Antara auditor internal dan eksternal tentunya memiliki perbedaan, mulai dari sasaran,
pertanggungjawaban, kualifikasi dan beberapa hal lainnya. Namun satu hal yang perlu dipahami
bahwa kemampuan keduanya sangat dibutuhkan demi kepentingan perusahaan. Beberapa
perbedaan antara auditor eksternal dan internal dapat dilihat sebagai berikut :
Namun selain perbedaan antara auditor internal dan eksternal, keduanya juga harus menjalin
hubungan baik dimana masing – masing saling mempengaruhi dan juga melengkapi terkait dengan
kepentingan perusahaan. Seperti contohnya adalah bila pengendalian internal suatu perusahaan
berjalan baik maka tentunya auditor eksternal tidak perlu terlalu jauh dan menghabiskan waktu yang
lebih lama dalam melakukan tugas auditnya sehingga hal tersebut berimplikasi pada penurunan biaya
audit atau dapat dikatakan biaya audit yang dikeluarkan lebih rendah. Dengan fungsi auditor internal
yang berjalan baik maka akan terjalin sikap kooperatif dengan auditor eksternal dimana mereka akan
lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya karena telah meyakini bahwa pengendalian internal
dalam perusahaan berjalan baik. Intinya adalah tidak ada pekerjaan yang berjalan saling tumpang
tindih ataupun yang dilakukan dua kali, oleh karena itu perlu adanya koordinasi dimana hal – hal yang
telah dilaksanakan oleh auditor internal tidak dilakukan kembali oleh auditor eksternal, dengan
demikian pekerjaan audit oleh auditor eksternal dapat berjalan lebih cepat, efisien, efektif dan dapat
menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk lebih memahami persoalan diatas maka
selanjutnya akan dibahas manfaat dan keuntungan dari koordinasi, beberapa persyaratan untuk
koordinasi, penilaian terhadap kualifikasi audit internal dan beberapa sarana koordinasi termasuk
konsep audit sebagai suatu kesatuan.
Kebutuhan koordinasi semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Baik sektor usaha
maupun sektor publik menjadi lebih kompleks. Standar pelaporan keuangan telah membentangkan
cakupan yang dibutuhkan untuk audit keuangan. Inflasi telah meningkatkan biaya personel kantor
akuntan publik. Biaya jasa audit meningkat karenanya dan peningkatan biaya tersebut terjadi tanpa
disadari oleh manajemen dan dewan komisaris. Maka, sedapat mungkin auditor internal dan eksternal
harus berkoordinasi.
Auditor internal dapat memengaruhi lingkup pekerjaan auditor eksternal dengan cara
menurunkan batas dan kebutuhan untuk melaksanakan pengujian yang rinci. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Wallace tahun 1984. Ia menemukan bahwa peningkatan yang
dilakukan auditor internal pada presentase yang diperkirakan dari total aktiva yang diaudit, total laba
yang diaudit dan total harga pokok penjualan yang diaudit, berhubungan dengan biaya jasa auditor
eksternal yang secara statistik lebih rendah. Dan, alokasi jam audit operasional oleh auditor internal
juga berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang lebih rendah. Di samping itu, manajer
auditor internal yang lebih berpengalaman berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang
lebih rendah dan demikian pula dengan koordinasi formal antara auditor internal dengan eksternal.
Koordinasi yang bermanfaat menghasilkan lebih dari sekadar pengurangan biaya jasa audit eksternal.
Auditor internal juga dapat memanfaatkan pekerjaan auditor eksternal.
Ward dan Robertson menunjukkan beberapa hal mengenai audit internal-eksternal yang
dapat saling mengandalkan.
• SAS No.9 tidak mengakui kontribusi audit internal sebagai sebuah profesi
• Tidak mengakui perkembangan signifikan dari auditor internal sebagai suatu disiplin ilmu yang
kompeten
• Mengasumsikan bahwa auditor eksternal meninggalkan independensi mereka dan malah
meningkatkan risiko audit bila mengandalkan pekerjaan auditor eksternal
• Dari samplingnya pada 14 perusahaan, Berry menemukan bahwa sebagian besar pekerjaan
auditor internal telah tergantikan dengan auditor independen.
• Tidak menunjukkan subjek koordinasi dengan suatu cara yang sistematis dan hanya
berdasarkan pada pandangan auditor eksternal.
Kandungan dalam SAS No. 65 memberikan instruksi dalam 7 bidang yang sama dengan SAS
No. 9, bidang – bidang tersebut adalah :
• Status organisasi auditor internal. Hal ini diperlukan untuk mengukur independensi dan
objektivitas
• Tingkat penerapan standar audit professional oleh auditor internal. Untuk mengukur
keandalan
• Isi dari program tahunan internal audit internal serta sejauh mana program tersebut diikuti
• Batas akses yang dapat dilakukan serta kendala yang coba diatasi pada lingkup pekerjaan
auditor internal
• Isi dari akta auditor internal atau arahan serupa dan tingkat sejauh mana hal tersebut dapat
dipatuhi.
SAS No. 65 juga menyatakan bahwa kompetensi audit internal dapat dinilai berdasarkan pada hal –
hal berikut :
Tujuan audit internal juga harus dinilai berdasarkan status organisasional seperti pelaporan dan
administrasi, kemudian juga kebijakan yang mencegah auditor internaldari pekerjaan audit pada
bidang – bidang yang objektivitasnya akan dikompromikan dengan kendala personal. Kerja dari audit
internal jujuga dapat mempengaruhi pekerjaan auditor eksternal dalam hal :
Kemudian sejauh mana auditor eksternal menggunakan hasil kerja auditor internal tergantung pada
hal – hal berikut :
Dalam SAS No. 65 juga disebutkan aktivitas yang dapat membangun koordinasi antara auditor internal
dan eksternal, yakni :
Kemudian juga auditor eksternal akan meminta bantuan langsung kepada auditor internal, bantuan
tersebut dapat berupa :
Sebagai sebuah profesi tentunya auditor internal harus mematuhi standar IIA sebagai sebuah
organisasi yang menaungi audit internal. Kemudian penting juga untuk direktur audit waspada kepada
informasi sensitif dalam menelaah bidang-bidang dalam perusahaan sehingga dapat mewujudkan
kontrol operasional yang baik. Yakni :
Diharapkan bahwa SAS No. 65 dapat mendukung timbulnya suatu hubungan yang lebih erat antara
auditor internal dan eksternal, khususnya dalam hal penjadwalan audit dan segmen audit yang
terkoordinasi. Auditor internal juga dapat mengungkapkan kepada komite audit dan dewan komisari
atas kinerja auditor eksternal yang dibawah standar.
• Penilaian internal
• Penilaian eksternal. Penilaian eksternal berpotensi untuk memenuhi persyaratan SAS No. 65
dan membuat auditor eksternal lebih mengandalkan auditor internal.
Hal – hal yang akan diperiksa dalam penelaahan eksternal dan juga dicakup dalam SAS No. 65adalah
sebagai berikut :
Penelaahan eksternal dapat membangun kepercayaan diri yang lebih besar di pihak auditor eksternal
daripada penelaahan oleh auditor eksternal itu sendiri.
• Investasi oleh auditor atau anggota keluarga mereka dalam klien audit
• Hubungan ketenaga kerjaan antara auditor dan anggota keluarganya dengan klien audit
• Lingkup jasa yang disediakan oleh perusahaan audit kepada klien audit mereka
Amandemen SEC tersebut berlaku efektif pada tanggal 8 Februari 2001. Kemudian pada tahun 2002
disediakan tanggal-tanggal transaksi khusus sebagai bentuk implementasi peraturan baru. Peraturan
SEC menyebutkan bahwa auditor eksternal tidak independen jika selama periode audit mereka
menyediakan jasa lain kepada klien, tergantung pada pembatasan kriteria yang dijelaskan dalam
peraturan :
• Tata buku atau jasa akuntansi lain yang berhubungan dengan lapkeu klien
• Rancangan dan implementasi system informasi keuangan
• Jasa penilaian atau valuasi atau opini tentang kewajaran
• Jasa aktuaria
• Jasa audit internal
• Fungsi manajemen
• Sumber daya manusia
• Jasa pialang perdagangan
• Jasa hukum
Dalam practice advisory merinci peraturan SEC yang berhubungan dengan beberapa hal seperti
independensi yang menurun jika pada saat yg bersamaan auditor eksternal memberikan jasa audit
internal kepada klien, karyawan kompeten yang akan bertanggung jawab atas fungsi audit internal,
e!aluasi manajemen klien tentang temuan dan hasil dari temuan akuntan, penentuan oleh klien
tentang lingkup risiko dan frekuensi akti!itas audit internal oleh akuntan dan terakhir manajemen dari
klien yang diaudit tidak bergantung pada pekerjaan akuntan sebagai dasar untuk menentukan
kecukupan kontrol internal. Selebihnya mengatur hubungan dan tanggung jawab direktur audit untuk
dapat berkomunikasi secara baik dengan auditor eksternal.
• Banyaknya peserta
Dari 170 responden, 10 tidak berpartisipasi. Selanjutnya responden dikelompokkan ke dalam dua
bagian, 61 responden dengan partisipasi terbatas dan 99 respondens yang signifikan
Dalam hal ini kelompok terbatas mengungkapkan bahwa auditor internal hanya memberikan sedikit
bantuan dalam 16% penugasannya, namun menggunakan 100 jam lebih dalam 83,6% kasus.
Kemudian dalam kasus lain bantuan diberikan dalam 60% dari penugasan (lebih dari 500 jam) dan
dalam kasus lain pula bantuan tersebut kadang diberikan lebih dari 1000 jam sampai 10.000 jam.
• Jumlah jam partisipasi dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan audit eksternal
Dari 61 responden terbatas, hanya 40 yang menggunakan jam-jam khusus dan dari 99 yang
berpartisipasi secara signifikan, hanya 76 yang memberikan jam khusus.
Dengan klasifikasi waktu dari 1000 jam sampai 5000 jam dan dengan rata-rata 3000 jam serta waktu
penugasan kurang lebih selama enam minggu, maka dengan mengasumsikan satu minggu 50 jam
termasuk lembur maka diperoleh rata-rata 10 anggota staf audit internal dalam tiap penugasan.
• Bagian dari total jam audit internal yang dikontribusikan untuk audit eksternal
Pertanyaan selanjutnya adalah berapa waktu dari keseluruhan waktu auditor internal yang diberikan
untuk membantu auditor eksternal? Dalam kelompok terbatas 92% melaporkan bahwa mereka
memberikan 10% dari total waktunya. Kemudian kelompok yang signifikan hamper 50% dari
responden melaporkan bahwa mereka memberikan 11% atau lebih, bahkan 20% lagi menyatakan
memberikan 20% atau lebih waktunya.
Dalam banyak kasus kurang lebih 27%pekerjaan auditor eksternal dilaksanakan oleh auditor
internal. Hal ini merupakan pertanda yang baik terjalinnya hubungan serta koordinasi antara
auditor internal dan eksternal.
Banyak tugas-tugas khusus yang dilaksanakan oleh auditor internal seperti; tugas yang berkaitan
dengan EDP konfirmasi piutang, penelaahan analitis, pengamatan dan penghitungan persediaan, audit
cabang/unit yang lengkap, penyusunan laporan, penyusunan surat manajemen dll.
Indikasi positif tentang efektivitas kerja sala selama audit -sebesar (84,4%) merupakan suatu tanda
yang menggembirakan tentang status kerja sama dari upaya audit gabungan.
Sebuah 9ontro telah dilakukan untuk melihat hal ini dan hasilnya adalah secara umum auditor internal
merespon baik kerja sama mereka dengan auditor eksternal, namun dalam beberapa hal juga banyak
auditor yang merasa kurang puas atas kerja sama mereka dengan auditor eksternal.
Dalam penelitian ini dilakukan pemeringkatan atas hal-hal terkait auditor eksternal dan diperoleh lah
hasil yang cukup, dimana tidak lebih dan juga tidak terlalu mengecewakan. Hal ini menandakan masih
ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam hubungan keduanya. Berdasarkan pengungkapan point-point
dalam penelitian, auditor internal merasa mereka lebih banyak berkontribusi membantu tugas dari
audit eksternal terutama dalam penelaahan 9ontrol internal. Penelitian ini memberikan suatu
gambaran yang bagus tentang hubungan auditor internal-eksternal serta jenis dan kuantitas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf audit.
Makna Koordinasi
Penelitian Berry terhadap 14 perusahaan menghasilkan kesimpulan bahwa koordinasi dari
keseluruhan cakupan audit terus berubah dan berkembang secara cepat dari tahun ke tahun, 2 hal
yang mendasari perubahan tersebut yakni; profesionalisme auditor internal yang meningkat dan juga
biaya audit yang meningkat secara keseluruhan sehingga meningkatkan perhatian manajemen
perusahaan. oleh karena itu perlu adanya koordinasi antar elemen terutama auditor internal-
eksternal.
• Kepedulian masing-masing pihak terhadap rencana dan tugas pihak lainnya sehingga jika
terjadi hal-hal diluar perkiraan dapat saling mengatasi.
• Auditor eksternal perlu diberikan informasi tentang kondisi yang dapat mempengaruhi
kualifikasi, independensi dan kompetensi dari staf audit internal
• Membangun sebuah system kontrol internal klien yang baik, dimana hal tersebut merupakan
dasar pembentukan sebuah audit independen. Auditor eksternal dan internal harus saling
memberi informasi yang andal dan memadai agar mereka dapat bersama-sama mengambil
keputusan yang independen.
• Kedua kelompok dapat memanfaatkan teknik pengambilan sampling yang sama dan sistem
yang sama
• Auditor internal dan eksternal harus memadukan pengetahuan mereka tentang pembuatan
dan penerapan sistem
• Membantu menyediakan pandangan dari orang luar yang independen dan tidak terkait
dengan perusahaan atau auditor internal itu sendiri untuk menyediakan saran tentang
perkembangan terbaru yang terjadi di akuntansi dan juga dalam audit keuangan untuk lebih
membuka pikiran dari auditor internal-eksternal.
• Yang terpenting adalah komunikasi yang erat dan berkelanjutan antara kedua kelompok
tersebut, yakni audit internal dan eksternal.
Penelitian Berry mengungkapkan beberapa jenis informasi untuk membangun dan mengembangkan
komunikasi yang efektif; penyelesaian tugas utama, mendeteksi kebutuhan-kebutuhan audit,
pertukaran ide, identifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul, pengungkapan modifikasi rencana
sesuai situasi dan kondisi, identifikasi perkembangan yang terjadi dan pembahasan tentang
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem koordinasi. Dengan demikian maka akan terjalin
komunikasi dan koordinasi yang baik antara keduanya yang berimplikasi langsung terhadap
manajemen dimana salah satu dampak pentingnya adalah tidak terjadi tumpeng tindih atau duplikasi
pengerjaan sehingga secara tidak langsung akan mengurangi biaya yang akan dikeluarkan manajemen
untuk pelaksanaan audit.