Anda di halaman 1dari 10

INTI PERSOALAN PAJAK

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan I

Citra Mariana, S.Pd., M.Ak

Disusun Oleh :

Falhan Aulia 0115101046

Rizqullah Ramadhan 0115101067

Filla Delvia br sinulingga 0115101257

Jeremy Christian 0117101001

Fira Fitria Fakhira 0117101002

Sopia Kosdawanti 0117101003

Nadhillah Leica Sofianiswah 0117101004

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami diberikan

kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Perpajakan I

yang telah ditugaskan oleh Citra Mariana, S.Pd., M.Ak.

Makalah ini disajikan semaksimal mungkin agar penyajian makalah ini

sesuai dengan apa yang diharapkan sebagai hasil pembelajaran kami mengenai Inti

Persoalan Pajak. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan karangan

dari berbagai pihak dan kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

kami harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi kami, dan umumnya bagi pembaca semua.

Bandung, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 Inti Persoalan Pajak .................................................................................. 2
2.2 Sistem pemungutan pajak self assessment system .................................... 3
2.3 Sistem pemungutan pajak Official assessment system ............................. 4
2.4 Sistem pemungutan pajak woth holding system ....................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 6
PENUTUP .............................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memkasa berdasarkan Undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakuran rakyat. Telah dijelaskan dari
definisi tersebut bahwa pajak itu besifat memaksa wajib pajak untuk membayarkan
iuaran tersebut dan jika wajib pajak tidak membayarkan kewajiban tersebut maka
akan mendapatkan saksi. Tidak mendapatkan imbalan langsung setelah
membayarkan iuran, berbeda dengan retribusi. Pemungutan tersebut ditujuan untuk
pembangunan pemerintah (APBN). Selain itu memiliki beberapa fungsi. Yaitu
fungsi penerimaan dan fungsi mengatur. Fungsi Penerimaan bermaksud untuk
memasukan uang sebanyak-banyaknya dalam kasa negara dengan tujuan untuk
membiayai pengeluaran negara (pengeluaran rutin dan pembangunan). Fungsi
Mengatur bermaksud sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dibidang
keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Inti Persoalan Pajak?


2. Apa yang dimaksud Sistem pemungutan pajak self assessment system ?
3. Apa yang dimaksud Sistem pemungutan pajak Official assessment system ?
4. Apa yang dimaksud Sistem pemungutan pajak woth holding system ?

1.3 Tujuan

1. Memahami tentang Inti Persoalan Pajak.


2. Memahami Sistem Pemungutan Pajak ( Self Assessment System, Official
Assessment System, dan With Holding System.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Inti Persoalan Pajak

Inti persoalan pajak adalah siapa yang harus membayar pajak (subjek pajak)
dan berapa besarnya pajak yang harus dibayar/terutang. Subjek pajak adalah orang
yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. Subjek pajak dibagi
menjadi dua, yaitu:

1. Subjek Pajak Dalam Negeri

a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia,

b. Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yang berada di Indonesia
dan berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia,

c. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, dan

d. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan


yang berhak.

2. Subjek Pajak Luar Negeri

a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada


di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia,

b. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di


Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia,

c. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada


di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia

2
bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia, dan

d. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di


Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Yang tidak termasuk subjek pajak antara lain:

1. Badan perwakilan negara asing

2. Organisasi Internasional

3. Unit dari badan pemerintah

4. Pejabat-pejabat BPNA

5. Pejabat-pejabat orang internasional

Besarnya pajak terutang berhubungan dengan masalah objek pajak, tarif


pajak, dan dasar pengenaan pajak. Apabila subjek pajak dikenai objek pajak, maka
subjek pajak disebut sebagai wajib pajak (taxpayer) dan apabila tarif dikalikan
dengan dasar pengenaan pajak, maka akan diperoleh pajak terutang.

2.2 Sistem pemungutan pajak self assessment system

Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang


membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
yang bersangkutan.

Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah.

3
Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai
pengawas dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada jenis pajak
pusat.

Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang
satu ini mulai diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983
dan masih berlaku hingga saat ini.

Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena


wajib pajak memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang
perlu dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk
menyetorkan pajak sekecil mungkin.

 Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:

 Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.

 Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai


dari menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.

 Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika


wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.

2.3 Sistem pemungutan pajak Official assessment system

Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang


membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.

Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak bersifat


pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh
fiskus. Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi
Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.

Dalam pembayaran PBB, KPP merupakan pihak yang mengeluarkan surat


ketetapan pajak berisi besaran PBB terutang setiap tahunnya. Jadi, wajib pajak tidak
4
perlu lagi menghitung pajak terutang melainkan cukup membayar PBB
berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP
tempat objek pajak terdaftar.

 Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:

 Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak.

 Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka.

 Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang
dan menerbitkan surat ketetapan pajak.

 Pemerintah memiliki hak penuh dalam menentukan besarnya pajak yang


wajib dibayarkan.

2.4 Sistem pemungutan pajak woth holding system

Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga


yang bukan wajib pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus. Contoh Witholding
System adalah pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan oleh bendahara
instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk membayarkan
pajak tersebut.

Jenis pajak yang menggunakan withholding system di Indonesia adalah PPh


Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN. Nah,
sebagai bukti atas pelunasan pajak dengan menggunakan sistem pemungutan pajak
ini biasanya berupa bukti potong atau bukti pungut.

Dalam beberapa kasus tertentu, bisa juga menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP). Bukti potongan tersebut nantinya akan dilampirkan bersama SPT Tahunan
PPh/SPT Masa PPN dari wajib pajak yang bersangkutan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inti persoalan pajak adalah siapa yang harus membayar pajak (subjek pajak)
dan berapa besarnya pajak yang harus dibayar/terutang. Besarnya pajak terutang
berhubungan dengan masalah objek pajak, tarif pajak, dan dasar pengenaan pajak.
Apabila subjek pajak dikenai objek pajak, maka subjek pajak disebut sebagai wajib
pajak (taxpayer) dan apabila tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak, maka
akan diperoleh pajak terutang.

Di Indonesia, berlaku 3 jenis sistem pemungutan pajak, yakni:Self


Assessment System, Official Assessment System, dan Withholding Assessment
System. Dimana Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak
yang membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib
pajak yang bersangkutan, lalu Official Assessment System merupakan sistem
pemungutan pajak yang membebankan wewenang untuk menentukan besarnya
pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak, dan
Withholding System besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib
pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.online-pajak.com/sistem-pemungutan-pajak

Sari, D. 2016. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai