Anda di halaman 1dari 5

MEMAHAMI PERTIMBANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

a. Pengertian Pertimbangan dan Pengambilan Keputusan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pengambilan Keputusan


merupakan pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria
tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya
terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.

Menurut J. Reason, Pengambilan Keputusan dapat dianggap sebagai suatu


hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternative yang tersedia.
Menurut G.R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif
yang mungkin .

Suatu keputusan harus dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.


Pertimbangan untuk masing-masing situasi tentunya tidak sama, sebab setiap
situasi memiliki masalah yang berbeda. Masalah yang berbeda akan mempunyai
sejumlah alternatif peluang penyelesaiannya masing-masing. Terdapat enam
langkah dalam proses pengambilan keputusan secara rasional, yaitu:
1. Menentukan Permasalahan
Penting bagi manajer untuk memahami permasalahan yang akan
diselesaikan untuk menghindari potensi menyelesaikan permasalahan yang
salah. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendefinisikan masalah adalah
pertama, menentukan permasalahan yang muncul dalam mencapai tujuan.
Kedua, mendiagnosis permasalahan dengan memahami gejala-gejalanya.
2. Mengidentifikasi Kriterianya
Melalui identifikasi kriteria ini kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
harus dipenuhi terkait dengan keputusan yang akan dibuat.
3. Mengukur Kinerja
Kriteria yang telah diidentifikasi masing-masing harus ditentukan bobotnya
untuk mengetahui seberapa penting suatu kriteria bagi keputusan yang akan
dibuat.
4. Menciptakan Alternatif
Alternatif solusi atas masalah yang akan diselesaikan dibuat bersama-sama
dalam tim sebagai tambahan rencana penyelesaian masalah.
5. Mengukur Nilai Alternatif dari Setiap Kriteria
Penilaian alternatif solusi dilakukan dengan seberapa besar solusi dapat
memenuhi setiap kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Menghitung Keputusan yang Terbaik
Setelah kelima tahap dilakukan, pembuatan keputusan dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai akhir dari setiap alternatif solusi yang telah
dibuat. Alternatif yang memiliki hasil yang optimal yang akan dipilih.

Dipublikasikan oleh Pramesti Dwi Putry dengan judul Akuntansi Keperilakuan


Pertemuan 2 pada halaman
https://www.scribd.com/doc/306346031/AKUNTANSI-KEPERILAKUAN-
PERTEMUAN-2

b. Asumsi Bahwa Esensi Akuntansi Keperilakuan Lebih Banyak Mengarah


Kepada Pertimbangan dan Pengambilan Keputusan

Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak
dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset
akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:

1) Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor;


2) Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan
anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap
perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak, dan ;
3) Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
Diposting oleh Abid Alfid di Halaman Pengantar Akuntansi Keperilakuan
https://www.academia.edu/32480582/PENGANTAR_AKUNTASI_KEPERILAK
UAN

c. Asumsi Pengambilan Keputusan Sebagaimana yang dikemukakan oleh


Para Ahli:
1) Rasional Terbatas

Salah satu aspek yang menarik dari konsep rasional terbatas adalah
membuat urutan pertimbangan beberapa alternative. Pengurutan alternative
tersebut sangat penting dalam menentukan alternative yang dipilih.

2) Intuisi

Pengambilan keputusan intuitif merupakan suatu proses tidak sadar yang


diciptakan dari pengalaman tersaring. Intuisi tidak harus berjalan secara
independent dari analisis rasional.

3) Identifikasi

Masalah Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan


terpilih yang lebih tinggi dibandingkan dengan masalah-masalah yang penting.
Pernyataan ini didasarkan setidaknya pada dua alasan.Pertama, mudah untuk
mengenali masalah-masalah yang tampak (visible). Kedua, perlu diingat bahwa
semua orang menaruh perhatian yang besar terhadap pengambilan keputusan
dalam organisasi.

4) Membuat Pilihan

Untuk menghindari informasi yang terlalu padat, para pengambil


keputusan mengandalkan heuristic atau jalan pintas penilaian dalan pengambilan
keputusan. Terdapat dua kategori umum heuristic, yaitu ketersediaan dan
keterwakilan.

5) Perbedaan Individual : Gaya Pengambilan Keputusan


Riset tentang gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat
pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Fondasi
dasar yang menjadi modal adalah pengakuan bahwa orang-orang itu berbeda
sepanjang dua dimensi. Pertama adalah cara meraka beripikir. Ada orang yang
berpikir secara logis dan rasional. Mereka memahami segala sesuatu secara
keseluruhan. Perlu dicatat bahwa perbedaan ini melampaui batas-batas manusiawi

6) Keterbatasan Organisasi

Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil


keputusan. para manajer, misalnya membentuk keputusan-keputusan untuk
mencerminkan system penilaian kinerja dan pemberian imbalan, untuk mematuhi
peraturan-peraturan formal, dan untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan
organisasi. Keputusan-keputusan yang lalu juga merupakan preseden yang
memaksa diambilnya keputusan saat ini.

Diposting oleh Ulva Azhari di State University of Makassar pada halaman Model
model pengambilan keputusan di website
https://www.academia.edu/36399085/Model_model_pengambilan_keputusan

d. Lingkup Anatomi Keputusan

Anatomi keputusan dibagi menjadi variabel keputusan dan variabel


konsekuensi. Variabel keputusan adalah menentukan keputusan berdasarkan
pemikiran abstrak atau menentukan desain apa yang akan dibuat. Variabel
keputusan dapat dilihat dari opsi perancang dan pengusaha/pemodal. Dari segi
“pengusaha” menentukan aspek yang diprioritaskan secara kualitatif dalam
menentukan fungsi dan kinerja (yang merupakan variabel konsekuensi) suatu
produksi (yang merupakan strategic decision) sementara “perancang” menentukan
aspek secara kuantitatif dalam hal ini menentukan tata letak, bentuk,ukuran, dan
bahan (yang merupakan operational decision). Dari penjabaran paragraf
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Anatomi Keputusan yang terdiri atas
variabel keputusan dan konsekuensi saling berkaitan satu sama lain dalam suatu
sistem.
Dipublikasikan oleh Sectio Ridha Ilahi pada February, 10, 2017 pada judul
halaman Teknik Pengambilan Keputusan Berdasarkan Anatominya di website
https://www.scribd.com/document/338957453/Teknik-Pengambilan-Keputusan-
Berdasarkan-Anatominya

e. Lingkup Bounded Rationality

(bounded rationality perspective). Pengambilan keputusan menggunakan


pendekatan ini umumnya lebih menekankan pada aspek intuisi, pengalaman dan
penilaian (judgement) dibandingkan dengan langkah-langkah logis. Intuisi tidak
selalu bersifat irasional, karena intuisi didasarkan atas pengalaman bertahun-tahun
dari seorang manajer terhadap pekerjaannya yang telah tersimpan di alam bawah
sadarnya. Intuisi akan menghasilkan keberanian serta firasat mengenai alternatif
keputusan mana yang diperkirakan dapat memecahkan permasalahan, sehingga
intuisi akan mempersingkat waktu dalam pengambilan keputusan.
Dipublikasikan oleh I Gusti Putri Judul paper Pengantar Akuntansi Keperilakuan
pada halaman
https://www.academia.edu/30533029/PENGANTAR_AKUNTANSI_KEPERILA
KUAN

Anda mungkin juga menyukai