Anda di halaman 1dari 10

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA


Manajemen Bisnis, Program Studi Logistik Perdagangan Internasional, Politeknik Negeri Batam

Jl. Ahmad Yani Batam Kota. Kota Batam. Kepulauan Riau. Indonesia, 29641

1) Aulia Vicka Meilanda - 4132101002


auliavickam18@gmail.com
2) Dira Septiani - 4132101007
diras110121@gmail.com
3) Anindhita Ardhia Pramesthi Nirwana - 4132101008
anindhita183@gmail.com
4) Anastasya Wahyu Ningsih - 4132101019
anastasyawn@gmail.com
5) Wulan Santika Putri Ragel - 4132101020
wulansantika33@gmail.com
6) Chintia Octaviani – 4132101031
Chintiaoctaviani11@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga beras local,produksi beras dan jumlah
penduduk terhadap impr beras di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode
2017-2019. Sumber data berasal dari berbagai sumber anatara lain statistik terbitan Badan Pusat
Statistik, berbagai situs dan jurnal-jurnal ilmiah serta literatur-literatur lain yang berkaitan dengan
topik penelitian. Model analisis menggunakan model regresi linear berganda dengan bantuann
SPSS 26 untuk menguji hipotesisnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
harga beras local,produksi beras, dan jumlah penduduk Indonesia.

Kata Kunci: Impor Beras, Produksi Beras, Harga Beras Dalam Negeri, Jumlah Penduduk

PENDAHULUAN
Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena dikonsumsi oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Selain sumber karbohidrat, dua pertiga kebutuhan kalori diperoleh dari
beras. Beras merupakan salah satu pangan yang sangat dibutuhkan dan dijadikan sebagai salah
satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Tidak bisa di pungkiri bahwa sejak dahulu manusia
memerlukan makanan untuk bertahan hidup.

Komoditi pangan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia adalah beras, terutama
karena (1) Beras adalah bahan pangan dan sumber kalori yang utama bagi sebagian masyarakat
Indonesia;(2) sekitar 30 persen dari total pengeluaran rumah tangga masyarakat miskin diguanakan

1
untuk membeli beras;(3) usahatani padi menyediakan lapangan kerja bagi 21 juta keluarga petani
(Bustaman, 2003).

Produksi beras dalam negri diharapkan dapat memenuhi kebuthan seluruh masyarakat
Indonesia kenyataannya tidak mencukuoi, sehingga pemerintah melakukan impor beras serta
dengan dalih menjaga cadangan persedian stok beras di Indonesia .konsumsi beras yang besar di
Indonesia harus di imbangi dengan produksi beras sehinga mencukupi kebutuhan nasional.
Menurut Wiguna (2014), apabila produksi barang dan jasa luar negeri memiliki kualitas baik
dengan harga yang lebih murah maka kecenderungan mengimpor barang atau jasa dari negara lain
akan terjadi

Kebijakan pemerintah di bidang produksi dan perdagangan beras terus menjadi kontroversi karena
sifat komoditas beras yang sangat terkait dengan stabilitas makroekonomi terutama inflasi,
ketahanan pangan, pengangguran dan kemiskinan. Indonesia terus berusaha mendorong
peningkatan produksi beras dalam negeri dan mengelola stok beras nasional untuk tujuan
emerjensi dan stabilisasi harga. Produksi beras dalam negeri amat penting untuk menghindari
tingginya risiko ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia, disamping terkait erat
dengan usaha pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan. Maka menjadi tugas
pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang akan menjamin ketahanan pangan dan kebijakan
swasembada beras di Indonesia.

Keputusan akhir pemerintah berkaitan dengan impor beras saat ini tak bisa dilepaskan dari
persoalan rasa keberpihakan pemerintah kepada petani, yang notabene adalah mayoritas penduduk
negara kita dan umumnya miskin. Keberpihakan nyata lebih penting dari pada konsep dan janji
muluk-muluk yang tidak jalan. Pemerintah harus hati-hati dalam situasi sensitif seperti ini, jangan
sampai yang muncul justru kecurigaan bahwa rencana impor beras ini sebenarnya tak lebih adalah
upaya merampok uang negara dengan menggunakan Bulog sebagai kendaraan, seperti sering
terjadi di masa lalu

TINJAUAN PUSTAKA
Perdagangan Internasional

Menurut Hendra (2002), “perdagangan internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak
memperoleh manfaat atau keuntungan dari dalam perdagangan tersebut (gains from trade)”.
Sedangkan menurut Basri dan Munandar (2010), “Perdagangan internasional terjadi karena
dua alasan utama. Pertama, negara-negara yang berdagang karena memiliki sumber daya
yang berbeda satu sama lain. Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan
skala ekonomi (economies of scale) dalam produksi”. Maksudnya, jika setiap negara
memproduksi barang tertentu, negara tersebut dapat memproduksi barang-barang tersebut dengan
skala yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan negara yang memproduksi
semua barang. Maka perdagangan internasional merupakan suatu perdagangan antara negara-
negara dimana meliputi proses ekspor maupun impor yang menjadi salah satu pengaruh bagi
pendapatan negara.

2
Berikut ini teori-teori yang menjelaskan mengenai hal-hal tersebut :

• Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)

Adam Smith merupakan orang yang mengemukakan teori keunggulan mutlak. Ia berpendapat
bahwa teori keunggulan mutlak dijelaskan sebagai kondisi dimana suatu negara dapat
menghasilkan atau memproduksi barang atau jasa lebih banyak dibandingkan dengan para
pesaingnya dengan mengeluarkan biasa yang lebih rendah dalam produksinya sehingga
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

• Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama David Ricardo. Teori ini muncul untuk mengatasi
kelemahan dalam teori keunggulan absolut dimana negara yang tidak memiliki keunggulan absolut
berbeda nasibnya dibandingkan dengan negara yang memiliki keunggulan absolut.

Teori Permintaan

Permintaan adalah kemauan konsumen untuk membeli sejumlah barang dalam rentang harga
tertentu. Teori permintaan menjelaskan mengenai ciri hubungan antara jumlah permintaan dengn
harga,untuk menganalisa permintan dibutuhkan perbedaan antara permintan dan jumlah barang
yang diminta.Menjelaskan keadaan semua hubungan dengan harga serta jumlah permintaan pada
tinggkat harga tertentu.Hukum permintaan timbul karna adanya hubungan antara jumlah
permintaan dan harga,hukum permintaan pada dasarnya adalah hipotesis yang menyatakan jika
semakin rendah harga suatu barang maka permintaan atas barang meningkat begitupun sebaliknya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu: Pendapataan konsumen,jumlah


penduduk,harga barang lain,selera konsumen,dan ramalan mengenai masa depan. (Sukirno;1994)

Teori Impor

Dalam perdagangan internasional ada yang disebut kegiatan ekspor dan impor. Adanya kegiatan
ekspor dan impor memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Impor dapat dipahami
sebagai membawa barang dari satu negara (dari luar negeri) ke dalam wilayah pabean negara lain.
Konsep ini berarti bahwa dua negara terlibat dalam kegiatan impor. Dalam hal ini dapat diwakili
oleh kepentingan dua perusahaan antar negara yang tentunya berbeda satu sama lain dan yang
tentunya juga berperan sebagai negara pemasok dan pihak lainnya sebagai negara penerima, dalam
suatu aturan yang telah diatur

Untuk memenuhi kebutuhannya, setidaknya harus ada satu hal yang membuat negara tersebut
menjalin hubungan baik dengan negara lain. Salah satunya dalam kegiatan keuangan ini. Tujuan
lain dari perdagangan impor adalah untuk memperkuat neraca pembayaran dan mengurangi arus
devisa.

3
Impor sendiri memiliki kelebihan yaitu memungkinkan negara memperoleh bahan baku, barang
dan jasa untuk suatu produk yang terbatas secara nasional atau tidak dapat diproduksi secara
nasional. Hal ini secara tidak langsung mendukung stabilitas negara.

Dasar hukum pengaturan tata kelola impor ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai KEP-07/BC/2003. Tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Kepabeanan Impor dan
Keputusan Menteri Keuangan No. 453/KMK.04/2002 tentang Tata Cara Kepabeanan Impor.
Barang yang dikeluarkan untuk diedarkan bebas di dalam daerah pabean (domestik) dan yang
didatangkan dari luar daerah pabean (asing) dikenai bea masuk kecuali dikecualikan atau
diringankan. jenis impor

Berdasarkan fungsinya, impor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis impor adalah sebagai
berikut:

• Impor untuk Dipakai ; memasukkan barang/jasa ke dalam daerah pabean Indonesia dengan
maksud untuk digunakan, dimiliki atau dikuasai oleh orang yang bertempat tinggal di
Indonesia.
• Impor sementara ; Memasukkan barang/jasa ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan
tujuan untuk diekspor kembali ke luar negeri paling lama tiga tahun.
• Impor Angkut Lanjut / Terus ; Pengangkutan barang dengan transportasi dari satu kantor
ke kantor lain tanpa bongkar terlebih dahulu.
• impor untuk Ditimbun ; Pengangkutan barang dengan transportasi dari satu kantor ke
kantor lain terlebih dahulu menyelesaikan proses bongkar muat.
• Impor untuk diekspor kembali / Re-ekspor ; Pengangkutan barang impor yang masih
berada di dalam daerah pabean untuk diekspor kembali ke luar negeri. Hal ini dilakukan
untuk barang impor dengan syarat; tidak sesuai pesanan, salah kirim, rusak, tidak
memenuhi syarat teknis, akan ada perubahan peraturan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa impor adalah perdagangan internasional dengan
memasukkan barang ke dalam wilayah pabean Indonesia, yang dilakukan oleh orang pribadi atau
perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor menurut peraturan perundang-undangan
berdasarkan pajak impor aktif yang berlaku.

Teori Produksi

Produksi ialah proses ekonomian yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan sebuah
komoditas yang sangat cocok untuk pertukaran. Hal ini mencakup dengan manufaktur,
penyimpanan pengiriman hingga kemasan. Produksi merupakan sebuah kegiatan untuk menambah
nilai guna atau pun menciptakan benda baru yang lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan,
yang dimana kegiatan yang dilakukan dapat menambah nilai guna tanpa mengubah bentuknya
sehingga dinamakan produk jasa.

Fungsi produksi salah satunya ialah untuk mengatur kegiatan yang diperlukan bagi
terselengarakannya proses produksi. Fungsi produksi ini juga dapat diartikan sebgai salah satu
fungsi atau persamaan yang menunjuka hubungan antara tingkat output dengan tingkat kombinasi.

4
Adapun beberapa factor produksi yang dimana factor produksi ini dikelompokkan menjadi 4
kategori yaitu:

• Raw materials / bahan baku


• Labour service / buruh jasa
• Capital goods / barang modal
• Land / tanah.

Klasifikasi Teori Produksi

• Teori produksi denagan satu factor berubah

Teori dengan produksi ini mengambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu
barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
barang

• Teori produksi dengan dua factor berubah

Analisis yang dibuat dengan mengambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalama
perubahan misalnya satu factor produksi seperti tenaga kerja.

Teori Harga

Menurut Kotler dan Armstrong, harga adalah jumlah yang dibebankan untuk suatu produk (barang
atau jasa) atau nilai yang harus dibayar konsumen untuk menerima manfaat dari produk tersebut.
Harga adalah nilai atau uang yang ditawarkan oleh pelanggan sebagai ganti produk tertentu yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Sederhananya, harga adalah
ukuran nilai yang dipertukarkan antara pelanggan yang membeli suatu produk. Ini juga berfungsi
sebagai indikator seberapa banyak permintaan penawaran itu dan apakah itu ditawarkan atau
tersedia.

Harga produk adalah total nilai penawaran, termasuk nilai semua bahan dan jasa yang digunakan
untuk membuat penawaran. Harga layanan memperhitungkan semua elemen yang membentuk
layanan.

Setelah kita memahami pengertian harga, bagian ini menjelaskan konsep harga itu sendiri. Buku
Management and Marketing of Services karya Bukhari Alma terbitan tahun 2005 menyatakan
bahwa dalam teori ada nilai dan keuntungan dan itu adalah konsep harga.

5
1. Utilitas

Utilitas adalah atribut yang terkait dengan suatu item. Dengan memastikan bahwa produk
memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen.

2. Nilai atau Value

Nilai suatu produk yang ditukar dengan produk lain. Nilai ini terlihat dalam situasi barter atau
pertukaran barang dengan barang. Saat ini, kegiatan ekonomi tidak didasarkan pada barter, tetapi
pada satuan harga.

Teori Penduduk

Penduduk dikonotasikan sebagai orang yang mendiami suatu tempat,kuampung, wilayah


atau negara, dan merupakan asset pembangunan atau sering di sebut sumber daya manusia (SDM).

Banyaknya penduduk terkait dengan pemyedian pangan.konsumsi pangan utama sumber


karbohidrat yaitu beras. Sebagaimana dilaporkan Pasandaran, sejak tahun 1970–1990 konsumsi
beras per kapita per tahun meningkat nyata, yaitu 109 kg (1970), 122 kg (1980) menjadi 149 kg
(1990). Meskipun setelah tahun 1990, konsumsi beras sedikit turun, tapi dipandang masih cukup
besar, yaitu 114 kg/orang/tahun. Rerata konsumsi per kapita ini merupakan yang terbesar di dunia.
Ketidakmampuan menyediakan pangan pokok yang ditandai dengan besarnya impor beras
beberapa saat lalu menjadi pertanda yang serius bagi kita agar memiliki perhatian pada persoalan
kependudukan dan penyediaan pangan.

Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu metode penelitian adalah
pendekatan ilmiah terhadap keputusan ekonomi. Pendekatan metode ini berangkat dari data lalu
diproses menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan23. Metode ini juga harus
menggunakan alat bantu Kuantitatif berupa software computer dalam mengelolah data tersebut.

Pengumpulan data

Metode sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain). Data sekunder yang dikumpulkan yaitu
berasal dari perpustakaan PT. Bulog dan Situs internet BPS. Data yang diambil yaitu Harga Beras,
Produksi Beras, Jumlah Penduduk dan Impor Beras.

Teknik pengolahan dan Analisa data

Metode analisis data untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini, menggunakan
software SPSS dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabelvariabel bebas (harga beras lokal,
produksi beras dan jumlah penduduk) terhadap variabel terikat (impor beras). Untuk mengetahui
pengaruh variabel faktor harga beras lokal(X1), produksi beras(X2) dan jumlah penduduk(X3),

6
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras di Indonesia di gunakan
persamaan regresi sebagai berikut

Ln Y = Ln β0 + β1 Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + μi......

Dimana :

Y = Impor Beras

X1 = Harga Beras Lokal (RP)

X2 = Produksi Beras (Ton)

X3 = Jumlah Penduduk (Orang)

β0 = Konstanta

β1, β2, β3 = Parameter

Ln = Logaritma Natura

Ei = Error term

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah model analisis regresi panel data
dengan bantuan software SPSS

1. Analisis Uji asumsi Klasik


Analisis uji prasyaratan dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik sebagai salh
satu sayarat dalam menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda yang terdiri atas :
a. Uji normalitas data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak.suatu penelitian data yang diperlukan harus bervariabel
normal,apabila data dari setiap variable tidak normal maka bisa menggunakan
satatistik parametik.metode normalitas dalam peneltian ini dengan
menggunakan Teknik statistic kolmogrov-smirnov atau dikenal dengan uji k-s
dan data yang dinyatakan berdistribusi normal jika data mengikuti bentuk
distribusi normal dan dilihat dari niali-niali residual yang di hasilkan diatas nilai
signifikansi yang ditetakan yaitu sebesar 0,05 atau 5% maka variable
berdistribusi normal.

7
Dengan melihat data diatas Nilai Sig debesar 0,200 > 0,05 maka di dapat bahwa
variable yang digunakan berdistribusi normal maka layak dipakai untuk
penelitian ini.
b. Uji Multikolinieritas Data
Uji multikolinieritas perlu dilakukan untuk menguhji apakah model regresi
ditemukan korelasi antara variable bebas (Independen).model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinieritas antar variable independent. Untuk
mendeteksi ada tidakanya multikolineritas dalam model regresi dapat dilihat
dari Variance inflation factor (vif).
a) Jika niali VIF <5 menunjukan tidak adanya multikolinieritas
b) Jika nilai VIF >5 menunjukkan adanya multikolinieritas.

Dari table diatas terlihat bahwa Nilai Variance inflation factor (VIF) dari harga
beras lokal sebesar 1.126,Produksi beras sebesar 1.418,jumlah penduduk
sebesar 1.545 berada di bawah 5 maka dengan data di atas tidak terjadinya
multikolinieritas.
c. Uji Hteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji pakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan
kepengamatan lain. Deteksi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan metode
scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi dengan SRESID
(nilai residualnya).model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu

8
pada grafik, seperti mengumpul fitrngah,menyempit kemudian melebar atau
sebaliknya melebar kemudian menyempit.

Dari grafik Scatteplot tersebut, terlihat titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas,dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas terlihat dari titik-titik yang menyebar diatas
dan dibawah dari titik 0.jadi dapat disimpulkan tidak terjadinya
heteroskedstisitas.

Hasil penelitian

1. Pengaruh harga beras lokal terhadap impor beras

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa harga beras tidak berpengaruh tapi
signifikan terhadap impor beras. Secara teori harga beras berhubungan positif terhadap
impor beras sebagaimana menurut pandangan merkantalisme David Hume kenaikan harga
dalam negeri tentu mengakibatkan naiknya harga barang ekspor, sehingga volume ekspor
menurun. Di sisi lain, harga barang impor menjadi lebih rendah, sehingga volume impor
meningkat. Berdasarkan teori yang dipaparkan tersebut maka pada penelitian ini dapat
ditegaskan bahwa penelitian ini tidak mendukung teori tersebut

2. Pengaruh produksi beras terhadap impor beras.


Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa produksi beras tidak berhubungan dan
tidak signifikan terhadap impor beras. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Edward Christianto. 2013, mengenai faktor yang mempengaruhi volume
impor beras di Indonesia, yang menggunakan variabel impor beras, produksi beras, harga
beras dunia, konsumsi beras. Hasil analisis mengatakan produksi beras pada periode tidak
berpengaruh signifikan terhadap volume impor beras di Indonesia.

3. Pengaruh jumlah penduduk terhadap impor beras


Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I Kadek Agus Dwipayana dan Wayan
Wita Kesumajaya 2014 yang meneliti tentang Pengaruh Harga, Cadangan Devisa, Dan
Jumlah Penduduk Terhadap Impor Beras Indonesia periode 1997-2012. Variabel terdiri

9
dari Impor, Harga Beras Dunia, Cadangan Devisa, dan Jumlah Penduduk. Hasil penelitian
dari I Kadek Agus Dwipayana dan Wayan Wita Kesumajaya menunjukkan variabel jumlah
penduduk tidak berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia periode 1997-2012.4 Hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh jumlah penduduk
terhadap impor beras di Indonesia.

Penutup
saran

1. Hendaknya impor terhadap beras di Indonesia dilakukan sesuai dengan kebutuhan


dalam negeri sehingga pengeluaran yang terjadi terhadap pendapatan nasional
dapat di tekan.
2. Hendaknya pemerintah meningkatkan produksi beras di dalam negeri melalui
pemberdayaan di sektor pertanian yang lebih baik lagi
3. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambah variabel, menggunakan
model lain, memperluas daerah penelitian, dan menambah banyaknya data
penelitian jika ingin mengadakan penelitian tentang impor beras

10

Anda mungkin juga menyukai