Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk merupakan sumber konflik


interpersonal yang paling sering disebutkan. Karena individu menghabiskan 70 persen
dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi seperti menulis , membaca, berbicara dan
mendengarkan. Tampaknya wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu kekuatan
yang paling menghambat keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi
yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi. Hanya lewat
komunikasi, yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang lain, informasi
dan gagasan dapat diantarkan.

Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi informasi dengan implikasi


keuangan atau manajemen. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang
efektif, seseorang harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus
disajikan oleh para akuntan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut
harus dinyatakan dengan jelas, ringkas dan akurat.

Para ahli, menurut Gibson et al (1995), mengatakan bahwa komunikasi


berasal darikata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanya suatu
pencarian kesamaanmakna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihal pengirim
dengan pihak penerima. Dalam pengertian lebih luas, komunikasi adalah proses
mempertukarkan informasiantara dua atau lebih system yang ada dalam suatu
lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa individu, organisasi social, hewan dan
mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagaimateri atau energi berpola,
yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan dari sistem-sistem yang
yang saling berinteraksi.

Dalam hal akuntansi, individu-individu yang terkait dalam bisnis pada


umumnya mempertukarkan informasi keuangan, yang ketika diterjemahkan,

1
memungkinkan prediksiya n g wa j a r me ng e n ai op e ra si ma sa d e pa n d a ri
su a tu org a ni sa si da n me mb a n tu da l a m pengambilan keputusan serta
pengendalian harian.

2. Pengertian Dan Fungsi Komunikasi


1. Pengertian Komunikasi
Para ahli, menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi berasal
dari kata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanya suatu pencarian
kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak pengirim dengan
pihak penerima. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi adalah proses
mempertukarkan informasi antara dua atau lebih sistem yang ada dalam suatu
lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa individu, organisasi sosial, hewan, atau
mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagai materi atau energy berpola,
yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depan dari sistem-sistem yang
saling berinteraksi. Ketika sistem tersebut meliputi orang-orang, maka ada arti terkait
dengan informasi tersebut. Dalam hal akuntansi, individu-individu yang terkait dalam
bisnis pada umumnya mempertukarkan informasi keuangan, yang ketika diterjemahkan,
memungkinkan prediksi yang wajar mengenai operasi masa depan dari suatu
organisasi dan membantu dalam pengambilan keputusan serta pengendalian harian.

2.  Fungsi Komunikasi


Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robins, memiliki empat fungsi utama
dalam suatu kelompok atau organisasi, yaitu pengendalian, motivasi, pengungkapan
emosional, dan informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan  perilaku anggota
dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada
para karyawan apa yang seharusnya dilakukan. Seberapa baik mereka bekerja,
dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawah standar. Bagi
banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi
sosial. Komunikasi yang terjadi didalam kelompok tersebut merupakan mekanisme
fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas

2
mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan
dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya
dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan menilai alternatif-
alternatif pilihan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 TEORI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses dimana informasi dipertukarkan antara dua atau
lebih sistem yang ada dalam lingkungan umum. Sistem ini mungkin individu,
organisasi sosial, hewan, atau mesin. Informasi secara umum didefinisikan sebagai
materi bermotif atau energi, yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa
depan sistem berinteraksi.

2. 2 MODEL-MODEL KOMUNIKASI
Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh
Harold Lasswell meliputi :
Siapa….
Mengatakan apa….
Dengan Cara Apa….
Kepada Siapa….
Dengan Dampak Apa….
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang
diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan
(siapa) menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa), pada umumnya dalam
bentuk laporang tertulis (dengan cara apa), kepada pihak pengguna internal dan
eksternal (kepada siapa), dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan,
dan tepat waktu untuk mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi
(dengan dampak apa).

Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model
matematis dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan

4
komunikasi melalui alat perantara, seperti telepon atau korespodensi tertulis. Model ini
merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell karena model
tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima
informasi, dan tujuan. Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa
tenaga pembukuan atau klerek; pengirim informasi, kontroler; penerima informasi,
orang yang memperoleh dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu
klien.
Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam proses
komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi
terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal ini tersebut dapat mengarah pada
hancurnya komunikasi. Arus statis dalam sambungan telepon adalah kegaduhan.
Bayangkan masalah yang dapat ditimbulkan akibat salah mendengar nama klien akibat
arus statis tersebut. Model Shannon dan Weaver ini tidak memiliki gagasan mengenai
umpan balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer informasi satu arah-dan
konteks atau lingkungan di mana proses tersebut terjadi.

Model SMCR Berlo


Model komunikasi sumber, pesan, saluran, dan penerima (source, message,
channel, receiver- SMCR) yang diajukan oleh David Berlo yang mempunyai
beberapa kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini
menyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa
umpan balik dan model ini juga tidak memasukkan konsep gangguan. Akan tetapi,
Berlo menspesifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebenaran komunikasi dan
pada tahap mana dalam proses tersebut faktor-faktor tersebut beroperasi.
Misalnya saja, ketika mempertimbangkan pesan, ia menyarankan bahwa elemen-
elemen pesan- isi, struktur, kode,dan perlakuannya- akan memengaruhi
pemahamannya oleh penerima. Lebih lanjut lagi, sementara tidak secara eksplisit
memasukkan konteks proses tersebut terjadi, model tersebut mengindikasikan bahwa
sistem sosial dan budaya dari sumber dan penerima, seta sistem kode dimana pesan
tersebut disusun, memengaruhi kebenaran dari proses komunikasi. Gagasan-gagasan

5
ini terutama penting untuk perusahaan-perusahaan multinasional yang harus
mempertimbangkan budaya dan sistem sosial dari klien dan pelanggan.

Model Westley-MacLean
Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model untuk
riset komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut
menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan
dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus
dalam proses tersebut.

Model Pemusatan Komunikasi


Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model-model terdahulu karena model-
model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut
meliputi :
Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang
1. Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah satu arah yang linier dan bukannya
proses dua arah yang memiliki siklus dimana informasi dipertukarkan sejalan
dengan berlalunya waktu.
2. Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan
bukannya pada hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling
ketergantungan yang mendasar. Dalam model tradisional, penerima biasanya
bergantung pada informasi yang ditransfer dari sumber. Tidak ada kebutuhan
untuk berinteraksi.
3. Kecenderungan untuk berfokus objek komunikasi dengan mengorbankan konteks
objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, focus tersebut pada laporan itu
sendiri dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya.
4. Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan
aspek waktu dari pesan itu.
5. Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah
persuasi dan bukannya pemahaman, konsesus, dan tindakan kolektif yang

6
menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus tersebut ada pada penerapan
kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipasif.
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak- dampak psikologis dari
komunikasi terhadap individu- individu yang terpisah dan bukan pada dampak
sosial dan hubungan antar individu dalam suatu komunitas.
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan
bukannya hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari
sistem informasi manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.

2. 3 Hal-hal Mendasar Dalam Komunikasi


 Arah Komunikasi
Komunikasi dapat mengalir secara vertical atau lateral. Dimensi vertical dapat
dibagi lebih lanjut menjadi komunikasi ke atas dan kebawah.
1.      Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas  merupakan komunikasi yang mengalir kesuatu tingkatan
yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan
untuk memberikan umpan balik, menginformasikan kemajuan tujuan, dan
meneruskan masalah-masalah yang ada kepada atasan. Komunikasi ke atas
menyebabkan para manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap
pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan organisasi secara umum. Manajer juga
mengandalkan komunikasi ke atas untuk mendapatkan gagasan mengenai
bagaimana segala sesuatu dapat diperbaiki.
2.      Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir dari satu tingkat
dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah. Bila
anda membayangkan para manajer yang berkomunikasi dengan
bawahannya, maka itu adalah pola komunikasi kebawah. Pola itu digunakan
oleh pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan tujuan, memberikan
instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada
bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan
melakukan kontak lisan atau tatap muka.

7
Komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi diantara anggota
kelompok kerja pada tingkatan yang sama, diantara kelompok kerja pada
tingkatan yang sama, diantara manajer pada tingkatan yang sama, diantara
manajer pada tingkatan yang sama, atau diantara setiap karyawan yang
setara secara horizontal.
 
 Jaringan Formal dan Informal
Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi
mengalir. Saluran ini merupakan salah satu dari dua jenis saluran- formal atau
informal. Jaringan formal pada umumnya vertical, mengikuti tingkatan
wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan
tugas. Sebaliknya, jaringan informal, seperti selentingan, biasanya bebas untuk
bergerak ke segala arah, melompati tingkatan wewenang dan kemungkinan
besar memenuhi kebutuhan sosial dari anggota kelompok karena mempermudah
penyelesaian tugas.
 Komunikasi Non-verbal
Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi ini merujuk
pada sikap tubuh, konfigurasi wajah, dan gerakan tubuh lainnya. Akan tetapi,
studi ini merupakan bidang yang relatif baru dan lebih dipengaruhi oleh dugaan
dan popularisasi dan bukannya dukungan penemuan riset. Dengan demikian,
walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan salah satu segmen penting
dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang tetap harus berhati-hati
dalam pengambilan keputusan.
 Penghalang Komunikasi yang Efektif
Terdapat beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif yang perlu
disadari, yaitu penyaringan, persepsi selektif, defensif, dan bahasa.
Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi
sedemikian rupa, sehingga tampak lebih menguntungkan dimata
penerima. Penentu utama dari penyaringan adalah banyaknya tingkatan dalam
suatu struktur organisasi. Semakin banyak tingkatan vertical dalam hierarki
organisasi, semakin banyak kesempatan untuk penyaringan.

8
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi
tersebut melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan,
motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadinya. Penerima
juga memproyeksikan minat dan harapan mereka ke dalam komunikasi ketika
mereka menguraikan komunikasi tersebut. Pewancara calon karyawan yang
mengharapkan seorang pelamar wanita untuk lebih mementingkan keluarganya
daripada kariernya kemungkinan besar akan melihat hal itu pada para pelamar
wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau tidak.
Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi
dengan cara mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman
timbal balik. Artinya, mereka menjadi defensif, yaitu terlibat dalam perilaku,
seperti menyerang  orang lain secara verbal, memberikan ungkapan-ungkapan
yang sarkastis, bersikap terlalu mengadili, dan menanyakan motif-motif orang
lain. Dengan demikian, bila individu menafsirkan pesan orang lain sebagai
sesuatu yang mengancam, mereka sering kali menanggapinya
dengan cara yang mengganggu komunikasi yang efektif.
Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang
berbeda. “Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu sendiri; maknanya ada
pada diri penerima.” Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan
tiga dari variable yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang dan definisi yang diberikannya kepada kata-kata tersebut. Dalam
suatu organisasi, biasanya karyawan berasal dari latar belakang yang
beragam. Oleh karena itu, mereka mempunyai pola bicara yang
berbeda. Disamping itu, pengelompokan karyawan ke dalam departemen-
departemen menciptakan spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau
bahasa teknis mereka sendiri. Dalam organisasi besar, anggota-anggotanya
sering kali tersebar luas secara geografis, mereka bahkan beroperasi di negara-
negara yang berlainan, dan individu ditiap tempat akan menggunakan istilah dan
ungkapan yang unik di kawasannya.

9
2. 4 VARIABLE-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASI
AKUNTANSI

2. 4. 1 Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua aspek
tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan sumber.

1. Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu pesan,
semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami sebagai perubahan sikap
kearah yang disarankan oleh sumber. Akan tetapi, kredibilitas sumber merupakan suatu
karakteristik dari sumber sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian
dari citra sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang
berbeda. Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima
memasuki kejadian komunikasi.
Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang multidimensional. Riset-
riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor.
Ketiga faktor tersebut adalah :
1) Kewenangan : seberapa andal, terinformasi,memenuhi kualifikasi (melalui
gelar atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.
2) Kejujuran : seberapa aman, jujur, ramah,menyenangkan dan menariknya
sumber itu dipandang.
3) Kedinamisan : seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu
dipandang.

2. Kesamaan antara Penerima dan Sumber


Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan
penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh
dua faktor, yaitu : kesamaan demografi (misalnya usia, pendidikan, jenis kelamin,
Negara, dan lain-lain) serta kesamaan kognitif (misalnya kesamaan dalam sikap, nilai,
budaya, keyakinan, dan lain-lain). Komunikasi yang efektif dihasilkan dari

10
kesamaan antara sumber dan penerima. Akan tetapi, yang sebaliknya dapat juga
benar. Pada awalnya, sumber dan penerima mungkin memiliki sedikit kesamaan.

Dengan berinteraksi, sumber dan penerima menyatu kerangka kognitif bersama


atas saling memahami. Misalnya saja, penerima laporan keuangan mungkin saja hanya
mengetahui sedikit atau tidak sama sekali mengenai masalah tersebut sebelum mereka
mulai membacanya. Lebih lanjut lagi, sementara ideal untuk membuat akuntan serupa
mungkin dengan pengguna dari suatu dokumen, kesamaan mungkin saja adalah
mustahil. Perbedaan yang signifikan pada umumnya ada, paling tidak dalam hal
pengetahuan akuntan yang ekstensif mengenai apa yang sedang dikomunikasikan
sementara pengguna tidak memiliknya.

2. 4. 2 Pesan
Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya
dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2) organisasi atau
struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen pesan. Diasumsikan bahwa isi
adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan dengan kebijakan manajemen
dan bahwa sistem kode adalah bahasa dari sumber dan penerima. Elemen-elemen dari
pesan adalah kata-kata, kalimat, paragraph, angka, statistik, tabel, dan grafiknya. Hal-
hal tersebut tentu saja bervariasi dengan saluran yang berbeda.

2. 4. 3 ORGANISASI PESAN
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya
tempat informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat linier
atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua
pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak
aktivitas pemecahan masalah dan berpikir. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa
utama dari bisnis internasional, dapat di asumsikan bahwa laporan-laporan
bisnis akan diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian tengah, dan bagian
akhir.
Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada latar
belakang pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan, komitmen,

11
keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap materi
tersebut seluruhnya membantu menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi suatu
pesan.
Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi terhadap
komunikasi keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini adalah
bahwa efektivitas pesan bergantung pada penempatan argumentasi atau materi dalam
suatu penyajian. Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi, yaitu: 1)
klimaks, informasi yang paling penting disajikan terlebih dahulu, 2) antiklimaks,
informasi terpenting ditempatkan ditengah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian memengaruhi faktor- faktor,
seperti perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan yang paling efektif dalam
menghasilkan perubahan sikap adalah: 1) pendahuluan, 2) transisi, 3)
kesimpulan. Skema yang menggunakan urutan deduktif secara logis lebih efektif dalam
memastikan retensi dibandingkan dengan urutan di mana kalimat inti
ditempatkan di bagian tengah, tetapi tidak ada perbedaaan dalam minat pembaca.
Pada umumnya riset mengenai pembelajaran dan proses ingatan mengindikasikan
bahwa pemahaman dan retensi bertanggung pada organisasi. Yaitu materi yang
terstruktur dengan baik selalu dipahami dan di ingat dengan lebih baik dibandingkan
dengan materi yang tidak terstruktur.
Riset mengindikasikan bahwa terdapat kesepakatan yang semakin besar
mengenai seluruh topic jika topic-topik yang diinginkan disajikan terlebih dahulu.
Penjelasan tersebut bergantung pada teori pembelajaran stimulus respons. Kandungan
awal dari pesan memberikan penghargaan dan membiasakan seseorang
untuk memberikan perhatian pada materi tersebut. Ketika informasi negatif
disajikan terlebih dahulu, informasi tersebut cenderung menghukum penerima
untuk memberikan perhatian sejak awal. Hal ini dapat menyebabkan
penerima untuk berhenti memerhatikan materi selanjutnya. Komunikator sebaiknya
menetukan sikap penerima dan menyajikan materi yang disetujui atau
disenangi oleh penerima sebelum meyajikan informasi yang dianggap ofensif.
Informasi bisnis yang positif sebaiknya mendahului yang negatif. Misalnya saja,
letakkan materi yang sulit setelah materi yang mudah atau letakkan berita keuangan

12
yang positif sebelum yang negatif. Mungkin adalah ide yang bagus untuk memulai
suatu laporan atau presentasi dengan sedikit humor. Di pihak lain, terdapat sedikit riset
empiris yang mengaitkan humor dengan efektivitas. Walaupun humor
meningkatkan perhatian terhadap situasi komunikasi, dapat saja humor tersebut
menghambat pemahaman.

2. 4. 4 PERLAKUAN PESAN
Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan
pemahaman atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta
dan ide penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan
pembaca terhadap fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca.
Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin
meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan penarik
perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan, dan warna. Terdapat cukup banyak
riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara efektif. G. R. Klare (1977)
menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi ini lebih mudah dibaca mudah
dimengerti. Kemudahan membaca materi merupakan fungsi dari karakteristik kata-kata
dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan aturan untuk menghasilkan dokumen
yang mudah dibaca, yaitu:
a. Kata- kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca
suatu materi.
b. Kata- kata lebih pendek menjadikan membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
c. Kata- kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan
dengan kata- kata lain yang muncul di bagian selanjutnya dari teks sebaiknya
digunakan.
d. Kata- kata yang konkret, dan bukan kata- kata yang abstrak, membuat
dokumen menjadi lebih dibaca.
e. Kata- kata kerja aktif, dan bukan bentuk nominalis, menigkatkan kemudahan
membaca.
f. Penggunaan kata ganti dan anaphora (kata-kata atau ungkapan yang mengacu
kembali pada kata atau bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.

13
g. Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia
sebaiknya menggunakan kata “dan” dibandingkan dengan “tetapi” atau kata
“karena”.
h. Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
i. Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.

Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor, seperti rantai ide,


struktur, dan konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan
seberapa sulit untuk memahami materi itu. Riset masa depan berdasarkan pada
pengukuran empiris dibutuhkan untuk menentukan faktor-faktor yang
memprediksikan pemahaman terhadap materi-materi teknis seperti laporan keuangan.
Parameter-paramater berikut ini sebaiknya diinvestigasikan secara khusus
untuk materi-materi keuangan:
1. Kompleksitas struktur dan materi.
2. Keabstrakan.
3. Konsep baru.
4. Kebutuhan akan pengetahuan yang melatarbelakangi.
5. Beban kerja selama membaca.
6. Penggunaan waktu.
7. Sensitivitas terhadap gangguan dari luar.
8. Isi ingatan jangka panjang.

2. 4. 5 Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm (1973)
mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:
1) Pancaindra yang dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya mungkin
untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang
berbeda menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam
kombinasi untuk menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
2) Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah maksimal
dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik dibutuhkan

14
untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi yang
disampaikan. Dengan demikian, dalam penyajian laporan keuangan
harus terkandung di dalamnya metode umpan balik.
3) Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam interaksi
interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat membaca
dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian yang
penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap media siaran,
kecuali mereka merekam program tersebut, semakin besar kendali pengguna,
semakin besar pembelajaran.
4) Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan
petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media video, film,
dan terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik dalam
menyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan manajemen. Media
audiovisual adalah media yang lebih kuat untuk menyajikan informasi
konkret.
5) Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan efesien dan
cepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal
dapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan periode
waktu yang relatip lama.
6) Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanen yang
tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan ini hanya
terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio dan video
serta system manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitas ini telah
diperluas ke media elektronik.

2. 4. 6 Penerima
Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang
demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku, dan system
atau lingkungan sosial dimana mereka akan menggunakan informasi tersebut. Pada

15
umumnya, semakin serupa penerima dan sumber mengenai faktor-faktor ini, maka
semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.

2. 4. 7 Analisis Penerima
Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang
lebih efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai.
Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk
penerima. Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima
actual, dan penerima yang potensial sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan
keprilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi oleh klien mereka dan
pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut menyimpulkan bahwa orang hanya
memberikan sedikit usaha untuk pencarian informasi dan akan menggunakan sumber
yang paling dapat diakses. Informasi dicari karena secara sosial informasi merupakan
suatu keuntungan dan dapat dibahas dalam jaringan interpersonal pengguna.

2. 4. 8 Analisis Jaringan
Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi
dihasilkan dengan menggunakan dengan memeriksa arus informasi antar-komponen
dari system tersebut. Komponen-komponen itu dapat berupa individu, kelompok
tugas kecil, atau organisasi formal secara keseluruhan. Struktur jaringan yang optimal
bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat
dengan manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan fungsi mereka paling baik ketika
mereka sangat terintegrasi. Mereka yang berkepentingan dengan inovasi
memerlukan sejumlah besar perluasan batasan dan demikian mereka dapat melakukan
fungsinya dengan paling baik ketika terhubung secara longgar. Peran dari komunikator
berbeda ketika materi dikembangkan untuk konsumsi pihak internal dibandingkan jika
materi tersebut akan disebarkan kepada lingkungan. Bidang terakhir berkaitan dengan
penggunaan teknologi komunikasi baru, seperti jaringan komputer, kabel interaktif dua
arah, system pengiriman lewat satelit, dan teks video. Sejumlah perusahaan pialang
saham saat ini memiliki system pendukung pengambilan keputusan (decision
support system) berbasis komputer untuk membantu para pialang menyimpan

16
dan mengakses catatan klien, menganalisis portofolionya, dan memperoleh berita
tentang harga dan keuangan terkini.

2. 4. 9 Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber dalam
menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide.
Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus
penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik
memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di antara individu dalam
jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk
komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik kedalam
proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif
menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan
memenuhi kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap
perencanaan akan membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari
laporan tertentu. Ketika menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya dimintai
umpan balik. Umpan balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat
digunakan untuk memodifikasi draf dokumen untuk meningkatkan efektivitasnya:
1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?
3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumber- sumber lain?
5. Sumber- sumber lain manakah, dokumen, dan orang yang dicari oleh pengguna
untuk memperoleh informasi yang sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh laporan tersebut?
7. Umpan balik seperti apa dapat ditawarkan pengguna laporan terhadap bagian
tertentu dari laporan tersebut?
8. Umpan balik seperti apa yang belum diantisipasi yang dapat diberikan oleh
pengguna dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan terbuka?

17
9. Apakah karakteristik- karakteristik demogratif dan social dari pengguna actual?
Siapakah yang menggunakan laporan tersebut?

5. Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi


Pada bagian masalah-masalah terbaru dalam komunikasi ini akan diuraikan
empat masalah komunikasi yang terjadi dewasa ini : Mengapa pria dan wanita sering
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi satu sama lain? Bagaimana individu-individu
dapat memperbaiki komunikasi lintas budaya mereka? Terakhir, bagaimana elektronik
mengubah cara orang berkomunikasi satu sama lain dalam organisasi?
A.    Penghalang Komunikasi antara Pria dan Wanita
Riset yang pernah dilakukan oleh Deborah Tannen memberikan beberapa
wawasan penting mengenai perbedaan antara pria dan wanita dalam gaya berbicara
mereka. Khususnya, ia mampu menjelaskan mengapa gender sering kali menjadi
penghalang dari komunikasi lisan.
Hakikat dari riset tannen adalah bahwa pria menggunakan pembicaraan untuk
menekankan status, sementara wanita menggunakannya untuk menciptakan
hubungan. Tannen  menyatakan bahwa komunikasi merupakan tindakan
penyeimbangan yang bersinambungan yang mengubah konflik antara keeratan dan
ketidaktergantungan. Keeratan menekankan pada kedekatan dan
kebersamaan. Sementara, ketidaktergantungan  menekankan  pada keterpisahan  dan
perbedaan. Tetapi inilah masalahnya : wanita  berbicara dan mendengar dalam bahasa
hubungan dan keeratan; sementara pria berbicara dan mendengar dalam bahasa
status dan ketidaktergantungan. Dengan demikian, bagi banyak pria, pembicaraan
terutama merupakan suatu cara untuk  melestarikan ketidaktergantungan dan
mempertahankan status dalam suatu hierarki sosial. Bagi banyak wanita, pembicaraan
merupakan perundingan untuk menghasilkan kedekatan, dimana orang mencoba
mencari dan memberikan informasi serta saling mendukung.
Sering pria mengeluh bahwa wanita terus-menerus membicarakan masalah
pribadinya. Wanita mengkritik pria karena tidak mendengarkan. Apa yang terjadi adalah
bahwa ketika pria mendengar suatu masalah, maka hasrat mereka akan
ketidaktergantungan dan kendali sering kali dipertegas dengan jalan mengemukan

18
pemecahan. Akan tetapi, banyak wanita merasa bahwa pembeberan suatu masalah
merupakan cara meningkatkan kedekatan. Wanita mengungkapkan masalah untuk
memperoleh dukungan dan hubungan, bukan untuk memperoleh nasihat dari
pria. Pemahaman timbal balik bersifat simetris. Akan tetapi, pemberian nasihat itu
bersifat tidak simetris karena pemberian nasihat ditempatkan lebih tinggi sebagai orang
yang lebih mengetahui, lebih rasional, dan lebih terkendali. Hal ini menyebabkan
terjadinya jarak antara pria dan wanita dalam upaya mereka untuk berkomunikasi.

B.     Komunikasi yang Benar secara Politis


Dalam angkatan kerja yang makin beragam, orang harus menyadari bagaimana
kata-kata dapat melukai hati orang lain. Tetapi, ada sisi buruk  dari ketepatan
politis. Ketepatan ini menyusutkan perbendaharaan kata dan menyulitkan orang-orang
dalam berkomunikasi.
Kata merupakan alat utama untuk berkomunikasi. Bila seseorang menyingkirkan
kata-kata dari perbendaharaannya karena kata-kata itu tidak tepat secara politis. Maka
orang tersebut mengurangi pilihannya untuk mengantarkan pesan dalam ragam yang
paling jelas dan akurat. Pada umumnya, semakin besar perbendaharaan kata yang
digunakan oleh pengirim dan penerima, maka semakin besar kesempatan untuk
menyampaikan pesan secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari
perbendaharaan seseorang, orang itu akan lebih sulit untuk berkomunikasi secara
akurat. Bila seseorang kemudian menggantikan kata-kata ini dengan istilah baru yang
maknanya kurang dipahami, maka orang tersebut telah memperkecil kemungkinan
bahwa pesannya akan diterima sesuai dengan yang ia maksud. Orang harus peka
terhadap pemilihan kata yang mungkin melukai hati orang lain. Akan tetapi, orang juga
harus berhati-hati untuk tidak mensterilkan bahasa yant justru merintangi kejelasan
komunikasi. Tidak ada pemecahan yang sederhana terhadap dilemma ini. Yang
penting, orang tersebut menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan
yang tepat.

19
C.    Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi yang  efektif sulit dilakukan pada kondisi terbaik. Faktor-faktor lintas
budaya jelas menciptakan potensi masalah komunikasi yang meningkat. Seorang
penulis telah mengidentifikasi empat masalah spesifik yang dikaitkan dengan kesulitan
bahasa dalam komunikasi lintas budaya : Pertama, penghalang yang disebabkan oleh
semantika. Makna kata dapat berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini terutama
benar untuk orang-orang yang berasal dari budaya nasional yang berlainan.
Kedua, penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata menyiratkan hal-hal
yang berlainan dalam bahasa yang berlainan. Ketiga, penghalang yang disebabkan
oleh perbedaan nada. Dalam beberapa budaya  bahasa tertentu bersifat formal,
sementara dalam bahasa lain bersifat  informal. Dalam beberapa budaya, perubahan
nada bergantung pada konteksnya. Terdapat perbedaan antara nada berbicara
dirumah, dalam pergaulan sosial, dan tempat kerja. Menggunakan gaya informal dan
pribadi dalam suatu situasi dimana gaya yang lebih formal adalah gaya yang lebih
sesuai dapat memalukan dan menggagalkan maksud yang ingin dicapai.
Keempat, penghalang yang disebabkan oleh perbedaan persepsi. Orang yang
berbicara dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia secara
berbeda. Orang Eskimo mempersepsikan salju secara berbeda karena mereka
mempunyai banyak kata untuk itu. Orang Indonesia mempersepsikan kata tidak secara
berbeda dengan orang Amerika.

D.    Komunikasi elektronik
Selama sepuluh atau lima belas tahun terakhir ini, hanyalah ada sedikit sekali
terobosan teknologi yang benar-benar memengaruhi komunikasi organisasional. Pada
awal abad ke 20, secara dramatis mengurangi komunikasi tatap muka secara
pribadi. Pengenalan mesin fotokopi pada akhir dasawarsa 1960-an mengisyaratkan
kematian kertas karbon dan membuat penyalin dokumen menjadi lebih cepat dan lebih
mudah. Akan tetapi, sejak awal tahun 1980-an, manusia telah dibanjiri dengan teknologi
elektronik baru  yang sebagian besar membentuk ulang cara orang berkomunikasi
dalam organisasi. Teknologi tersebut mencakup penyeranta (pager), mesin faks,

20
konferensi video, rapat elektronik, surat elektronik (e-mail), telepon, telepon genggam,
dan pesan suara.
Komunikasi elektronik tidak lagi membuat anda perlu berada ditempat kerja atau
meja. Pager, telepon seluler, dan komunikator pribadi memungkinkan untuk dihubungi
bila sedang rapat, beristirahat makan siang, mengunjungi kantor pelanggan di lain kota,
dan seterusnya.
Tapal batas organisasional menjadi kurang relevan akibat adanya komunikasi
elektronik yang memungkinkan karyawan untuk mengambil jalan pintas terhadap
tingkatan vertical di dalam organisasi itu, bekerja lembur dirumah atau disuatu tempat
yang bukan merupakan fasilitas yang dioperasikan oleh organisasi, dan berkomunikasi
dengan orang lain dalam organisasi lain.
Walaupun telepon telah memungkinkan orang untuk meneruskan pesan secara
verbal secara sekejap, akhir-akhir ini saja telepon baru menyediakan fasilitas
pengiriman pesan tertulis. Dalam pertengahan dasawarsa 1960-an, organisasi hampir
seluruhnya bergantung pada memo untuk menyampaikan pesan internal dikantor dan
layanan telegram serta kantor pos untuk pesan-pesan eksternal. Kemudian, muncul
layanan pengiriman ekspres semalam dan mesin faks. Dewasa ini, ketika hampir
semua organisasi yang memberikan akses internet kepada karyawannya. Dengan
demikian, semua komunikasi tertulis dapat diteruskan dengan kecepatan telepon.

21
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Diantara fungsi-fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisis,


dan pengomunikasian data, keberadaan komunikasi merupakan hal yang paling
penting untuk memunculkan tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa tahapan
komunikasi yang diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi komunikator menjadi
serangkaian tahapan yang perlu dijadikan focus. Hal ini disebabkan karena
pemahaman yang terkait dengan perilaku yang tepat merupakan hasil dari proses
komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi, berbagai jenis variabel komunikasi juga
menjadi hal yang penting bagi saluran, penerima, umpan balik, dan lingkungan.
Masing-masing variabel membawa pengaruhnya kedalam setiap tahapan
komunikasi.

22
Daftar Pustaka

Ikhsan, Arfan Lubis. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Edisi 3. Medan Juni
2017.
Barnett, G. A. 1979. ‘’Spatial Modelling of Social Networks with Aplications to the
Diffusion Process’’. Paper presented to the International Communication’
Association. Philadelphia. April. 1979.
Bruce Wesley dan Malcolm Maclean. 1957.’’A Conceptual Model for Communication
Research’’.Journalism Quarterly.34:35.
C. Shannon dan W. Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communication.
Urbana, III: University of Illionis Press.
E. M. rogers dan D. L. Kincaid. 1981. Communication Network: Toward a New
Paradigm for Reasearch. New York: Free Press. Hlm. 37-38.
G. R. Klare. 1997. ‘’Reading Techning Writing: Some Observations’’. Technical
Communication. 24: hlm. 1-5.
Gibson R., Aust, C. F., Hoffman, K. dan Zillmann, D. 1995. ‘’ Impications of Adolescent
Loneliness for the Enjoyment of Love-Lamenting and Love-Celebrating Popular
Music’’. Paper presented at the Annual Meeting of the Speech Communication
Association, San Antonio, TX.
J. Woelfel dan J. Saltiel.1974. Inertia in Cognitive Processes: The Role Of Accumulated
Information in Attitude Change. Lasswell, Harold. 1984. The Structure and
Function of Communication in Society. Dalam Communication of Ideas, Ed. L.
Beyson (New York: Institute for Religious and Social Studies). Hlm.37-51.
McLuhan, Marshall. 1964. Understanding Media: The Extensions of Man. New York:
McGrawHill.
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2009. Organization Behavior. New Jersey:
Pearson Education, Inc.

23
Schramm, A. 1973. Channel and Audience. Dalam Handbook of Communication Eds. I.
S. Pool, F. W. Frey, W. Schramm, N.Macobby dan E. B. Parker (Chicago, III:
Rand McNally). hlm. 116-140.

24

Anda mungkin juga menyukai