Anda di halaman 1dari 11

BAB 29 - HUBUNGAN DENGAN AUDITOR EKSTERNAL

Antara auditor internal dan eksternal tentunya memiliki perbedaan, mulai dari sasaran,
pertanggungjawaban, kualifikasi dan beberapa hal lainnya. Namun satu hal yang perlu dipahami
bahwa kemampuan keduanya sangat dibutuhkan demi kepentingan perusahaan. Beberapa
perbedaan antara auditor eksternal dan internal dapat dilihat sebagai berikut :

Auditor Internal Auditor Eksternal


Menelaah efisiensi dan efektivitas operasi,
Menyatakan suatu opini tentang
kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas
Sasaran kewajaran dalam penyusunan dan
kontrol internal di perusahaan secara
penyajian laporan keuangan
keseluruhan
Bertanggung jawab kepada yang
Bertanggung jawab kepada manajer senior
Tanggung jawab mempekerjakan mereka; pemegang
atau dewan komite audit
saham, stakeholders pada perusahaan
Dianggap tepat oleh manajemen untuk Umumnya ditentukan oleh peraturan
melakukan tugasnya walau hanya pelatihan dan biasanya mensyaratkan
Kualifikasi ditempat kerja. Terkadang dibutuhkan keanggotaan dalam suatu lembaga
sertifikasi atau latar belakang profesi yang profesi. Seperti keanggotaan dalam
baik agar dapat melaksanakan tugasnya IAPI.
Aspek yang
menjadi Memperhatikan seluruh aspek aktivitas Umumnya hanya berkepentingan untuk
perhatian yang berjalan di perusahaan, baik aspek memperhatikan aspek keuangan
Auditor keuangan maupun non-keuangan perusahaan.

Harus independen terhadap aktivitas atau


Independen terhadap
unit yang sedang diaudit, namun selalu siap
Profesionalisme manajemen/klien, baik dalam
merespon kebutuhan dan keinginan
penampilan maupun sikap mental.
manajemen.
Review atas catatan/dokumen yang
Review atas aktivitas dilakukan secara terus
Review mendukung laporan keuangan secara
menerus (kontinyu).
periodik (umumnya satu tahun sekali).

Namun selain perbedaan antara auditor internal dan eksternal, keduanya juga harus menjalin
hubungan baik dimana masing – masing saling mempengaruhi dan juga melengkapi terkait dengan
kepentingan perusahaan. Seperti contohnya adalah bila pengendalian internal suatu perusahaan
berjalan baik maka tentunya auditor eksternal tidak perlu terlalu jauh dan menghabiskan waktu yang
lebih lama dalam melakukan tugas auditnya sehingga hal tersebut berimplikasi pada penurunan biaya
audit atau dapat dikatakan biaya audit yang dikeluarkan lebih rendah. Dengan fungsi auditor internal
yang berjalan baik maka akan terjalin sikap kooperatif dengan auditor eksternal dimana mereka akan
lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya karena telah meyakini bahwa pengendalian internal
dalam perusahaan berjalan baik. Intinya adalah tidak ada pekerjaan yang berjalan saling tumpang
tindih ataupun yang dilakukan dua kali, oleh karena itu perlu adanya koordinasi dimana hal – hal yang
telah dilaksanakan oleh auditor internal tidak dilakukan kembali oleh auditor eksternal, dengan
demikian pekerjaan audit oleh auditor eksternal dapat berjalan lebih cepat, efisien, efektif dan dapat
menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk lebih memahami persoalan diatas maka
selanjutnya akan dibahas manfaat dan keuntungan dari koordinasi, beberapa persyaratan untuk
koordinasi, penilaian terhadap kualifikasi audit internal dan beberapa sarana koordinasi termasuk
konsep audit sebagai suatu kesatuan.

Pentingnya dan Manfaat Koordinasi


Koordinasi antara auditor internal dengan auditor eksternal merupakan hal yang penting
karena berpotensi untuk meningkatkan nilai ekonomi, efisiensi dan efektifitas dari keseluruhan
aktivitas audit bagi perusahaan. Tidak ada bentuk audit yang bisa menggantikan lainnya. Namun
dalam banyak hal, audit internal dan eksternal saling berbenturan. Jika kedua audit tidak
terkoordinasi, maka akan menjadi tumpang tindih dan duplikasi yang tidak perlu sehingga akan
mempertinggi biaya audit dan membuat rumit pertanggungjawaban audit.

Kebutuhan koordinasi semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Baik sektor usaha
maupun sektor publik menjadi lebih kompleks. Standar pelaporan keuangan telah membentangkan
cakupan yang dibutuhkan untuk audit keuangan. Inflasi telah meningkatkan biaya personel kantor
akuntan publik. Biaya jasa audit meningkat karenanya dan peningkatan biaya tersebut terjadi tanpa
disadari oleh manajemen dan dewan komisaris. Maka, sedapat mungkin auditor internal dan eksternal
harus berkoordinasi.

Auditor internal dapat memengaruhi lingkup pekerjaan auditor eksternal dengan cara
menurunkan batas dan kebutuhan untuk melaksanakan pengujian yang rinci. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Wallace tahun 1984. Ia menemukan bahwa peningkatan yang
dilakukan auditor internal pada presentase yang diperkirakan dari total aktiva yang diaudit, total laba
yang diaudit dan total harga pokok penjualan yang diaudit, berhubungan dengan biaya jasa auditor
eksternal yang secara statistik lebih rendah. Dan, alokasi jam audit operasional oleh auditor internal
juga berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang lebih rendah. Di samping itu, manajer
auditor internal yang lebih berpengalaman berhubungan dengan biaya jasa auditor eksternal yang
lebih rendah dan demikian pula dengan koordinasi formal antara auditor internal dengan eksternal.
Koordinasi yang bermanfaat menghasilkan lebih dari sekadar pengurangan biaya jasa audit eksternal.
Auditor internal juga dapat memanfaatkan pekerjaan auditor eksternal.

Ward dan Robertson menunjukkan beberapa hal mengenai audit internal-eksternal yang
dapat saling mengandalkan.

• Nilai bagi Auditor Eksternal :


- Auditor eksternal mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang operasi kliennya
pada bidang-bidang tertentu di dalam organisasi melalui pengalaman auditor internal
pada bidang-bidang tersebut.
- Hubungan dengan klien menjadi lebih baik karena adanya rasa keterlibatan melalui upaya
kerja sama dan koordinasi.
- Auditor eksternal diperbolehkan untuk berkonsentasi pada bidang-bidang yang lebih
penting untuk merotasi penekanan audit.
- Auditor eksternal menerima pelatihan yang bermanfaat dari bekerja sama dan
pengelolaan suatu tim audit yang meliputi auditor internal.
• Nilai bagi Auditor Internal :
- Pelatihan untuk auditor internal ditingkatkan melalui suatu pertukaran teknik-teknik
audit, prosedur, ide-ide, dan informasi yang baru dan berbeda.
- Bidang-bidang untuk kerja audit internal lebih lanjut dan prosedur-prosedur untuk
memenuhi pekerjaan yang diidentifikasikan tersebut.
- Auditor Internal mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang independensi,
standar audit, dan tujuan audit, serta terpacu untuk menjadi lebih professional.
- Penilaian audit eksternal tentang efektivitas fungsi audit internal dapat bermanfaat.

Hambatan-Hambatan Historis untuk Koordinasi


Terdapat beberapa hal yang menghambat terjalinnya sebuah koordinasi yang baik antara
auditor internal dengan eksternal, SAS No. 9 menyatakan bahwa “pekerjaan auditor internal tidak
dapat digantikan oleh pekerjaan auditor independent (eksternal)”. Penelitian Berry mengungkapkan
kritik terhadap SAS No. 9 tersebut dengan mengungkapkan bahwa aturan tersebut sudah ketinggalan
jaman. Secara khusus kritik terhadap SAS No. 9 diungkapkan sebagai berikut :

• SAS No.9 tidak mengakui kontribusi audit internal sebagai sebuah profesi
• Tidak mengakui perkembangan signifikan dari auditor internal sebagai suatu disiplin ilmu yang
kompeten
• Mengasumsikan bahwa auditor eksternal meninggalkan independensi mereka dan malah
meningkatkan risiko audit bila mengandalkan pekerjaan auditor eksternal
• Dari samplingnya pada 14 perusahaan, Berry menemukan bahwa sebagian besar pekerjaan
auditor internal telah tergantikan dengan auditor independen.
• Tidak menunjukkan subjek koordinasi dengan suatu cara yang sistematis dan hanya
berdasarkan pada pandangan auditor eksternal.

Penerbitan SAS No. 65 – Sebuah Kontrak Baru


SAS No. 9 menjadi pedoman sejak awal penerbitannya pada tahun 1975 sampai tahun 1990.
Namun karena audit internal telah diakui sebagai suatu disiplin ilmu yang mengalami perkembangan
cepat dan modern serta membutuhkan tehnik – tehnik yang semakin canggih dan efektif maka SAS
No. 9 keberadaannya sudah tidak relevan lagi, maka digantikan posisinya oleh petunjuk baru yang
lebih rinci yakni SAS No. 65 yang menyatakan “pertimbangan auditor mengenai fungsi audit internal
dalam audit laporan keuangan”. Untuk mengakomodasi pernyataan SAS No. 65, maka auditor
eksternal harus:

• Menentukan relevansi fungsi audit internal


• Mengevaluasi tujuan dan kompetensi auditor internal
• Mempertimbangkan akibat dari pekerjaan auditor internal terhadap audit keuangan yang
dilaksanakan oleh auditor eksternal, termasuk prosedur audit yang diperlukan
• Mengevaluasi dan menguji efektivitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor internal

Kandungan dalam SAS No. 65 memberikan instruksi dalam 7 bidang yang sama dengan SAS
No. 9, bidang – bidang tersebut adalah :

• Peranan auditor dan auditor internal


• Fungsi audit internal
• Kompetensi dan tujuan audit internal
• Luas dampak pekerjaan audit internal
• Koordinasi auditor/auditor internal
• Evaluasi auditor terhadap pekerjaan audit internal
• Bantuan langsung oleh auditor internal
Pekerjaan auditor internal tidak dapat digantikan oleh auditor eksternal, namun SAS No. 65 telah
memperluas pernyataan diatas dengan menyatakan bahwa auditor eksternal harus menjaga
independensi dari klien dan auditor internal harus menjaga objektivitas terhadap unit – unit dari klien.
Dalam SAS No. 65 juga disebutkan bahwa auditor eksternal harus memahami fungsi audit internal,
maka untuk melakukan hal tersebut auditor eksternal harus menanyakan hal – hal berikut ini:

• Status organisasi auditor internal. Hal ini diperlukan untuk mengukur independensi dan
objektivitas
• Tingkat penerapan standar audit professional oleh auditor internal. Untuk mengukur
keandalan
• Isi dari program tahunan internal audit internal serta sejauh mana program tersebut diikuti
• Batas akses yang dapat dilakukan serta kendala yang coba diatasi pada lingkup pekerjaan
auditor internal
• Isi dari akta auditor internal atau arahan serupa dan tingkat sejauh mana hal tersebut dapat
dipatuhi.

SAS No. 65 juga menyatakan bahwa kompetensi audit internal dapat dinilai berdasarkan pada hal –
hal berikut :

• Tingkat pendidikan dan pengalaman professional


• Sertifikasi profesi dan pendidikan profesi yang berkelanjutan
• Kebijakan, program, dan proses audit yang sedang digunakan
• Praktik yang berhubungan dengan penugasan staff
• Supervisi dan telaah atas aktivitas audit
• Kualitas dari dokumentasi kertas kerja, laporan dan rekomendasi
• Evaluasi kinerja audit secara umum

Tujuan audit internal juga harus dinilai berdasarkan status organisasional seperti pelaporan dan
administrasi, kemudian juga kebijakan yang mencegah auditor internaldari pekerjaan audit pada
bidang – bidang yang objektivitasnya akan dikompromikan dengan kendala personal. Kerja dari audit
internal jujuga dapat mempengaruhi pekerjaan auditor eksternal dalam hal :

• Pemahaman tentang struktur kontrol internal


• Penentuan risiko dalam bidang – bidang yang terdapat salah saji material
• Kinerja pengujian substantive

Kemudian sejauh mana auditor eksternal menggunakan hasil kerja auditor internal tergantung pada
hal – hal berikut :

• Materialitas dari laporan keuangan yang disertakan


• Risiko inheren dan risiko control dari asersi material
• Tingkat subjektivitas yang tercakup dalam pengevaluasian bukti audit

Dalam SAS No. 65 juga disebutkan aktivitas yang dapat membangun koordinasi antara auditor internal
dan eksternal, yakni :

• Pertemuan rutin antara auditor internal dan eksternal


• Pengembangan suatu skedul audit yang terkoordinasi
• Akses oleh auditor eksternal terhadap kertas kerja dan laporan auditor internal
• Diskusi tentang masalah-masalah akuntansi yang potensial
Terkait evaluasi auditor eksternal terhadap tentang hasil pekerjaan auditor internal maka auditor
eksternal harus mempertimbangkan hal – hal berikut :

• Apakah lingkup pekerjaannya benar?


• Apakah program audit dan cara pengerjaannya memadai?
• Apakah kesimpulannya tepat?
• Apakah laporan yang disiapkan konsisten dengan kerja yang dilakukan?

Kemudian juga auditor eksternal akan meminta bantuan langsung kepada auditor internal, bantuan
tersebut dapat berupa :

• Bantuan dalam memahami struktur kontrol internal


• Kinerja dari pengujian terhadap kontrol
• Kinerja dari pengujian substantif

Sebagai sebuah profesi tentunya auditor internal harus mematuhi standar IIA sebagai sebuah
organisasi yang menaungi audit internal. Kemudian penting juga untuk direktur audit waspada kepada
informasi sensitif dalam menelaah bidang-bidang dalam perusahaan sehingga dapat mewujudkan
kontrol operasional yang baik. Yakni :

• Kualifikasi personel; pendidikan, pengalaman, sertifikasi


• Program – program pelatihan
• Program pendidikan berkelanjutan
• Bagan organisasi
• Manual prosedur
• Arsip kertas kerja
• Prosedur pengawasan
• Arsip laporan audit
• Prosedur kontrol kualitas

Diharapkan bahwa SAS No. 65 dapat mendukung timbulnya suatu hubungan yang lebih erat antara
auditor internal dan eksternal, khususnya dalam hal penjadwalan audit dan segmen audit yang
terkoordinasi. Auditor internal juga dapat mengungkapkan kepada komite audit dan dewan komisari
atas kinerja auditor eksternal yang dibawah standar.

Ikhtisar tentang Filosofi Auditor Eksternal


Penting untuk disadari bahwa audit eksternal merupakan tugas yang independen dengan risiko yang
tinggi, maka mereka harus mengandalkan kemampuannya sendiri dan memberi keputusan yang
subjektif. Namun jika diperlukan mereka dapat meminta bantuan kepada staf auditor internal karena
pada hakikatnya hasil pekerjaan yang dilakukan audit internal berhubungan dengan proses yang
dilakukan audit eksternal.
Evaluasi Audit Eksternal- Suatu Substitusi Untuk Penelaahan Auditor Eksternal
Standar Audit IIA No. 1311 dan 1312 memberikan penelaahan quality assurance dari aktivitas audit
internal. Penelaahan tersebut terdiri dari dua macam yakni:

• Penilaian internal
• Penilaian eksternal. Penilaian eksternal berpotensi untuk memenuhi persyaratan SAS No. 65
dan membuat auditor eksternal lebih mengandalkan auditor internal.

Hal – hal yang akan diperiksa dalam penelaahan eksternal dan juga dicakup dalam SAS No. 65adalah
sebagai berikut :

• Tingkat pendidikan dan pengalaman professional dari staf anggota IIA


• Program pendidikan berkelanjutan
• Penunjukkan staf IIA untuk pengawasan pekerjaan staf anggota
• Sertifikasi professional yang dimiliki staf anggota
• Kualitas kebijakan audit internal, kertas kerja, laporan, rekomendasi dan kinerja

Penelaahan eksternal dapat membangun kepercayaan diri yang lebih besar di pihak auditor eksternal
daripada penelaahan oleh auditor eksternal itu sendiri.

Persiapan Penelaahan Auditor Eksternal


Bahan – bahan yang harusnya disiapkan oleh direktur audit dalam proses penelaahan oleh auditor
eksternal, yakni :

• Pemahaman fungsi audit internal :


Persyaratan SAS No. 65
- Status organisasi dalam entitas
- Penerapan standar professional
- Rencana audit
- Akses pada catatan; pembahasan lingkup

• Penilaian kompetensi dan objektivitas


Persyaratan SAS No. 65
- Tingkat pendidikan dan pengalaman profesi
- Sertifikasi profesi dan pendidikan yang berkelanjutan
- Kebijakan, program dan prosedur audit
- Praktik yang berhubungan dengan penunjukan auditor internal
- Pengawasan dan penelaahan aktivitas auditor internal
- kualitas dokumentasi kertas kerja, laporan dan rekomendasi
- Evaluasi kinerja auditor internal meurut persyaratan sas no. 65
Evolusi Posisi Ikatan Auditor Internal
Tahun 1987 IIA menerbitkan pernyataan standar audit internal (SIAS) No. 5. Selanjutnya komite
standar audit IIA mengakui adanya kebutuhan untuk memperluas pernyataan SIAS No. 5 karena timbul
kebingungan dengan SAS No. 9 AICPA. Kemudian juga harus diperhatikan bahwa ada alur penekanan
dan arahan dalam SIAS yang berhubungan dengan tanggung jawab proaktif dari direktur audit untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas pekerjaan auditor eksternal.

Perolehan Jasa Audit Eksternal


IIA meyakini bahwa adalah hal yang tepat untuk memperluas standar 2050 yang berkenaan dengan
koordinasi antara operasi audit internal dengan eksternal sehingga memastikan cakupan yang tepat
dan meminimalkan duplikasi upaya audit yang berdampak langsung pada penurunan biaya audit. IIA
menerbitkan practice advisory 2050-2, yakni “acquisition of external audit services”. Tujuannya adalah
agar auditor internal memiliki suatu peran dalam pemilihan atau pembatasan auditor eksternal dan
dalam pendefinisian lingkup pekerjaan. Hal-hal yang diatur didalamnya mengacu pada batasan-
batasan yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act.

Persyaratan Independensi Auditor Eksternal untuk Menyediakan Jasa Audit Internal


IIA telah menerbitkan practice advisory 2030-2 SEC, persyaratan independensi auditor eksternal,
untuk menyediakan jasa audit internal. SEC ini memiliki karakter yang informatif dan menyediakan
informasi yang berkenaan dengan penilaian independensi. Amandemen SEC berhubungan dengan :

• Investasi oleh auditor atau anggota keluarga mereka dalam klien audit
• Hubungan ketenaga kerjaan antara auditor dan anggota keluarganya dengan klien audit
• Lingkup jasa yang disediakan oleh perusahaan audit kepada klien audit mereka

Amandemen SEC tersebut berlaku efektif pada tanggal 8 Februari 2001. Kemudian pada tahun 2002
disediakan tanggal-tanggal transaksi khusus sebagai bentuk implementasi peraturan baru. Peraturan
SEC menyebutkan bahwa auditor eksternal tidak independen jika selama periode audit mereka
menyediakan jasa lain kepada klien, tergantung pada pembatasan kriteria yang dijelaskan dalam
peraturan :

• Tata buku atau jasa akuntansi lain yang berhubungan dengan lapkeu klien
• Rancangan dan implementasi system informasi keuangan
• Jasa penilaian atau valuasi atau opini tentang kewajaran
• Jasa aktuaria
• Jasa audit internal
• Fungsi manajemen
• Sumber daya manusia
• Jasa pialang perdagangan
• Jasa hukum

Dalam practice advisory merinci peraturan SEC yang berhubungan dengan beberapa hal seperti
independensi yang menurun jika pada saat yg bersamaan auditor eksternal memberikan jasa audit
internal kepada klien, karyawan kompeten yang akan bertanggung jawab atas fungsi audit internal,
e!aluasi manajemen klien tentang temuan dan hasil dari temuan akuntan, penentuan oleh klien
tentang lingkup risiko dan frekuensi akti!itas audit internal oleh akuntan dan terakhir manajemen dari
klien yang diaudit tidak bergantung pada pekerjaan akuntan sebagai dasar untuk menentukan
kecukupan kontrol internal. Selebihnya mengatur hubungan dan tanggung jawab direktur audit untuk
dapat berkomunikasi secara baik dengan auditor eksternal.

Partisipasi Auditor Internal dalam Audit Eksternal


Pada bagian ini membahas hubungan auditor internal-eksternal dan kualitas yang dicari auditor
eksternal dalam menetapkan tingkat bantuan yang akan diperoleh dari staf audit internal, kemudian
juga pendekatan auditor internal atas bantuan. Selanjutnya juga dilakukan penelitian untuk
mengetahui berapa jumlah waktu yang dihabiskan untuk memberikan bantuan dan tugas-tugas apa
saja yang dikerjakan. Penelitian tersebut merupakan penelitian yang dipublikasikan dalam Internal
Auditing pada musim dingin tahun 1991 dengan 170 respons dari 501 organisasi terpilih secara acak
di Forbes 500 tahun 1987 dengan tingkat respons 33,9%. Berikut ringkasan informasi penelitiannya :

• Banyaknya peserta

Dari 170 responden, 10 tidak berpartisipasi. Selanjutnya responden dikelompokkan ke dalam dua
bagian, 61 responden dengan partisipasi terbatas dan 99 respondens yang signifikan

• Kontribusi auditor internal bagi auditor eksternal

Dalam hal ini kelompok terbatas mengungkapkan bahwa auditor internal hanya memberikan sedikit
bantuan dalam 16% penugasannya, namun menggunakan 100 jam lebih dalam 83,6% kasus.
Kemudian dalam kasus lain bantuan diberikan dalam 60% dari penugasan (lebih dari 500 jam) dan
dalam kasus lain pula bantuan tersebut kadang diberikan lebih dari 1000 jam sampai 10.000 jam.

• Jumlah jam partisipasi dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan audit eksternal

Dari 61 responden terbatas, hanya 40 yang menggunakan jam-jam khusus dan dari 99 yang
berpartisipasi secara signifikan, hanya 76 yang memberikan jam khusus.

• Jumlah jam partisipasi dalam audit eksternal dari gabungan kelompok.

Dengan klasifikasi waktu dari 1000 jam sampai 5000 jam dan dengan rata-rata 3000 jam serta waktu
penugasan kurang lebih selama enam minggu, maka dengan mengasumsikan satu minggu 50 jam
termasuk lembur maka diperoleh rata-rata 10 anggota staf audit internal dalam tiap penugasan.

• Bagian dari total jam audit internal yang dikontribusikan untuk audit eksternal

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa waktu dari keseluruhan waktu auditor internal yang diberikan
untuk membantu auditor eksternal? Dalam kelompok terbatas 92% melaporkan bahwa mereka
memberikan 10% dari total waktunya. Kemudian kelompok yang signifikan hamper 50% dari
responden melaporkan bahwa mereka memberikan 11% atau lebih, bahkan 20% lagi menyatakan
memberikan 20% atau lebih waktunya.

• Presentase Audit Eksternal yang dikerjakan oleh Auditor Internal

Dalam banyak kasus kurang lebih 27%pekerjaan auditor eksternal dilaksanakan oleh auditor
internal. Hal ini merupakan pertanda yang baik terjalinnya hubungan serta koordinasi antara
auditor internal dan eksternal.

• Sifat tugas yang dilaksanakan oleh auditor internal


Tugas yang banyak dibantu oleh audit internal adalah dalam tiga bidang audit utama; penelaahan
9ontrol internal, uji kepatuhan dan pengujian 9ontrol9ive.

• Tugas Khusus yang dilaksanakan oleh auditor internal

Banyak tugas-tugas khusus yang dilaksanakan oleh auditor internal seperti; tugas yang berkaitan
dengan EDP konfirmasi piutang, penelaahan analitis, pengamatan dan penghitungan persediaan, audit
cabang/unit yang lengkap, penyusunan laporan, penyusunan surat manajemen dll.

• Penilaian Kerja Sama Selama Audit Tahunan Berakhir

Indikasi positif tentang efektivitas kerja sala selama audit -sebesar (84,4%) merupakan suatu tanda
yang menggembirakan tentang status kerja sama dari upaya audit gabungan.

• Bagaimana Auditor Internal Memandang Auditor Eksternal

Sebuah 9ontro telah dilakukan untuk melihat hal ini dan hasilnya adalah secara umum auditor internal
merespon baik kerja sama mereka dengan auditor eksternal, namun dalam beberapa hal juga banyak
auditor yang merasa kurang puas atas kerja sama mereka dengan auditor eksternal.

• Opini Auditor Internal tentang Audit Eksternal

Dalam penelitian ini dilakukan pemeringkatan atas hal-hal terkait auditor eksternal dan diperoleh lah
hasil yang cukup, dimana tidak lebih dan juga tidak terlalu mengecewakan. Hal ini menandakan masih
ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam hubungan keduanya. Berdasarkan pengungkapan point-point
dalam penelitian, auditor internal merasa mereka lebih banyak berkontribusi membantu tugas dari
audit eksternal terutama dalam penelaahan 9ontrol internal. Penelitian ini memberikan suatu
gambaran yang bagus tentang hubungan auditor internal-eksternal serta jenis dan kuantitas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf audit.

Makna Koordinasi
Penelitian Berry terhadap 14 perusahaan menghasilkan kesimpulan bahwa koordinasi dari
keseluruhan cakupan audit terus berubah dan berkembang secara cepat dari tahun ke tahun, 2 hal
yang mendasari perubahan tersebut yakni; profesionalisme auditor internal yang meningkat dan juga
biaya audit yang meningkat secara keseluruhan sehingga meningkatkan perhatian manajemen
perusahaan. oleh karena itu perlu adanya koordinasi antar elemen terutama auditor internal-
eksternal.

Konsep “Audit Sebagai Satu Kesatuan” (Unified Audit)


Konsep “audit sebagai satu kesatuan” (unified audit) yakni menganggap audit internal dan eksternal
dalam tingkatan kelompok yang sama, kedua staf audit tersebut dianggap sebagai satu kumpulan
auditor yang tersedia untuk penugasan satu segmen audit tertentu di bawah pengawasan auditor
internal atau auditor eksternal. Dalam konsep ini, semua laporan keuangan, entitas dan fungsi harus
diaudit hanya satu kali selama suatu periode tertentu oleh kelompok mana pun. Kedua kelompok
tentunya harus mengikuti aturan standar dalam pelaksanaan dan kontrol rencana audit yang
terkoordinasi. Keduanya dapat saling melengkapi dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang
tepat antar staf audit.
Outsourcing dan Cosourcing
Outsourcing merupakan suatu bentuk yang menjalankan fungsi audit internal yang telah ada sejak
lama, secara khusus merupakan kinerja fungsi organisasi yang dilakukan oleh organisasi lain yang
bukan merupakan bagian dari struktur dasar organisasi secara integral, atau bias dikatakan secara
lebih singkat sebagai suatu badan atau organisasi lain yang ditunjuk untuk melakukan fungsi audit
internal pada suatu entitas. Masalah utama yang timbul dari hal tersebut yakni terkait independensi,
hal tersebut dikarenakan karena kebanyakan auditor eksternal juga melakukan fungsi sebagai audit
internal. Timbulnya outsourcing ini mendatangkan keuntungan dan juga kerugian bagi klien. Bentuk
lain selain outsourcing yakni cosourcing, cosourcing maksudnya adalah perusahaan memanfaatkan
source dari perusahaan lain dan begitu sebaliknya sehingga mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Harus ada tanggung jawab resmi yang tinggi dari audit internal yang disusun untuk mengawasi operasi
cosourcing.

Mengkoordinasikan Cakupan Audit secara Keseluruhan


Suatu survey (1998) tentang hubungan antara auditor internal dengan eksternal, didukung oleh Badan
Riset IIA menunjukkan bahwa persepsi auditor internal dan eksternal tentang hubungan dimulai dari
adanya eksistensi akibat tugas yang dilakukan sampai timbulnya kemitraan antara keduanya. Dalam
penelitian tersebut terlihat hasil bahwa adanya kesepakatan antara kedua kelompok karena adanya
koordinasi yang terjalin. Dari survei yang dilakukan terdapat pemikiran yang dapat disimpulkan
dimana auditor internal menganggap kerja sama dengan auditor eksternal sebagai suatu eksistensi
bersama yang terintegrasi, begitu pula sebaliknya. Selain aspek koordinasi, survei tersebut juga
mengeksplorasi frekuensi pertemuan formal dan informal tahunan, aktivitas penjadwalan dan
perencanaan, akses ke laporan dan kertas kerja, pemahaman tentang operasi audit eksternal, aktivitas
pelatihan dan aktivitas penilaian.

Jembatan Kerja Sama


Kepercayaan menjadi modal awal terjalinnya jembatan kerja sama, tidak ada salah satu pihak yang
ingin memperoleh keuntungan dengan membebani pihak lainnya. Rasa saling percaya dan
menghormati membuat jembatan kerja sama terbentuk kokoh dan berjalan dengan baik. Berikut
komponen yang dapat memperkuat jembatan kerja sama:

• Kepedulian masing-masing pihak terhadap rencana dan tugas pihak lainnya sehingga jika
terjadi hal-hal diluar perkiraan dapat saling mengatasi.
• Auditor eksternal perlu diberikan informasi tentang kondisi yang dapat mempengaruhi
kualifikasi, independensi dan kompetensi dari staf audit internal
• Membangun sebuah system kontrol internal klien yang baik, dimana hal tersebut merupakan
dasar pembentukan sebuah audit independen. Auditor eksternal dan internal harus saling
memberi informasi yang andal dan memadai agar mereka dapat bersama-sama mengambil
keputusan yang independen.
• Kedua kelompok dapat memanfaatkan teknik pengambilan sampling yang sama dan sistem
yang sama
• Auditor internal dan eksternal harus memadukan pengetahuan mereka tentang pembuatan
dan penerapan sistem
• Membantu menyediakan pandangan dari orang luar yang independen dan tidak terkait
dengan perusahaan atau auditor internal itu sendiri untuk menyediakan saran tentang
perkembangan terbaru yang terjadi di akuntansi dan juga dalam audit keuangan untuk lebih
membuka pikiran dari auditor internal-eksternal.
• Yang terpenting adalah komunikasi yang erat dan berkelanjutan antara kedua kelompok
tersebut, yakni audit internal dan eksternal.

Penelitian Berry mengungkapkan beberapa jenis informasi untuk membangun dan mengembangkan
komunikasi yang efektif; penyelesaian tugas utama, mendeteksi kebutuhan-kebutuhan audit,
pertukaran ide, identifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul, pengungkapan modifikasi rencana
sesuai situasi dan kondisi, identifikasi perkembangan yang terjadi dan pembahasan tentang
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem koordinasi. Dengan demikian maka akan terjalin
komunikasi dan koordinasi yang baik antara keduanya yang berimplikasi langsung terhadap
manajemen dimana salah satu dampak pentingnya adalah tidak terjadi tumpeng tindih atau duplikasi
pengerjaan sehingga secara tidak langsung akan mengurangi biaya yang akan dikeluarkan manajemen
untuk pelaksanaan audit.

Anda mungkin juga menyukai