Anda di halaman 1dari 4

TEORI AKUNTANSI

AKUNTANSI INFLASI

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Alifia Indra Ayu Safia (01031482023042)
Almira Clarissa (01031482023034)
Nufi Rachma Marennisa (01031482023039)
Raykhanah Qalbi (01031482023044)
Sabrina Mandasari Jelita (01031482023055)
Vania Zahranisa (01031482023038)
Zhafirah Khalishah (01031482023045)

Dosen Pengajar:
H. ASPAHANI, S.E.,M.M.,Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Hasil Diskusi Tanya Jawab Mengenai Materi Akuntansi Inflasi:

1. Dalam Situasi apa perusahaan kemungkinan untuk secara sukarela mengungkapkan


dampak perubahan harga dan inflasi? (Pertanyaan dari Febi Wiranti Utami)
Jawaban:
Ketika inflasi mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat
menghasilkan keputusan operasi yang tidak efisien oleh manajer. Selain itu dalam hal
posisi keuangan, aset keuangan seperti kas yang kehilangan nilai selama inflasi karena
daya beli mereka berkurang. Sedangkan untuk kinerja perusahaan dapat dilihat terhadap
aset nonmoneter tercermin dalam kedua laporan laba rugi dan neraca. Selama periode
kenaikan harga, saat ini pendapatan penjualan yang cocok dengan persediaan yang
mungkin telah dibeli beberapa bulan sebelumnya dan terhadap penyusutan dihitung
berdasarkan nilai historis aset, dan peralatan yang mungkin telah dibeli beberapa tahun
yang lalu, meskipun pada kenyataannya mengganti persediaan dan aktiva menjadi lebih
mahal. Dengan demikian Laporan laba rugi dan neraca ini dapat menyebabkan efek bagi
korporasi yang akan menjadi masalah likuiditas karena uang yang dihasilkan dari
pendapatan dikonsumsi oleh biaya penggantian yang terus meningkatkan aset.

2. Dalam situasi apa Negara-negara cenderung untuk memperkenalkan peraturan inflasi


akuntansi? (Pertanyaan dari Reza Nera)
Jawaban:
Ketika terjadinya kenaikan tingkat harga barang dan menurunnya daya beli masyarakat
yang di sebut dengan inflasi mulai menyerang. Selain itu ketika terjadinya inflasi maka
inflasi tersebut dapat mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja bdi suatu negara dan
ada kemungkinan inflasi tersebut akan terus meningkat menjadi hiperinflasi yang bisa
berdampak buruk bagi negara-negara yang bersangkutan.

3. Bagaimana perubahan harga dan inflasi mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja dari
suatu perusahaan? (Pertanyaan dari Puspita Wulandari D)
Jawaban:
Dalam hal posisi keuangan, aset keuangan seperti kas yang kehilangan nilai selama
inflasi karena daya beli mereka berkurang. Misalnya, jika bisnis memegang aset
keuangan seperti selama suatu periode ketika inflasi meningkat sebesar 10 persen, yang
memiliki daya beli kas 10 persen lebih sedikit pada akhir periode dari pada awal.
Sebaliknya, pemegang kewajiban keuangan akan bermanfaat karena bisnis akan
membayar kewajibannya di masa depan dengan kas yang telah kehilangan sebagian dari
daya belinya. Peringatan di sini adalah bahwa kewajiban keuangan, seperti pinjaman
bank jangka pendek dan jangka panjang, sering membawa tingkat suku bunga yang
sangat tinggi dalam ekonomi inflasi. Pengaruh inflasi terhadap aset nonmoneter tercermin
dalam kedua laporan laba rugi dan neraca. Laporan laba rugi dan neraca ini dapat
menyebabkan efek bagi korporasi yang akan menjadi masalah likuiditas karena uang
yang dihasilkan dari pendapatan dikonsumsi oleh biaya penggantian yang terus
meningkatkan aset.

4. Bagaimana relavansi akuntansi inflasi di Indonesia dan apa yang memicu munculnya
akuntansi inflasi? (Pertanyaan dari Bella Ersa Vamela)
Jawaban:
Sejak krisis moneter tahun 1998, harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2010 saja
tingkat inflasi di Indonesia adalah 6,96 persen dibandingkan pada tahun 2007. Hal ini
bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya akan berkurang sebesar 6.96 persen,
sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi sebesar angka yang sama. Hal ini juga yang
memicu munculnya akuntansi inflasi. Hal ini dapat disebabkan karena struktur ekonomi
Negara-negara nerkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris sehingga
goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri (misalnya gagal panen) atau hal-
hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri (misalnya memburuknya term of
trade, utang luar negeri, dan kurs valuta asing) dapat menimbulkan fluktuasi harga di
pasar domestik.

5. Contoh dari replacement cost (Pertanyaan dari Rahayu Anggraini)


Jawaban:
Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan
aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksi yang sama. Dalam praktik nilai
ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter seperti persediaan dan aktiva tetap.
Aktiva tetap disajikan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang
sudah dipakai. Contoh dari replacement cost yaitu penilaian untuk persediaan.

Anda mungkin juga menyukai