Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Melaksanakan pengendalian mutu dimulai dari kepemimpinan yang kuat di dalam KAP dan
partner penugasan.Kepemimpinan yang mempunyai komitmen kuat terhadap standar etika
tertinggi. Mengapa pemberian audit dan jasa terkait lain yang bermutu, sangat penting? Beberapa
alasannya adalah untuk :

 Melindungi kepentingan public


 Memberikan kepuasan kepada klien;
 Delivering value for money ungkapan ini tidak ada padanannya dalam Indonesia, dan
mungkin diartikan secara sinis oleh profesi yang umumnya belum/ tidak menikmati fee
yang layak, apalagi tinggi);
 Memastikan kepatuhan terhadap standar profesi; dan
 Mengembangkan dan mempertahankan reputasi professional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Quality Control Menurut Para Ahli

 Menurut Dr. K. Ishikawa pengertian Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti,
mengembangkan, merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan
yang baik dimana pelaksanaanya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai
pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana.
 Menurut Feightboum pengertian Quality Control adalah suatu sistem yang efektif untuk
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan pengembangan mutu dalam suatu
organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan service dalam tingkat yang paling
ekonomis dan memuaskan konsumen.
 Menurut Ishita Nobuyuki pengertian Quality Control adalah aktivitas memelihara dan
memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada perusahaan, Quality Control
bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian Quality Control saja, tetapi seluruh
karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan memecahkan masalah.

Tujuan Quality Control


Quality Control bertujuan untuk memenuhi keinginan costumer terhadap produk dan
service. Tujuan dari Quality Control adalah untuk menghasilkan kualitas produk yang baik dan
ramah lingkungan. Pelaksanaan Quality Control juga mempengaruhi biaya produksi serta
ketepatan dan cara penyampaian.

Berikut ini adalah sembilan unsur pengendalian mutu:


CONTOH
UNSUR IKHTISAR PERSYARATAN
PROSEDURNYA
Indenpendensi Semua karyawan yang Setiap sekutu (partner) dan
melibatkan dari dalam perjanjian karyawan harus mengisi
kerja harus memenuhi suatu “kuesioner tentang
persyaratan kode etik indenpendensi” setiap tahun,
jabatan dari AICPA. seperti pemilikan saham dan
keanggotaan dalam dewan
direksi.
Penugasan Setiap karyawan yang terlibat Penugasan karyawan
karyawan dalam dalam perjanjian kerja harus ditangani oleh seorang
kontrak kerja memiliki tingkat pendidikan sekutu (partner) yang
formal dan keahlian yang mengenal klien yang
memadai. bersangkutan, dan dilakukan
sekurang-kurangnya dua

2
bulan sebelumnya.
Konsultasi Apabila ada sekutu atau Direktur kantor akuntan
karyawan yang menghadapi bersangkutan dalam bidang
kesulitan teknis, prosedur yang akuntansi dan auditing harus
ada harus sedemikian rupa selalu siap untuk dimintai
hingga dapat dipastikan bahwa berkonsultasi dan harus
mereka akan mendapatkan sudah menyetujui semua
pengarahan-pengarahan dari perjanjian kerja sebelum
tenaga yang cukup ahli. semuanya terselesaikan.
Supervisi Dalam setiap perjanjian kerja Program pemeriksaan yang
(pengawasan) harus ditetapkankebijakan yang akan dilaksanakan harus
mengatur sistem pengawasan dipelajari dan disetujui oleh
yang layak pada setiap jenjang seorang sekutu bidang
kerja. auditing sebelum
dilaksanakannya
pemeriksaan yang terinci.
Penerimaan Semua pegawai baru harus Semua calon pegawai harus
karyawan mampu melaksanakan tugas- diwawancarai dan disetujui
tugas dengan baik. oleh seorang partner bidang
personalia dan sekutu lain
yang akan membawahi
calon bersangkutan dalam
pekerjaannya.
Pengembangan Setiap karyawan harus Setiap karyawan harus
keahlian mengembangkan kemampuan mengikuti pendidikan
profesionalnya agar dapat lanjutan sebanyak 40 jam
melaksanakan tugas-tugasnya dalam setahun ditambah
dengan baik. beberapa jam lagi seperti
yang disarankan oleh sekutu
bidang personalia.
Promosi jabatan Kebijakan mengenai promosi Hasil kerja setiap karyawan
karyawan harus diatur dalam setiap perjanjian kerja
sedemikian rupa untuk harus selalu dievaluasi dan
memastikan bahwa karyawan dicatat dalam laporan
yang bersangkutan mampu pribadinya masing-masing.
menduduki jabatannya yang
baru.
Hubungan Semua calon klien dan klien Sebelum diterimanya

3
dengan klien yang ada saat ini harus selalu seorang calon klien, suatu
dengan calon dievaluasi untuk memperkecil formulir evaluasi klien
klien kemungkinan terjalinnya mengenal hal-hal seperti
hubungan dengan manajemen komentar dari auditor yang
yang kejujurannya diragukan. terdahulu dan evaluasi
manajemen, harus selalu
diisi terlebih dahulu.
Inspeksi Harus ada kebijakan dan Sekutu di bidang
prosedur tertentu untuk pengendalian mutu harus
memastikan bahwa prosedur selalu menguji prosedue-
yang dimaksudkan untuk prosedur pengendalian
memenuhi kedelapan unsur mutu, setidak-tidaknya
pengendalian mutu lainnya setiap tahun untuk
dijalankan secara konsisten. memastikan bahwa kantor
akuntan itu telah menaati
semua prosedur tersebut
dengan baik.

Tabel sembilan unsur pengendalian mutu

Terbitan IFAC (The International Federation of Accountant), Guide to Quality Control for
Small- and Medium – Sized Practices, memberi penjelasan rinci mengenai QC (Quality Control)
standards dan petunjuk bagaimana mengimplementasi suatu QC system untuk KAP kecil dan
menengah.

Code of Ethics for Professional Accountants ( efektif 1 Januari 2011) mengklasifikasi


beberapa ketentuan, kewajiban dan persyaratan dan secara signifikan memperketat ketentuan
mengenai indenpendensi sebagai berikut :

Memperluas ketentuan mengenai independensi untuk audit listed entities (perusahaan


yang terdaftar di pasar modal) ke semua PIE (public – interest entities atau entitas dengan
kepentingan umum)
Mengharuskan adanya “periode pembekuan” (cooling- off period) sebelum “orang”
tertentu dalam KAP bergabung dengan public-interest audit clients dalam posisi tertentu.
Memperluas kewajiban partner-rotation untuk semua key audit partners.

4
Memperketat ketentuan mengenai pemberian jasa non-asurans kepada audit clients,
seperti tax planning dan jasa konsultasi lain. Beberap larangan berlaku untuk kasus-kasus
non-public interest entities audits (audit untuk entitas dengan yang tidak ada kepentingan
umum) untuk tax planning dan jasa konsultasi lain, maupun bantuan dalam penyelesaian
masalah perpajakan (assistance in resolution of tax services).
Mewajibkan pre-or post-issuance review jika total fees dari public-interest audit client
melampaui 15% total fees dari KAP tersebut untuk dua tahun berturut-turut.
Melarang key audit partners dievaluasi kinerjanya terhadap (atau menerima imbalan
untuk) menjual jasa non-asurans kepada audit clients.

QC System (Sistem Kendali Mutu)

QC System dalam suatu KAP dapat dipetakan menurut kelima unsur pengendalian internal
merupakan kewajiban auditor mengevaluasi kelima unsur pengendalian internal, sebagai bagian
dari pemahaman atas entitas yang diauditnya. Dalam KAP, kelima unsur pengendalian internal
ini juga dapat diterapkan untuk QC System itu sendiri, maupun untuk hal-hal di luar QC System,
misalnya untuk pemrosesan time and billing, office workflow, expense control, dan kegiatan
pemasarab (marketing).

Unsur-unsur Pengendalian Unsur-Unsur QC di Tingkat Unsur-unsur QC di Tingkat


Internal (ISA 315) KAP (ISQC 1) Penugasan (ISA 220)
Control Environment (Tone at Tanggung jawab pimpinan Tanggung jawab pimpinan
the Top) atas mutu di dalam KAP atas mutu di dalam KAP
Kewajiban etika yang relevan Kewajiban etika yang relevan
Sumber daya manusia Penetapan anggota tim audit
Risk Assesment (What Could Menerima dan melanjutkan Menerima dan melanjutkan
Go Wrong?) hubungan dengan klien dan hubungan dengan klien dan
penugasan yang spesifik penugasan audit
Resiko bahwa laporannya
mungkin tidak tepat dalam
situasinya
Information Systems (Tracking Dokumentasi QC System Dokumentasi audit

5
performance)
Control Activities ( Prevent Pelaksanaan penugasan Pelaksanaan penugasan
and detect /correct controls)
Monitoring Pemantauan berjalan atas Terapkan hasil pemantauan
(Are Objectives being met?) kebijakan dan prosedur QC di berjalan atas penugasan
KAP tersebut audityang spesifik

QC System dan Unsur-unsur Pengendalian Intern

Lingkungan Pengendalian Mutu

Pemberian jasa berkualitas tinggi dan cost-effective (high-quality and cost-effective services)
adalah kunci utama suksesnya KAP. Pemberian jasa berkualitas juga vital bagi akuntan
professional dalam melaksanakan public-interest responsibilitiesnya (seperti CSR (Corporate
social responsibility) bagi korporasi.

Pemberian jasa berkualitas harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam strategi bisnis KAP;
tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua staff di KAP secara teratur dan hasilnya
dimonitor. Inilah peran kepemimpinan dan akuntanbilitas atas apa yang dijanjikan KAP kepada
public. QC yang buruk menimbulkan kesan tidak professional, mendorong pemberian layanan
yang buruk, berpotensi tuntutan hukum, sanksi regulator, dan di atas segala-galanya, kehilangan
reputasi.

“Tanda-tanda” Ancaman bagi KAP

Sikap tak acuh


 KAP hampir selalu/terus-menerus dalam krisis.
 Penugasan dan kegiatan tanpa perencanaan merupakan norma kerja.
 Tidak ada komitmen terhadap kualitas atau kepatuhan terhadap standar etika tertinggi.
 Tidak peduli ekspektasi public dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya,
mengenai mutu.
 Mengganggap perubahan dalam standar auditing sekedar urusan regulator serta KAP dan
entitas besar.

6
 Yang berubah Cuma terminology dan isitilah yang digunakan seolah olah menunjukkan
kepatuhan tanpa substansi praktik audit yang lama tetap lestari.
 Yakin bahwa audit entitas kecil, tidak beresiko. Moto :audit kecil, prosedur sedikit.
 Pekerjaan audit sepadan dengan fee yang diterima (fee rendah), bukan risiko yang
melekat pada penugasan.
 Klie dianggap oleh partner, “Sama sekali tidak bisa dipercaya”.
 Minimkan atau hindari sama sekali QC reviews.
 Anggapan bahwa karena klien yang bayar fee, mereka tahu apa yang mereka mau.
 Partner menerima dan mempertahankan klien audit, semata mata karena pertimbangan
fee. Sekalipun beresiko tinggi bagi KAP.
 Partner enggan mengadopsi QC System.
 Minta staff mematuhi QC System, tetapi partner mengabaikannya.
Abaikan pelatihan dan pengembangan SDM
Melaksanakan audit bermutu sangat tergantung pada kemampuan KAP mempertahankan
partner/staf yang qualified dan kompeten. Ini memerlukan pelatihan, pengembangan, penilaian
kerja (performance appraisals) semua partner dan staf secara berkesinambungan.
Tidak ada / rendahnya disiplin
Gagal mendisiplinkan partner atau staff ketika kebijakan KAP diabaikan/ dilanggar mengirimkan
pesan yang sangat jelas kepada seluruh personalia KAP tersebut bahwa kebijakan tertulis dan
QC System tidak penting ini meningkatkan risiko bagi KAP.

Praktik Tone at the TOP yang sehat

Tetapkan tujuan, prioritas, dan nilai-nilai KAP


 Komitmen yang tidak diragukan terhadap mutu dan standar etika tertinggi
 Investasi dalam pelatihan dan peningkatan keterampilan staf
 Investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan keuangan
 Kebijakan yang sehat mengenai penugasan dan aspek keuangannya
 Toleransi terhadap risiko, untuk pembuatan keputusan
Tetapkan tujuan, prioritas, dan nilai-nilai KAP
Komitmen yang tidak diragukan terhadap mutu dan standar etika tertinggi

7
Investasi dalam pelatihan dan peningkatan keterampilan staf
Investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan keuangan
Kebijakan yang sehat mengenai penugasan dan aspek keuangannnya
Toleransi terhadap risiko, untuk pembuatan keputusan
Komunikasi secara teratur
Ingatkan kembali kepada staf, nilai-nilai dan komitmen KAP dengan komunikasi yang teratur
(lisan dan tertulis). Komunikasi menekankan kebutuhan mengenai integritas, objektivitas ,
independensi, skeptisisme professional, pengembangan staf, dan akuntanbilitas public.
Komunikasi dilakukan melalui system penilaian kinerja, partner updates emails, pertemuan
(termasuk outings), dan bulletin (newsletters).
Mutakhirkan petunjuk QC
Secara berkal, mutakhirkan kebijakan dan prosedur QC untuk menanggapi kelemahan yang
ditemukan dan ketentuan baru.
Tetapkan tanggungjawab dan minta pertanggungjawaban
Tetapkan tanggung jawab dengan jelas (assign clear responsibilities) kepada partner dan staf
siapa bertanggungjawab untuk apa dalam hal-hal QC (misalnya, masalah indenpendensi,
meminta/ memberi konsultasi, reviu dokumentasi audit, dan seterusnya.) Minta
pertanggungjawaban (accountabilities) pada waktunya.
Tingkatkan kompetensi staf dan berikan penghargaan untuk pekerjaan bermutu
Kembangkan staf melalui :
 Uraian tugas (job descriptions) yang jelas dan dokumentasikan penilaian kerja
tahunan/berkala yang menekankan pekerjaan bermutu sebagai prioritas;
 Berikan insentif/hadiah/penghargaan untuk pekerjaan bermutu;
 Tindakan disipliner, jika kebijakan KAP dilanggar.
Sempurnakan terus-menerus
Ambil tindakan secepatnya untuk memperbaiki kekurangan. Kekurangan dan kelemahan
diidentifikasi misalnya melalui pemantauan penugasan, termasuk inspeksi yang dilakukan dalam
tahapan/ siklus (cyclical inspection) untuk penugasan yang sudah selesai.
Contoh
Berikan seorang yang menjadi panutan (role model) dengan contoh positif yang diberikan
partner/staf dalam perilaku keseharian mereka. Contoh, jika kebijakan KAP menekankan

8
kebutuhan akan pekerjaan bermutu, staf janganlah (langsung) dikritik karena ia melampaui
anggaran waktunya (budgeted time).
Penilaian Risiko KAP pada Pengendalian Mutu

Pengelolaan risiko (risk management) adalah proses yang berkesinambungan. Pengelolaan


risiko di KAP ( seperti juga pada klien), membantu KAP mengantisipasi peristiwa negatif,
mengembangkan kerangka pembuatan keputusan yang efektif, dan mendayagunakan sumber
daya KAP.

Kebanyakan KAP mengelola risiko, dengan bentuk dan cara yang bervariasi. Yang sering
dipraktikkan KAP ialah manajamen risiko yang informal dan tidak didokumentasikan. Para
partner secara sendiri-sendiri (dan belum menjadi kebijakan KAP) mengidentifikasi risiko dan
menanggapinya melalu keterlibatan langsung partner tersebut dengan klien-kliennya.
Memformalkan dan mendokumentasikan proses ini di KAP secara keseluruhan (bukan masing-
masing partner secara sendiri-sendiri) lebih bersifat proaktif dan lebih efektif. Implementasinya
juga tidak usah memakan banyak waktu atau merepotkan.Bahkan, manajemen risiko yang efektif
mengurangi stress bagi para partner dan staf menghemat waktu dan biaya, dan meningkatkan
peluang untuk mencapai tujuan dan sasaran KAP.

Suatu proses manajemen risiko yang sederhana dapat digunakan oleh KAP dari bermacam-
macam ukuran, termasuk para praktisi tunggal.

Kegiatan Penjelasan
Tetapkan bagi KAP, toleransi terhadap risiko Toleransi ini bisa berupa jumlah/kuantitatif
(seperti berapa write-offs yang diperkenankan)
atau faktor kualitatif (ciri klien seperti apa
yang tidak bisa diterima KAP). Sekali
ditetapkan, toleransi ini menjadi acuan untuk
partner dan staf dalam membuat keputusan
(seperti write-offs, client acceptance, dan lain-
lain).
Identifikasi kesalahan apa yang bisa terjadi Apa event (atau risk factors atau exposures)
yang membuat KAP tidak mencapai tujuan dan

9
sasaran yang ditetapkannya? Langkah ini
menyiratkan bahwa KAP sudah menetapkan
dengan tujuan dan sasaran, serta komitmen
untuk melaksanakan pekerjaan bermutu.
Prioritas risiko Menggunakan risk tolerances yang ditetapkan
di atas, prioritaskan events yang diidentifikasi
berdasarkan penilaian atas peluang terjadinya
(likelihood) dan dampak moneter dari risiko
tersebut.
Tanggapan apa yang diperlukan ? Kembangkan tanggapan yang tepat terhadap
assessed risks untuk mengurangi dampaknya
dalam batas acceptable tolerances KAP.
Potential events (risks) dengan prioritas
tertinggi akan mendapat perhatian pertama.
Tetapkan tanggung jawab Untuk semua risiko yang memerlukan tindakan
atau pantauan,tugaskan dengan tanggungjawab
mengambil tindakan yang tepat dan mengelola
risiko dari hari ke hari.
Pantau kemajuan Minta laporan berkala yang sederhana dari
setiap orang ditugaskan mengelola risiko atas
nama KAP (ini bisa berurusan dengan
penanganan kepatuhan terhadap prosedur
pengendalian, kewajiban pelatihan, penilaian
staf, dan masalah independensi).
Sistem Informasi Pengendalian Mutu

Banyak KAP mempunyai system informasi yang baik untuk memantau klien, waktu dan
pembebanan (time and billing), OPE (out-of-pocket expenditures), staf, dan engangement file
management (pengelolaaan file penugasan). Namun, system informasi yang memantau mutu
pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali mutu, kurang berkembang atau bahkan tidak ada sama
sekali. Sistem informasi juga harus dirancang untuk menangani risiko yang diidentifikasi dan
dinilai sebagai bagian dari proses penilaian risiko KAP.
10
Risiko yang dihadapi KAP dan komitmen terhadap mutu
 Penilaian atas menerima/melanjutkan hubungan dengan klien
 Laporan dari semua orang yang bertanggung jawab unuk aspek tertentu mengenai mutu.
Dapat meliputi risalah rapat komite (misalnya QC), masalah QC dengan tanggapannya,
atau memo bahwa tidak ada yang perlu dilaporkan
 Komunikasi KAP secara menyeluruh, mengenai mutu
 Laporan pemantauan terakhir, dan tindakan yang diambil jika kelemahan ditemukan.
Sajikan tanggal kelemahan ditemukan, dibahas, ditindaklanjuti, sampai selesai.
 Rincian keluhan dari klien atau pihak ketiga berkenaan dengan pekerjaan KAP perilaku
personilnya. Apakah keluhan ini diteliti? Hasilnya dikomunikasikan kepada yang
menyampaikan keluhan? Apa tindak lanjutnya?
Etika dan Independensi
 Rinci investasi yang dilarang
 Rincian masalah etika (termasuk independensi) yang diidentifikas, dan pengamanannya
atau mitigasinya.
Personalia
 Pembukaan kesempatan kerja
 Bukti pelaksanaan pengecekan referensi untuk pegawai baru
 Upaya-upaya pemberian mentor, bimbingan, dan pelatihan bagi tenaga baru
 Copy dan tanggal konfirmasi tertulis mengenai independensi, dan pengetahuan staf
mengenai QC manual.
 Bukti penilaian staf, termasuk tanggal, dan tindakan yang diambil seperti ditugaskan
mengikuti pelatihan, dan lain-lain.
 Staff scheduling dengan perbandingan antara yang direncanakan dan yang sebenarnya
 Tanggal pelatihan internal dan eksternal pokok bahasan dan nama peserta
 Rincian tindakan discipliner
Pengelolaan penugasan
 Tanggal pertemuan tim mengenai perencanaan audit yang direncanakan dan yang
sebenarnya terjadi, untuk semua penugasan audit.
 File apa saja yang harus dilakukan engangement QC reviews, siapa yang ditugaskan, dan
tanggal yang dijadwalkan. Bandingkan tanggal yang sebenarnya QC terjadi, dan siapa

11
yang sebenarnya mereviu. Apakah ada masalah? Apakah masalah diselesaikan?
 Alasan terhadap penyimpangan dalam menerapkan ketentuan ISA, dan prosedur audit
alternative yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan ISA.
 Rincian konsultasi dengan orang lain, dan penyelesaian masalah audit/akuntansi yang
ditanyakan
 Alasan penundaan penugasan dan bagaimana penundaan tersebut diatasi. Ini bisa berupa
perubahan staf, penundaan memperoleh informasi, tidak tersedianya staff klien,
pembatasan lingkup audit, dan setiap ketidaksepahaman dengan manajemen
 Pemberian tanggal laporan auditor dan kepatuhan terhadap jumlah hari untuk
merampungkan semua file dalam penugasan audit yang bersangkutan
 Bagaimana komentar pemantau ditanggapi
Kegiatan Pengendalian Kontrol Mutu

Kegiatan pengendalian (control activities) dirancang untuk memastikan terjadinya kepatuhan


terhadap kebijakan dan prosedur yang diterapkan KAP.

Salah satu cara untuk merancang, mengimplementasikan dan memantau pengendalian mutu
adalah dengan proses PDCA. PDCA adalah singkatan dari Plan (merencanakan) –Do
(melakukan) –Check (memeriksa) –Act (bertindak).

Langkah Penjelasan
Plan (rencanakan) Tetapkan tujuan dan proses QC yang
diperlukan agar KAP dapat memberikan output
yang diharapkan / memenuhi syarat.
Do (lakukan) Implementasi proses baru, sedapat mungkin
dalam skala kecil dulu.
Check (periksa) Ukur proses baru. Bandingkan hasilnya dengan
yang diharapkan (ekspektasi) untuk
memastikan ada / tidaknya perbedaan.
Act ( bertindak) Analisis perbedaan dan jelaskan perbedaannya.
Tentukan di mana perubahan harus diterapkan
agar tercapai perbaikan.

12
KAP tentunya perlu mempertimbangkan biaya yang dikeluarkannya untuk kegiatan
pengendalian (control activities) dan manfaat yang diperolehnya. KAP untuk menentukan
pengendalian apa yang perlu diimplementasi. Kegiatan pengendalian dapat dipertimbangkan
untuk :

 Semua kebijakan dan prosedur yang didokumentasikan dalam QC manual


 Kebijakan arus kerja kantor;
 Semua kebijakan dan prosedur operasional; dan
 Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan urusan personalia lainnya.

Lingkup kegiatan pengendalian menangani semua kewajiban QC, etika, dan indenpendensi
serta kepatuhan KAP terhadap ISAs yang relevan dengan audit.Kegiatan pengendalian KAP
dilakukan pada dua jenjang, yakni jenjang KAP dan jenjang penugasan.

Kegiatan pengendalian pada jenjang KAP adalah sebagai berikut

1. Nilai-nilai dan sasaran KAP


a. Pembagian tugas dan wewenang di antara para partner sehubungan dengan
pengendalian mutu.
b. Proses penilaian risiko di KAP: apa, bagaimana, dan siapa yang bertanggung
jawab
c. Pengembangan staf, manajemen / pengelolaan KAP, dan disiplin.
d. Sistem informasi mengenai staf, klien indenpendensi partner dan staf,
penjadwalan penugasan (scheduling) dan lain-lain.
e. Mendokumentasikan system pengendalian mutu, dan penyempurnaannya secara
berkelanjutan.
2. Sikap dan perilaku :
a. Kepimpinan
b. Etika dan independensi
c. Kearifan professional (professional judgement)
d. Skeptisisme/kewaspadaan professional (professional skepticism)

Kegiatan pengendalian pada jenjang KAP penugasan. Pada dasarnya kegiatan pengendalian di
tingkat penugasan ialah mematuhi ISAs, khususnya yang berkenaan dengan :

13
 Menerima atau melanjutkan penugasan
 Membagi tugas dan tanggungjawa staf
 Konsultasi dan menggunakan tenaga ahli;
 Dokumentasi;
 Merilis/menerbitkan laporan.

Pemantauan Pengendalian Mutu

Unsur penting dalam sistem pengendalian ialah unsur pemantauan atau monitoring mengenai
berfungsinya sistem itu secara efektif. Ini dapat dicapai dengan reviu secara independen atas
berfungsinya kebijakan/ prosedur di tingkat KAP dan penugasan secara efektif dan inspeksi dari
seluruh file audit yang sudah rampung.

Proses pemantauan yang efektif membantu pengembangan budaya penyempurnaan


berkesinambungan, di mana partner dan staf berkomitmen terhadap pekerjaan bermutu dan
memberi penghargaan kepada kinerja yang diperbaiki.

Proses pemantauan KAP terdiri atas dua bagian sebagai berikut:

Pemantauan berjalan atas QC KAP memastikan kebijakan dan prosedur KAP adalah relevan,
cukup dan berfungsi efektif. Jika dilaksanakan dan didokumentasikan setahun sekali, pemantau-
an ini akan mendukung keharusan berkomunikasi dengan staf setiap tahun mengenai rencana
KAP untuk meningkatkan mutu penugasan.

Lingkup pemantauan berjalan berhubungan dengan unsur-unsur QC, dan meliputi penilaian
mengenai apakah :

 QC manual (petunjuk QC) di KAP itu sudah dimutakhirkan dengan ketentuan dan
perkembangan baru;
 Mereka yang mendapat tugas dan tanggung jawab QC benar-benar melaksanakan
tanggung jawab mereka;
 Konfirmasi tertulis dari partner dan staff sudah diperoleh untuk memastikan setiap orang
patuh terhadap kebijakan dan prosedur KAP mengenai independensi dan etik;
 Ada proses pengembangan yang terus berjalan untuk partner dan staff;

14
 Keputusan mengenai menerima dan meneruskan hubungan dengan klien dan penugasan
yang spesifik mematuhi kebijakan dan prosedur KAP;
 Kode etik sudah diikuti;
 Orang yang tepat dan qualified ditugaskan sebagai penelaah QC penugasan
(engangement quality control reviewers) dan reviu QC itu rampung sebelum tanggal
laporan audit;
 Komunikasi dengan yang bersangkutan mengenai kelemahan-kelemahan QC yang
ditemukan, sudah dilakukan;
 Tindak lanjut yang tepat sudah dilakukan untuk memastikan kelemahan-kelemahan QC
yang ditemukan sudah ditangani tepat pada waktunya.
1. Inspeksi File yang rampung Berdasarkan siklus Pengendalian Mutu

Pertimbangan dan evaluasi yang terus-menerus dibuat atas QC system KAP, termasuk apa
yang dikenal sebagai cyclical inspection (inspeksi dengan siklus) dari file audit untuk penugasan
yang sudah rampung. Inspeksi ini sekurang-kurangnya atas file audit dari satu penugasan untuk
setiap partner. Hal ini memastikan kepatuhan terhadap kewajiban professional/hokum dan bahwa
laporan asuransi sudah tepat.Cyclical inspection membantu mengidentifikasi kelemahan dan
kebutuhan pelatihan dan memungkinkan KAP membuat perubahan/perbaikan tepat pada
waktunya.

Setelah reviu selesai,pemantaumembuat laporan yang sesudah didiskusikan dengan para


partner, dikomunikasikan kepada semua manajer dan staff professional. Komunikasi ini juga
berisi langkah-langkah yang harus diambil.

2. Siapa yang Diangkat sebagai Pemantau?

Pemantau Kebijakan tingkat KAP

Pemantau kepatuhan terhadap kebijakan KAP haruslah orang yang tepat dan qualified.
Idealnya ia bukan orang yang bertanggung jawab mengelola atau mengembangkan QC di KAP
itu. Namun, ISQC 1 memahami bahwa hal ini tidak selalu mungkin di KAP itu.Namun, ISQC 1
memahami bahwa hal ini tidak selalu mungkin di KAP kecil, karenanya self-monitoring
diperkenankan.Alterlatif nya ialah seseorang di luar KAP, dengan kompetensi dan kemampuan

15
bertindak sebagai partner penugasan.Alternatif ini meningkatkan independensi dan objektivitas
KAP.

Pemantau/ inspektur file

Orang yang ditunjuk untuk menginspeksi file yang penugasannya sudah rampung, haruslah
orang yang tepat dan qualified dan tidak terlibat dalam pelaksanaan penugasan tersebut atau
dalam pelaksanaan QC atas penugasan tersebut.
Kepatuhan terhadap ISAs yang Relevan

Kutipan dari ISA 200 dan ISA 230 mengenai kepatuhan terhadap ISAs.
Kutipan ISA 200 dan 230 –Kepatuhan terhadap ISAs
Acuan Penjelasan Acuan yang Bersangkutan
ISA 200.18 Auditor wajib mematuhi semua ISAs yang
relevan dengan audit. Suatu ISA adalah relevan
dengan audit jika ISA sudah berlaku dan
situasi yang ditangani ISA (memang) ada.
ISA 200.22 Auditor wajib mematuhi setiap ketentuan/
persyaratan/kewajiban dari suatu ISA kecuali
jika (untuk) situasi dalam audit itu :
a) Seluruh ISA tidak relevant; atau
b) Ketentuan/persyaratan/kewajiban (dari
ISA itu) tidak relevan karena bersyarat
(conditional)dan syaratnya (the
condition) tidak eksis.
ISA 200.23 Dalam situasi istimewa, auditor mungkin/dapat
berpendapat perlunya menyimpang dari (depart
from) suatu ketentuan/persyaratan/kewajiban
yang relevan dalam suatu ISA. Dalam situasi
ini, auditor wajib melaksanakan prosedur audit
alternatif untuk mencapai tujuan
ketentuan/persyaratan/kewajiban tersebut.

16
Kebutuhan auditor untuk menyimpang dari
ketentuan/persyaratan/kewajiban yang relevan
diharapkan akan timbul hanya jika
ketentuan/persyaratan/kewajiban adalah untuk
suatu prosedur spesifik yang harus
dilaksanakan dan dalam situasi spesifik dari
persyaratan/kewajiban tersebut.
ISA 230.12 Jika dalam situasi istimewa, auditor
berpendapat perlunya menyimpang dari suatu
ketentuan/persyaratan/kewajiban yang relevan
dalam suatu ISA, auditor wajib
mendokumentasikan bagaimana prosedur audit
alternative yang dilaksanakan, mencapai tujuan
ketentuan/persyaratan/kewajiban tersebut, dan
alasan penyimpangan.
ISAs menetapkan tanggung jawab dan ketentuan, persyaratan dan kewajiban bagi auditor
dalam melakukan audit. Setiap ketentuan persyaratan kewajiban yang relevan wajib dipatuhi
auditor kecuali dalam situasi istimewa di mana prosedur audit alternative akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan ketentuan persyaratan kewajiban tersebut.

Contoh kasus : kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River International,
Tbk tahun 2003 berupa pengelembungan account penjualan,piutang dan aset sebesar ratusan
milyar rupiah yang ditemukan oleh auditor investigasi dari Bappenas. Oleh Bappenas akuntan
publik Justinus Aditya Sidharta telah melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan
Great River dan ditetapkan sebagai tersangka dan oleh Menteri Keuangan RI terhitung dari
November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua
tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).

17
BAB III
KESIMPULAN

 QC System dalam suatu KAP dapat dipetakan menurut kelima unsur pengendalian
internal merupakan kewajiban auditor mengevaluasi kelima unsur pengendalian internal,
sebagai bagian dari pemahaman atas entitas yang diauditnya. Dalam KAP, kelima unsur
pengendalian internal ini juga dapat diterapkan untuk QC System itu sendiri, maupun
untuk hal-hal di luar QC System, misalnya untuk pemrosesan time and billing, office
workflow, expense control, dan kegiatan pemasaran (marketing).
 ISAs menetapkan tanggung jawab dan ketentuan, persyaratan dan kewajiban bagi auditor
dalam melakukan audit. Setiap ketentuan persyaratan kewajiban yang relevan wajib
dipatuhi auditor kecuali dalam situasi istimewa di mana prosedur audit alternative akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan ketentuan persyaratan kewajiban tersebut.Kegiatan
pengendalian pada jenjang KAP penugasan.
 Pada dasarnya kegiatan pengendalian di tingkat penugasan ialah mematuhi ISAs,
khususnya yang berkenaan dengan :
Menerima atau melanjutkan penugasan
Membagi tugas dan tanggungjawa staf
Konsultasi dan menggunakan tenaga ahli;
Dokumentasi;
Merilis/menerbitkan laporan.
 Dari kasus diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa seorang akuntan public harus memiliki
quality qontrol atas laporan keuangan yang diaudit dan tidak bertentangan dengan
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) meskipun perusahaan tersebut terdapat
kecurangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Theodorus M. Tuanakotta. Audit Berbasis ISA. Penerbit Salemba Empat.

https://www.sumberpengertian.id/pengertian-quality-control-menurut-para-ahli

19

Anda mungkin juga menyukai