AKUNTANSI KEPRILAKUAN
(MENTAL ACCOUNTING)
Dosen Pengampu:
RINI PURNAMASARI, M.Ak
Disusun Oleh:
ANNISA NURUL FADILLAH AHMAD MAJID 19.2800.022
WIDIA 18.2800.027
RISNA ARIFAH PRATIWI 19.2800.061
MARWAH ARIFIN 19.2800.081
HALAMAN SAMPUL
JURUSAN AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN PAREPARE 2021
KATA PENGANTAR
الحمد هلل رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصالة والسالم على سيد نا
محمد وعلى اله واصحابه اجمعين
Segala puji bagi Allah swt atas rahmat, taufiq dan hidayahNya,
sehingga makalah dengan judul “MENTAL ACCOUNTING” dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa dihaturkan
kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta para keluarga, sahabat
dan umat pengikutnya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
AKUNTANSI KEPRILAKUAN pada Program Studi Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
IAIN Parepare. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran dari dosen
pengampu mata kuliah AKUNTANSI KEPRILAKUAN untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada dosen pengampu yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Pembahasan....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................2
A. Konsep Mental Accounting........................................................2
B. Teori yang mendasari Mental Accounting..................................2
C. Contoh Mental Accounting dalam Bidang Akuntansi................2
BAB III PENUTUP...............................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................3
B. Saran...........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, Mental Accounting mengacu pada proses
pengelompokan dari suatu hasil. Seseorang dapat mengelompokkan hasil,
terutama terhadap asset yang dimiliki menjadi tiga kategori di dalam
Mental Accounting, yaitu : Current Income, Current Assets, Future
Income. Menurut Thaler, Mental Accouting merupakan serangkaian
proses kognitif yang digunakan oleh individu atau kelompok untuk
mengatur, mengevaluasi, dan menjaga aktivitas keuangannya. Sementara
itu, Tversky dan Kahneman mendefinisikan Mental Accouting sebagai
sebuh gambaran yang digunakan untuk menentukan hasil :
(a). kesatuan hasil dasar dan kebiasaan yang ada dievaluasi
bersama, dan
(b). suatu hasil referensi yang dianggap netral dan normal.
Cheema dan Soman menyatakan bahwa konstruk “Mental
Accounting” adalah sebuah perumpamaan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan belanja karena kegunaannya di dalam sebuah
konsep fenomena empiris. Mental Accounting merupakan bentuk kognitif
pembukuan yang dilakukan individu untuk mengecek pengeluaran dan
pengendalian konsumsi, dalan membatasi pengeluaran seseorang sering
menggunakan Mental Accounting dengan membatasi alokasi anggaran ke
dalam kategori tertentu.
Adanya peran lain dari Mental Accounting, yaitu transaksi khusus,
di mana seseorang mengatur sebuah akun untuk transaksi, beban biaya,
dan kredit konsumsi. Mental Accounting juga dapat bertindak sebagai
mekanisme pengaturan didalam diri sendiri. Seperti yang dituliskan oleh
Thaler : “ prosedur mental accounting telah berkembang untuk
menghemat waktu dan biaya, dan juga untuk menangani masalah
pengendalian diri”. Pernyataan tentanf Mental Accouting tersebut
menunjukkan bahwa proses accounting berisi unsur ketidaktepatan atau
ambiguitas.
Bagaimana seseorang melakukan proses Mental Accounting?
Mental Accounting pada dasarnya terdiri berbagai aturan dan kebiasaan
yang telah diperbaharui selama bertahun-tahun. Anda dapat
menemukannya di dalam beberapa teks buku. Akan tetapi, tidak ada
sumber yang sama untuk menjelaskan kebiasaan Mental Accounting, kita
bisa mempelajarinya hanya dengan mengamati perilaku seseorang dalam
pengambil keputusan. Hal ini merupakan hasilpengkodean dalam Mental
Accounting untuk keputusan khusus yang akan dibuat.
Soman juga pernah membahas tentang bagaimana proses Mental
Accounting yang digambarkan dalam bentuk biaya (uang), tetapi bukan
waktu. Beliau berpendapat bahwa individu tidak memiliki kemampuan
untuk memperhitungkan waktu, seperti dokter dan pengacara,
kebanyakan orang tidak secara rutin mengecek waktu dan uang mereka,
kecuali intervensi (misalnya, pendidikan tentang nilai waktu) digunakan
untuk membuat waktu dapat terlihat seperti uang. Artinya, manfaat masa
depan tidak terkait dengan biaya sebelumnya, dan efek biaya menjadi
tidak terlihat.
System Accounting menyediakan input untuk melakuka kedua
analisis biaya manfaat ex-ante dan ex-post. Komponen kedua tentang
Mental Accounting melibatkan aktivitas ke dalan akun tertentu, baik itu
pada sumber dan penggunaan dana (pengeluaran) yang diberi keterangan
secara nyata maupun ke dalam system Mental Accounting. Pengeluaran
dapat dikelompokkan kedalam kategori (perumahan, makanan, dan lain-
lain), serta pengeluaran terkadang dibatasi oleh anggaran implisit atau
eksplisit.
Rumusan Masalah
1. Jelaskan Konsep Mental Accounting ?
2. Jelaskan Teori yang mendasari Mental Accounting !
3. Jelaskan contoh Mental Accounting dalam bidang Akuntansi !
B. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui konsep dari Mental Accounting.
2. Lebih memahami teori yang mendasari Mental Accounting.
3. Dan mengetahui contoh Mental Accounting dalam bidang Akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
Uang yang dihasilkan dari gaji karena bekerja selama sebulan berbeda
perlakukannya dengan uang yang didapatkan dari hadiah, bonus atau
warisan. Orang cenderung lebih mudah menggunakan dan menghabiskan
uang hasil bonus, hadiah dan warisan, dibandingkan uang hasil bekerja
selama sebulan, biarpun nilainya sama.
Penulis juga pernah ditanya pelaku pasar yang ingin melakukan buy
back saham yang telah dijual rugi sebelumnya. Alasannya ingin
mengembalikan kerugian yang dialami di saham tersebut. Ada akun kerugian
yang tertinggal di posisi saham tersebut dan harus dikembalikan dengan
meraih keuntungan di saham tersebut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari apa yang telah kami paparkan dalam pembahasan diatas, maka kami
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum Mental Accounting (Akuntansi Mental) merupakan Akuntansi
mental mengacu kepada kecenderungan orang untuk memisahkan uang
mereka ke dalam rekening yang terpisah (berbeda) berdasarkan kriteria
subjektif, seperti sumber uang dan niat untuk setiap akun. Menurut teori,
individu menetapkan fungsi yang berbeda untuk masing-masing kelompok
aset, yang sering memiliki efek yang tidak rasional dan merugikan pada
keputusan mereka. Meskipun banyak orang yang menggunakan akuntansi
mental, mereka mungkin tidak menyadari betapa tidak logis pemikiran ini.
Misalnya, orang sering memiliki ‘celengan’ atau dana yang disisihkan untuk
liburan atau membeli rumah, namun mereka masih membawa kartu kredit.
2. Mental accounting merupakan deskripsi mengenai cara seseorang
melakukan proses akuntansi yang hanya dapat dipelajari dengan melakukan
pengamatan mengenai perilaku seseorang atau menyimpulkan kaidah-kaidah
yang berlaku di masyarakat. Menurut Thaler (1985), mental accounting
adalah suatu rangkain operasi kognitif yang dipergunakan oleh individu
maupun rumah tangga dalam mengkode, membuat kategori, dan
mengevaluasi aktivitas finansialnya.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang
saya paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal dunia kewirausahaaan .Kami menyadari apa yang kami
paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di
harapkan,untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari
dosen pembimbing dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://aditya140.wordpress.com/2020/10/17/pengertian-mental-accounting/
https://media.neliti.com/media/publications/23814-ID-mental-accounting-dan-
variabel-demografi-sebuah-fenomena-pada-penggunaan-kartu-k.pdf
https://www.coursehero.com/file/p7qc013/AKUNTANSI-MENTAL-
Akuntansi-mental-mental-accounting-mengacu-pada-cara-konsumen/
https://kolom.kontan.co.id/news/akuntansi-mental#:~:text=Mental
%20accounting%20juga%20terjadi%20ketika%20seseorang%20membagi
%20rekening%20berdasarkan%20sumber%20pendapatan.&text=Perlakuan
%20akuntansi%20perusahaan%20tersebut%20ternyata,pemikiran%20seseorang
%20saat%20mengelola%20uang.