Anda di halaman 1dari 9

ISU – ISU EKONOMI DAN POLITIK DARI PENETAPAN STANDAR

BAB 1
Pendahuluan

            Akuntansi Indonesia mengalami pasang surut perkembangan. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi di Indonesia. Faktor tersebut antara lain lingkungan
politik dan ekonomi serta organisasi profesi. Seperti yang diketahui, Indonesia telah mengalami
perubahan dalam lingkungan politik dengan ditandai pergantian kepemimpin yang memiliki
karakter berbeda. Perbedaan karakter kepemimpinan ini pada akhirnya akan mempengaruhi
model ekonomi negara serta mempengaruhi praktik akuntansi. Standar akuntansi dapat dikatakan
sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi
tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan berwenang dan berlaku dalam
lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
(1) deskripsi tentang masalah yang dihadapi
(2) diskusi logis atau cara memecahkan masalah
(3) terkait dengan keputusan/ teori diajukan suatu solusi
            Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan
praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak
menyesatkan. Hal ini diperjelas oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) sebagai pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi
perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya adalah sangat penting, agar laporan
keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.
Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang wajib ditaati bagi
mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi, dalam rangka penyusunan laporan
keuangan. Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman yang
diikuti kebiasaan tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku
mutlak sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam
perkembangannnya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pandangan para ahli
di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi, peraturan pemerintah dan faktor-faktor
lainnya. 
            Dengan demikian, maka yang perlu diketahui dari Standar Akuntansi tersebut adalah
pedoman dan petunjuk apakah yang dapat diberikan oleh Standar Akuntansi tersebut? Standar
Akuntansi dapat memberikan petunjuk tentang bagaimanakah caranya sumber-sumber ekonomi
yang ditimbulkannya dicatat sebagai “harta” dan “kewajiban”. Jika terjadi perubahan atas harta
dan kewajiban itu bagaimanakah cara mencatatnya, kapan perubahan tersebut dicatat serta
bagaimanakah cara mengukurnya, informasi apa saja yang perlu diungkapkan dan bagaimana
cara mengungkapkannya dan sebagainya.  
BAB II
Pembahasan

            Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya
mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya
melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung
dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi
yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada
            Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang
sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu.
Menurut Twedie, standar akuntansi dihasilkan dari lima interaksi, yaitu:
1) peristiwa ekonomi;
 2) kepentingan pribadi;
 3) penyebaran ide-ide;
 4) perjalanan sejarah;
 5) pengaruh internasional.
             Sedangkan menurut Nobes dan Parker mengatakan faktor budaya, sosial dan politik
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi regulasi akuntansi di berbagai negara. Dengan
demikian jelas bahwa penentuan standar akuntansi tidak hanya menyangkut masalah teknis.
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang
merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan
berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
1) deskripsi tentang masalah yang dihadapi;
 2) diskusi logis atau cara memecahkan masalah;
 3) terkait dengan keputusan/ teori diajukan suatu solusi.
             Standar akuntansi menurut Edey (1977) dibagi menjadi empat tipe, yaitu:
1) tipe 1: akuntan harus memberitahukan kepada pengguna tentang apa yang mereka kerjakan
dengan cara mengungkapkan metode dan asumsi (kebijakan akuntansi) yang di anut;
 2) tipe 2: membantu pencapaian beberapa keseragaman penyajian tentang pernyataan akuntansi
tertentu;
3) tipe 3: menghendaki pengungkapan hal-hal khusus yang mempengaruhi pertimbangan
pengguna;
4) tipe 4: menghendaki keputusan implisit/eksplisit yang harus di buat tentang penilaian aktiva
dan penentuan laba yang disetujui.

            Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standar mungkin bermanfaat
bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan dengan
akuntansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:
1) kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan;
2) informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya. Dalam
menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:
a)       Rrepresentative Faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat netral dan
penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini
menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan
menggambarkan keadaan keuangan perusahaan secara wajar.
b)        Economic Consequences, pendekatan ini menghendaki asopsi standar yang memiliki
konsekuensi ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar
yang memiliki pengaruh positif.

Proses Penentuan Standar Akuntansi Keuangan


      Biasanya proses penentuan standar dilakukan melalui proses terbuka (due-procees).
FASB sebagai contoh dalam proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut:
1) identifikasi masalah dari masalah yang muncul di catat dalam agendanya;
2) penunjukkan grup yang anggotanya terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis;
3) Discussion Memrorandum (DM) di sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu Periode
paling lambat 60 hari;
4) pendapat dilakukan untuk membahas keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif yang
diajukan FASB;
5) atas berbagai komentar yang diterima, FASB mengeluarkan “exposure draft” (ED) mengenai
standar akuntansi yang diajukan. ED menentukan posisi yang pasti dari FASB tentang masalah
yang dibahas; 6) ED disebarluaskan ke masyarakat untuk di evaluasi paling lambat 30 hari; Atas
dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai berikut:

a)         mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi;


b)         mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur “due process”;
c)         menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalam agenda;
d)          tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda;
e)         pendekatan Penentuan Standar.
       Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan standar akuntansi adalah:
·      Pendekatan Pasar Bebas: Pendekatan ini dilandasi asumsi bahwa informasi akuntansi
merupakan komoditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang lain. Sehingga informasi
akuntansi akan dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran. Pasar dipandang sebagai
mekanisme yang ideal untuk menentukan jenis informasi yang harus diungkapkan dan kelompok
penerima informasi. Dengan demikian standar akuntansi menentukan informasi yang dihasilkan
dan siapa akan menerima informasi.
·       Pendekatan regulasi: Pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau informasi yang
asismetris dalam kaitannya dengan kuantias dan kualitas.

Perbedaan Praktik Akuntansi dengan Standar Yang Ditentukan Standar Akuntansi


            Perbedaan Praktik Akuntansi dengan Standar yang Ditentukan Standar Akuntansi adalah
regulasi aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan
keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Dapat
dikatakan standar akuntansi merupakan hasil dari penetapan standar, meskipun praktiknya tidak
sesuai dengan standar. Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak sesuai dengan standar yaitu:
1) Di kebanyakan Negara, hukuman atas ketidakpatuhan dengan akuntansi resmi cenderung
lemah dan tidak efektif;
2) Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang
diharuskan;  3) Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar
akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan
secara lebih baik;
 4) Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan
secara tersendiri dan bukan untuk laporan konsolidasi.

Sistem Akuntnsi di Beberapa Negara Maju


1)         Jepang
            Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai
pengaruh domestik dan internasional, untuk memahami akuntansi Jepang, seseorang harus
memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan-perusahaan Jepang saling
memiliki akuitas saham satu sama lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain.
Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industri yang meraksasa yang
disebut sebagai keiretsu. Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring dengan
reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal
pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga
mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.
            Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang.
Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang-undang: Hukum Komersial, Undang-undang
pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan perusahaan. Hukum komersial diatur oleh
Kementrian Kehakiman (MOJ), hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang
dan paling memiliki pengaruh besar. Perusahaan milik publik harus memenuhi ketentuan lebih
lanjut dalam undang-undang pasar modal yang diatur oleh kementrian keuangan dibuat
berdasarkan undang-undang pasar modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika
Serikat selama masa pendudukan AS setelah perang dunia II. Tujuan utama SEL adalah untuk
memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.
            Pelaporan Keuangan Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan
untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang
saham, yang berisi hal-hal berikut:
a) Neraca;
b) Laporan Laba rugi;
c) Laporan Usaha;
d) Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba ditahan;
 e) Skedul Pendukung Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun laporan
keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar modal yang secara umum mewajibkan laporan
keuangan dasar yang sama dengan Hukum komersial ditambah dengan laporan arus kas.
            Pengukuran Akuntansi
Hukum komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar untuk menyusun laporan
konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai
dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan
umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan
dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan
kebijakan keuangan dan operasionalnya. Meskipun metode penyatuan kepemilikan
diperbolehkan, metode pembelian untuk penggabungan usaha umumnya digunakan. Goodwill
diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama
maksimum 20 tahun, metode ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.
2) Amerika Serikat
             Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar
Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik
Bersertifikat.
            Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri dari seluruh standar,
aturan, dan regulasi keuangan yang harus diperhatikan ketika menyusun laporan keuangan,
laporan keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu perusahaan dan
hasil operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secar umum.
            Pelaporan keuangan
 Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS yang besar meliputi:
a) Laporan manajemen;
 b) Laporan auditor independen;
c) Laporan keuangan utama (laporan laba rugi, arus kas, laba komprehensif, ekuitas pemegang
saham);
d) Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan;
e) Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan
keuangan;
f) Catatan atas laporan keuangan;Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh
tahun;
g) Data kuartal terpilih. Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS
yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja. Aturan
konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan (yaitu, dengan
kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham dengan hak suara) harus dikonsolidasikan
secara penuh, walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak homogen. Laporan
keuangan  interim (kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa
efek utama. Laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas yang tidak diaudit dan
komentar manajemen secara singkat.
           
            Pengukuran Akuntansi Aturan pengukuran
 akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus
melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi
dan peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding.
3)    Sistem Akuntansi di Inggris
Warisan Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan negara pertama di dunia yang
mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi
keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga berasal dari Inggris.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi
akuntansi. Undang-undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
1.      Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual
2.      Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva, dan kewajiban dinilai
secara terpisah
3.      Prinsip konservatisme
4.      Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan
5.      Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas dimana akun-akun dapat
ditentukan berdasarkan biaya historis atau biaya kini.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan
umumnya mencakup :
1.      Laporan Direksi
2.      Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3.      Laporan Arus Kas
4.      Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
5.      Laporan Kebijakan akuntansi
6.      Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7.      Laporan Auditor

Pengukuran Akuntansi
Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk
Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat
sehingga hampir tidak pernah digunakan. Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan
Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris
diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP.

            Setelah memahami beberapa sistem akuntansi yang berlaku dibeberapa negara maju
seperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan
maupun perbedaan diantaranya. Hal ini disebabkan oleh faktor sejarah dan kebutuhan serta
kondisi dimana akuntansi itu tumbuh dan berkembang.
Perbedaan dan Persamaan Akuntansi di Negara Maju

            Aturan dan sistem akuntansi di negara-negara maju memiliki perbedaan dan juga
persamaan sistem, di mana dalam setiap standar yang di gunakan oleh negara tersebut memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam penerapan sistem akuntansi di negaranya.
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama
dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih
banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam
aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
            Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang
menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan
praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a)         Sistem hukum
       Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak
dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis,
Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified
Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan,
yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika
Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam
common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat
suatu formulasi umum.
b)         Pemilik dana
       Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok
yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang
saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan
sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara
dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini
tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan
(disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
c)         Pengaruh sistem perpajakan
            Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan
melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting
measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial.
Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia,
terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang
paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
d)         Kemantapan profesi akuntan
       Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda- beda di setiap negara,
dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan
anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi
akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan
yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau
mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri,  pemerintah dan kalangan
pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang
untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan
akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
e)         Inflasi
        Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-
nilai aset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan
terhadap pendapatan. Negara-negar dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-
perusahaan melakukan berbagai perubahan harga ke dalam penghitungan keuangan mereka.
Meksiko dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum karena
pengalaman mereke dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat
inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan
pengaruh perubahan harga.
 f) Teori akuntansi
             Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi seperti
halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi mengatakan bahwa
pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian atas kinerja yang wajar dari sebuah
perusahaan jika akuntan diperbolehkan untuk menggunakan judgment untuk memilih dan
menampilkan angka-angka tertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost
information. Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalah
dengan disusunnya conceptual framework. g) Accidents of history Sistem dan praktik akuntansi
tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan. Kejadian-
kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam penerapan metode
tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar
akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk
Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau
interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta
perlakuan atas selisih kurs.
 h) Accidents of history Sistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan
ekonomi di negara yang bersangkutan.
Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam
penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an
memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data
keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan
munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing
dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs. Kolonialisasi juga menyebabkan
negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang
mendudukinya. Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi
hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar
akuntansi di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain
dari kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional
mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di
seluruh dunia.

            Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum,
sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal- hal tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi
di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan
perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya
kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai