Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 511 TENTANG NEW FUTURE EXPORT OF INDONESIA

MODUL 1 MELAKUKAN PERSIAPAN USAHA EKSPOR

DISUSUN OLEH
GERRY MAUWA ( 210279 )
PESERTA SIB ESKPOR

PROGRAM STUDI INDEPENDENT BERSERTIFIKAT


KAMPUS MERDEKA
2021
Dalam acara yang mengusung tema ‘New Future of Export Indonesia’ tersebut, Wapres
menekankan, selain mengenali ekosistem pendukung ekspor seperti standar dan prosedur ekspor,
para eksportir harus dapat mengikuti tren yang sedang dibutuhkan oleh negara tujuan ekspor.
Sensus  2020 menyebutkan, Generasi Z mencapai 27,94% dan Generasi Milenial sebanyak
25,87% dari total populasi, dimana kedua generasi ini merupakan penduduk usia produktif yang
menjadi tumpuan percepatan pertumbuhan ekonomi. Namun, upaya memunculkan potensi
eksportir baru khususnya dari kalangan muda, tidak bisa dilakukan secara instan.
“Semua ini membutuhkan proses yang melibatkan komitmen, wawasan dan pengetahuan
akademik yang baik, skill yang mumpuni, kemampuan teknologi informasi, negosiasi, creative
thinking, inovasi, dan tentunya disiplin dari diri anda-anda sendiri sebagai pelaku utama,” tegas
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika memberikan sambutan secara virtual Kuliah
Ekspor Nasional pada Konferensi Ekspor Nasional 2021 Dari Sekolah Ekspor dari Kediaman
Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No.2, Jakarta Pusat, Kamis (30/09/2021).

Dalam penugasan kali ini yaitu penugasan no : 511-517/PSE/10/12, saya akan membahas modul
1 yaitu melakukan persiapan usaha ekspor.

Sesuai dengan misi Sekolah Ekspor yaitu Menjadi Lembaga Pendidikan Eksportir yang mampu
mencetak Ribuan Eksportir baru setiap tahunnya sehingga membantu Indonesia menjadi negara
penghasil devisa yang besar sehingga dapat mensejahterakan masyarakat banyak. Maka sangat di
perlukan generasi milenial atau remaja Indonesia harus mampu berkolaborasi dalam dunia
ekspor. Kita semua tahu bahwa Indonesia banyak memiliki produk-produk yang sangat
berkualitas dan mampu untuk bersaing sampai keluar negri. Namun hal ini belum bisa di
maksimalkan oleh UMKM dan juga generasi penerus bangsa. Maka saya sebagai peserta SIB
eskpor, saya akan membhasa tentang bagaimana melakukan persiapan usaha ekspor. Yang
mungkin akan membantu kita dalam belajar tentang ekspor.

Dalam dunia ekspor ada yang namnaya 5n1 Arrows of Export Management, yaitu arah bisnis
ekspor atau juga bias di sebut dengan siklus ekspor. Ekspor dikatakan berhasil apabila ekspor
yang dilakukan harus berkelanjutan dan bisa memenuhi permintaan dari buyer.

Siklus eskpor memliki 6 tahap yaitu :

1. UNDERSTANDING

merupakan pemahaman terkait skala kegiatan kita dalam eskpor, dalam pengembangan bisnis
baru, proses pemahaman bisa di lakukan dengan : berangan-angan, merenung atau merangkum
segala informasi yang di dapat untuk disatukan dalam sebuah mimpi berbisnis ekspor. Dalam
tahap ini saya melihat daerah asal saya yaitu di Ambon, banyak sekali terkenal dengan rempah-
rempah seperti cengkih, pala. Nah setelah kita sudah mengetahui produk unggulan atau khas
yang kita miliki untuk bisa bersaing di laur negri atau bisa ekspor, kemudian kita masuk pada
tahap yang kedua yaitu;

2. PLANNING
yaitu tahap melakukan perencanaan. Dalam suatu organisasi bisnis maupun non bisnis pasti
memiliki rencana, entah itu jangka panjang maupun jangka pendek. Tahap Planning termasuk:

1. Perumusan sasaran yang hendak di capai


2. Penetapan strategi pencapian di tingkat unit bisnis
3. perumusan strrategi fungsional
4. penyusan uraian program
Namun dalam tahap ini saya biasnya meryumuskan planning dalam 2 hal yaitu kangka pendek
dan panjang. Jangke pendek yaitu dalam 3 bulan kedepan bisa menghasilkan profit dan bisa
mendaptkan kontrak ekspor yang berkelnajutan. Sedangkan jangka panjang yaitu
mempertahankan kualitas rempah Indonesia khususnya ambon di mata dunia. Dan juga bisa
ekspor yang berkelanjutan.

3 PRODUCT PREPARATION
Kita perlu untuk memilih produk yang memiliki poyensi ekspor dan produk yang ingin di jual,
produk bukan merupakan barang yang di batasi atau di larang untuk di ekspor, kemudian
pastikan produk dapat terjamin kontiunitasnya serta keamnana produknya. Biasanya dalam tahap
ini kita dapat melakukan riset kecil-kecilan terkait produk dan Negara tujuan ekspor. Dalam
mempersiapkan produk dan Negara tujuan ekspor terdapat dua pilihan yaitu :
1. menentukan Negara tujuan ekspor terdahulu, yaitu berdasarkan NTE yang dianggap dikuasai
atau diketahui baru melakukan pemilihan produk. 2.
Menentukan produk terdahulu, yaitu berdasrkan kemampuan mendaptkan serta penguasaan akan
produk tersebut baru menentukan NTE yang di tuju.
Dalam tahap ini saya memilih poin 1 yaitu memilih produk terdahulu, di karenakan daerah saya
di Indonesia timur sangat terkenal dengan rempah, khususnya pala. Dan penghasil pala terbesar
ada di Indonesia Timur.
Dan Negara tujuan ekspor saya ad 10 negara yang permintaan akan pala cukup tinggi yakni,
Belanda, Italia, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, Spanyol, Jerman, Argentina, Singapura dan
Afrika Selatan. ( kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Sulut, T Hasudungan Siregar ). Source : Republika.co.id

4. PROMOTION & TRANSACTION


Nah, dalam tahap ini jika produk anda sudah siap segeralah lakukan promosi agar produk anda
bisa dikenal oleh konsumen, maupun buyer.
Ada 4 promotion tools yang bisa anda gunakan :
1. Kartu nama, berisi informasi mengenai nama pribadi, nama perusahaan, jabatan, email, hp.
2. Brosur, berisi informasi produk, sejarah singkat mengenai produk ini dihasilkan, apa manfaat,
serta mengapa harus memilih produk ini.
3. Katalog, menjelaskan spesifikasi produk, minimu order, metode pembayaran.
4. Company profile, menjelaskan tentang produk, perusahaan, sertifikat yang dimiliki, cerita di
balik produk.

Namun dalam tahap ini saya melakukan promotion pada market place seperti ; shoppe,
tokopedia, lazada, alibaba dan lain”. Dengan menggunakan katalog dan brosur.

5. SHIPMENT & DOCUMENTATION

Dalam tahap ini biasanya berupa dokumen ekspor dan juga pengirman barang. Dokumen utama
adalah dokumen yang wajib sifatnya untuk dibuat dalam setiap transaksi ekspor, yakni :

Invoice atau Faktur, Invoice, atau bisa disebut sebagai faktur atau nota, merupakan dokumen
yang berfungsi sebagai suatu bukti transaksi atau penagihan, dibuat oleh eksportir untuk
importir. Invoice harus mencantumkan elemen-elemen berikut: nomor & tanggal invoice, nama
barang, harga per unit barang & total harga, nama & alamat eksportir, nama & alamat importir,
serta keterangan rekening pembayaran jika diperlukan. Penting juga agar invoice dibuat
menggunakan kop surat perusahaan eksportir.

Packing List, Packing list adalah dokumen yang berisikan rincian spesifikasi barang ekspor
sesuai dengan invoice. Ini dibuat oleh eksportir atau perusahaan yang melakukan pengemasan
langsung terhadap barang tersebut. Fungsi Packing List adalah untuk memudahkan mengetahui
isi barang dalam kontainer apabila ada pemeriksaan. Dokumen ini hampir mirip dengan ‘surat
jalan’ yang dipakai ketika melakukan pengiriman barang di dalam Indonesia.

Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill, Bill of Lading (B/L) merupakan bukti pengiriman barang
atau tanda terima yang dibuat oleh Shipping Company untuk eksportir. B/L dikeluarkan setelah
kapal berangkat dari Indonesia. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai kepemilikan barang,
dengan eksportir yang memegang B/L adalah pemilik barang yang disebutkan di dalam dokumen
tersebut. Sehingga, B/L adalah surat berharga yang perlu disimpan baik-baik oleh eksportir.

Polis Asuransi , Polis asuransi dibutuhkan sebagai surat bukti penanggungan yang dikeluarkan
perusahaan asuransi untuk menjamin keselamatan atas barang ekspor yang dikirim, atas
permintaan eksportir ataupun importir. Dokumen ini menyatakan jenis-jenis risiko yang
diasuransikan serta pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa klaim dibayarkan.
Dengan adanya polis asuransi dalam ekspor, akan meminimalisir kerugian bagi kedua pihak
eksportir maupun importir. Setiap asuransi harus dibayarkan dengan mata uang yang sama
tertera di L/C (kecuali ada syarat lain).
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang), PEB adalah surat pemberitahuan yang dibuat oleh
eksportir kepada kantor Bea dan Cukai, sebelum setiap pengiriman ekspor. Pembuatan PEB
dapat dilakukan sendiri oleh eksportir atau diwakilkan oleh forwarder. Lalu, PEB saat ini juga
dapat dikirimkan secara online ke kantor Bea dan Cukai melalui sistem Electronic Data
Interchange (EDI).

Shipping Instruction (SI), SI adalah dokumen yang dibuat dan diberikan oleh eksportir
kepada forwarder atau shipping company untuk melakukan booking pada container dan ruang di
kapal/pesawat. Dokumen ini biasanya bisa dikirim melalui e-mail

Anda mungkin juga menyukai