Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN


PENGENDALIAN BIAYA

OLEH :
KELOMPOK 7
1. APRILIYA AMALIAH (186602061)
2. SRI RAMADHANI ROSADI (186602009)
3. ZHAFIRAH ANDINI TOASA (186602175)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar..............................................2

2.2 Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih...........7

2.3 Analisis Varians......................................................................................10

BAB III KESIMPULAN......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan materi “Aspek Keperilakuan Pada Pengakumulasian Dan
Pengendalian Biaya”. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Miswar Rohansyah, SE., M. SA. Ak selaku dosen mata
kuliah Akuntansi Keperilakuan yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Materi ini diharapkan tersusun dengan ringkas dan mudah untuk difahami
dan dimengerti. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa
masih jauh dari kata sempurna makalah ini, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa
melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi
pada pembaca.

Kendari, Mei 2021

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak peduli apakah suatu organisasi memproduksi dan menjual produk atau
memberikan jasa, organisasi tersebut perlu mengetahui biaya-bianya. Data biaya
harus diakumulasi untuk berbagai tujuan eksternal dan internal.

Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan,


dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang
atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi
biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani
kebutuhan pengguna eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan
pajak, dan kreditor. Dengan menyediakan manajemen dengan informasi biaya
yang tepat waktu dan relevan, akuntansi biaya membantu dalam perencanaan,
pengendalian dan evaluasi aktivitas operasional harian dan orang yang
bertanggung jawab untuk itu. Data biaya operasional harian juga memainkan
peranan dalam analisis dan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat yang
diinginkannya suatu alternatif keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa Perbandingan Sistem Biaya Tradisional dengan Biaya Standar?

2 Bagaimana Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih?

3 Apa yang dimaksud dengan Analisis Varians?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem biaya tradisional dengan biaya standar.

2. Untuk mengetahui aspek keperilakuan dari langkah akuntansi biaya yang


dipilih.

3. Untuk mengetahui analisis varians.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar

1. Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan,


dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang
atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi
biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani
kebutuhan pengguna eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan
pajak, dan kreditor. Dengan menyediakan manajemen dengan informasi biaya
yang tepat waktu dan relevan, akuntansi biaya membantu dalam perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi aktivitas operasional harian dan orang yang
bertanggung jawab untuk itu. Data biaya juga memainkan peranan dalam analisis
dan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat diinginkannya suatu alternatif
keputusan.

Pendekatan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya


sangat berbeda satu sama lain. Setiap jenia memiliki aspek keperilakuannya
sendiri. Bila hal ini diabaikan, maka respons manusia yang tidak diinginkan dapat
timbul, dimana hal tersebut berkisar dari agak mengganggu sampai benar-benar
destruktif.

a. Sistem Biaya Tradisional (Historis)

Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input
pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan
variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama
fokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem
tersebut digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok
penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan ekternal. Tetapi,
sistem biaya tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang

4
efektif karena akumulasi data biaya historis semata-mata tanpa perbandingan
dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan
konsep pengendalian kontemporer.

Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional ini adalah bahwa
persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau
jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari
satu objek biaya. Biaya periode atau kapasitas dan biaya yang terjadi untuk lebih
dari satu objek satu produk atau segmen tidak dapat ditelusuri langsung ke unit
jasa, produk, atau departemen tertentu.

Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan penggunaan sistem biaya


tradisional untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk
pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode
sebelumnya. Membandingkan kinerja saat ini dengan periode sebelumnya dapat
cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah biaya dari
periode sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat.

b. Sistem Biaya Standar

Ruang Lingkup

Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi


mengadopsi “sistem biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan
pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian
dari teori organisasi modern. Biaya standar adalah sasaran biaya per unit produk
atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui
studi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci dan
canggih mengenai berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau
menghasilkan suatu produk tertentu. Sistem biaya standar bahkan mampu
menentukan penyebab dari penyimpangan tersebut. Untuk menghasilkan manfaat
pengendalian yang optimal dan untuk mempertahankan relevansi, biaya standar
harus diperbarui secara kontinu.

5
2. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern

Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang


sesuai dengan konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian
berikut ini, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :

1. Penetapan tujuan organisasi.

2. Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi


kepada masing-masing.

3. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang


memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk
melakukan fungsinya.

4. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit


organisasi lainnya serta, dimana perlu lingkungan eksternal.

5. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencukupi,


relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.

6. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan


mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan
balik mengenai penyesuain yang diperlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.

Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu
sumber informasi, jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evaluasi kinerja.

3. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel

a. Filosofi yang mendasari

Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya


tersebut, membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung ke unit produk atau jasa,
sementara overhead tetap dan variable pada kebanyakan kasus diserap
berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan
sebelumnya. Metode akuntansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa
biaya overhead tertentu akan tetap konstan tanpa memperdulikan kuantitas dari

6
unit yang dihasilkan atau jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang
lainnya berfluktuasi terhadap volume.

Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan pengendalian biaya tanpa


perlu untuk menyusun laporan pelengkap yang menghabiskan banyak waktu,
suatu filosofi perhitungan biaya baru diperkenalkan sejak tahun 1930. Perhitungan
biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi (bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan bagian variabel dari overhead) dengan
biaya untuk siap menghasilkan (overhead tetap atau biaya periode). Pendukung
perhitungan biaya langsung mempertimbangkan pembagian overhead berdasar
struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk mengendalian biaya yang efektif
serta pengambilan keputusan yang berarti.

b. Dorongan Keperilakuan

Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja


manajerial dan, konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak selalu
mengarah pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias
yang terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternatif
tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/ atau keuangan
perusahaan.

Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, dan praktik akuntansi adalah


bagus secara keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik
tersebut :

1. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak


menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi.

2. Menghambat adopsi praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya


menciptakan ilusi kinerja.

c. Pengendalian Biaya

Membagi biaya kedalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang
lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan
laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi, yang menekankan pada pola

7
perilaku biaya dan memberikan kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya
yang dikomitmenkan, dan biaya diskresioner.

Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead variabel, seperti bahan bakar dan listrik. Biaya tetap
dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh biaya organisasi dan pabrik
yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) dan yang tidak dapat
dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka
panjang. Biaya diskresioner (juga disebut dengan biaya terprogram) adalah biaya
yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak memiliki hubungan optimum
yang dapat ditunjukkan antara input (yang diukur oleh biaya) dan output (yang
diukur oleh pendapatan atau tujuan lainnya). Biaya-biaya ini meliputi biaya
seperti periklanan, audit, dan jasa konsultasi manajemen serta pelatihan sumber
daya manusia.

d. Pengambilan Keputusan

Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable serta
memberikan informasi biaya diferensial, dalam situasi pengambilan keputusan
tertentu, perhitungan biaya langsung atau biaya variable memberikan informasi
penting lainnya kepada manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang
umum akan dijelaskan berikut ini.

1. Keputusan Bauran Produk. Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai


bauran produk, manajer penjualan yang mengetaui margin kontribusi dari
produk-produknya akan jauh lebih mampu untuk memutuskan produk mana
yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi atau ditolerir hanya
Karena penjualannya menguntungkan produk yang lain.

2. Penentuan Harga Produk Baru. Produk baru pada umumnya diterima


dipasar hanya setelah diuji secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki
reputasi dalam industri tersebut.

8
3. Penetrasi Pasar. Manajer dapat menggunakan biaya variable sebagai dasar
untuk penentuan harga ketika bermaksud untuk memasuki pasar baru
(misalnya pasar luar negeri) dengan produk yang sudah ada atau ketika
mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama
periode dimana permintaan menurun.

4. Penghapusan Produk. Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam


menentukan apakah akan menghentkan suatu produk atau hanya berhenti
menjualnya di pasar tertentu.

5. Pesanan Khusus. Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi
pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan
istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau
pengepakan.

6. Kampanye Iklan dan Promosi. Untuk meningkatkan volume penjualan saat


ini perusahaan dapat meluncurkan kampanye iklan dan promosi khusus.

7. Keputusan Mengurangi Biaya. Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan


oleh pesaing,maka manajemen akan mengetahui seberapa besar biaya variable
yang diperkenankan pada volume operasi saat ini jika tujuan laba tertentu
harus di capai.

2.2 Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih

1. Penetapan Standar

Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau


kegagalan sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja.
Standar yang memiliki fungsi ganda yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk
memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja.

Raymond Miles dan Roger Vern mengemukakan empat persyaratan utama


bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan :

1. Standar haruslah ditetapkan dalam cara yang sedemikian rupa sehingga


orang menerimanya sebagai sesuatu realistis dan bukannya arbitrer.

9
2. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memiliki pengaruh dalam
menetapkan tujuan mereka sendiri.
3. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak
adil untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
4. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun
evaluasi.

2. Partisipasi dalam Penetapan Standar

Pentingnya partisipasi dalam penetapan stadar telah dibahas secara ektensif


dalam literatur akuntansi keperilakuan. Michael Foran dan Don DeCoster
meringkas logika yang mendasari seluruh argumen yang mendukung partisipasi
menjadi, “jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan standar
kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar
tersebut, dan oleh karena itu, akan bekerja keras untuk mencapainya”.

Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansi
kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi
lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonansi kognitif terpusat
pada tiga konsep kunci : kemauan, disonansi, dan komitmen. Dalam konteks
penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manajemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).

3. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah
tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering
tidak tercapai daripada dipenuhi. Standar yang ketat adalah tantangan yang
berguna (penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi
oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara itu, standar yang longgar
tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu
mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut
karena dianggap tidak berarti.

10
4. Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan


overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variabel ke produk pada tarif estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas
yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk
penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yang
dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini
juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dalam
penentuan tarif tersebut.

Aspek kapitalisasi biaya tetap dalam persediaan juga memengaruhi


interpretasi orang laba rugi dari bisnis yang bersifat musiman. Perusahaan-
perusahaan dengan fluktuasi musiman dalam penjualan sering kali memproduksi
lebih banyak waktu senggang untuk menimbun persediaan yang mencukupi
selama penjualan tinggi. Walaupun laporan laba rugi kuartalan dari perusahaan-
perusahaan ini kemungkinan besar akan menunjukkan laba yang lebih tinggi pada
kuartal dengan penjualan rendah dibandingkan dengan pada kuartal dengan
penjualan tinggi.

5. Alokasi Biaya Tidak Langsung

Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasi
adalah apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/atau
pusat pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan.

Dalam riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA),


James Fremgen dan Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan responden
membedakan dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung : biaya jasa korporat
dan biaya administratif korporat. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang
dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai pusat
pertanggungjawaban. Biaya ini termasuk biaya akuntansi, pengolahan data,
penelitian dan pengembangan, serta memiliki beberapa hubungan yang dapat di
identifikasikan dengan tingkat aktivitas dari berbagai pusat tanggung jawab.

11
Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat,
dan biaya korporat lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara
keseluruhan.

Tujuan alokasi biaya tidak langsung, responden survey menyebutkan


pelaporan keuangan eksternal, evaluasi kinerja internal, penentuan harga berbasis
biaya, dan pengambilan keputusan.

2.3 Analisis Varians

Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik


antara biaya aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik
dalam bentuk anggaran maupun standar. Perbandingan tersebut juga akan
menghasilkan sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi
akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasioanal yang akan
dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab,
beberapa diantaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, sementara yang lain
tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

1. Keputusan Investigasi Varians

Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas


signifikansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikasi
pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat
ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan
perbaikan. Tetapi, kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta
bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan
apakah varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat di
identifikasikan dan dikendalikan, atau apakah varians tersebut bersifat acak atau
tidak dapat dikendalikan.

2. Aspek Keperilakuan

Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi


respon manusia adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan oleh

12
manajemen, jenis hasil umpan balik, keketatan pemaksaan, dan penghargaan serta
sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.

1. Batas pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi
seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat
diterima dan berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali
waktu.

2. Hasil Umpan Balik. Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai
kinerja manusia akan menimbulkan perasaan keberhasilan atau kegagalan
dalam diri individu yang dikendalikan. Umpan balik yang positif akan
memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan
memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.

3. Keketatan Pemaksaan. Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian


akan menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Tekanan
dapat menyegarkan individu-individu tertentu.

4. Struktur Penghargaan. Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku


mereka yang tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika
mereka memandang bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebut
disertai dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik. Efek umpan balik
psikologi antara berbagai faktor dari kebijakan pengendalian dengan kinerja
masa depan, maka kebijakan pengendalian yang ideal dibuat khusus dan
bervariasi dari situasi ke situasi.

13
BAB III

KESIMPULAN

Aspek keperilakuan yang mendasari seorang pimpinan perusahaan


untuk memutuskan penggunaan suatu metode pengendalian biaya tidak hanya
berdasarkan terhadap pengetahuan yang dimiliki seorang pimpinan tersebut akan
tetapi terdapat aspek psikologis yang diantaranya adalah motivasi untuk
pencapaian kinerja pada tahap tertentu. Pertimbangan lain adalah tekanan dan
ketaatan terhadap tujuan manajemen agar perusahaan tersebut beroperasi seefektif
dan seefisien mungkin dengan demikian laba atas usaha dapat di optimalisasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:


Salemba Empat

15

Anda mungkin juga menyukai