Anda di halaman 1dari 21

STANDAR AKUNTANSI

1. Pengertian Standar Akuntansi


Definisi standar dari Macquarie dictionary adalah “apa pun yang diambil dengan
persetujuan umum sebagai dasar perbandingan”. dalam pengertian, inilah panduan untuk
memilih perlakuan akuntansi dirujuk sebagai prinsip akuntansi yang diterima secara
umum, atau GAAP.
Standar Akuntansi dapat diartikan sebagai pengumuman/ketentuan resmi yang
dikeluarkan oleh badan berwenang mengenai konsep, standard dan metode yang
dinyatakan sebagai pedoman utama dalam praktik akuntansi perusahaan dalam
lingkungan (negara) sepanjang ketentuan ini relevan dengan keadaan perusahaan atau
unit usaha tertentu. Standar Akuntansi pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Deskripsi tentang masalah yang dihadapi
b. Diskusi logis ( kemungkinan dengan menggali teori dasar) atau cara-cara
memecahkan masalah
c. Dalam kaitannya dengan keputusan/teori diajukan suatu solusi.

Terkait dengan masalah utama yang dihadapi standar, Edey membedakan persyaratan
standar kedalam 4 tipe:

a. Tipe1 menyatakan bahwa akuntan harus memberitahukan kepada pemakai tentang


apa yang mereka kerjakan dengan cara mengungkapkan metode dan asumsi
(kebijakan akuntansi yang dianut).
b. Tipe 2 mengarah pada pencapaian keseragaman penyajian laporan keuangan.
c. Tipe 3 menghendaki pengungkapan hal-hal khusus yang mempengaruhi
pertimbangan pemakai
d. Tipe 4 menghendaki keputusan implisit/eksplisit yang harus dibuat tentang penilaian
aset dan penentuan laba yang disetujui.

Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan
yang memiliki kepentingan terhadapnya. Standar akuntansi ini akan terus berubah dan
berkembang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Alasan pentingnya
merumuskan standar akuntansi yang relevan bagi lembaga-lembaga resmi akuntansi,
diantaranya sebagai berikut.

1. Standar menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan


perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim
diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpecaya dan dapat diperbandingkan.
2. Standar memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan public agar mereka
dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen dan dapat mengabdikan
keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui
pemeriksaaan akuntan (mengaudit laporan perusahaan).
3. Standar memberikan database/kumpulan data kepada regulator/pemerintah tentang
berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang
perusahaan, perencanaan dan pengaturan ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi
dan tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi. Penyebarluasan standar dapat menarik
perhatian ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi. Semakin banyak
standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin bergairah untuk
berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian.

Dalam penyusunan standar akuntansi ada tiga kemungkinan:

1. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar


2. Diserahkan kepada swasta/profesi
3. Diserahkan kepada pemerintah

Standar akuntansi ini saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui
pemerintah, profesi dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berada dibawah naungan IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia). Sementara itu, di Amerika lembaga yang berwenang mensahkan standar
akuntansi adalah Financial Accounting Standar Board (FASB) yang bebas dari pengaruh
profesi secara langsung.
Standar yang berdasarkan prinsip dan berdasarkan aturan (Principles-based
standards and rules-based)

Standar yang menggunakan principles based hanya mengatur hal-hal yang pokok
dalam standar, sedangkan prosedur dan kebijakan detail diserahkan kepada pemakai.
IFRS menggunakan prinsip ini. Standar mengatur prinsip pengakuan sebagai substansi
ekonomi, tidak didasarkan pada ketentuan detail dalam atribut kontrak perjanjian.
Sedangkan standar yang menggunakan Rule Based, memuat ketentuan akuntansi secara
detail. Keunggulan pendekatan ini akan menghindari dibuatnya perjanjian atau transaksi
mengikuti peraturan dalam konsep pengakuan. Penyusun laporan keuangan dapat
merancang suatu transaksi sehingga dapat diakui secara akuntansi dan bukan melihat dari
substansi ekonomi dari transaksi tersebut. Namun standar yang bersifat principles based
mengharuskan pemakainya untuk membuat penilaian (judgement) yang tepat atas suatu
transaksi untu menentukan substansi ekonominya dan menentukan standar yang tepat
untuk transaksi tersebut.
Keuntungan rules-based standards:
- Meningkatkan panduan saat ada prinsip yang kurang jelas atau sesuai
- Meningkatkan panduan saat standar tidak konsisten dengan kerangka konseptual dari
pengatur standar
- Meningkatkan keterbandingan antara beberapa laporan keuangan
- Mengurangi ketidaktepatan yang mengarah pada pilihan pelaporan yang agresif oleh
manajemen
- Meningkatkan verifikasi untuk auditor dan regulator

Kerugian dari rules-based standards:


- Standar berbasis aturan bisa sangat kompleks, dan kompleksitas dapat memungkinkan
kebingungan dan bahkan manipulasi.
- Standar terperinci cenderung tidak lengkap atau bahkan usang pada saat dikeluarkan.
- Manipulasi kepatuhan dengan menggunakan aturan membuat audit lebih sulit karena
manajer dapat membenarkan manipulasi mereka sebagai kepatuhan.
Keuntungan dari principles-based standards
- Standar berbasis prinsip harus lebih sederhana daripada standar berbasis aturan.
- Standar berbasis prinsip menyediakan pedoman luas yang dapat diterapkan pada
banyak situasi.
- Pedoman luas dapat meningkatkan kesetiaan representasional laporan keuangan
- Standar berbasis prinsip memungkinkan akuntan untuk menggunakan penilaian
profesional mereka dalam menilai substansi transaksi.
Kerugian dari principles-based standards
- Standar berbasis prinsip seperti pedang bermata dua, tidak dirinci sehingga dapat
memunculkan interpretasi yang berbeda.
Teori Regulasi

Definisi menurut Macquarie dictionary’s, regulasi adalah untuk mengendalikan atau


mengarahkan dengan aturan, prinsip atau metode. regulasi adalah aturan atau perintah,
seperti untuk perilaku, ditentukan oleh otoritas.
Teori-teori yang terkait dengan regulasi dalam pengaturan standar akuntansi:
- Signalling theory
- Public interest theory
- Capture theory
- Bushfire theory
Keuntungan dan kekurangan dari regulasi:
1. Keuntungan regulasi
- Meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian modal
- Produksi yang lebih murah
- Pengujian terhadap biaya tambahan
- Kepercayaan publik
- Standarisasi
- Informasi dari regulasi mengatasi ketidaksempurnaan pasar.
2. Kelemahan regulasi
- Berbagai masalh muncul ketika menggunakan regulasi untuk mencapai efisiensi dan
kesetaraan
- Menentukan kuantitas informasi yang optimal meruakan permasalahan
- Regulasi sulit untuk ditarik
- Komunikasi dibatasi
- Entitas pelaporan yang berbeda, namun cara pelaporan dituntut sama
- Adanya lobby
- Monopoli terhadap standar akuntansi

2. Tujuan Penetapan Standar


Tujuan penetapan standar adalah untuk menyediakan panduan untuk menyiapkan laporan
keuangan sehingga informasi yang terkandung dalam laporan tersebut membantu
pengguna untuk membuat keputusan yang berguna tentang alokasi sumber daya mereka.
Setiap keputusan akan kebijakan standar senatiasa menguntungkan sekelompok pihak
dan akan merugikan beberapa pihak. Kepentingan ini berkaitan dengan masalah sosial.
Jika digunakan kriteria kesejahteraan sosial untuk menjustifikasi pemberlakuan sebuah
standar, maka akan muncul satu perntanyaan serius mengenai legitimasi dari badan
penyusun yang tidak dipilih didalamnya. Pertanyaan yang muncul menjadi penentuan
yang benar menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kebijakan akuntansi. Ada dua
pendekatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pendekatan Ketepatan Penyajian/penyajian kebenaran
Pendekatan ini mendukung pelaporan secara netral dan pencarian ketepatan penyajian
melalui proses penetapan standar. Menurut pendekatan ini, akuntansi dibandingkan
dengan peta keuangan, dimana peta-peta dibuat dengan akurat dan tepat.
b. Pendekatan Konsekuensi Ekonomi
Pendekatan kedua mendukung pengadopsian standar yang akan memberikan
konsekuensi ekonomi yang baik dari pada konsekuensi ekonomi yan buruk. Dengan
pendekatan seperti ini, standar yang memiliki dampak positif, atau paling tidak non-
negatif bagi kesejahteraan sosial. Pendekatan lain yang mengusulkan menggunakan
pengakuan dari politik ekonomi akuntansi. Pendekatan ini adalah pendekatan kritikal-
interpretatif menyatakan bahwa pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai
suatu instrument perubahan sosial dan bahkan perubahan sosial yang radikal.

3. Sumber Penetapan Standar Akuntansi


Standar akntansi disusun melalui proses yang dilaksanakan secara transparan dan
akuntabel. Proses tersebut disebut sebagai due process yang memiliki komponen:
a. Dewan standar yang independen;
b. Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis;
c. Bekerjasama dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global
disetiap tahapan proses; dan
d. Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar.
Di Indonesia, standar akuntansi disusun dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
kemudian diganti menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan
di Amerika disebut General Accepted Accounting Principle (GAAP), kemudian
Accounting Principle Board Statement (APBS) yang terakhir menjadi FASB Statement.
Standar Akuntansi Keuangan menjadi pedoman bagi siapapun dalam penyusunan laporan
keuangan yang berterima umum. Standar Akuntansi baik dari pendekatan teknik, prinsip
dan praktik harus berlandaskan pada keberterimaan umum. Artinya standar akuntansi
yang ditetapkan harus bisa digunakan oleh semua pihak dan dapat diterima oleh umum
karena kegunaannya dan kelogisannya. Untuk itu standar akuntansi tidak boleh memihak
dan hanya berlaku pada sekelompok orang atau organisasi tertentu.
Timbulnya prinsip akuntansi berterima umum (PABU) dapat dilihat dari peran
akuntansi yaitu menyajikan informasi ke berbagai pihak. Secara khusus PABU mengatur
akuntansi keuangan yang menyajikan informasi kepada berbagai pihak diluar organisasi.
Akan tetapi, informasi yang disajikan tersebut tidak hanya berguna untuk pihak di luar
perusahaan tetapi juga pihak intern organisasi. Informasi keuangan yang disajikan sesuai
dengan PABU memang utamanya ditujukan untuk pihak luar tetapi juga berguna bagi
manajemen untuk mengarahkan operasi perusahaan.
Pernyataan APB No. 4 menyatakan bahwa PABU dilihat dari “pengalaman, alas
an, kebiasaan, penggunaan dan kebutuhan praktis dan PABU mencakup konversi aturan,
prosedur-prosedur yang perlu untuk mendefinisi prinsip akuntansi yang berterima umum
pada suatu waktu tertentu. Satu cara untuk memberi pengertian yang dapat diakui
terhadap istilah “Berterima Umum” adalah menggambarkan kondisi dimana suatu
metode akuntansi akan dianggap berterima umum.
Literatur PABU telah meluas mencakup sejumlah persyaratan, opini dan
pengumuman lain dari berbagai sumber otoritatif. PABU mencakup pengumuman-
pengumuman badan penetapan standar, yaitu pernyataan standar akuntansi keuangan dari
FASB dan interpretasinya. Opini APB dari buletin riset akuntansi dari AICPA. Sumber
lain PABU:
a. Pedoman audit dan akuntansi industry dan pernyataan posisi AICPA dan interpretasi
akuntansi AICPA.
b. Publikasi-publikasi lain dari FASB, seperti bulletin teknis, dan pendahulunya. Seperti
pernyataan APB.
c. Publikasi-publikasi SEC, seperti terbitan seri akuntansi.
d. Praktik-praktik yang diakui dan sering muncul seperti terfleksi dalam publikasi
AICPA tahunan Accounting Treds and Techniques.
e. Makalah-makalah terbitan AICPA, pernyataan konsep FASB, buku teks dan artikel-
artikel.

Sumber-sumber diatas, dapat dipandang sebagai suatu hirarki. Oleh karena itu, hirarki
tersebut dapat digambarkan sebagai sebuah rumah yang menampung semua opini yang
dikeluarkan oleh badan-badan akuntansi yang berwenang. Berikut ini merupakan
gambaran dari rumah GAAP:
Sedangkan di Indonesia, PABU di Indonesia ditampilkan sebagai berikut:

PABU dijadikan kriteria oleh auditor independen untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Sebagaimana yang diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (IAI, 2001), auditor harus menyatakan apakah
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan “prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia” ini berarti laporan keuangan yang diaudit dibandingkan dengan PABU.
IAI menjelaskan frasa “prinsip akuntansi berterima umum” adalah suatu istilah teknis
akuntansi yang mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang diperlukan untuk
merumuskan praktik akuntansi yang berterima umum pada saat tertentu. PABU
merupakan rajutan dari berbagai aturan dan konsep. Aturan dari konsep ini awalnya
dikembangkan dari praktik tetapi telah ditambah dan dikurang oleh badan yang punya
otoritas. PABU di Indonesia mengacu pada berbagai sumber sebagai berikut:

a. Prinsip akuntansi yang ditetapkan atau dinyatakan berlaku oleh badan pengatur
dari Ikatan Akuntansi Indonesia.
b. Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum public dengan tujuan menetapkan
aturan suatu akuntansi atau menjelaskan praktik akuntansi yang ada dan berterima
umum, dengan syarat penerbitan prosesnya penerbitan tersebut terbuka untuk
dikomentari oleh public dan badan pengatur standar dari Ikatan Akuntan
Indonesia tidak menyatakan keberatan atas penerbitan pernyataan tersebut.
c. Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum public dengan tujuan
mengintepretasikan atau menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik
akuntansi yang ada dan berterima umum, atas pernyataan yang tersebut yang
penerbitannya tidak pernah dinyatakan keberatan dari badan pengatur standar dari
Ikatan Akuntan Indonesia tetapi belum pernah secara terbuka dikomentari oleh
public.
d. Praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui sebagai berterima umum
karena mencerminkan praktik yang lazim dalam industry tertentu, atau penerapan
dalam keadaan khusus dari pernyataan yang diakui sebagai berterima umum, atau
penerapan standar akuntansi internasional atau standar akuntansi yang berterima
umum di wilayah lain yang menghasilkan penyajian subtansi transaksi secara
lebih baik.

Sehubungan dengan sumber acuan PABU ini ada tiga tingkatan yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah praktik merupakan PABU. Tingkatan ini terdiri
dari:

a. Pernyataan Otoritatif
b. Publikasi resmi
c. Sumber-sumber lain

Tingkatan ini bersifat hirarki yang mengandung arti bahwa tingkatan pertama
harus digunakan terlebih dahulu. Tingkatan kedua dan ketiga dapat digunakan jika
tingkat pertama tidak mengatur. Pernyataan yang dikeluarkan AICPA sebelum
terbentuknya FASB berupa APB Opinion dan ARB dinyatakan berlaku sebagai
pernyataan otoritatif oleh FASB. Miller at al (1985) menyatakan bahwa GAAP
merupakan standar yang ditetapkan FASB serta APB opinion dan ARB yaitu termasuk
dalam tingkatan pertama. Tingkatan lainnya yang bukan GAAP tetapi dapat digunakan
sebagai pedoman dalam praktik. Urutan sumber-sumber prinsip akuntansi berterima
umum yaitu:
a. Pedoman akuntansi dan audit industry serta interpretasi akuntansi yang
dikeluarkan AICPA.
b. Publikasi FASB lainnya seperti bulletin teknis dan pernyataan akuntansi yang
dikeluarkan AICPA.
c. Publikasi-publikasi komisi pasar modal seperti Accounting Series Release.
d. Praktik-praktik yang diakui seperti yang ditunjukkan dalam publikasi AICPA
tahunan yang dinamakan Accounting Trends and Techniques.
e. Paper yang membahas isu tertentu yang dikeluarkan AICPA, pernataan
konsep FASB, textbook dan artikel lain.

4. Penyusun Standar Akuntansi


a. Kantor Akuntan The Big Eight (Big 8)
Kantor-kantor akuntan yang disebut The Big 8 menggambarkan dominasi delapan
kantor akuntan terbesar pada abad ke-20. Banyak pengaruh yang disarankan kantor
akuntan besar ini dalam perkembangan akuntansi secara keseluruhan. Sebelum
adanya standar yang baku pada masing-masing kantor akuntan ini sebenarnya sudah
memiliki praktek akuntansi yang mungkin berbeda antara satu kantor dengan kantor
lain. Mereka banyak mengeluarkan dana untuk kepentingan riset dan pengembangan
profesi akuntansi ini secara menyeluruh. Adapun ke delapan akuntan tersebut yaitu:
 Arthur Andersen
 Arthur Young & Company
 Coopers & Lybrand
 Ernst & Whinney
 Deloitte Haskins & Sells
 Peat Marwick Mitchell
 Price Waterhouse
 Touche Ross

Sebagian besar The Big 8 merupakan aliansi antara firma yang berasal dari
British dan US pada abad ke- 19 atau awal abad ke-20. Kompetisi diantara
akuntan semakin intensif dan The Big 8 menjadi The Big 6 pada Juni 1989 ketika
Ernst & Whinney dengan Arthur Young menjadi Ernst & Young serta Deloitte,
Haskins & Sells dengan Touche Ross menjadi Deloitte & Touche pada Agustus
1989. Selengkapnya The Big 6 mencakup:

 Arthur Andersen
 Coopers & Lybrand
 Ernst & Young
 Deloitte & Touche
 Peat Marwick Mitchell
 Price Waterhouse

Pada Juli 1998 The Big 6 menjadi The Big 5 ketika Price Waterhouse
merger dengan Coopers & Lybrand menjadi Pricewaterhouse Coopers.
Selengkapnya The Big 5 adalah:

 Arthur Andersen
 Ernst & Young
 Deloitte & Touche
 Peat Marwick Mitchell
 Pricewaterhouse Coopers

Di UK para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan bergabung


dengan Ernst & Young dan Deloitte & Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para
partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst & Young . Hal
ini dikarenakan Arthur Andersen bubar akibat kasus Enron. Sehingga saat ini
hanya ada The Big 4 diantaranya sebagai berikut:

 Ernst & Young


 Deloitte & Touche
 Peat Marwick Mitchell
 Pricewaterhouse Coopers
b. Financial Accounting Standard Board (FASB)

FASB adalah badan atau lembaga non profit yang bertujuan untuk
menetapkan atau membuat suatu sistem prinsip akuntansi yang bisa diterima secara
umum. FASB sendiri terbentuk pada tahun 1973 yang menggantikan fungsi CAP dan
APBD pada AICPA. Fungsi dari FASB adalah untuk menetapkan standar akuntansi
keuangan yang mengatur penyusunan lappran keuangan oleh entitas non pemerintah
secara kredibel, akurat dan sesuai standar penyajian laporan keuangan. Misi FASB
adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi dan pelaporan
keuangan yang mendorong pelaporan keuangan oleh badan non pemerintah mampu
menyediakan informasi bagi investor bagi pengguna lain laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan. FASB merupakan bagian dari struktur independen atas
semua organisasi bisnis dan profesi. Stuktur tersebut terdiri dari Standards Advisory
Council (FASAC), Governmental Accounting Standard Board (GASB), dan
Governmental Accounting Standards Advisory Council (GASAC).

c. Securities and Exchange Commision (SEC)


SEC didirikan oleh Kongres Amerika pada tahun 1934 sebagai suatu badan
independen, non partisan, memiliki kewenagan hukum, selaku badan independen
yang berwenang untuk melakukan pengawasan dan pelaksanaan aturan setelah
terjadinya Great Depression yang disebabkan oleh kejatuhan Wall Street tahun 1929.
Tujuan utama dari pembentukan SEC ini adalah mengatur bursa efek dan mencegah
penyalahgunaan oleh perseroan sehubungan dengan penawaran saham dan penjualan
efek serta pelaporan keuangan perseroan. Saat ini SEC bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan 6 peraturan hukum yang utama dalam industry perdagangan efek
yaitu:
 Securities Act of 1933
 Securities Exchange Act of 1934
 Trust Indecture Act of 1939
 Investment Company Act of 1940
 Investment Advisers Act of 1940
 Sarbanes-Oxley Act of 2002
Kewenangan yang diberikan oleh Kongres Amerika Serikat kepada SEC
mengizinkan SEC untuk melaksanakan penerapan hukum sipil terhadap
perseorangan ataupun perusahaan yang didapatinya telah melakukan kejahatan
akuntansi, memberikan infromasi yang tidak benar, terlibat dalam insider trading
ataupun pelanggaran lainnya terhadap undang-undang pasar modal. SEC juga
bekerjasama dengan penegak hukum lainnya di Amerika untuk penuntutan hukum
dari perseorangan maupun perusahaan yang melakukan kesalahan yang
dikategorikan termasuk dalam kejahatan.

Guna melaksanakan mandate yang diberika maka SEC menetapkan suatu


aturan yang mewajibkan perusahaan public untuk menyerahkan laporan keuangan
secara berkala setiap kwartal dan juga laporan tahunan. Sebagai bagian dari
kewajiban laporan tahunan maka pimpinan puncak dari perusahaan harus
menyediakan pula ringkasan berupa analisis dan diskusi manajemen yang
menggambarkan tentang kinerja perseroan di tahun yang lampau dan bagaimana
cara perseroan dan proyek-proyek baru perseroan kedepannya. Dalam upayanya
untuk meningkatkan lingkup pelayanan bagi para investor maka SEC membuat
suatu database yang dapat diakses secara online yang diberi nama EDGAR (The
Electronic Data Gathering, Analysis, and Retrieval System ). Empat divisi utama
pada SEC adalah:

 Divisi keuangan perusahaan adalah divisi yang mengawasi keterbukaan


perusahaan publik seperti halnya dengan pendaftaran transaksi,
penggabungan usaha. Divisi ini bertanggungjawab atas pengelolaan
EDGAR.
 Divisi regulasi pasar bertanggungjawab untuk mengawasi organisasi
regulator mandiri seperti New York Stock Exchange serta seluruh
perusahaan pialang dan bank investasi. Divisi ini juga mengusulkan
perubahan peraturan dan operasi pengawasan dari industry.
 Divisi manajemen investasi bertugas mengawasi perusahaan manajemen
investasi yang biasanya menerbitkan reksadana serta penasihat
professional mereka. Divisi ini melaksanakan ketentuan adalah hukum
sekuriti federal khususnya Undang-undang Perseroan tahun 1940 dan
Undang-undang Penasihat Investasi tahun 1940.
 Divisi penegakan hukum ini bekerjasama dengan 3 divisi lainnya serta
komisi lainnya untuk melakukan investigasi atas pelanggaran terhadap
hukum sekuriti serta peraturan-peraturan terkait lainnya serta melakukan
tindakan hukum sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang
terhadap pelaku pelanggaran tersebut. SEC tidak memiliki kewenagan
dalam hal pidana namun dapat menyerahkan dugaan atas perbuatan pidana
yang terjadi kepada negara dan jaksa penuntut federal.

d. The American Accounting Association (AAA)

AAA adalah organisasi akuntan yang berkiprah di bidang akademik seperti


professor, dosen, peneliti, staf, pengajar atau orang yang mempunyai perhatian
terhadap pengembangan teori dan praktek akuntansi. AAA memiliki jurnal triwulan
yang diberi nma Accounting Review yang merupakan majalah bergengsi di bidang
akuntansi. Majalah ini memuat analisis penelitian dan teori-teori yang menyangkut
pengembangan akuntansi secara umum. Disamping penerbitan jurnal, AAA juga
melakukan kegiatan seminar, pertemuan, penelitian dan lain-lain secara periodic
membahas bidang akuntansi.

Pada mulanya pendekatan AAA dalam merumuskan teori akuntansi adalah


induktif dan akhirnya secara perlahan-lahan berpindah mengikuti pola deduktif
setelah revisi buku Accounting and Reporting Standards for Corporate Financial
Statements pada tahun 1957.

e. Organisasi/Badan Lain
Ada banyak organisasi atau badan lain yang mempunyai peran langsung atau
tidak langsung terhadap perumusan standar akuntansi. Berikut merupakan beberapa
organisasi yang mempunyai kontirbusi dalam standar akuntansi:
 The Institute of Management Accountant I(IMA) merupakan organisasi
profesi yang menggabungkan pada akuntan manajemen di USA.
 The Cost Accounting Standard Board (CASB)
 The Financial Executive Institute (FEI)
 International Accounting Standard Committee (IASC)
 Badan-badan/organisasi luar negeri lainnya.

Secara internasioanl profesi akuntan memiliki organisasi yang disebut dengan


International Federation of Accountant. IFAC ini memiliki badan khusus yang
mengeluarkan standar akuntansi yang disebut ISAC atau International Accounting
Standard Committee. ISAC dikuasai pemikiran Eropa yang bermarkas di London dan
biasanya beberapa hal, ISAC selalu menjadi pesaing FASB USA.

5. Perumusan Standar Akuntansi di Amerika

Di Amerika tidak hanya persyaratan hukum yang mewajibkan publikasi laporan


keuangan periodic yang telah diaudit kecuali ketentuan lembaga regulator misalnya SEC.
Amerika menyukai regulasi akuntansi yang mendetail. Dalam penyusunan standar
akuntansi keuangan AS sangat berpegang pada kerangka teoritis konseptual yang
ditetapkan oleh FASB sebagai berikut:

 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan yang bertujuan mencari laba yang
diterbitkan November 1978.
 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi yang diterbitkan Mei 1980 kemudian
diterima dengan Statement No. 6, Desember 1980.
 Tujuan pelaporan keuangan organisasi non profit diterbitkan Desember 1980
 Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis diterbitkan
Desember 1984.
 Elemen-elemen Laporan Keuangan yang diterbitkan pada Desember 1985.

FASB mempunyai tujuh anggota full time , yaitu 3 orang berasal dari praktisi
akuntansi professional (CPA), 2 orang dari industry dan masing-masing dari akademi dan
pemerintah. Anggota-anggota dewan harus memutuskan semua ikatan ekonomi dan
organisasi dengan tempat kerja atau kepemilikan sebelumnya.

Fungsi FASB dijelaskan bahwa untuk membentuk dan mengembangkan standar-


standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai pedoman dan pendidikan begi public,
termasuk penerbit laporan keuangan, auditor dan pemakai laporan keuangan. FASB juga
membentuk konsep-konsep akuntansi yang luas serta standar-standar bagi pelaporan
keuangan selain itu juga menyediakan pedoman mengenai implementasi standar-standar
tersebut.

6. Pengukuran Standar Akuntansi di Amerika


Konsep pengukuran akuntansi yang dianut oleh kebanyakan perusahaan-
perusahaan di Amerika adalah menggunakan pengukuran biaya historis. Pengukuran
berbasis akrual dan aturan pengakuan transaksi sangat bergantung pada konsep
pencocokan. Mengenai efek perubahan harga, APB merekomendasikan penyajian sesuai
tingkat harga umum (tahun 1969), SEC mewajibkan perusahaan-perusahaan
melampirkan data current cost tertentu sebagai pelengkap (1976), kemudian FASB
mengeluarkan SFAS No.33 isinya mewajibkan sekitar 100 perusahaan besar USA
melaporkan efek perubahan harga, kemudian peraturan ini dibekukan dikarenakan
menyebabkan pengukuran efek pada tingkat harga tidak dilaporkan lagi ke public sejak
tahun 1985. Krisis industir simpan-pinjam selama decade 1980-an terdapat berbagai
usulan terutama SEC yang mendesak pemakaian pengukuran mark to market bagi aset
yang disimpan dalam portofolio bank, karena selama masa resesi atau depresi akan
mengurangi nilai aset jangka panjang tertentu.

7. Fase Penyusunan Standar Akuntansi


a. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)

Pada fase ini manajemen dianggap memiliki peran penting yang besar merumuskan
standar akuntansi. Peranan ini muncul akibat bertambahnya investor dan peranannya
yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun 1900. Pemisahan fungsi
antara pemilik dan manajemen menimbulkan kekuatan besar di tangan manajemen
dalam mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehingga
standar akuntansi yang muncul berasal dari manajemen. Jika situasi manajemen
mempengaruhi penyusunan standar akuntansi terjadi keadaaan sebagai berikut:

 Banyak teknik/standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode pemecah


masalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada teori.
 Focus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan
laba kena pajak dan upaya mengurangi beban pajak.
 Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep smooth
earnings.
 Masalah-masalah yang rumit selalu dihindarkan dan muncullah
pemecahan masalah yang dimudahkan.
 Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang berlainan
untuk satu masalah yang sama.

b. Fase Peranan Profesi (1933-1973)

Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periode
organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar dari
Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang
merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada tahun
1938-1959 menerbitkan Accounting Research Bulletins dan 1959-1973 diterbitkan
APB opinions, demikian juga AAA sebagai organisasi melakukan penelitian dan
penerbitan tentang kerangka teori akuntansi. Pada periode ini organisasi profesi
memiliki peranan yang dominan dan perumusan standar akuntansi. Dominasi profesi
ini juga memberikan dampak sebagai berikut:

 Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka


teori akuntansi yang sudah ada.
 Kekuatan atau otoritasnya tidak jelas.
 Adakalanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya fleksibilitas
dalam menerapkan standar akuntansi.

c. Fase Politisi (1973 – sekarang)

Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi
menimbulkan kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi
dalam penyusunan standar akuntansi. Pada fase inilah lahirnya FASB yang
merupakan unsur dari peleburan praktisi, bisnis, akademi dan lembaga formal. Di
Amerika sendiri masalah akuntansi sudah pernah menjadi agenda kongres yang
dikenal dengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting Establishment. Laporan
ini menuduh kantor akuntan yang bergabung dalam The Big 8 melakukan monopoli
terhadap audit perusahaan-perusahaan besar dan proses penyusunan standar
akuntansi.

8. Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga
merupakan badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga
kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus, pada tahun
1973 terbentuk panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS.
Kemudian 1974 dibentuk Komiter Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang
bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode
kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang
diperbaharui. Selanjutnya pada periode kepengurusan IAI tahun 1994 – 1998 Nama
Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK) yang
kemudian pada kongres VIII tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK
diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan
diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.

Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi sebagai berikut:

 Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku
Paul Grady, Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di
Indonesia tahun 1973.
 Tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 menggantikan PAI 1973
diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI
1973.
 Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu
mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang ditebritkan sejak 1 Oktober 1994.

Pengembangan Standar Akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi


kebutuhan dunia usahadan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi
perkembangan internasional. Banyak standar yang dikelaurkan itu sesuai atau sama
dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC. PSAK ini tentu akan
terus bertambah dan revisi sesuai dengan kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi
akuntansi.

9. Pendekatan dalam Penentuan Standar


a. Pendekatan Pasar Bebas

Pendekatan pasar bebas dilandasi asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan
komoditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa lain. Atas dasar asumsi tersebut,
jumlah informasi akuntansi yang disajikan akan dipengaruhi oleh kekuatan
permintaan dan penawaran. Permintaan muncul dari pemakai yang berkepentingan
dengan informasi, sedangkan penawaran dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk
laporan keuangan. Melalui interaksi antara kekuatan pasar tersebut, akan dicapai
suatu keseimbangan dimana jumlah informasi yang optimal diungkapkan pada harga
yang optimal. Pada saat informasi tertentu diminta, pasar akan menghasilkan
infromasi tersebut apabila harga yang ditawarkan tepat. Konsekuensinya, pasar
dipandang sebagai mekanisme ideal untuk menentukan jenis informasi yang harus
diungkapkan dan kelompok penerima informasi. Dengan demikian standar akuntansi
akan menentukan informasi yang dihasilkan dan siapa yang akan menerima informasi
tersebut. Pendukung pendapat ini juga berpendapat bahwa standar “Mandatory”
merupakan suatu yang tidak diinginkan karena standar tersebut cenderung
menghasilkan informasi yang berlebihan, sementara biaya untuk menghasilkan
informasi tersebut tidak ditanggung oleh pemakai.
b. Pendekatan Regulasi
Pendukung pendekatan regulasi berpendapat bahwa kegagalan pasar atau asimetri
informasi, berkaitan dengan penyajian informasi keuangan bagi pihak berkepentingan
dapat menurunkan kepercayaan investor. Masalah ini kemungkinan dapat diatasi
melalui regulasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa regulasi khususnya melalui
standar akuntansi, bermanfaat bagi penyaji, auditor dan agen regulasi. Hal ini
disebabkan regulasi memberika pedoman yang jelas tentang model pelaporan,
verifikasi dan evaluasi tujuan. Para pendukung regulasi beragumen bahwa kegagalan
pasar dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor tersebut antara lain:
 Monopoli informasi
 Hipotesis Investor Naif
 Fiksasi Fungsional
 Angka-angka yang Menyesatkan
 Keragaman Prosedur
 Kurangnya Obyektivitas

Atas dasar hal tersebut, pendukung pendekatan regulasi berpendapat bahwa


pendekatan pasar tidak efektif sehingga pendekatan regulasi merupakan sarana yang
dapat digunakan untuk memperbaiki ouput akuntansi. Mekanisme pasar cenderung gagal
dalam menyajikan informasi yang lengkap sehingga memicu munculnya asimetri
informasi. Oleh karena itu, beberapa pihak mendukung perlunya regulasi dalam
akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, A., Lesmana, S., & Hayat, A. (2015). Teori Akuntansi. Bandung: Citapustaka Media.

Martani, Dwi et al. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai