Untuk melakukan kenaikan gaji karyawan, maka Bank Mandiri harus
meningkatkan efisiensi dan pengelolaan nasabah yang baik. Sehingga dengan demikian akan well-matched antara pengeluaran untuk meningkatkan gaji karyawan dan pendapatan yang meningkat. Solusi yang memungkinkan untuk mewujudkan peningkatan produktivitas dan efesiensi Bank Mandiri adalah cross selling. Penerapan Cross selling disetiap unit bisnis Bank Mandiri berbeda-beda, yaitu: a. Unit cabang Cross selling di unit cabang dilakukan oleh CSR. Dalam melakukan personal selling, CSR harus mengutamakan keramah- tamahan, etika dan sopan santun dalam memberikan penjelasan kepada nasabah/ calon nasabah dengan sejelas-jelasnya agar nasabah/ calon nasabah tidak mengalami kebingungan atau bias. Teknik penawaran produk dilakukan saat pelanggan mendatangi counter customer service, baik untuk melayani komplain ataupun untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang produk perbankan yang ditawarkan oleh bank. Selain itu, teknik marketing, yaitu dengan memberikan penawaran menggunakan surat ataupun proposal kepada perusahaan/ intansi tertentu termasuk instansi pemerintah. Kemudian setelah proposal diterima dan disetujui maka tim Relation Officer (RO) dari bank, membuat janji untuk melakukan presentasi tentang produk bank. Dalam melakukan kegiatan marketing, CS bisa menggunakan beberapa media pendukung, seperti: - Toolkit yang berisi tentang informasi produk-produk perbankan - Brosur yang ditempatkan di bank hall dan counter masing-masing customer service relation (CSR) dan customer service officer (CSO) - Personal Selling - Worth of mouth Saat menggunakan toolkit produk yang ditawarkan lebih dulu bergantung pada kebutuhan nasabah/ calon nasabah. Produk yang biasanya ditawarkan lebih dulu oleh CSR diantaranya : E- Banking, reksadana, Tabungan Rencana Mandiri, dll b. AXA Mandiri Cross selling yang dilakukan oleh AXA Mandiri dijalankan oleh FA ( Financial Advisor). Biasanya lebih mengarah pada produk yang sifatnya seperti reksadana dan Tabungan Rencana Mandiri (TRM). FA bersama dengan unit lainnya akan melakukan penawaran dengan mempresentasikan produk- produknya di beberapa intansi yang akan menjadi nasabahnya. Saat melakukan cross selling FA AXA Mandiri menggunakan brosur yang berkaitan dengan produk yang akan ia tawarkan kepada calon nasabahnya. Seorang FA wajib mengenali dan menguasai produk yang ia tawarkan(produk AXA Mandiri), tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa FA kurang menguasai perihal produk-produk unit lain yang ia tawarkan seperti produk reksadana. Apabila terjadi hal demikian, maka biasanya FA tersebut mengalihkan nasabah tersebut kepaa CSR yang sedang senggang/ tidak melayani nasabah. c. Unit Merchant Business Dalam unit merchant business, produk layanan Bank Mandiri yang di- cross selling-kan adalah tabungan(jgusunya tabungan bisnis). Tabungan bisnis merupakan salah satu produk dari unit cabang. Tabungan bisnis khusus diperuntukkan bagi para nasabah yang memiliki badan usaha. Yang membedakan tabungan ini dengan tabungan reguler adalah nama yang digunakan mewakili suatu basan usaha, bukan perseorangan. Dalam melakukan cross selling, marketer dari unit merchant bekerja sama dengan RO, CSR ataupun CSO saat mereka menemukan nasabah yang memiliki badan usaha (biasanya retailer) yang ingin menggunakan mesin EDC bank Mandiri.
d. Unit Mandiri Mikro Penerapan cross selling yang dilakukan oleh unit mandiri mikro berkaitan erat dengan program CSR. Seluruh program CSR Bank Mandiri dikelola oleh Unit Mandiri Mikro. Salah satu program yang dilakukan oleh Unit Mandiri Mikro adalah dengan menjalin kerjasama antara Bank Mandiri dengan Universitas. Bank Mandiri memberikan fasilitas pendidikan, dan juga menawarkan produk kredit mikronya kepada pegawai Universitas. Unit Mandiri Mikro juga melakukan pendekatan dengan asosiasi-asosiasi pedagang kecil dan menengah, serta memberikan bantuan kepada koperasi sambil menawarkan produk dari Bank Mandiri lainnya.