BAB 1
Pendahuluan
Akuntansi Indonesia mengalami pasang surut perkembangan. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi di Indonesia. Faktor tersebut antara lain lingkungan
politik dan ekonomi serta organisasi profesi. Seperti yang diketahui, Indonesia telah mengalami
perubahan dalam lingkungan politik dengan ditandai pergantian kepemimpin yang memiliki
karakter berbeda. Perbedaan karakter kepemimpinan ini pada akhirnya akan mempengaruhi
model ekonomi negara serta mempengaruhi praktik akuntansi. Standar akuntansi dapat dikatakan
sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi
tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan berwenang dan berlaku dalam
lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
(1) deskripsi tentang masalah yang dihadapi
(2) diskusi logis atau cara memecahkan masalah
(3) terkait dengan keputusan/ teori diajukan suatu solusi
Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan
praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak
menyesatkan. Hal ini diperjelas oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) sebagai pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi
perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya adalah sangat penting, agar laporan
keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.
Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang wajib ditaati bagi
mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi, dalam rangka penyusunan laporan
keuangan. Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman yang
diikuti kebiasaan tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku
mutlak sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam
perkembangannnya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pandangan para ahli
di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi, peraturan pemerintah dan faktor-faktor
lainnya.
Dengan demikian, maka yang perlu diketahui dari Standar Akuntansi tersebut adalah
pedoman dan petunjuk apakah yang dapat diberikan oleh Standar Akuntansi tersebut? Standar
Akuntansi dapat memberikan petunjuk tentang bagaimanakah caranya sumber-sumber ekonomi
yang ditimbulkannya dicatat sebagai “harta” dan “kewajiban”. Jika terjadi perubahan atas harta
dan kewajiban itu bagaimanakah cara mencatatnya, kapan perubahan tersebut dicatat serta
bagaimanakah cara mengukurnya, informasi apa saja yang perlu diungkapkan dan bagaimana
cara mengungkapkannya dan sebagainya.
BAB II
Pembahasan
Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standar mungkin bermanfaat
bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan dengan
akuntansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:
1) kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan;
2) informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya. Dalam
menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:
a) Rrepresentative Faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat netral dan
penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini
menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan
menggambarkan keadaan keuangan perusahaan secara wajar.
b) Economic Consequences, pendekatan ini menghendaki asopsi standar yang memiliki
konsekuensi ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar
yang memiliki pengaruh positif.
Pengukuran Akuntansi
Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk
Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat
sehingga hampir tidak pernah digunakan. Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan
Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris
diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP.
Setelah memahami beberapa sistem akuntansi yang berlaku dibeberapa negara maju
seperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan
maupun perbedaan diantaranya. Hal ini disebabkan oleh faktor sejarah dan kebutuhan serta
kondisi dimana akuntansi itu tumbuh dan berkembang.
Perbedaan dan Persamaan Akuntansi di Negara Maju
Aturan dan sistem akuntansi di negara-negara maju memiliki perbedaan dan juga
persamaan sistem, di mana dalam setiap standar yang di gunakan oleh negara tersebut memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam penerapan sistem akuntansi di negaranya.
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama
dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih
banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam
aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang
menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan
praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a) Sistem hukum
Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak
dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis,
Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified
Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan,
yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika
Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam
common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat
suatu formulasi umum.
b) Pemilik dana
Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok
yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang
saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan
sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara
dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini
tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan
(disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).
c) Pengaruh sistem perpajakan
Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan
melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting
measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial.
Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia,
terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang
paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.
d) Kemantapan profesi akuntan
Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda- beda di setiap negara,
dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan
anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi
akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan
yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau
mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan
pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang
untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan
akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.
e) Inflasi
Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-
nilai aset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan
terhadap pendapatan. Negara-negar dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-
perusahaan melakukan berbagai perubahan harga ke dalam penghitungan keuangan mereka.
Meksiko dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum karena
pengalaman mereke dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat
inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan
pengaruh perubahan harga.
f) Teori akuntansi
Teori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansi seperti
halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansi mengatakan bahwa
pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaian atas kinerja yang wajar dari sebuah
perusahaan jika akuntan diperbolehkan untuk menggunakan judgment untuk memilih dan
menampilkan angka-angka tertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost
information. Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalah
dengan disusunnya conceptual framework. g) Accidents of history Sistem dan praktik akuntansi
tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan. Kejadian-
kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam penerapan metode
tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar
akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk
Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau
interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta
perlakuan atas selisih kurs.
h) Accidents of history Sistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan
ekonomi di negara yang bersangkutan.
Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam
penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an
memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data
keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan
munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing
dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs. Kolonialisasi juga menyebabkan
negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang
mendudukinya. Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi
hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar
akuntansi di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain
dari kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional
mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di
seluruh dunia.
Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum,
sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal- hal tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi
di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan
perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya
kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia.