tidak. Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau
akuntansi dalam industri, yaitu: teori kepentingan publik (The Public Interest
Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan (The Interest Group Theory).
dua teori regulasi akuntansi dalam industri, yaitu: teori kepentingan publik
(The Public Interest Theory) dan (2) teori kelompok kepentingan (The Interest
Group Theory).
suatu standar diluncurkan. Karakteristik due process ini konsisten dengan teori
berkaitan dengan standar akan memilih strategi lobi untuk atau melawan suatu
standar baru.
government. These coalitions are viewed as being in conflict with each other to
obtain their share of benefits from regulation. We shall conclude that the
process of standard setting is most consistent with the interest group theory.
(Scott, 2009:484)
hitungan. Kehendak para pemain untuk menerima suatu standar baru meningkat
baik akan standar baru, karena teori kelompok kepentingan secara formal
dialokasikan kepada para konstituen dengan efektif secara politis dan dengan
teori kelompok kepentingan adalah teori regulasi kaum elit yang menguasai
mengadopsi IFRS, yaitu: 1) informasi keuangan menjadi lebih baik dan berguna
bagi pemegang saham, 2) informasi keuangan menjadi lebih baik dan berguna
(2008).
3. Saat ini topic CSR semakin banyak dibahas dan dijadikan isu besar,
padahal sebagian hanyalah isu saja dan belum merupakan kewajiban bagi
pahami?
Pada saat ini topik mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau
yang lebih
mendapatkan perhatian dan dibahas. Salah satu aspek dari CSR yang menjadi
yang
lebih rinci dapat memfasilitasi investor dan pemegang saham dalam menilai
apakah
lain
masyarakat juga semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap
memunculkan
kerusakan lingkungan, mulai dari polusi udara dan air, penggundulan hutan
hingga
isu perubahan iklim. CSR menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
Tapi
tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu juga
tidak
Compact
yaitu
tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga menyejahterakan
orang
merupakan
ekonomi
berkelanjutan.
tersebut
sebagai suatu
sistem dan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak
yang
dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Sedangkan dalam arti luas,
secara
proporsional dan mencegah terjadinya keslahan-kesalahan yang signifikan
dalam
perusahaan yang baik agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan yang
yang baik agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa
dirujuk. Terdapat lima prinsip GCG yang dijadikan pedoman bagi pelaku
bisnis, yaitu:
2) Accountability (Akuntabilitas)
4) Independency (kemandirian)
dapat
ditarik benang merah keterkaitan antara CSR dan GCG. Penerapan prinsip
Penerapan CSR adalah salah satu bentuk implementasi dari konsep Good
Corporate
Governance (GCG). Konsep CSR juga sering dikaitkan dengan konsep Triple
Bottom Line, yaitu bahwa perusahaan tidak hanya mengedepankan aspek
ekonomi
saja, tetapi juga aspek sosial dan lingkungannya. Semakin disadari bahwa
kondisi
terkait
Dengan demikian, CSR adalah salah satu bentuk investasi masa depan.
Karena
melalui hubungan yang harmonis dan citra baik, timbal baliknya, masyarakat
juga
accounting guidelines) pada bulai Mei tahun 2000. Panduan ini kemudian
disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di Jepang
dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang kini menerapkan
pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic benefit).
yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan
maka pertama dan utama sekali yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan
dimasing-masing divisi.
pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan
mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang
lingkungan”.
menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah biaya pribadi). Kedua,
pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam
lainnya.
Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus
uang).
Pada akhir Abad 19 dan Awal Abad 20 para penulis akuntansi terutama
diobservasi,
praktik. Teoritisi akuntansi pada saat itu (US Securities Act 1933-1934)
mulailah
dikenal pengujian empiris dengan didukung oleh penggunaan data base yang
data
harga saham dan pengaruh informasi terhadap harga saham (misal: Fama,
1976).
dan
atau teori regulasi untuk menjelaskan praktik akuntansi dan auditing yang
terjadi.
1) Relevance
Menurut FASB dalam SFAC nomor 2, Informasi akuntansi yang relevan adalah
mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu
pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu,
sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau membenarkan
harapan sebelumnya. Informasi dapat membuat sebuah perbedaan terhadap
keputusan dengan meningkatkan kapasitas pembuat keputusan untuk
memprediksi atau dengan memberikan umpan balik terhadap harapan
sebelumnya. Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback
value, serta 1 aspek tambahan: ketepatan waktu.
a. Predictive value
Seperti dalam dokumen sebelumnya prediktive value merujuk pada
kegunaan input untuk prediksi seperti cash flow dan earning power
daripada menjadi perkiraan aktual sendiri
b. Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi
ekspektasi pembuat keputusan. Hal ini merujuk pada menentukan posisi
perusahaan dan tumpang tindih dengan sejauh mana mana manajemen
telah menjalankan fungsinya. Jika ditinjau lebih luas, feedback value
terkait dekat dengan pertanggungjawaban. Informasi yang menyediakan
kualitas ini harus mempengaruhi atau berdampak predictive value.
Karenanya, muncul dua pengertian pada istilah feedback value yang agak
membingungkan. Walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi keterkaitan
antara predictive dan feedback value.
c. Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya meruapakan sebuah constraint terhadap
kedua aspek utama relevansi. Agar relevan, informasi harus tepat waktu,
artinya harus ‘tersedia pada pembuat keputusan sebelum (informasi
tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan’.
Terdapat pertentangan antara ketepatan waktu dengan dua aspek utama
relevansi karena informasi akan lebih lengkap dan akurat jika batasan
waktunya dilonggarkan. Karenanya sering terjadi trade-off antara
ketepatan waktu dengan kedua aspek utama relevansi tersebut.
2) Reliability
Menurut FASB dalam SFAC nomor 2, Reliabilitas suatu ukuran
bertumpu pada kesetiaan (faithfulness) dimana ia mewakili apa yang
dimaksudkan untuk diwakili, ditambah dengan sebuah jaminan bagi
pengguna, yang datang melalui verifikasi, bahwa ia memiliki kualitas
representational. Reliabilitas tersusun dari tiga bagian yaitu verifiability,
representational faithfulness, dan neutrality.
a. Verifiability
Verifiabilitas dalam SFAC nomor 2 didefinisikan sebagai kualitas
yang dapat ditunjukkan dengan menjamin sebuah tingkat konsensus
yang tinggi antara pengukur independen dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama.
b. Representational Faithfulness,
Representational Faithfulness, adalah korespondensi atau kesepakatan
antara suatu ukuran atau deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan
untuk diwakili. Dalam akuntansi, fenomena yang diwakili adalah
sumber daya ekonomi dan kewajiban serta transaksi-transaksi dan
kejadian yang mengubah sumber daya dan kewajiban tersebut.
c. Neutrality.
Netralitas berarti bahwa dalam merumuskan atau menerapkan standar,
perhatian yang utama seharusnya pada relevansi dan reliabilitas
informasi yang dihasilkan, bukan pada pengaruh standar atau aturan
yang memiliki kepentingan tertentu. Netralitas adalah karakteristik
kualitatif bersinggungan secara menyeluruh dengan perilaku anggota
dewan yang bertentangan secara langsung dengan aspek spesifik dari
informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah
upaya sadar untuk mencegah interfensi oleh kelompok yang mempunyai
sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan standar akuntansi yang
mendasarinya.
3) Biaya Manfaat
Pertimbangan biaya manfaat adalah salah satu teknis yang digunakan
untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar dapat
digunakan secara efisien. Pertimbangan biaya manfaat merupakan alat
bantu untuk membuat keputusan, dengan mempertimbangkan sejauhmana
sumberdaya yang digunakan (sebagai biaya) dapat memberikan hasil-hasil
yang diinginkan (manfaat) secara optimal. Pertimbangan Biaya manfaat
digunakan manakala hal efisiensi secara akurat dan rasional menjadi
pertimbangan utama.Manfaat (benefit) informasi akuntansi dinyatakan
dengan kegunaan informasi akuntansi tersebut untuk berbagai kelompok
pemakai (terutama inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan
keputusan. Biaya langsung (direct cost) informasi adalah biaya dalam
memperoleh, menyajikan dan menyebarkan informasi.