Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AUDITING II

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF


TERHADAP AKTIVA TETAP

DOSEN PENGAMPU:
Netty Herawaty,S.E.,M.Si.Ak.CA

KELOMPOK 4:

VEMA ROSADI C0C018011


ALEXANDER PANORANGI PAKPAHAN C0C018027
DITA MARYU AMELIA C0C018031
TRI NATALYA C0C018047

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah auditing II
yang berjudul “Audit terhadap Siklus Pengeluaran: Pengujian Subtantif
terhadap Aktiva Tetap” tepat pada waktunya

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Auditing II, dan kami juga bertrimakasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini,semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan para pembacanya.

Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jambi, Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

   Secara umum tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk


memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat
mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu
investasi tersebut adalah aktiva yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk
mencapainya diperlukan pengelolaan  yang efektif  dalam penggunaan, pemeliharaan
maupun pencatatan akuntansinya.
Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aktiva tetap tersebut
harus dapat dibebankan secara tetap dan salah satu caranya adalah dengan
menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode
penyusutan yang telah diterapkan  oleh perusahaan telah memperhatikan perubahan
nilai aktiva tetap yang menurun yang disebabkan karena berlalunya waktu atau
menurunnya manfaat yang diberikan aktiva tersebut. 
Aktiva tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar
dalam  jumlah keseluruhan asset perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan
dalam aktiva tetap menjadikan aktiva tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang
serius. Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam
akuntansinya yang biasanya mencakup perolehan aktiva tetap, penghentian atau
pelepasan aktiva tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan
keuangan.

1
Oleh karena itu, perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci
tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara
demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap
sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan rincian yang baik terhadap aktiva
tetap, diperlukan pengendalian terhadap aktiva berupa pengujian substantif. Maka
dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang Audit terhadap Siklus
Pengeluaran: Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar ?
2. Apa perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap dengan aktiva lancar ?
3. Bagaimana prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di
neraca?
4. Bagaimana tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap ?
5. Bagaimana program pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap ?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar
2. Untuk Mengetahui perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap dengan
aktiva lancar
3. Untuk mengetahui prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap
di neraca
4. Untuk mengetahui tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
5. Untuk mengetahui program pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap

3
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN AKTIVA TETAP


Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai
manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Aktiva tetap dalam
perusahaan manufaktur, umumnya digolongkan menjadi :
1.      Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2.      Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3.      Mesin dan equipment pabrik
4.      Mebel
5.      Kendaraan

2.1 PERBEDAAN KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP DENGAN AKTIVA


LANCAR
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dan aktiva lancar berdampak terhadap
pengujian substantif, jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristrik
aktiva lancar dengan aktiva tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif
dengan efektif terhadap kedua golongan aktiva tersebut.
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah
sebagai berikut :
1.      Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca, transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jumlah rupiah yang
besar.
2.      Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai
pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi-laba, sedangkan kesalahan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap
perhitungan rugi-laba tahun yang diaudit.

4
3.      Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan akumulasian,
sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca.

2.2 PERBEDAAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP


DENGAN AKTIVA LANCAR
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar dapat mengakibatkan
perbedaan pengujian substantif, antara lain :
1.      Karena frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka
jumlah waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadapa aktiva tetap
relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengujian
substantif terhadap aktiva lancar.
2.      Karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap
sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan rugi-laba, maka auditor tidak tidak
mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang
bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun. Dalam pengujian substantif
terhadap aktiva lancar, auditor memusatkan perhatiannya terhadap ketepatan pisah
bats transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar, karena kesalahan atau
ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva
lancar berdampak langsung terhadap perhitungan rugi-laba tahun yang diaudit.
3.      Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi
aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit. Verifikasi saldo aktiva tetap pada
tanggal neraca tidak mendapat perhatian audit, karena aktiva tetap disajikan pada
kosnya, bukan nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca seperti
halnya dengan aktiva lancar. Di lain pihak, pengujian substantif terhadap aktiva
lancar, dititikberatkan pada saldo aktiva lancar tersebut pada tanggal neraca, karena
aktiva lancar harus disajikan di neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan
pada tanggal tersebut.

5
2.3. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN
AKTIVA TETAP DI NERACA
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap, perlu diketahui
lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di
neraca, antara lain :
1.      Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.
2.      Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3.      Jumlah depresiasi akumulasian dan biaya depresiasi untuk tahun kini harus
ditunjukkan di dalam laporan keuangan.
4.      Metode yang digunakan dalam penghitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap
harus diungkapkan di dalam laporan keuangan.
5.      Aktiva tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika jumlahnya
material.
6.      Aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan untuk
beroperasi, jika jumlahnya material, harus dijelaskan.
2.4. TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKTIVA
TETAP
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah :
1.      Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan aktiva tetap.
2.      Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
3.      Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
4.      Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
5.      Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan aktiva tetap. Sebelum auditor melakukan pengujian
mengenai kewajaran saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dan mutasinya

6
selama tahun yang diaudit, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan
keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi saldo dan mutasi aktiva tetap
tersebut. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang
dicantumkan di dalam neraca dengan akun aktiva tetap yang bersangkutan di dalam
buku besar dan selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku
pembantu aktiva tetap.
Membuktikan asersi keberadaan aktiva tetap dan asersi keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan aktiva tetap dicantumkan di neraca.Seperti dalam audit
terhadap pada umumnya, pengujian substantif ditujukan untuk membuktikan apakah
aktiva yang dicantumkan di dalam neraca sesuai dengan aktiva sesungguhnya ada
pada tanggal neraca tersebut. Untuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur
audit guna membuktikan : keberadaan aktiva yang bersangkutan dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, kelengkapan, hak kepemilikan atas
aktiva tersebut, kewajaran penilaian aktiva tersebut pada tanggal neraca, kewajaran
penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam
hubungannya dengan pengujian substantif terhadap aktiva tetap, pengujian diarahkan
untuk mencapai salah satu tujuannya yaitu membuktikan keberadaan aktiva tetap dan
keterjadian transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tersebut, auditor melakuakn
berbagai pengujian substantif berikut ini :
1.      Pengujian analitik.
2.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
4.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5.      Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi kelengkapan aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca. Untuk membuktikan bahwa aktiva tetap yang dicantumkan di neraca
mencakup semua aktiva tetap klien pada tanggal neraca dan mencakup semua
transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit, auditor
melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :

7
1.      Pengujian analitik.
2.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
4.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5.      Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan
di neraca. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
1.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
2.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
3.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
Membuktikan asersi penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca. Seperti
tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tetap harus disajikan di
neraca pada nilai buku (book value) pada tanggal neraca atau dengan kata lain sebesar
kos aktiva tetap dikurangi dengan depresiasi akumulasian sampai dengan tanggal
neraca. Dengan demikian akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap merupakan
akun penilaian (valuation account) untuk mengurangi saldo aktiva tetap menjadi
sebesar nilai bukunya pada tanggal neraca. Untuk membuktikan kewajaran penentuan
jumlah akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap yang dicantumkan di neraca,
auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
1.      Prosedur audit awal.
2.      Pengujian analitik.
3.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
4.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
5.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
6.      Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.

Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di


neraca. Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan

8
pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap
diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur aktiva tetap
telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan
asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca yang diaudit
dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2.5 PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKTIVA


TETAP
Program pengujian substantif terhadap aktiva tetap berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan diatas.
Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien di
dalam neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara  informasi aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi
ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi aktiva tetap
yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat
dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi aktiva tetap di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan :
1.      Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2.      Hitung kembali saldo akun Aktiva Tetap di buku besar.
3.      Usut saldo awal akun Aktiva Tetap ke kertas kerja tahun yang lalu.
4.      Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasinya.

9
5.      Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Aktiva Tetap ke jurnal yang
bersangkutan.
6.      Lakukan rekonsiliasi buku pembantu Aktiva Tetap dengan akun control
Aktiva Tetap di buku besar.
Berikut ini uraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantive
terhadap aktiva tetap :
Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap
dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Untuk
memperoleh keyakinan bahwa saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca didukung
dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya,
maka saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar
berikut ini :
            Aktiva Tetap
Akun ini digunakan untuk menampung transaksi timbulnya dan berkurangnya aktiva
tetap dari transaksi pembelian, pembuatan/pembangunan dan penghentian pemakaian
aktiva tetap serta pengeluaran modal (capital expenditure) yang bersangkutan dengan
aktiva tetap. Dalam perusahaan manufaktur, umumnya akun aktiva tetap ini
digolongkan menjadi : tanah dan perbaikan tanah, gedung dan perbaikan gedung,
mesin dan equipment pabrik, mebel dan kendaraan.
Depresiasi Akumulasian
Akun ini merupakan akun penilai yang digunakan untuk mengurangi kos aktiva tetap
bruto menjadi nilai buku aktiva tetap. Akun ini dibentuk untuk setiap golongan aktiva
tetap yang didepresiasi (depreciable fixed assets). Akun ini digunakan untuk
menampung transaksi pencatatan depresiasi aktiva tetap dan berkurangnya depresiasi
akumulasian karena transaksi : penjualan, penghentian pemakaian dan pertukaran.
Hitung kembali saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang
bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian
penghitungan saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang
bersangkutan, auditor menghitung kembali saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi

10
Akumulasian yang bersangkutan dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah
pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut.
Usut saldo awal akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang
bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan
pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun Aktiva Tetap dan
Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan, ia perlu memperoleh keyakinan atas
kebenaran saldo awal akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan
pengusutan saldo awal akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang
bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat
menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam
audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah
ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasinya.Kecurangan dalam
transaksi pemerolehan, pertukaran penghentian pemakaian, depresiasi aktiva tetap
dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa,  baik dalam jumlah maupun
sumber posting dalam akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian dan Akun
Pendapatan dan Rugi Luar Biasa.
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Aktiva Tetap dan Depresiasi
Akumulasian yang bersangkutan ke jurnal yang bersangkutan. Untuk
memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap
berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan, pendebitan di dalam akun aktiva tetap
diusut ke register bukti kas keluar dan jurnal umum sedangkan pengkreditan ke dalam
akun tersebut diusut ke jurnal umum.
Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aktiva tetap dengan akun kontrol Aktiva
Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Saldo
kontrol Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar
tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu aktiva tetap

11
untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan
dengan aktiva tetap dapat dipercaya ketelitiannya.
Prosedur Analitik
Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap
aktiva tetap :
Rasio Formula
1.      Tingkat perputaran aktiva tetap Hasil penjualan bersih / Rerata
saldo aktiva tetap
2.      Ratio laba bersih dengan aktiva tetap Hasil penjualan bersih / Rerata
saldo aktiva tetap
3.      Ratio aktiva tetap dengan modal saham Aktiva tetap /  modal saham
4.      Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya reparasi dan
dengan aktiva tetap pemeliharaan / hasil penjualan
bersih

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan
angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang
dianggarkan atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus
mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci
dan saldo akun rinci.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
Periksa Tambahan Aktiva Tetap ke Dokumen yang Mendukung Transaksi
Pemerolehan Aktiva Tetap Tersebut
Pemeriksaan dokumen yang mendukung tambahan aktiva tetap yang terjadi dalam
tahun yang diaudit memberikan bukti tentang :
1.      Asersi keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang menambah aktiva
tetap
2.      Asersi kelengkapan unsur yang membentuk kos aktiva tetap
3.      Asersi kepemilikan klien atas tambahan aktiva tetap
4.      Asersi penilaian aktiva tetap

12
Untuk menilai kewajaran kos aktiva tetap, auditor harus memeriksa dokumen sumber
dan dokumen pendukung pemerolehan. Dalam memverifikasi pemerolehan aktiva
tetap auditor memeriksa otorisasi penambahan aktiva tetap dalam notulen rapat
direksi dan dewan komisaris, anggaran modal dan bukti kas keluar. Disamping itu,
auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung bukti kas keluar,
untuk memastikan bahwa aktiva tersebut dicatat sebesar kosnya, yaitu harga yang
tercantum di dalam faktur dari pemasok ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan
sampai dengan aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Dalam memverifikasi
aktiva tetap yang diperoleh dengan capital lease, kos aktiva tetap ditentukan sebesar
nilai tunai pembayaran sewa. Karena penghitungan nilai tunai ini menggunakan
imputed interest rate, maka auditor harus mengevaluasi kewajaran tarif bunga yang
diperhitungkan dalam penentuan nilai tunai pembayaran sewa tersebut. Dalam hal
aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, auditor harus memperhatikan penentuan kos
aktiva yang diperoleh klien dan kemungkinan adanya transaksi di antara pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
Periksa Berkurangnya Aktiva Tetap ke Dokumen yang Mendukung Transaksi
Tersebut
Pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung transaksi berkurangnya aktiva tetap
yang terjadi dalam tahun yang diaudit memberikan bukti tentang :
1.      Asersi keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi berkurangnya aktiva tetap
2.      Asersi kelengkapan unsur yang mengurangi kos aktiva tetap
3.      Asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dikurangi
4.      Asersi penilaian aktiva tetap
Bukti-bukti penjualan aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap dan
pertukaran harus diperoleh auditor untuk memverifikasi pengkreditan akun aktiva
tetap. Dalam hal ini, auditor perlu melaksanakan prosedur audit untuk menemukan
kemungkinan klien tidak mencatat transaksi penghentian aktiva tetapnya. Prosedur
audit yang biasanya digunakan oleh auditor untuk menemukan adanya penghentian

13
pemakaian aktiva tetap yang tidak dicatat (unrecorded retirement) adalah sebagai
berikut :
1.      Carilah informasi mengenai adanya tambahan aktiva tetap yang jumlahnya material
di dalam tahun yang diaudit untuk menentukan apakah aktiva tetap yang lama telah
ditukarkan dan telah diganti dengan aktiva tetap yang baru tersebut.
2.      Lakukan analisis terhadap akun Pendapatan di Luar Usaha untuk menemukan
adanya penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap. Jika klien tidak mencatat
penghentian pemakaian aktiva tetapnya, jurnal yang biasanya dibuat oleh klien
hanyalah jurnal penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap yang telah dihentikan
pemakaiannya.
3.      Jika dalam tahun yang diaudit terhadap penghentian produksi produk tertentu,
selidikilah perlakuan terhadap aktiva tetap yang semula digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
4.      Periksa perintah kerja atau dokumen lain yang menunjukkan adanya otorisasi
penghentian pemakaian aktiva tetap.
5.      Selidikilah adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk menentukan
kemungkinan adanya penghentian pemakaian aktiva tetap.
Periksa Ketepatan Pisah Batas Transaksi Aktiva Tetap
Verifikasi pisah batas dalam pengujian substantif terhadap aktiva tetap tidak
sepenting verifikasi pisah batas yang dilaksanakan oleh auditor dalam pengujian
substantif terhadap aktiva lancar. Verifikasi pisah batas transaksi mutasi aktiva tetap
dimaksudkan untuk menemukan kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi mutasi
aktiva tetap yang tidak dalam periode akuntansi yang seharusnya. Ketidaktepatan
pisah batas ini akan mempunyai akibat penentuan laba dan rugi di luar usaha (akibat
penjualan, pertukaran atau penghentian pemakaian aktiva tetap) dan modal kerja.
Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap
transaksi pemerolehan aktiva tetap, auditor memeriksa bukti kas keluar dan dokumen
laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum
dan sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti kas keluar,

14
tanggal laporan penerimaan barang dan tanggal pencatatan transaksi pemerolehan di
dalam register bukti kas keluar, auditor dapat membuktikan apakah transaksi
bertambahnya aktiva tetap yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggal
neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya. Untuk membuktikan
apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap transaksi penghentian
pemakaian aktiva tetap, auditor memeriksa bukti memorial (jurnal voucher) dan
dokumen laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam
periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti
memorial, tanggal laporan penerimaan barang dan tanggal pencatatan transaksi
pemerolehan di dalam jurnal umum, auditor dapat membuktikan apakah transaksi
berkurangnya aktiva tetap yang terjadi karena penghentian pemakaian aktiva tetap
dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode
akuntansi yang seharusnya.
Lakukan Review terhadap Akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva
Tetap
Kos aktiva tetap dalam tahun yang diaudit dapat bertambah dengan adanya
pengeluaran modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Auditor harus
memperoleh informasi mengenai pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan (revenue expenditures) yang dilakukan oleh klien. Atas dasar kebijakan
akuntansi mengenai pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan tersebut auditor
melakukan analisis terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan untuk menemukan
transaksi pengeluaran modal yang diperlakukan oleh klien sebagai pengeluaran
pendapatan (dicatat di dalam akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan).
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
Lakukan Inspeksi terhadap Tambahan Aktiva Tetap dalam Tahun Yang
Diaudit
Informasi mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit diperoleh dari
notulen rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang dibuat oleh
klien. Atas dasar informasi tersebut auditor kemudian menganalisis pendebitan akun

15
aktiva tetap dalam tahun yang diaudit untuk memperoleh informasi lebih rinci
mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit ke dalam dokumen
authorization for expenditure (AFE) dan bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari
pemasok). Informasi tambahan aktiva tetap tersebut kemudian diinspeksi fisik aktiva
tetapnya oleh auditor untuk memverifikasi eksistensi tambahan aktiva tetap tersebut.
Periksa Dokumen Kontrak dan Dokumen Hak Kepemilikan Klien atas Aktiva
Tetap
Aktiva tetap yang berada di tangan klien pada tanggal neraca perlu diverifikasi hak
kepemilikannya, karena di antara aktiva tersebut kemungkinan diperoleh klien
dengan menyewa dari perusahaan lain. Pihak yang berwenang mengeluarkan
sertifikat sebagai bukti pemilikan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan kendaraan
bermotor. Oleh karena itu, untuk jenis aktiva tetap tersebut, pembuktian hak
kepemilikannya dilakukan dengan meminta sertifikat tanah atau bukti pembayaran
pajak bumi dan bangunan (PBB), sertifikat izin membangun bangunan dan bukti
pemilikan kendaraan bermotor (BPKB). Pembuktian hak pemilikan atas aktiva tetap
klien dilakukan oleh auditor dengan :
1.      Memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian
aktiva tetap
2.      Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran sewa
3.      Memeriksa polis asuransi aktiva tetap
4.      Meminta informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan uang
5.      Melakukan inspeksi terhadap perjanjian persewaan
Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian
aktiva tetap. Untuk memverifikasi hak kepemilikan atas aktiva tetap yang
dicantumkan di dalam neraca, auditor pertama kali harus memeriksa dokumen yang
mendukung transaksi timbulnya aktiva tetap seperti bukti kas keluar, surat permintaan
otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, laporan penerimaan barang,
faktur dari pemasok, bukti pembayaran pajak (misalnya pajak balik nama) dan bukti

16
pengeluaran kas lain untuk menjadikan aktiva tetap siap untuk dipakai. Dari dokumen
yang mendukung transaksi pemerolehan, auditor dapat memperoleh informasi apakah
faktur dari pemasok berisi nama klien. Penghentian pemakaian aktiva tetap dapat
menyebabkan aktiva tetap berkurang dan aktiva tetap tersebut harus dikeluarkan dari
catatan aktiva tetap klien. Prosedur audit untuk menemukan unrecorded retirement
dapat memberikan informasi bagi auditor dalam menentukan hak kepemilikan klien
atas aktiva tetap.
Periksalah dokumen yang bersangkutan dengan biaya sewa. Untuk
memverifikasi hak pemilikan klien atas aktiva tetap, auditor menganalisis akun Biaya
Sewa. Dari analisis akun ini, auditor dapat memperoleh informasi mengenai aktiva
tetap yang digunakan oleh klien yang bukan merupakan milik klien.
Lakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap. Pengendalian intern yang
baik mengharuskan klien mengasuransikan aktiva tetapnya dari kemungkinan
kerugian akibat kebakaran atau bencana yang lain. Di dalam polis asuransi dapat
dijumpai nama pemilik dan penerima manfaat asuransi tersebut, sehingga untuk
memverifikasi hak kepemilikan aktiva tetap klien, auditor melakukan inspeksi
terhadap polis asuransi aktiva tetap.
Mintalah informasi mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam
penarikan utang. Jika klien menarik kredit dari bank dengan jaminan aktiva tetap,
informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan utang dapat
diperoleh auditor dari jawaban konfirmasi bank.   
Lakukan inspeksi terhadap perjanjian leasing. Jika klien menggunakan aktiva
tetap yang diperoleh dari transaksi leasing, auditor perlu mempelajari pasal-pasal
yang tercantum dalam perjanjian leasing tersebut untuk menentukan apakah aktiva
tersebut harus diakui sebagai aktiva tetap klien atau hanya sebagai sewa biasa saja.
Lakukan Review terhadap Perhitungan Depresiasi dan Deplesi Aktiva Tetap
Penilaian terhadap aktiva tetap yang didepresiasi atau dideplesi mengharuskan auditor
melakukan penghitungan kembali biaya depresiasi atau biaya deplesi aktiva tetap
dengan menggunakan metode depresiasi atau deplesi yang dipakai oleh klien dan

17
berdasarkan kos aktiva yang telah mengalami penambahan karena transaksi
pemerolehan dan pengeluaran modal serta pengurangan karena transaksi penghentian
pemakaian aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.
Lakukan rekonsiliasi aktiva tetap tertentu ke dalam buku pembantu aktiva
tetap. Akuntansi aktiva tetap yang baik mensyaratkan agar semua aktiva tetap diberi
nomor identifikasi sehingga memudahkan rekonsiliasi periodik antara fisik aktiva
tetap dengan catatan akuntansinya. Untuk membuktikan eksistensi aktiva tetap,
auditor memilih bebrapa aktiva tetap tertentu, mencatat nomor identifikasinya dan
kemudian mengusut aktiva tetap tersebut ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
Hitung kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun-akun yang terkait
dalam transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.Penghentian pemakaian
aktiva tetap dicatat dengan mendebit akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap,
mengkredit akun aktiva tetap yang bersangkutan dan mendebit akun Rugi
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap atau mengkredit akun Laba Penghentian
Pemakaian Aktiva Tetap. Karena transaksi penghentian aktiva tetap menyangkut baik
akun aktiva tetap maupun akun penilainya, maka auditor perlu menghitung kembali
jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun yang terkait dengan transaksi penghentian
pemakaian aktiva tetap.
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Periksa Klasifikasi Aktiva Tetap di dalam Neraca
Aktiva tetap harus disajikan di dalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar
pada kosnya dikurangi dengan depresiasi akumulasian atau deplesi. Auditor
melakukan pemeriksaan terhadap klasifikasi aktiva tetap di dalam neraca berdasarkan
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca.
Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Aktiva Tetap
Menurut prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca,
klien berkewajiban mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai metode
depresiasi atau deplesi yang dipakainya, aktiva tetap yang dijaminkan atau digadaikan

18
dalam penarikan utang dan aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih
digunakan dalam kegiatan perusahaan.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai
manfaatekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar.
Perbedaankarakteristik ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan
aktiva tersebut.
Jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristik aktiva lancar dengan
aktivatetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan efektif
terhadap keduagolongan tersebut. Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva
lancar tersebutmengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam
aktiva tersebut.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah :

19
1.      Memperoleh keyakinantentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan aktiva tetap,
2.      Membuktikankeberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap yangdicantumkan di neraca,
3.      Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yangdicantumkan di neraca,
4.      Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan dineraca, dan
5.      Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Prosedur Audit Aktiva Tetap dibagi menjadi dua yaitu prosedur audit awal dan
prosedur analitik.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://suhediary.blogspot.com/2010/07/pengujian-substantif-terhadap-aktiva.html

http://makalahku05.blogspot.com/2018/02/makalah-laporan-audit.html?m=1

http://esy-marita.blogspot.com/2013/11/makalah-audit-terhadap-aktiva-
tetap_22.html?m=1

Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat

20

Anda mungkin juga menyukai