Anda di halaman 1dari 10

Penagihan pajak

Tugas ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum pajak
Yang di ampuh oleh :
Siti partiah, M.H

Disusun Oleh :
Ryan Ivan Bahtiar (20382041105)
Moh Zainullah Hadi (20382041147)
Siti Muthmainnah (20382042110)
Rudi Paryadi (20382041153)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.Yang telah melimpahkan karunianya sehingga kami
diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.Shalawat serta
salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad SAW,yang
telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang canggih seperti sekarang
ini,sehingga kami bisa mencari refrensi dengan lancar dalam menyelesaikan makalah ini.
Pembuatan penyusunan makalah dengan materi “penagihan Pajak” kami berharap agar
makalah ini berguna bagi para pembaca,agar lebih meningkatkan kesadaran untuk menghargai
hasil karya cipta seseorang dan benar-benar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab
itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar di masa yang akan datang
kami bisa lebih baik lagi.
Kami ucapkan terimakasih kami kepada orang-orang yang telah membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami haturkan terima kasih kepada kedua orangtua kami
yang telah memfasilitasi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan kami juga
haturkan terimakasih kepada yang terhormat ibu Siti Partiah yang telah membimbing kami atas
saran dan masukannya sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengan baik .

Pamekasan, 24 mei 2022

Penyusun

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..........................................................................................................................4
C. Tujuan penulisan...........................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Penagihan pajak............................................................................................................................6
B. Penagihan pajak aktif dan pasif...................................................................................................6
C. Tahapan penagihan pajak.............................................................................................................7
D. Penagihan pajak seketika..............................................................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penagihan pajak merupakan salah satu cara yang dilakukan pihak fiskus yang juga memiliki
andil dalam memajukan kegiatan pemerintah dalam meningkatkan penerimaan negara pada
sektor pajak. Penagihan pajak menurut Azhari (2009) merupakan serangkaian tindakan agar
penanggung pajak melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa,
mengusulkan penceahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyandaraan dan menjual
barang yang disita. Dengan adanya serangkaian kegiatan penagihan pajak yang dilakukan oleh
pihak fiskus terhadap wajib pajak yang memiliki hutang pajak sehingga akan berdampak baik
pada penerimaan pajak sehubungan telah dibayarkannya hutang dan biaya penagihan oleh waijib
pajak.
Kegiatan Ekstensifikasi menurut SE-06/PJ.9/2001 merupakan kegiatan yang dilakukan
pemerintah dalam penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan pelunasan objek pajak dalam
administrasi. Pemerintah melalui pihak fiskus berupaya meningkatkan jumlah wajib pajak
dengan cara menjaring wajib pajak yang telah memenuhi syarat sebagai subjek pajak untuk dapat
segera melaksanakan kewajibannya sebagai wajib pajak.Selain kegiatan ekstensifikasi, hal yang
tidak kalah penting dalam meningkatkan penerimaan pajak adalah kepatuhan yang dimiliki oleh
wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya sebagai wajib pajak yang baik. Menurut
Nurwantu (2005) dalam Adriani (2013) kepatuhan pajak itu sendiri merupakan keadaan dimana
wajib pajak memenuhi dan melaksanakan semua kewajiban perpajakannya.
Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksudpenagihan pajak?
2. Apa yang dimaksud penagihan aktif dan pasif?
3. Bagaimana tahapan penagihan pajak?
4. Apa yang dimaksud penagihan seketika?

4
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksudpenagihan pajak?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud penagihan aktif dan pasif?
3. Untuk mengetahui bagaimana tahapan penagihan pajak?
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud penagihan seketika?

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Penagihan pajak

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang yang telah disita.1 Sedangkan pengertian penagihan menurut Moeljo Hadi, SH (1999:11)
adalah serangkaian tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak, berhubung Wajib Pajak
tidak melunasi sebagian atau seluruh kewajiban perpajakan yang terutang menurut undang-
undang perpajakan yang berlaku.2
Dasar penagihan pajak yaitu saat diterbitkannya Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan
Pembetulan (SK Pembetulan), Surat Keputusan Keberatan (SK Keberatan), dan Putusan Banding, serta
Putusan Peninjauan Kembali (Direktorat Jendral Pajak Bali, 2013:45). Apabila pada saat jatuh tempo
pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari
tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak
(STP), dan dihitung 1 (satu) bulan penuh (Direktorat Jendral Pajak Bali, 2013:45). 3

B. Penagihan pajak aktif dan pasif


Penagihan Pajak Pasif
Penagihan pasif yakni penagihan yang dilakukan oleh fiskus sebelum jatuh tempo
pembayaran dari surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak

1
Olvi Madji, Lintje Kalangi, “Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bitung “ Jurnal Emba 480 Vol.3 No.4
(Desember 2015), 480
2
Fahim Rosidi, “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Di Lingkungan Kanwil Djp Jawa Tengah I Dan Jawa Tengah Ii” Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1
(Januari 2014), 49
3
Ni Nyoman Vitria Anjarsari, Naniek Noviari, “Analisis Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Pajak Aktif Dengan
Menggunakan Konsep Value For Money” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.3. Maret (2017), 2401

6
kurang bayar tambahan atau sejenisnya, surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan,
putusan banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang dibayarkan melalui imbauan,
baik dengan surat maupun dengan telepon atau media lainnya.
Penagihan Pajak
Aktif Penagihan aktif yakni penagihan yang dilakukan oleh fiskus setelah jatuh tempo
pembayaran dari Surat Tagihan (SPT), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan atau sejenisnnya, Surat Keputusan pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak kurang bayar tidak dilunasi oleh
wajib pajak sehingga penerbitan surat teguran, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan
hingga pelaksanaan penjualan barang yang disita melalui lelang barang milik Penanggung
Pajak.4

C. Tahapan penagihan pajak


Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, ada beberapa tindakan atau langkah yang
dilakukan juru sita pajak dalam melakukan penagihan pajak. Berikut ini tahapan dan penjelasan
setiap langkahnya.
1. Surat Teguran
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa, penagihan seketika sekaligus merupakan suatu tindakan penagihan pajak yang dilakukan
oleh Jurusita pajak kepada Penanggung Pajak dengan tidak menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran termasuk di dalamnya seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan
tahun pajak.
2. Surat Paksa
Menurut Pasal Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa, setelah lewat 21 hari sejak diterbitkan Surat Teguran dan Penanggung Pajak tidak
membayar utang pajaknya, maka Jurusita Pajak akan melakukan penerbitan Surat Paksa. Surat
Paksa disampaikan secara langsung oleh Jurusita Pajak serta membacakan isi Surat Paksa secara
langsung.

4
Ermadiani, Rina Tjandrakirana, Abdul Rohman, “Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penagihan Pajak Pasif Dan
Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang)” Jurnal Ilmiah
Ekonomi Global Masa Kini Volume 11 No. 01 (Juli 2020), 3

7
3. Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam
Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
merupakan surat perintah yang penerbitannya dilakukan oleh pejabat dengan tujuan untuk
melakukan sita.5
4. Lelang
Lelang akan dilakukan jika dalam waktu 14 hari setelah diterbitkan pengumuman lelang,
penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya.
D. Penagihan pajak seketika

Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan Penagihan Pajak yang dilaksanakan oleh
Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang
meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak.6
Pada dasarnya apabila ketetapan yang menjadi dasar penagihan pajak telah melewati jatuh
tempo pembayaran dan wajib pajak tidak membayar, maka tindakan penagihan pajak dilakukan
dengan surat paksa, setelah sebelumnya surat teguran. Namun terdapat kondisi-kondisi yang
menjadi alasan pengecualian di mana terhadap Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang
bersangkutan akan dilakukan Penagihan Seketika dan Sekaligus (Keputusan Menteri Keuangan
No. 561/KMK.04/2000 pasal 7)7

5
Jeong Yumi Cecilia Palete, Irwan Aribow, “Mengkaji Pelaksanaan Penagihan Pajak Terhadapseratus Penunggak
Pajak Terbesar (Studi Kasus Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Gambir Tiga)” Jurnal Info Artha Vol.5,
No.2, (2021), 140
6
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/24~PMK.03~2008Per.htm#:~:text=melunasi%20utang
%20pajaknya.-,4.,Masa%20Pajak%2C%20dan%20Tahun%20Pajak. Diakses tanggal 30 mei 2022
7
Rachman Bawono Sidiq Saputra, Heru Susilo, Arik Prasetya , “Implementasi Penagihan Pajak Sesuai Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 1997 Jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Mojokerto)” Jurnal Perpajakan (Jejak)| Vol. 8 No. 1 (2016), 3

8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau biaya penagihan pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa,
dan Lelang akan dilakukan jika dalam waktu 14 hari setelah diterbitkan pengumuman lelang,
penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya.
Namun terdapat kondisi-kondisi yang menjadi alasan pengecualian di mana terhadap Wajib
Pajak/Penanggung Pajak yang bersangkutan akan dilakukan Penagihan Seketika dan Sekaligus
B. Saran

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawab. Maka kita harus
berkontribusi untuk membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik dengan cara taat
membayar pajak. Tanpa menunda-nunda pembayaran pajak sehingga tidak perlu adanya surat
teguran atau surat paksa dapat memperlancar pembayaran pajak dan perekonomian Indonesia
pun bisa cepat berkembang.

9
DAFTAR PUSTAKA
Madji Olvi, Lintje Kalangi, “Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat
Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bitung “ Jurnal Emba 480 Vol.3 No.4 (Desember 2015)
Rosidi Fahim, “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Di Lingkungan Kanwil Djp Jawa Tengah I Dan Jawa Tengah Ii”
Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1 (Januari 2014)
Anjarsari Ni Nyoman Vitria, Naniek Noviari, “Analisis Efektivitas Pelaksanaan Penagihan Pajak
Aktif Dengan Menggunakan Konsep Value For Money” E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol.18.3. Maret (2017)
Ermadiani, Rina Tjandrakirana, Abdul Rohman, “Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penagihan
Pajak Pasif Dan Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Pada Kantor
Pelayanan Pajak Madya Palembang)” Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Volume
11 No. 01 (Juli 2020)
Palete Jeong Yumi Cecilia, Irwan Aribow, “Mengkaji Pelaksanaan Penagihan Pajak
Terhadapseratus Penunggak Pajak Terbesar (Studi Kasus Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Gambir Tiga)” Jurnal Info Artha Vol.5, No.2, (2021)
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/24~PMK.03~2008Per.htm#:~:text=melunasi%20utang
%20pajaknya.-,4.,Masa%20Pajak%2C%20dan%20Tahun%20Pajak. Diakses tanggal 30
mei 2022
Saputra Rachman Bawono Sidiq, Heru Susilo, Arik Prasetya , “Implementasi Penagihan Pajak
Sesuai Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2000 (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mojokerto)” Jurnal Perpajakan
(Jejak)| Vol. 8 No. 1 (2016)

10

Anda mungkin juga menyukai