PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
memungkinkan prediksiya n g wa j a r me ng e n ai op e ra si ma sa d e pa n d a ri
su a tu org a ni sa si da n me mb a n tu da l a m pengambilan keputusan serta
pengendalian harian.
2
mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan
dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya
dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan
meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan menilai alternatif-
alternatif pilihan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 TEORI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses dimana informasi dipertukarkan antara dua atau
lebih sistem yang ada dalam lingkungan umum. Sistem ini mungkin individu,
organisasi sosial, hewan, atau mesin. Informasi secara umum didefinisikan sebagai
materi bermotif atau energi, yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa
depan sistem berinteraksi.
2. 2 MODEL-MODEL KOMUNIKASI
Model Lasswell
Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh
Harold Lasswell meliputi :
Siapa….
Mengatakan apa….
Dengan Cara Apa….
Kepada Siapa….
Dengan Dampak Apa….
Model tersebut sederhana, tetapi kurang memiliki sejumlah elemen yang
diperlukan uantuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan
(siapa) menyajikan informasi keuangan (mengatakan apa), pada umumnya dalam
bentuk laporang tertulis (dengan cara apa), kepada pihak pengguna internal dan
eksternal (kepada siapa), dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan,
dan tepat waktu untuk mengambil keputusan bisnis yang berdasarkan informasi
(dengan dampak apa).
Model Shannon-Weaver
Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model
matematis dari komunikasi yang model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan
4
komunikasi melalui alat perantara, seperti telepon atau korespodensi tertulis. Model ini
merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell karena model
tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima
informasi, dan tujuan. Dalam konteks akuntansi, sumber dapat berupa
tenaga pembukuan atau klerek; pengirim informasi, kontroler; penerima informasi,
orang yang memperoleh dokumen tersebut, akuntan; dan tujuan, pengguna akhir, yaitu
klien.
Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam proses
komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi
terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal ini tersebut dapat mengarah pada
hancurnya komunikasi. Arus statis dalam sambungan telepon adalah kegaduhan.
Bayangkan masalah yang dapat ditimbulkan akibat salah mendengar nama klien akibat
arus statis tersebut. Model Shannon dan Weaver ini tidak memiliki gagasan mengenai
umpan balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer informasi satu arah-dan
konteks atau lingkungan di mana proses tersebut terjadi.
5
ini terutama penting untuk perusahaan-perusahaan multinasional yang harus
mempertimbangkan budaya dan sistem sosial dari klien dan pelanggan.
Model Westley-MacLean
Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan satu model untuk
riset komunikasi. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut
menjelaskan cara-cara individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan
dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus
dalam proses tersebut.
6
menguntungkan. Dalam konteks bisnis, focus tersebut ada pada penerapan
kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipasif.
6. Kecenderungan untuk berkosentrasi pada dampak- dampak psikologis dari
komunikasi terhadap individu- individu yang terpisah dan bukan pada dampak
sosial dan hubungan antar individu dalam suatu komunitas.
7. Suatu keyakinan dalam hubungan sebab akibat mekanistis satu arah dan
bukannya hubungan sebab akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari
sistem informasi manusia yang pada dasarnya bersifat sibernetik.
7
Komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi diantara anggota
kelompok kerja pada tingkatan yang sama, diantara kelompok kerja pada
tingkatan yang sama, diantara manajer pada tingkatan yang sama, diantara
manajer pada tingkatan yang sama, atau diantara setiap karyawan yang
setara secara horizontal.
Jaringan Formal dan Informal
Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi
mengalir. Saluran ini merupakan salah satu dari dua jenis saluran- formal atau
informal. Jaringan formal pada umumnya vertical, mengikuti tingkatan
wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan
tugas. Sebaliknya, jaringan informal, seperti selentingan, biasanya bebas untuk
bergerak ke segala arah, melompati tingkatan wewenang dan kemungkinan
besar memenuhi kebutuhan sosial dari anggota kelompok karena mempermudah
penyelesaian tugas.
Komunikasi Non-verbal
Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi ini merujuk
pada sikap tubuh, konfigurasi wajah, dan gerakan tubuh lainnya. Akan tetapi,
studi ini merupakan bidang yang relatif baru dan lebih dipengaruhi oleh dugaan
dan popularisasi dan bukannya dukungan penemuan riset. Dengan demikian,
walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan salah satu segmen penting
dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang tetap harus berhati-hati
dalam pengambilan keputusan.
Penghalang Komunikasi yang Efektif
Terdapat beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif yang perlu
disadari, yaitu penyaringan, persepsi selektif, defensif, dan bahasa.
Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi
sedemikian rupa, sehingga tampak lebih menguntungkan dimata
penerima. Penentu utama dari penyaringan adalah banyaknya tingkatan dalam
suatu struktur organisasi. Semakin banyak tingkatan vertical dalam hierarki
organisasi, semakin banyak kesempatan untuk penyaringan.
8
Persepsi selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi
tersebut melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan,
motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadinya. Penerima
juga memproyeksikan minat dan harapan mereka ke dalam komunikasi ketika
mereka menguraikan komunikasi tersebut. Pewancara calon karyawan yang
mengharapkan seorang pelamar wanita untuk lebih mementingkan keluarganya
daripada kariernya kemungkinan besar akan melihat hal itu pada para pelamar
wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau tidak.
Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi
dengan cara mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman
timbal balik. Artinya, mereka menjadi defensif, yaitu terlibat dalam perilaku,
seperti menyerang orang lain secara verbal, memberikan ungkapan-ungkapan
yang sarkastis, bersikap terlalu mengadili, dan menanyakan motif-motif orang
lain. Dengan demikian, bila individu menafsirkan pesan orang lain sebagai
sesuatu yang mengancam, mereka sering kali menanggapinya
dengan cara yang mengganggu komunikasi yang efektif.
Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang
berbeda. “Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu sendiri; maknanya ada
pada diri penerima.” Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan
tiga dari variable yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang dan definisi yang diberikannya kepada kata-kata tersebut. Dalam
suatu organisasi, biasanya karyawan berasal dari latar belakang yang
beragam. Oleh karena itu, mereka mempunyai pola bicara yang
berbeda. Disamping itu, pengelompokan karyawan ke dalam departemen-
departemen menciptakan spesialis-spesialis yang mengembangkan jargon atau
bahasa teknis mereka sendiri. Dalam organisasi besar, anggota-anggotanya
sering kali tersebar luas secara geografis, mereka bahkan beroperasi di negara-
negara yang berlainan, dan individu ditiap tempat akan menggunakan istilah dan
ungkapan yang unik di kawasannya.
9
2. 4 VARIABLE-VARIABEL YANG BERPENGARUH PADA KOMUNIKASI
AKUNTANSI
2. 4. 1 Sumber
Ada dua aspek sumber yang dapat memengaruhi proses komunikasi. Dua aspek
tersebut adalah kredibilitas sumber dan kesamaan antara penerima dan sumber.
1. Kredibilitas Sumber
Secara umum diakui bahwa semakin kredibel sumber dari suatu pesan,
semakin besar efektivitasnya. Efektivitas biasanya dipahami sebagai perubahan sikap
kearah yang disarankan oleh sumber. Akan tetapi, kredibilitas sumber merupakan suatu
karakteristik dari sumber sebagaimana dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian
dari citra sumber dan dapat bervariasi diantara situasi komunikasi yang
berbeda. Biasanya, hal ini dibentuk sebelum sumber dan penerima
memasuki kejadian komunikasi.
Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang multidimensional. Riset-
riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor.
Ketiga faktor tersebut adalah :
1) Kewenangan : seberapa andal, terinformasi,memenuhi kualifikasi (melalui
gelar atau profesi), cerdas, atau ahli sumber itu dipandang.
2) Kejujuran : seberapa aman, jujur, ramah,menyenangkan dan menariknya
sumber itu dipandang.
3) Kedinamisan : seberapa agresif, kuat, berani, dan energiknya sumber itu
dipandang.
10
kesamaan antara sumber dan penerima. Akan tetapi, yang sebaliknya dapat juga
benar. Pada awalnya, sumber dan penerima mungkin memiliki sedikit kesamaan.
2. 4. 2 Pesan
Barlo mengidentifikasikan lima elemen pesan yang sebaiknya
dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi, yaitu: 1) isi, 2) organisasi atau
struktur, 3) kode, 4) perlakuan, dan 5) elemen-elemen pesan. Diasumsikan bahwa isi
adalah informasi atau materi keuangan yang berkaitan dengan kebijakan manajemen
dan bahwa sistem kode adalah bahasa dari sumber dan penerima. Elemen-elemen dari
pesan adalah kata-kata, kalimat, paragraph, angka, statistik, tabel, dan grafiknya. Hal-
hal tersebut tentu saja bervariasi dengan saluran yang berbeda.
2. 4. 3 ORGANISASI PESAN
Cara terbaik untuk mengorganisasikan suatu pesan bergantung pada budaya
tempat informasi tersebut digunakan. Di masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat linier
atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua
pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak
aktivitas pemecahan masalah dan berpikir. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa
utama dari bisnis internasional, dapat di asumsikan bahwa laporan-laporan
bisnis akan diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian tengah, dan bagian
akhir.
Cara optimal untuk menyusun suatu pesan juga bergantung pada latar
belakang pendengar. Faktor, seperti sikap sebelumnya, pendidikan, komitmen,
11
keterampilan, harapan, perhatian, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap materi
tersebut seluruhnya membantu menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi suatu
pesan.
Riset terhadap dampak dari urutan juga memiliki implikasi terhadap
komunikasi keuangan. Asumsi teoretis yang mendasari riset ini adalah
bahwa efektivitas pesan bergantung pada penempatan argumentasi atau materi dalam
suatu penyajian. Terdapat tiga strategi urutan pesan yang telah diinvestigasi, yaitu: 1)
klimaks, informasi yang paling penting disajikan terlebih dahulu, 2) antiklimaks,
informasi terpenting ditempatkan ditengah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa urutan penyajian memengaruhi faktor- faktor,
seperti perhatian, minat, pemahaman, dan ingatan. Urutan yang paling efektif dalam
menghasilkan perubahan sikap adalah: 1) pendahuluan, 2) transisi, 3)
kesimpulan. Skema yang menggunakan urutan deduktif secara logis lebih efektif dalam
memastikan retensi dibandingkan dengan urutan di mana kalimat inti
ditempatkan di bagian tengah, tetapi tidak ada perbedaaan dalam minat pembaca.
Pada umumnya riset mengenai pembelajaran dan proses ingatan mengindikasikan
bahwa pemahaman dan retensi bertanggung pada organisasi. Yaitu materi yang
terstruktur dengan baik selalu dipahami dan di ingat dengan lebih baik dibandingkan
dengan materi yang tidak terstruktur.
Riset mengindikasikan bahwa terdapat kesepakatan yang semakin besar
mengenai seluruh topic jika topic-topik yang diinginkan disajikan terlebih dahulu.
Penjelasan tersebut bergantung pada teori pembelajaran stimulus respons. Kandungan
awal dari pesan memberikan penghargaan dan membiasakan seseorang
untuk memberikan perhatian pada materi tersebut. Ketika informasi negatif
disajikan terlebih dahulu, informasi tersebut cenderung menghukum penerima
untuk memberikan perhatian sejak awal. Hal ini dapat menyebabkan
penerima untuk berhenti memerhatikan materi selanjutnya. Komunikator sebaiknya
menetukan sikap penerima dan menyajikan materi yang disetujui atau
disenangi oleh penerima sebelum meyajikan informasi yang dianggap ofensif.
Informasi bisnis yang positif sebaiknya mendahului yang negatif. Misalnya saja,
letakkan materi yang sulit setelah materi yang mudah atau letakkan berita keuangan
12
yang positif sebelum yang negatif. Mungkin adalah ide yang bagus untuk memulai
suatu laporan atau presentasi dengan sedikit humor. Di pihak lain, terdapat sedikit riset
empiris yang mengaitkan humor dengan efektivitas. Walaupun humor
meningkatkan perhatian terhadap situasi komunikasi, dapat saja humor tersebut
menghambat pemahaman.
2. 4. 4 PERLAKUAN PESAN
Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan
pemahaman atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta
dan ide penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti, atau mengorientasikan
pembaca terhadap fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca.
Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin
meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan penarik
perhatian, seperti garis bawah, huruf besar, bagan, dan warna. Terdapat cukup banyak
riset mengenai bagaimana menyajikan materi secara efektif. G. R. Klare (1977)
menguraikan bagaimana cara untuk membuat materi ini lebih mudah dibaca mudah
dimengerti. Kemudahan membaca materi merupakan fungsi dari karakteristik kata-kata
dan kalimat, tetapi Klare lebih lanjut menetapkan aturan untuk menghasilkan dokumen
yang mudah dibaca, yaitu:
a. Kata- kata yang sering muncul dan akrab meningkatkan kemudahan membaca
suatu materi.
b. Kata- kata lebih pendek menjadikan membaca menjadi lebih cepat dan mudah.
c. Kata- kata yang mempunyai nilai asosiatif (secara psikologis) yang berkaitan
dengan kata- kata lain yang muncul di bagian selanjutnya dari teks sebaiknya
digunakan.
d. Kata- kata yang konkret, dan bukan kata- kata yang abstrak, membuat
dokumen menjadi lebih dibaca.
e. Kata- kata kerja aktif, dan bukan bentuk nominalis, menigkatkan kemudahan
membaca.
f. Penggunaan kata ganti dan anaphora (kata-kata atau ungkapan yang mengacu
kembali pada kata atau bagian teks sebelumnya) harus dibatasi.
13
g. Kalimat harus singkat. Jika penulis akan menggunakan kata penghubung, ia
sebaiknya menggunakan kata “dan” dibandingkan dengan “tetapi” atau kata
“karena”.
h. Anak kalimat sebaiknya singkat dan struktur kalimat sederhana.
i. Kalimat aktif lebih menarik dibandingkan dengan bentuk kalimat pasif.
2. 4. 5 Saluran
Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm (1973)
mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:
1) Pancaindra yang dipengaruhi; komunikasi tatap muka membuatnya mungkin
untuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang
berbeda menggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam
kombinasi untuk menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.
2) Peluang untuk umpan balik; peluang pertukaran informasi dua arah maksimal
dalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik dibutuhkan
14
untuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk memahami informasi yang
disampaikan. Dengan demikian, dalam penyajian laporan keuangan
harus terkandung di dalamnya metode umpan balik.
3) Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam interaksi
interpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat membaca
dengan kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian yang
penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap media siaran,
kecuali mereka merekam program tersebut, semakin besar kendali pengguna,
semakin besar pembelajaran.
4) Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan
petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media video, film,
dan terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik dalam
menyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan manajemen. Media
audiovisual adalah media yang lebih kuat untuk menyajikan informasi
konkret.
5) Kekuatan multiplikatif; system komunikasi massa dapat dengan efesien dan
cepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran interpersonal
dapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan periode
waktu yang relatip lama.
6) Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanen yang
tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan ini hanya
terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio dan video
serta system manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitas ini telah
diperluas ke media elektronik.
2. 4. 6 Penerima
Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang
demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku, dan system
atau lingkungan sosial dimana mereka akan menggunakan informasi tersebut. Pada
15
umumnya, semakin serupa penerima dan sumber mengenai faktor-faktor ini, maka
semakin mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.
2. 4. 7 Analisis Penerima
Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang
lebih efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai.
Komunikasi yang efektif dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk
penerima. Akuntan sebaiknya menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima
actual, dan penerima yang potensial sebelum menghasilkan dokumen. Para akuntan
keprilakuan sebaiknya juga menyelidiki pola pencarian informasi oleh klien mereka dan
pengguna lainnya dari laporan bisnis. Riset tersebut menyimpulkan bahwa orang hanya
memberikan sedikit usaha untuk pencarian informasi dan akan menggunakan sumber
yang paling dapat diakses. Informasi dicari karena secara sosial informasi merupakan
suatu keuntungan dan dapat dibahas dalam jaringan interpersonal pengguna.
2. 4. 8 Analisis Jaringan
Pada dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi
dihasilkan dengan menggunakan dengan memeriksa arus informasi antar-komponen
dari system tersebut. Komponen-komponen itu dapat berupa individu, kelompok
tugas kecil, atau organisasi formal secara keseluruhan. Struktur jaringan yang optimal
bervariasi dengan fungsi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terlibat
dengan manifestasi tugas produktif akan dilaksanakan fungsi mereka paling baik ketika
mereka sangat terintegrasi. Mereka yang berkepentingan dengan inovasi
memerlukan sejumlah besar perluasan batasan dan demikian mereka dapat melakukan
fungsinya dengan paling baik ketika terhubung secara longgar. Peran dari komunikator
berbeda ketika materi dikembangkan untuk konsumsi pihak internal dibandingkan jika
materi tersebut akan disebarkan kepada lingkungan. Bidang terakhir berkaitan dengan
penggunaan teknologi komunikasi baru, seperti jaringan komputer, kabel interaktif dua
arah, system pengiriman lewat satelit, dan teks video. Sejumlah perusahaan pialang
saham saat ini memiliki system pendukung pengambilan keputusan (decision
support system) berbasis komputer untuk membantu para pialang menyimpan
16
dan mengakses catatan klien, menganalisis portofolionya, dan memperoleh berita
tentang harga dan keuangan terkini.
2. 4. 9 Umpan Balik
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber dalam
menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide.
Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan bukannya arus
penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik
memastikan komunikasi yang efektif- yaitu, pemahaman ide di antara individu dalam
jaringan sosial atau organisasi formal.
Barnett (1979) menyarankan bahwa pendekatan sibernetik digunakan untuk
komunikasi teknis. Hal itu membangun banyak mekanisme umpan balik kedalam
proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif
menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan
memenuhi kebutuhan mereka. Umpan balik dari pengguna pada tahap
perencanaan akan membantu menentukan fungsi, isi, dan perlakuan dari
laporan tertentu. Ketika menyebarkan laporan tersebut, penerima sebaiknya dimintai
umpan balik. Umpan balik terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat
digunakan untuk memodifikasi draf dokumen untuk meningkatkan efektivitasnya:
1. Seberapa efektif laporan tersebut memenuhi kebutuhan pengguna?
2. Apakah laporan tersebut memenuhi harapan penggung?
3. Seberapa sering laporan itu digunakan dan untuk tujuan apa laporan
4. Apakah pemakai melengkapi laporan tersebut dengan mencari sumber- sumber lain?
5. Sumber- sumber lain manakah, dokumen, dan orang yang dicari oleh pengguna
untuk memperoleh informasi yang sama?
6. Informasi tambahan manakah yang sebaiknya juga dikandung oleh laporan tersebut?
7. Umpan balik seperti apa dapat ditawarkan pengguna laporan terhadap bagian
tertentu dari laporan tersebut?
8. Umpan balik seperti apa yang belum diantisipasi yang dapat diberikan oleh
pengguna dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan terbuka?
17
9. Apakah karakteristik- karakteristik demogratif dan social dari pengguna actual?
Siapakah yang menggunakan laporan tersebut?
18
pemecahan. Akan tetapi, banyak wanita merasa bahwa pembeberan suatu masalah
merupakan cara meningkatkan kedekatan. Wanita mengungkapkan masalah untuk
memperoleh dukungan dan hubungan, bukan untuk memperoleh nasihat dari
pria. Pemahaman timbal balik bersifat simetris. Akan tetapi, pemberian nasihat itu
bersifat tidak simetris karena pemberian nasihat ditempatkan lebih tinggi sebagai orang
yang lebih mengetahui, lebih rasional, dan lebih terkendali. Hal ini menyebabkan
terjadinya jarak antara pria dan wanita dalam upaya mereka untuk berkomunikasi.
19
C. Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi yang efektif sulit dilakukan pada kondisi terbaik. Faktor-faktor lintas
budaya jelas menciptakan potensi masalah komunikasi yang meningkat. Seorang
penulis telah mengidentifikasi empat masalah spesifik yang dikaitkan dengan kesulitan
bahasa dalam komunikasi lintas budaya : Pertama, penghalang yang disebabkan oleh
semantika. Makna kata dapat berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini terutama
benar untuk orang-orang yang berasal dari budaya nasional yang berlainan.
Kedua, penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata menyiratkan hal-hal
yang berlainan dalam bahasa yang berlainan. Ketiga, penghalang yang disebabkan
oleh perbedaan nada. Dalam beberapa budaya bahasa tertentu bersifat formal,
sementara dalam bahasa lain bersifat informal. Dalam beberapa budaya, perubahan
nada bergantung pada konteksnya. Terdapat perbedaan antara nada berbicara
dirumah, dalam pergaulan sosial, dan tempat kerja. Menggunakan gaya informal dan
pribadi dalam suatu situasi dimana gaya yang lebih formal adalah gaya yang lebih
sesuai dapat memalukan dan menggagalkan maksud yang ingin dicapai.
Keempat, penghalang yang disebabkan oleh perbedaan persepsi. Orang yang
berbicara dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia secara
berbeda. Orang Eskimo mempersepsikan salju secara berbeda karena mereka
mempunyai banyak kata untuk itu. Orang Indonesia mempersepsikan kata tidak secara
berbeda dengan orang Amerika.
D. Komunikasi elektronik
Selama sepuluh atau lima belas tahun terakhir ini, hanyalah ada sedikit sekali
terobosan teknologi yang benar-benar memengaruhi komunikasi organisasional. Pada
awal abad ke 20, secara dramatis mengurangi komunikasi tatap muka secara
pribadi. Pengenalan mesin fotokopi pada akhir dasawarsa 1960-an mengisyaratkan
kematian kertas karbon dan membuat penyalin dokumen menjadi lebih cepat dan lebih
mudah. Akan tetapi, sejak awal tahun 1980-an, manusia telah dibanjiri dengan teknologi
elektronik baru yang sebagian besar membentuk ulang cara orang berkomunikasi
dalam organisasi. Teknologi tersebut mencakup penyeranta (pager), mesin faks,
20
konferensi video, rapat elektronik, surat elektronik (e-mail), telepon, telepon genggam,
dan pesan suara.
Komunikasi elektronik tidak lagi membuat anda perlu berada ditempat kerja atau
meja. Pager, telepon seluler, dan komunikator pribadi memungkinkan untuk dihubungi
bila sedang rapat, beristirahat makan siang, mengunjungi kantor pelanggan di lain kota,
dan seterusnya.
Tapal batas organisasional menjadi kurang relevan akibat adanya komunikasi
elektronik yang memungkinkan karyawan untuk mengambil jalan pintas terhadap
tingkatan vertical di dalam organisasi itu, bekerja lembur dirumah atau disuatu tempat
yang bukan merupakan fasilitas yang dioperasikan oleh organisasi, dan berkomunikasi
dengan orang lain dalam organisasi lain.
Walaupun telepon telah memungkinkan orang untuk meneruskan pesan secara
verbal secara sekejap, akhir-akhir ini saja telepon baru menyediakan fasilitas
pengiriman pesan tertulis. Dalam pertengahan dasawarsa 1960-an, organisasi hampir
seluruhnya bergantung pada memo untuk menyampaikan pesan internal dikantor dan
layanan telegram serta kantor pos untuk pesan-pesan eksternal. Kemudian, muncul
layanan pengiriman ekspres semalam dan mesin faks. Dewasa ini, ketika hampir
semua organisasi yang memberikan akses internet kepada karyawannya. Dengan
demikian, semua komunikasi tertulis dapat diteruskan dengan kecepatan telepon.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
22
Daftar Pustaka
Ikhsan, Arfan Lubis. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Edisi 3. Medan Juni
2017.
Barnett, G. A. 1979. ‘’Spatial Modelling of Social Networks with Aplications to the
Diffusion Process’’. Paper presented to the International Communication’
Association. Philadelphia. April. 1979.
Bruce Wesley dan Malcolm Maclean. 1957.’’A Conceptual Model for Communication
Research’’.Journalism Quarterly.34:35.
C. Shannon dan W. Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communication.
Urbana, III: University of Illionis Press.
E. M. rogers dan D. L. Kincaid. 1981. Communication Network: Toward a New
Paradigm for Reasearch. New York: Free Press. Hlm. 37-38.
G. R. Klare. 1997. ‘’Reading Techning Writing: Some Observations’’. Technical
Communication. 24: hlm. 1-5.
Gibson R., Aust, C. F., Hoffman, K. dan Zillmann, D. 1995. ‘’ Impications of Adolescent
Loneliness for the Enjoyment of Love-Lamenting and Love-Celebrating Popular
Music’’. Paper presented at the Annual Meeting of the Speech Communication
Association, San Antonio, TX.
J. Woelfel dan J. Saltiel.1974. Inertia in Cognitive Processes: The Role Of Accumulated
Information in Attitude Change. Lasswell, Harold. 1984. The Structure and
Function of Communication in Society. Dalam Communication of Ideas, Ed. L.
Beyson (New York: Institute for Religious and Social Studies). Hlm.37-51.
McLuhan, Marshall. 1964. Understanding Media: The Extensions of Man. New York:
McGrawHill.
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2009. Organization Behavior. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
23
Schramm, A. 1973. Channel and Audience. Dalam Handbook of Communication Eds. I.
S. Pool, F. W. Frey, W. Schramm, N.Macobby dan E. B. Parker (Chicago, III:
Rand McNally). hlm. 116-140.
24