Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AKUNTANSI KEPRILAKUAN

(SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI PERILAKU)

DOSEN PENGAMPU : RINI PURNAMASARI, M.Ak

Disusun Oleh :

Kelompok I ( Satu )

UMMU UTIA M ( 18.2800.018 )

MURTI NOVIANTI ( 19.2800.013 )

JUMAINI. S ( 19.2800.055 )

MUH. FAHRI MUSLIMIN ( 19.2800.077 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PAREPARE

2021
KATA PENGANTAR

ِ ‫ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬ ِ ‫بِس‬

‫الحمد هلل رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصالة والسالم على سيد نا محمد وعلى اله‬
‫واصحابه اجمعين‬

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Akuntansi
Perilaku” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Akuntansi
Keprilakuan”.

Atas dukungan moral dan materiil yang diberikan dalam penyusunan


makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Rini Purnamasari, M.Ak., selaku dosen pengampu yang telah banyak


memberikan bimbingan, dorongan, masukan, dan motivasi kepada penulis.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik riil maupun materiil
atas selesainya makalah ini.
3. Rekan-rekan yang berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dalam


kesempurnaan. Oleh karena itu kami memohon kritik serta saran yang
membangun sehingga dapat membantu kami dan memajukan kualitas serta
kemampuan kami dalam penyusunan makalah. Atas perhatiannya kami
mengucapkan terimakasih.
Sidrap, 7 April 2021

Kelompok I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Definisi Akuntansi Perilaku.................................................................................3
B. Ruang Lingkup dan Sasaran Hasil Akuntansi Perilaku...................................6
C. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan.............................................8
D. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan............................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat modern tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan
akuntansi. Namun, akuntansi yang telah diterapkan sekarang, baik di
perusahaan profit oriented maupun non profit oriented, sebenarnya telah
mengalami evolusi. Tonggak sejarah yang masih tertulis dan dikatakan
sebagai awal dan cikal bakal akuntansi adalah zaman Luca Pacioli. Pacioli
memperkenalkan system pembukuan berpasangan, yang disebut double entry
bookkeeping system.
Perkembangan akuntansi hingga saat ini telah mengalami beberapa
fase. Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman
itu telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang
sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia
menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai
bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses
transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk
yang modern seperti saat ini.
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan
keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam
menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan
kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan
informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur
akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah
merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan
petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan
sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun,

1
pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek
termasuk perilaku dari para pengambil keputusan.
Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.  Kesempurnaan
teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan
jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas
dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana
prilaku orang-orang di dalam organisasi. Oleh karena itu, kami menyusun
Makalah tentang Tinjauan Terhadap Ilmu Keprilakuan untuk memberikan
gambaran mengenai definisi akuntansi keprilakuan, ruang lingkup dan
sasaran hasil dari akuntansi keprilakuan, Perkembangan SEjarah Akuntansi
Perilaku dan Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Memahami Definisi Akuntansi Perilaku

2. Bagaimanakah ruang lingkup dan sasaran hasil dari akuntansi


keprilakuan?

3. Menjelaskan Perkembangan Sejarah Akuntansi Perilaku

4. Menjelaskan Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun yang menjadi tujuan
masalah adalah sebagai berikut:

2
1. Untuk mengetahui definisi akuntansi keprilakuan;
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan sasaran hasil dari akuntansi
keprilakuan;

3. Menjelaskan Perkembangan Sejarah Akuntansi Perilaku

4. Menjelaskan Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Akuntansi Perilaku


Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi
yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta
dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu
berada dan diakui keberadaannya. Akuntansi keperilakuan adalah suatu studi
tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi
akuntansi dan pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan
dan pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi
(misalnya partisipasi penganggaran, keketatan anggaran, dan karakter sistem
informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku, misalnya pertimbangan
(judgment) dan pengambilan keputusan auditor dan kualitas pertimbangan dan
keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa
laporan keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan.

3
Akuntansi adalah informasi, atau lebih tepatnya sistem informasi
akuntansi. Keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi tidak lepas dari perilaku
manusia selaku pemakai dan yang memberikan responnya. Perkembangan
akuntansi pun tak lepas dari perilaku. Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan
pentingnya peranan manusia (akuntan dan auditor) dalam bidang akuntansi, maka
dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi khususnya
psikologi kognitif, antropologi dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan.
Banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti yang ikut memperkuat
bidang akuntansi keperilakuan.
Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi
akuntansi. Istilah sistem informasi akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti luas
meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya,
penilaian kinerja, serta laporan keuangan.

Menurut Accounting Principles Board ( APB ) No 4 memberikan definisi


sebagai berikut :

“Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative


information, primarily financial in nature, about economic entities that is
intended to be useful in making economic decisions”

“Akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi


kuantitatif tentang unit – unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan,

4
yang diperkirakan berguna dalam pengembalian – pengembalian keputusan
ekonomi (Hermawan, dkk 2016)”

Tujuan informasi akuntansi adalah memberikan petunjuk dalam memilih


tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada
aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem
informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.
Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian
oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja.
Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal,
tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam
organisasi tersebut.

Akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia


mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana
mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.

Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan


dalam lima aliran (school) , yaitu :

1) Pengendalian manajemen (management control)

2) Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)

3) Desain sistem informasi (information system design)

4) Riset audit (audit research)

5
5) Sosiologi organisasional (organizational sociology)

Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak


keputusan penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi
dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan
pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubunga untuk
memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal
perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi
manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam
hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi keuangan, sistem
informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas akuntansi keperilakuan
dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan
memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :

1) Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang
baru yang ingin diperkenankan

2) Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset

3) Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset


melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan

Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan


karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara
menyeluruh. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan
perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil
mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun
berdasarkan teknik berikut ini :

6
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang
dan kinerja perusahaan

2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan


terhadap perencanaan strategis

3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan


implementasi kebijakan perusahaan

B. Ruang Lingkup dan Sasaran Hasil Akuntansi Perilaku


Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran
pendapatan dan biaya dan mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa
lalu guna memprediksikan masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dan perilaku manusia dan kinerja masa
lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku
dimasa depan.
Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu
organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku,
tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Para
akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara
perilaku dan sistem akuntansi. Mereka menyadari proses akuntansi melibatkan
ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku
manusia dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-sama akan
menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.
Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang
melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis
yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut

7
harus menyadari bahwa tujuan mereka melakukan pekerjaan itu adalah untuk
kelangsungan hidup organisasi. Para akuntan keperilakuan juga menyadari
bahwa mereka bebas mendesain sistem informasi untuk memengaruhi
motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab mereka
menjangkau ke luar pengumpulan dan pengukuran data yang sederhana untuk
mencakup persepsi dan penggunaan laporan akuntansi oleh orang lain.
Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi
adalah memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan
yang diinginkan. Sebagai contoh, keberhasilan suatu perusahaan dalam
merundingkan kerja sama dengan kelompok organisasi lainnya sangat
ditentukan oleh apakah orang-orang dalam organisasi tersebut berjalan ke arah
tujuan sama dengan perusahaan tersebut atau malah ke arah yang berlawanan.
Kondisi ini sangat mungkin terjadi karena bentuk dan isi dari laporan anggaran
telah melemahkan produktivitas karyawan sehingga orang-orang pada akhirnya
tidak dapat bekerja sama.
Mereka mungkin bahkan menciptakan konflik internal dan memprakarsai
kepuasan individu. Pengenalan hubungan timbal balik antara alat akuntansi dan
perilaku telah memunculkan modifikasi atas definisi akuntansi konvensional.
Definisi akuntansi terbaru dalam lingkaran profesional akademis menyiratkan
komunikasi dan pengukuran data ekonomi untuk berbagai pengambilan
keputusan serta sasaran hasil keprilakuan lainnya.
Terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia,
akuntansi, dan organisasi. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting)
adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia
dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al. 1989). Istilah sistem akuntansi yang
dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi seluruh alat pengendalian
manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran,
manajemen pertangungjawaban, dan lain-lain. Secara lebih terinci ruang
lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:

8
a. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap penggunaan sistem
akuntansi, yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana
sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dalam perusahaan.

b. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia,


yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi,
produktivitas, pengambilan keputusan.
c. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat
dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

C. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Bidang keperilakuan dalam akuntansi dapat dikatakan masih baru


dibandingkan dengan akuntansi keuangan. Bidang keperilakuan ini mulai
berkembang pada tahun 1950-an. Pada Juni 1951 Controllership Foundation of
America mensponsori suatu riset untuk penyelidikan dampak anggaran (Ikhsan
2005). Hal ini diawali oleh penelitian Argyris (1952), yang meneliti hubungan
antara manusia dengan anggaran dan kemudian diikuti oleh peneliti-peneliti
lainnya.

Awal perkembangan riset keperilakuan ini telah dikaji dalam studi yang
dilakukan Lord (1989) mengelompokkan perkembangan riset akuntansi
keperilakuan (behavioral accounting research) dari tahun 1952 samapai dengan
tahun 1981. Lord (1989) mengelompokkan perkembangan hasil penelitian yang
berkaitan dengan bidang riset akuntansi keperilakuan menjadi enam fokus
penelitian, antara lain akuntansi dalam konteks organisasi (accounting in an

9
organizational context), penganggaran (budgeting), pemikiran psikologi (early
psychology thoughts), pemrosesan informasi manusia (human information
processing), kontingensi teori (contingency theory), dan koferensi dan peristiwa
(conferences and events).

Studi Burgstahler dan Sundem (1989) hamper sama dengan studi Lord
(1989), yaitu mengkaji perkembangan riset keperilakuan tahun 1968-1987. Hasil
riset yang dikaji diambil dari artikel yang dipublikasikan pada tiga jurnal, yaitu
The Accounting Review (AR), Journal of Accounting Research (JAR),
Accounting Organization and Society (AOS). Artikel yang dituls oleh Lord
(1989) maupun Burgstahler dan Sundem (1989) merupakan invited paper dalam
rangka penerbitan pertama jurnal behavioral Research in Accounting. Hal ini
berawal dari cikal bakal penelitian Argyris (1952) yang pertama kali focus pada
anggaran sehingga akhirnya sekarang berkembang pada bidang lain, seperti
auditing, pajak dan akuntansi keuangan.

Menurut Burgstahler dkk (1989) penelitian bidang keperilakuan sudah


mengalami perkembangan sebagai berikut : 1. Metode penelitian behavioral
digunakan untuk isu akuntansi tanpa mengadopsi beberapa teori behavioral yang
mendasarinya. 2. Model atau teori behavioral diadopsi. 3. Pengujian model
behavioral kepada akuntansi seperti model lensa Brunswick.

Peneliti-peneliti di Indonesia juga tertarik dengan riset akuntansi


keperilakuan. Bidang riset keperilakuan juga menjadi pusat perhatian dalam ajang
seminar nasional akuntansi (SNA) di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun
oleh IAIKAPd yaitu : Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) bekerjasama dengan
Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd). Bahasan hasil-hasil studi dalam
seminar ini dibagi menjadi lima, yaitu : 1. Akuntansi keuangan dan pasar modal.
2. Akuntansi manajemen dan keperilakuan. 3. Akuntansi sektor publik dan
perpajakan. 4. Sistem informasi, auditing dan etika. 5. Pendidikan akuntansi dan

10
akuntansi syariah. Hasil penelitian dibidang akuntansi manajemen dijadikan satu
pembahasan dengan akuntansi keperilakuan karena kedua bidang ini sama-sama
membahas tentang manusia.

Burgstahler dan Sundem (1989) menyebutkan ada beberapa factor yang


membuat behavioral Research in Accounting secara khusus mempunyai kesulitan,
yaitu bidangnya luas, variable kompleks, perilaku adalah sebuah situasi spesifik,
perwujudan lain dari interelasi variable-variabel adalah beberapa hukum perilaku
sepenuhnya umum, titik temu validitas internal dan validitas eksternal, system
control akademis dan evaluasi kualitatif.

Penelitian keperilakuan dalam akuntansi riset bias menggunakan tiga jenis


metode antara lain studi lapangan, eksperimen dan survey yang masing-masing
ada keungguluan dengan menerapkan metode multiple.

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara


luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis,
terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi
terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak
dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset
akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:

a. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.

b. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan


anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku
baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.

c. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan


pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

11
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori
suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah
penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada
anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat
sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam


disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan
menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston
(1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi
manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut
pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973),
Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979).
Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun
penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku
terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang
mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang
membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas
internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.

Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai
akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori
dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi
serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan
studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai
oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada
akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.

D. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

12
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan
(behavior science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset
empiris atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset
dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi.

1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi


manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-
masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan
teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic
mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah
harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat
normatif.

Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset
akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan
dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen
suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat
deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.

2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi

Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal


(universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley
(1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera

13
muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang
riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).

Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan


dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi
perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas,
berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian
manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor


eksternal lainnya.

b. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti


proses produksi, produk masal, dan lainnya.

c. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam


industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.

d. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau


keunikan.

e. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,


sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya

Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi


ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan
antara struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu

akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem

akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan

sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya. informasi ekonomi

dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data keuangan saja,

melainkan juga data-data non keuangan yang terkait dengan proses

pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini, wajar jika akuntansi

sebaiknya memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak

yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi.

Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan

akuntansi adalah memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi

dilakukannya tindakan yang diinginkan. Ilmu keperilakuan merupakan bagian

dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari

ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan. Akuntansi keperilakuan

diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk

menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia. Akuntansi selalu

menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk

meningkatkan kegunaannya.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:

16
1. Diperlukan observasi terkait dengan perilaku manusia dalam

hubungannya dengan Akuntansi;

2. Diperlukan riset mendalam mengenai pengaruh perilaku manusia dengan

lingkungan akuntansi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2014. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba


Empat

Hermawan, Sigit., Wiwit Hariyanto., dan Sarwenda Biduri. 2016. Pengantar


Akuntansi 1 Dilengkapi pembahasan IFRS. Penerbit Indomedia Pustaka
Jogjakarta

Sulastri, P. (2015). Akuntansi Keperilakuan Terhadap Pengembangan Akuntansi


Manajemen. DHARMA EKONOMI, 17(32).

Jogianto. 2007. Sistem Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.

http://jenifirjani.wordpress.com/2012/06/10/tren-akuntansi/

18

Anda mungkin juga menyukai