OLEH :
KELOMPOK 7
1. APRILIYA AMALIAH (186602061)
2. SRI RAMADHANI ROSADI (186602009)
3. ZHAFIRAH ANDINI TOASA (186602175)
DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan materi “Aspek Keperilakuan Pada Pengakumulasian Dan
Pengendalian Biaya”. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Miswar Rohansyah, SE., M. SA. Ak selaku dosen mata
kuliah Akuntansi Keperilakuan yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Materi ini diharapkan tersusun dengan ringkas dan mudah untuk difahami
dan dimengerti. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa
masih jauh dari kata sempurna makalah ini, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa
melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi
pada pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak peduli apakah suatu organisasi memproduksi dan menjual produk atau
memberikan jasa, organisasi tersebut perlu mengetahui biaya-bianya. Data biaya
harus diakumulasi untuk berbagai tujuan eksternal dan internal.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input
pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan
variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama
fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem
tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok
penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan ekternal. Tetapi,
sistem biaya tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang
4
efektif karena akumulasi data biaya historis semata-mata tanpa perbandingan
dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan
konsep pengendalian kontemporer.
Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional ini adalah bahwa
persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau
jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari
satu objek biaya. Biaya periode atau kapasitas dan biaya yang terjadi untuk lebih
dari satu objek satu produk atau segmen tidak dapat ditelusuri langsung ke unit
jasa, produk, atau departemen tertentu.
Ruang Lingkup
5
2. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu
sumber informasi, jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evaluasi kinerja.
6
unit yang dihasilkan atau jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang
lainnya berfluktuasi terhadap volume.
b. Dorongan Keperilakuan
c. Pengendalian Biaya
Membagi biaya kedalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang
lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan
laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi, yang menekankan pada pola
7
perilaku biaya dan memberikan kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya
yang dikomitmenkan, dan biaya diskresioner.
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead variabel, seperti bahan bakar dan listrik. Biaya tetap
dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh biaya organisasi dan pabrik
yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) dan yang tidak dapat
dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka
panjang. Biaya diskresioner (juga disebut dengan biaya terprogram) adalah biaya
yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak memiliki hubungan optimum
yang dapat ditunjukkan antara input (yang diukur oleh biaya) dan output (yang
diukur oleh pendapatan atau tujuan lainnya). Biaya-biaya ini meliputi biaya
seperti periklanan, audit, dan jasa konsultasi manajemen serta pelatihan sumber
daya manusia.
d. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable serta
memberikan informasi biaya diferensial, dalam situasi pengambilan keputusan
tertentu, perhitungan biaya langsung atau biaya variable memberikan informasi
penting lainnya kepada manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang
umum akan dijelaskan berikut ini.
8
3. Penetrasi Pasar. Manajer dapat menggunakan biaya variable sebagai dasar
untuk penentuan harga ketika bermaksud untuk memasuki pasar baru
(misalnya pasar luar negeri) dengan produk yang sudah ada atau ketika
mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama
periode dimana permintaan menurun.
5. Pesanan Khusus. Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi
pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan
istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau
pengepakan.
1. Penetapan Standar
9
2. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memiliki pengaruh dalam
menetapkan tujuan mereka sendiri.
3. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak
adil untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
4. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun
evaluasi.
Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansi
kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi
lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonansi kognitif terpusat
pada tiga konsep kunci : kemauan, disonansi, dan komitmen. Dalam konteks
penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manajemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah
tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering
tidak tercapai daripada dipenuhi. Standar yang ketat adalah tantangan yang
berguna (penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi
oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara itu, standar yang longgar
tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu
mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut
karena dianggap tidak berarti.
10
4. Penyerapan Overhead
Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasi
adalah apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/atau
pusat pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan.
11
Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat,
dan biaya korporat lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Aspek Keperilakuan
12
manajemen, jenis hasil umpan balik, keketatan pemaksaan, dan penghargaan serta
sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.
1. Batas pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi
seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat
diterima dan berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali
waktu.
2. Hasil Umpan Balik. Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai
kinerja manusia akan menimbulkan perasaan keberhasilan atau kegagalan
dalam diri individu yang dikendalikan. Umpan balik yang positif akan
memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan
memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15