Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
sesuai dengan apa yang diharapkan sebagai hasil pembelajaran kami mengenai Inti
Persoalan Pajak. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan karangan
dari berbagai pihak dan kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
kami harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memkasa berdasarkan Undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakuran rakyat. Telah dijelaskan dari
definisi tersebut bahwa pajak itu besifat memaksa wajib pajak untuk membayarkan
iuaran tersebut dan jika wajib pajak tidak membayarkan kewajiban tersebut maka
akan mendapatkan saksi. Tidak mendapatkan imbalan langsung setelah
membayarkan iuran, berbeda dengan retribusi. Pemungutan tersebut ditujuan untuk
pembangunan pemerintah (APBN). Selain itu memiliki beberapa fungsi. Yaitu
fungsi penerimaan dan fungsi mengatur. Fungsi Penerimaan bermaksud untuk
memasukan uang sebanyak-banyaknya dalam kasa negara dengan tujuan untuk
membiayai pengeluaran negara (pengeluaran rutin dan pembangunan). Fungsi
Mengatur bermaksud sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dibidang
keuangan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Inti persoalan pajak adalah siapa yang harus membayar pajak (subjek pajak)
dan berapa besarnya pajak yang harus dibayar/terutang. Subjek pajak adalah orang
yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. Subjek pajak dibagi
menjadi dua, yaitu:
b. Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yang berada di Indonesia
dan berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia,
2
bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia, dan
2. Organisasi Internasional
4. Pejabat-pejabat BPNA
Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah.
3
Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai
pengawas dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada jenis pajak
pusat.
Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang
satu ini mulai diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983
dan masih berlaku hingga saat ini.
Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.
Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang
dan menerbitkan surat ketetapan pajak.
Dalam beberapa kasus tertentu, bisa juga menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP). Bukti potongan tersebut nantinya akan dilampirkan bersama SPT Tahunan
PPh/SPT Masa PPN dari wajib pajak yang bersangkutan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inti persoalan pajak adalah siapa yang harus membayar pajak (subjek pajak)
dan berapa besarnya pajak yang harus dibayar/terutang. Besarnya pajak terutang
berhubungan dengan masalah objek pajak, tarif pajak, dan dasar pengenaan pajak.
Apabila subjek pajak dikenai objek pajak, maka subjek pajak disebut sebagai wajib
pajak (taxpayer) dan apabila tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak, maka
akan diperoleh pajak terutang.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/sistem-pemungutan-pajak