.

Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari

penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit

(abad 14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu. Motto ini digunakan

sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural

dibangun diatas keanekaragaman.

Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut diharapkan bangsa Indonesia

menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya

yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai

landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.

Oleh karena itu, masyarakat majemuk menjadikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan

sosial, demokrasi, nasionalisme, kekeluargaan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

sebagai ideologi nasional, sedangkan nilai-nilai lain seperti individualisme, komunisme,

fasisme, dan teokrasi tidak mereka jadikan sebagai ideologi nasional karena dipandang

tidak tepat dan tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat. Selain itu, masyarakat yang

majemuk juga dipandang sebagai masyarakat yang rentan dengan konflik yang bisa

menyebabkan disintegrasi bangsa, maka dari itu nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial,

11
demokrasi, nasionalisme, kekeluargaan yang diwujudkan dalam semboyan Bhinneka

Tunggal Ika yang menjadi dasar perjuangan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

C. Cara Membina Bangsa Indonesia yang Beranekaragam agar Tercapai Integrasi

Nasional melalui Semboyan Bhineka Tunggal Ika

Identitas bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang perlu diwujudkan dan terus

menerus berkembang atau seperti yang telah dirumuskan Bung Karno merupakan

ekspresi dari roh kesatuan Indonesia, kemauan untuk bersatu dan mewujudkan sesuatu

dan bermuatan yang nyata. Perwujudan identitas bangsa Indonesia tersebut jelaslah

merupakan hasil proses pendidikan sejak dini dalam lingkungan keluarga, lingkungan

pendidikan formal dan in-formal. Menurut masykuri abdillah, salah satu persyaratan

terwujudnya masyarakat modern yang demokatis adalah tewujudnya masyarakat yang

menghargai kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya

sebagai suatu keniscayaan. Kemajemukan ini merupakan Sunnatullah (hukum alam).

Dilihat dari segi etnis, bahasa, agama dan sebagainya, indonesia termasuk salah satu

negara yang paling majemuk di dunia. Hal ini disadari betul oleh para Founding Fathers

kita, sehingga mereka merumuskan konsep pluralisme ini dengan semboyan “ Bhinneka

Tunggal Ika”. Tentunya setiap bangsa ingin menonjolkan keunggulan dari identitas

bangsanya terlebih-lebih dalam era globalisasi dewasa ini di mana pertemuannya antar

bangsa menjadi sangat cepat dan mudah. Dalam pergaulan antar bangsa nilai-nilai yang

positif dari suatu bangsa akan ikut membina perdamaian dan kehidupan yang lebih

tenteram di planet bumi ini. Identitas bangsa indonesia seperti yang kita kenal sebagai

bangsa yang ramah-tamah,toleran, kaya akan tradisi dari suku-suku bangsa yang

Bhinneka perlu terus dikembangkan untuk kebudayaan dan perdamaian seluruh umat

manusia.

12
Dengan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an itu berarti masyarakat Indonesia adalah

plural.Dan di dalam masyarakat plural, dialog adalah keniscayaan bahkan keharusan.

Sesungguhnya bicara pluralisme dan dialog antar-agama itu bukan hal baru di negeri ini.

Memang isu pluralisme adalah setua usia manusia, hanya cara dan metode manusia

menghadapinya yang berbeda. Jadi masyarakat yang majemuk itu haruslah mengadakan

dialog agar integrasi tetap terjaga dan mereka juga harus bersatu dalam perbedaan.

Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu identitas

pembentuk bangsa. Yang dimaksudkan dengan bersatu dalam perbedaaan adalah

kesetiaan warga masyarakat pada suatu lembaga yang disebut negara, atau pemerintahan

yang mereka pandang dan yakini mendatangkan kehidupan yang lebih manusiawi tetapi

tanpa menghilangkan keterikatan kepada suku bangsa, adat-istiadat, ras, atau agama.

Setiap warga masyarakat akan memiliki kesetiaan ganda (multi loyalities) sesuai dengan

porsinya. Walaupun mereka tetap memiliki keterikatan terhadap identitas kelompok,

namun mereka menunjukan kesetiaan yang lebih besar pada kebersamaaan yang

berwujud dalam bentuk bangsa-negara di bawah suatu pemerintahan yang berkeabsahan.

Membina identitas bangsa memerlukan upaya yang berkesinambungan serta berkaitan

dengan berbagai aspek. Kedudukan seseorang sebagai warga negara Indonesia tidak

mengenal diskriminasi, kehidupan bersama yang penuh toleransi dan menghindari

berbagai perasaan curiga satu dengan yang lain atau tidak adanya trust di dalam

kehidupan bersama, kemampuan dan keinginan untuk melihat perbedaan antar suku

bukan sebagai hal yang memisahkan di dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari

bahkan lebih mempererat dan mempercaya kehidupan dan kebudayaan nasional. Ini

dikarenakan dalam era globalisasi sekarang ini setiap bangsa ingin menonjolkan identitas

bangsanya agar lebih dikenal di mata dunia.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wujud dari keragaman di dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” itu bermacam-

macam yaitu terdiri dari suku bangsa, selain itu terdiri dari bermacam-macam budaya

diantaranya religi/keagamaan, kesenian daerah yang terdiri dari Pertunjukan Rakyat, Lagu

Daerah,Tarian Daerah, Alat Musik Daerah, Rumah Adat, Pakaian Adat.

Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap

bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional

di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang

multikulturalisme.

Membina bangsa Indonesia yang multikultural memerlukan upaya yang

berkesinambungan serta berkaitan dengan berbagai aspek agar tercapai Integrasi nasional

melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika yaitu dengan mengadakan proses pendidikan

sejak dini dalam lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal dan in-formal

tentang Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) karena individu dalam

masyarakat majemuk haruslah memiliki kesetiaan ganda (multi loyalities) terhadap

bangsa-negaranya, mereka juga tetap memiliki keterikatan terhadap identitas

kelompoknya, namun mereka menunjukan kesetiaan yang lebih besar pada bangsa

Indonesia.

14
B. Saran

Rasa bhineka tunggal ika ini perlu diterapkan pada setiap masyarakat seluruh

Indonesia ini demi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Pada

kenyataannya penerapan rasa bhineka tunggal ika ini kurang dilakukan oleh warga

negara Indonesia, maka dari itu sangat diperlukan demi menjawab tantangan masa

depan yang dapat memecah belah suatu negara.

Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu

mengaplikasikan arti dari semboyan bhineka tunggal ika ini pada setiap warga negara

untuk dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

15
DAFTAR PUSTAKA

H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia:

Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn 181.

H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia:

Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn xvii.

Dr Udin S.Winataputra,M.A. 2009. Multikulturalisme-Bhinneka Tunggal IKa dalam

Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pembangunan Karakter

Bangsa Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai