Budaya merupakan faktor lingkungan yang paling kuat mempengaruhi sistem akuntansi suatu
negara dan juga bagaimana individu di negara tersebut menggunakan informasi akuntansi.
Praktek akuntansi sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga ketidakseragaman praktek akuntansi
internasional banyak disebabkan oleh budaya (Violet, 1983; dan Hofstede, 1986). Mengacu pada
model Hofstede's (1980) untuk pembentukan dan stabilisasi pola budaya, Gray (1988)
mengembangkan kerangka untuk menjelaskan bagaimana budaya mempengaruhi sistem
akuntansi nasional. Secara singkat, Gray (1988) menjelaskan bahwa nilai-nilai budaya yang di
amalkan secara bersama sama di negara tertentu akan merubah budaya akuntansi yang
seterusnya akan mempengaruhi sistem akuntansi negara yang bersangkutan.
Budaya adalah nilai dan attitude yang digunakan dan di yakini oleh suatu masyarakat
atau negara. Variabel budaya tergambar dalam kelembagaan negara yang bersangkutan.
Hofstede (1980; 1983) meneliti dimensi budaya di 39 negara. Dia mendefinisikan budaya sebagai
“The collective programming of the mind which distinguishes the members of one human group
from another' (Hofstede 1983) dan membagi dimensi budaya menjadi 4 bagian
Individualism (lawan dari collectivism)
Individualism merefleksikan sejauh mana individu mengharapkan kebebasan pribadi. Ini
berlawan dengan collectivism (kelompok) yang didefinisikan menerima tanggungjawab dari
keluarga, kelompok masyarakat (suku, dan lain-lain).
Power distance
Didefinisikan sebagai jarak kekuasan antara Boss B dengan Bawahan S dalam hirarki
organisasi adalah berbeda antara sejauh mana B dapat menentukan prilaku S dan sebaliknya
(Hofstede 1983). Pada masyarakat yang power distance besar, adanya pengakuan tingkatan
didalam masyarakat dan tidak memerlukan persamaan tingkatan. Sedangkan pada masyarakat
yang power distance kecil, tidak mengakui adanya perbedaan dan membutuhkan persamaan
tingkatan didalam masyarakat.
Uncertainty avoidance
Ketidakpastian mengenai masa depan adalah sebagai dasar kehidupan masyarakat.
Masyarakat yang tingkat ketidakpastiannya tinggi akan mengurangi dampak ketidakpastian
dengan teknologi, peraturan dan ritual. Sedangkan masyarakat dengan tingkat menghindari
ketidak pastian yang rendah akan lebih santai sehingga praktik lebih tergantung prinsip dan
penyimpangan akan lebih bisa ditoleransi.
Masculinity Vs Femininity
Nilai Maskulin menekankan pada nilai kinerja dan pencapaian yang nampak, sedangkan
Feminine lebih pada preferensi pada kualitas hidup, hubungan persaudaraan, modis dan peduli
pada yang lemah.
Gray (1988) mengidentifikasi empat budaya akuntansi yang bisa digunakan untuk
mendefinisikan sub-budaya akuntansi: Professionalism, Uniformity, Conservatism, dan secrecy.
Penjelasan mengenai nilai-nilai sub-budaya tersebut sebagai berikut;
Professionalism vs. Statutory Control adalah preferensi untuk melaksanakan
pertimbangan profesional individu dan memelihara aturan-aturan yang dibuat sendiri untuk
mengatur profesionalitas dan menolak patuh dengan perundangan-undangan dan kontrol dari
pihak pemerintah.
Uniformity vs. Flexibility – adalah suatu preferensi untuk memberlakukan praktik
akuntansi yang seragam antara perusahaan dan penggunaan praktik tersebut secara konsisten
dan menolak flexibelitas.
Conservatism vs. Optimism – adalah suatu preferensi untuk suatu pendekatan hati-hati
dalam pengukuran dan juga sesuai dengan ketidakpastian masa yang akan datang. Dimensi
menolak untuk konsep lebih optimis dan pendekatan yang penuh resiko.
Secrecy vs Transparency – adalah suatu preferensi untuk bersikap konfidensial dan
membatasi disclosure informasi mengenai bisnis dan menolak untuk bersikap transfaran, terbuka,
dan pendekatan pertanggungjawaban pada publik.
Produk utama dari akuntansi adalah informasi keuangan yang dijabarkan dalam bentuk
laporan keuangan. Agar sebuah laporan keuangan dapat bernilai guna, laporan tersebut harus
mampu dibandingkan dengan laporan keuangan yang dihasilkan oleh negara lain. Toleransi
adanya budaya dalam pembahasan akuntansi yang tertuang melalui perbedaan standar akuntansi
di setiap negara memungkinkan adanya ketidakseragaman konsep dalam pembuatan laporan
keuangan. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap keputusan investor untuk menggunakan
laporan keuangan sebagai salah satu alat analisis investasi. Apabila pihak-pihak yang seharusnya
membutuhkan laporan keuangan tidak lagi membutuhkan laporan keuangan, maka fungsi dari
akuntansi perlu dipertanyakan. Sehingga menurut saya budaya tidak harus dijadikan salah satu
pertimbangan dalam membuat standar akuntansi yang akan berpengaruh terhadap laporan
keuangan
Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi, serta
Scott (2009:484) menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam
industri, yaitu: teori kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan (2) teori
kelompok kepentingan (The Interest Group Theory).Belkaoui (2006:175) menyatakan
bahwa regulasi umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan
menjelaskan bahwa terdapat dua teori regulasi akuntansi dalam industri, yaitu: teori
kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan (The
Teori kepentingan publik berbicara tentang seberapa banyak informasi akuntansi yang
publik untuk mengoreksi kegagalan pasar. Tujuan akhirnya ialah melindungi kepentingan
publik.
dan tidak memasukkan kepentingan pribadi ke dalam penyusunan aturan. Singkat kata,
sosial.
Teori regulasi lainnya ialah capture theory. Menurut Deegan (2004:36) capture
publik, mekanisme regulasi seringkali dikendalikan atau diambil alih untuk melindungi
pihak yang aktivitasnya paling banyak terpengaruh regulasi. Diyakini bahwa pendirian
DSAK IAI sebagai badan regulator akuntansi merupakan contoh dari capture theory
berkaitan dengan due process yaitu melibatkan perwakilan konstituen penyusun laporan
keuangan dan memfasilitasi public hearing, exposure drafts, dan secara umum, untuk
Karakteristik due process ini konsisten dengan teori interaksi konstituen berdasarkan
konflik. Badan standar akuntansi adalah para pemain dalam permainan kompleks dimana
konstituen-konstituen yang berkaitan dengan standar akan memilih strategi lobi untuk atau
Teori regulasi akuntansi lainnya ialah teori kelompok kepentingan. Teori kelompok
kepentingan menekankan adanya konflik dan negosiasi antar konstituen akuntansi di dalam
proses penyusunan standar akuntansi. The interest group theory of regulation suggests that
lobbying the government. These coalitions are viewed as being in conflict with each other
to obtain their share of benefits from regulation. We shall conclude that the process of
standard setting is most consistent with the interest group theory. (Scott, 2009:484)
Oleh karena itu, teori regulasi kelompok kepentingan sangat sesuai untuk
menggambarkan konflik dari para konstituen daripada suatu proses hitungan. Kehendak
para pemain untuk menerima suatu standar baru meningkat jika mereka merasa bahwa
pandangan mereka diakomodasi. Hal ini menjelaskan perhatian pada due process sebagai
ini menjadikan teori regulasi kelompok kepentingan menjadi prediktor yang lebih baik
akan standar baru, karena teori kelompok kepentingan secara formal mengakui eksistensi
konflik konstituen.
Menurut saya konvergensi tersebut memiliki banyak keuntungan yang dapat
diperoleh apabila sebuah negara melakukan adopsi terhadap IFRS. Meskipun terdapat
perbedaan penggunaan bahasa manfaat utama dari adopsi standar akuntansi adalah laporan
kepentingan. Otoritas politik atau legistatif juga dapat digolongkan sebagai suatu
regulasi dapat dipandang sebagai suatu komoditas dimana terdapat penawaran dan
permintaan. Komoditas akan dialokasikan kepada para konstituen dengan efektif secara
politis dan dengan meyakinkan legislatif memberikan bantuan regulasi kepadanya. “Versi
utama teori kelompok kepentingan adalah teori regulasi kaum elit yang menguasai politik
(The Political-Ruling Elite Theory of Regulation) yang menekankan pada kekuatan politik
untuk mendapatkan pengendalian regulator dan teori regulasi ekonomi (The Economic
Theory of Regulation) yang menekankan pada kekuatan ekonomi” (Ghozali dan Chariri,
2007:218).
keuntungan yang diperoleh oleh sebuah negara di seluruh dunia dalam mengadopsi
IFRS, yaitu: 1) informasi keuangan menjadi lebih baik dan berguna bagi pemegang saham,
2) informasi keuangan menjadi lebih baik dan berguna bagi pemerintah, 3) laporan
managemen perusahaan lebih baik dalam operasional global, 6) mengurangi biaya modal
3. Saat ini topic CSR semakin banyak dibahas dan dijadikan isu besar, padahal
sebagian hanyalah isu saja dan belum merupakan kewajiban bagi perusahaan.
Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan keterkaitannya dengan GCG (Good
1. CSR merupakan bagian dari Good Coorporate Governance terutama untuk perusahaan
Go Public.
ditanggung oleh stakeholders. Oleh karena itu, wajar bila perusahaan juga
Konsep GCG menerapkan lima elemen yang harus diterapkan oleh perusahaan
melalui penekanannya terhadap apa yang harus diberikan kepada para pemangku
Terbatas (UU PT) dan Undang-undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
(UU Penanaman Modal) serta Peraturan Pelaksana No. 47 Tahun 2012 Tentang
perusahaan dimata masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang dilakukan
perusahaan terkadang membawa berbagai kerugian untuk pihak lain. Maka dari itu
CSR dilakukan untuk membangun nama baik perusahaan setelah pa yang mereka
yang juga dapat meningkatkan citra perusahaan dimasyarakat seperti ISO 26000.
3. CSR dlakukan karena ada regulasi yang mengatur. Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah salah satu bentuk dari implementasi konsep Good
Corporate Governance atau GCG. Sebagai entitas bisnis yang memiliki tanggung
jawab kepada para masyarakat serta lingkungan maka sudah seharusnya bahwa
perusahaan dapat bertindak sebagai good citizen yang dimana hal ini merupakan
saudara fahami.
audit hak-hak azasi manusia Pada pertengahan tahun 1990-an. Di samping itu, standar
industri juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute
bulai Mei tahun 2000. Panduan ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan
perundangan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
manfaat dari lingkungan. Penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar
dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara
berkelanjutan.
Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan.
penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs) dan manfaat
protection).
mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara
memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak
menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan
Tujuan dari akuntansi lingkungan sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan
sebagai alat komunikasi dengan masyarakat adalah untuk meningkatkan jumlah informasi
relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya.
Guna mencapai keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan, maka
pertama dan utama sekali yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan adalah adanya
kesesuaian antara evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang
ditimbulkan. Langkah kedua, menentukan apa yang menjadi target perusahaan dengan cara
dimasing-masing devisi. Langkah terakhir adalah melakukan telaah kinerja. Pada telaah
kinerja diharapkan dapat menghasilkan segmen akuntansi yang dapat mendukung prestasi
praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak
yang timbul dari sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat
Agency (EPA) menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua
dimensi utama. Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung
berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah
dipertanggungjawabkan.
lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi
dalam kilogram, pemakaian energi dalam kilojoules, dll), akan tetapi standar pengukuran
pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara
nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk
satuan uang/rupiah).
Jawaban:
Pada akhir Abad 19 dan Awal Abad 20 para penulis akuntansi terutama
praktik. Teoritisi akuntansi pada saat itu (US Securities Act 1933-1934)
dikenal pengujian empiris dengan didukung oleh penggunaan data base yang
berasal dari CRSP (Center for Research in Security Prices). Pengkombinasian data
harga saham dan pengaruh informasi terhadap harga saham (misal: Fama, 1976).
berkembang berisi berbagai studi dengan menggunakan teori berbasis finance dan
atau teori regulasi untuk menjelaskan praktik akuntansi dan auditing yang terjadi.
6. SFAC merupakan pedoman untuk tujuan, karakteristik kualitatif, dan pedoman lain
pada November 1978, yaitu SFAC No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting
by Business Enterprises pada November 1978, sampai terbit SFAC No. 8 pada
muncul pada Mei 1980. Namun, SFAC No. 2 ini digantikan oleh SFAC No. 8,
dengan adanya perubahan mendasar antara SFAC No. 2 dengan SFAC No. 8, yaitu
kualitas informasi dalam SFAC No. 8 dibagi menjadi kualitas informasi utama
dalam SFAC No. 8 terdiri dari Relevance dan Faithful Representation dan kualitas
Keuangan) bulan September 2010 atau yang dikenal dengan SFAC No. 8
SFAC No. 8 adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar (FASB)
untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. SFAC No. 8 ini mencakup 2 bab rerangka
konseptual baru yang menggantikan SFAC No. 1, Tujuan Pelaporan Keuangan oleh