Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MATA KULIAH AUDITING INTERNAL

DOSEN PENGAMPU:

Eko Supriyanto Hadi, S.E., Ak., CA., AAAI-J., M.M.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Aulia Amani Wahdah (2011070483)

Maurice Mario Putra Saragih (2011070529)

Nurul Chairunisa (2011070480)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERBANAS INSTITUTE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah audit internal tepat pada waktunya.
Makalah ini sebagai syarat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Auditing Internal
tentang “Program Audit”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Internal
Auditing dengan dosen pengampu Eko Supriyanto Hadi, S.E.,Ak.,CA.,AAAI-J.,M.M. selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kontrol dalam audit
internal bagi para pembaca dan penulis.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 11 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

Daftar isi......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1 Pendahuluan ..................................................................................................................... 3

Tujuan Program Audit .............................................................................................. 3

Manfaat Program Audit ............................................................................................ 3

2.2 Kapan Sebaiknya Menyiapkan Program Audit ................................................................ 4

2.3 Tanggung Jawab Audit..................................................................................................... 4

2.4 Lingkup Audit .................................................................................................................. 6

2.5 Mendefinisikan Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas ..................................................... 6

2.6 Tujuan dan Prosedur......................................................................................................... 7

Tujuan dan Prosedur Operasi .................................................................................... 7

Tujuan dan Prosedur Audit ....................................................................................... 7

2.7 Menyiapkan Program Audit ............................................................................................. 8

Pembelian .................................................................................................................. 9

Pemasaran ............................................................................................................... 15

Audit Komprehensif : Bagian Pengangkutan ......................................................... 20

Contoh Program Pro Forma : Kontak Penyimpanan yang Aman ........................... 24

iii
2.8 Ambiguitas ..................................................................................................................... 25

2.9 Hubungan Program dengan Laporan Audit ................................................................... 27

2.10 Mekanisme Program ................................................................................................... 28

2.11 Penugasan Staf Untuk Audit Skala Kecil ................................................................... 28

2.12 Pedoman Penyusunan Program Audit ........................................................................ 29

2.13 Kriteria-kriteria Program Audit .................................................................................. 31

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 32

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 32

3.2 Saran ............................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 33

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit,
auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
harus mempersiapkan suatu program audit tertulis untuk setiap audit.
Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan
dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit
yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program
audit juga mendokumentasikan strategi audit
Program audit adalah yang menentukan bagaimana audit akan dilakukan, siapa yang akan
melakukan, dan apa langkah-langkah yang harus diikuti untuk melakukan hal yang sama. Ini
adalah seperangkat instruksi, yang dikejar staf audit, untuk pelaksanaan audit yang tepat.
Program audit menentukan apa dan berapa banyak bukti atau fakta yang harus diperoleh
dan dianalisis. Lebih lanjut, itu membagi tanggung jawab untuk staf audit, untuk melakukan
audit. Program audit harus cukup fleksibel untuk direvisi, sesuai dengan kondisi yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut penulis akan membuat makalah tentang
“Program Audit”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan program audit?
2. Apa tujuan dan manfaat program audit?
3. Kapan program audit harus disiapkan?
4. Bagaimana menyiapkan program audit?
5. Bagaimana contoh-contoh program audit pembelian dan pemasaran?
6. Bagaimana pedoman program audit?
7. Apa kriteria-kriteria program audit?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetaui program audit.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat program audit.
3. Untuk mengetahui kapan program audit harus disiapkan.
4. Untuk mengetahui persiapan program audit.
5. Untuk mengetahui contoh-contoh program audit pembelian dan pemasaran?
6. Untuk mengetahui pedoman program audit.
7. Untuk mengetahui kriteria-kriteria program audit?

1.4 Manfaat

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan manfaat kepada para pembaca
sebagai penambah wawasan mengenai program audit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan

Tujuan Program Audit

Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan
dengan supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu.
Program audit internal dirancang untuk menjadi pedoman bagi auditor mengenai:
a. Apa yang dilakukan.
b. Kapan akan dilakukan.
c. Bagaimana melakukannya.
d. Siapa yang akan melakukannya.
e. Berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Program audit merupakan alat yang menghubungkan survey pendahuluan dengan
pekerjaan lapangan. Dalam survey pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi,
risiko, kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang diterapkan. Dalam pekerjaan lapangan mereka
mengumpulkan bahan bukti tentang efektivitas sistem kontrol, efisiensi operasi, pencapaian
tujuan, dan dampak risiko terhadap perusahaan.

Manfaat Program Audit

Program audit yang disusun dengan baik bisa memberikan banyak manfaat, yaitu:
a. Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit.
b. Menjadi dasar penugasan auditor.
c. Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat
waktu audit yang dianggarkan.
d. Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan
dengan apa yang direncanakan.
e. Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap pelaksanaan
audit.

3
f. Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan.
g. Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis
pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan.
h. Mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan.
i. Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang
telah dilakukan.

2.2 Kapan Sebaiknya Menyiapkan Program Audit

Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survey pendahuluan.
Program yang terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak memadai serta tidak bisa
menetapkan prioritas yang tepat. Namun, program audit yang disiapkan dengan baik pun bisa
saja tidak memuat hal-hal penting yang tidak disadari auditor sampai mereka kemudian
melakukan pekerjaan lapangan. Jadi, semua program audit harus dianggap tentatif sampai audit
diselesaikan. Tentu saja, semua perubahan atas draf program audit membutuhkan pengesahan
seperti halnya program audit awal.
Program pro forma, yang digunakan pada audit berulang atas operasi yang sama, kadang-
kadang berkembang selama periode beberapa tahun dan lambat laun diakomodasikan ke masalah
yang dihadapi dalam pekerjaan lapangan. Program tersebut harus cukup fleksibel untuk
mengakomodasi perubahan atau situasi-situasi yang tidak biasa. Pada waktu lain, program
tersebut bisa dikembangkan terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi-informasi tertentu di
banyak kawasan atau untuk menyesuaikan diri dengan kondisi baru atau kondisi yang berubah.
Program pro forma harud diuji coba untuk menghindari kebingungan. Uji coba tersebut
memungkinkan terdeteksinya kekurangan yang ada sejak awal dan bisa diperbaiki sebelum
program secara luas.

2.3 Tanggung Jawab Audit

Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit.


Perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencakup:
a. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.
b. Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit.
c. Penentuan sumber daya yang akan diperlukan untuk melakukan audit.

4
d. Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan.
e. Pelaksanaan, jika layak, survey lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontril
yang akan diaudit, untuk mengidentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit, dan
untuk mengundang komentar dan saran dari klien.
f. Penulisan program audit.
g. Penentuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan.
h. Perolehan pengesahan rencana kerja audit.
Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan:
a. Tujuan aktivitas yang sedang diperiksa dan sarana yang dimiliki aktivitas tersebut untuk
mengontrol kinerjanya
b. Risiko-risiko signifikan terhadap aktivitas, tujuannya, sumber daya, dan operasi serta sasaran
untuk mempertahankan dampak potensial risiko pada tingkat yang dapat diterima.
c. Kecukupan dan efektivitas manajemen risiko dan sistem kontrol yang dimilii aktivitas
dibandingkan kerangka atau model kontrol yang relevan.
d. Peluang untuk melakukan perbaikan signifikan terhadap manajemen risiko dan sistem kotrol
aktivitas
Practice advisory 2200-1 tentang “Rencana Penugasan” yang terkait dengan standar
tersebut menyatakan bahwa auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melakukan penugasan, yang tergantung pada pemeriksaan dan persetujuan pengawasan. Program
penugasan harus:
a. Mendokumentasikan prosedur-prosedur yang dijalankan auditor internal untuk
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan informasi
selama penugasan.
b. Menyatakan tujuan penugasan.
c. Menetapkan lingkup dan tingkat pengujian yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
penugasan dalam setiap tahap penugasan.
d. Mengidentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang harus diperiksa.
e. Menyatakan sifat dan luas pengujian yang dibutuhkan.
f. Disiapkan sebelum pelaksanaan penugasan dan domidifikasi, jika layak, selama penugasan.

5
2.4 Lingkup Audit

Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus
memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Tujuan audit
seharusnya menuntun lingkup pekerjaan. Lingkup audit tidak boleh melebihi kewenangan yang
diberikan manajemen senior kepada auditor. Program audit harus menunjukkan lingkup
pekerjaan audit. Menurut standar auditor internal mengevaluasi efektivitas sistem kontrol
internal organisasi. Tujuan-tujuan utama dari sistem kontrol internal adalah
1. Keandalan dan integritas informasi.
2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hokum, dan regulasi.

3. Pengamanan aktiva.
4. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efesien.
5. Pencapaian tujuan dan sasaran yang diterapkan untuk operasi dan program. 


2.5 Mendefinisikan Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas

Ekonomis sering digunakan untuk mengartikan penghematan, tetapi sebenarnya artinya


lebih dari itu. Implikasi utamanya dalah “manejemen yang berhati-hati” atau “gunakan hingga
mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa”. Istilah tersebut lebih luas diterapkan
dibandingkan istilah berhemat yang hanya mengacu pada seseorang atau pengeluarannya.
Efisiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan
dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Dalam beberapa kasus istilah efisien dapat
diterapkan ke orang atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil yang diinginkan
dengan upaya minimum.
Efektivitas menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan
dampak tertentu. Sesuatu bis ajadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk
membuat sistem lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.

6
2.6 Tujuan dan Prosedur

Tujuan dan Prosedur Operasi

Tujuan operasi adalah akhir yang akan dicapai oleh manajer operasi dan karyawan-
karyawan. Salah satu tujuan operasi untuk aktivitas pembelian adalah membeli barang dan jasa
yang tepat, pada harga yang tepat, pada waktu yang tepat, dan pada kualitas yang tepat. Setiap
tujuan ini dicapai melalui prosedur-prosedur atau teknik-teknik. Misalnya, salah satu prosedur
digunakan untuk memastikan dibelinya barang yang tepat adalah digunakannya pesanan
pembelian dari departemen pemesanan yang menjelaskan dengan tepat barang yang akan dibeli.
Auditor internal tidak bisa menentukan apakah suatu tujuan telah dicapai secara efisien,
ekonomis, dan efektif jika mereka tidak memerika prosedur-prosedur yang diterapkan oleh
karyawan operasi dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, semua program audit harus
mengidentifikasi tujuan operasi yang pencapaiannya akan dievaluasi oleh auditor.

Tujuan dan Prosedur Audit

Audit memiliki tujuan yang bersifat umum dan khusus. Tujuan umum audit diupayakan
tercapai dalam semua penugasan dan dituntun oleh lingkup audit yang diberikan manajemen dan
dewan komisaris kepada kepala bagian audit. Sebagai contoh, auditor interal dibatasi hanya pada
masalah akuntansi dan keuangan, dan dalam keadaan ini yang menjadi tujuan umum audit
mungkin diarahakan untuk menentukan keandalan dan integritas informasi keuangan; ketaatan
dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan regulasi; dan pengamanan aktiva. Dalam hal
lingkup auditnya komprehensif maka tujuan umum auditnya akan mencakup juga penelaahan
laporan operasi disamping evaluasi penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien serta
pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan unruk operasi dan program.
Tujuan khusus audit akan berfokus pada salah satu elemen penting dari seluruh kegiatan
perusahaan atau organisasi. Sebagai contoh tujuan khusus audit terkait tujuan operasi, misalnya
jika tujuan pembelian adalah untuk membeli barang yang tepat, maka tujuan auditnya adalah
menentukan apakah sistem yang dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi telah dicapai dan
apakah barang yang tepat memang telah dibeli.
Prosedur audit merupakan teknik-teknik yang diterapkan auditor untuk menentukan apakah
tujuan operasi telah tercapai. Sebagai contoh, program audit akan berisi pemerikasaan auditor

7
atas sampel pesanan pembelian dan melihat apakah pesanan tersebut dilengkapi dengan
permintaan pembelian. Menetukan tujuan operasi yang membutuhkan pemeriksaan audit, oleh
karena itu akan menjadi tujuan audit dan termasuk dalam program audit, merupakan
pertimbangan audit berdasarkan studi dan pengalaman. Program audit harus dirancang untuk
menjadi pedoman auditor mengenai prosedur audit apay yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan-tujuan audit.
Melalui pengalaman dan logika maka dapat ditentukan prosedur-prosedur audit yang mana
telah sesuai dengan tujuan audit, sehingga prosedur yang dibuat relevan dengan tujuan-tujuan
yang dipilih. Prosedur yang telah disusun dan aplikatif akan menjadi sia-sia jika tidak relevan
dan tidak menghasilkan bukti audit yang sesuai dengan penelaahan pencapaian tujuan operasi

2.7 Menyiapkan Program Audit

Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu
mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak
keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk
memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Namun program yang efektif dan efisien berfokus
pada hal yang penting untuk memenuhi tujuan kunci operasi dan tidak selalu pada hal-hal yang
menarik perhatian. Auditor internal tidak dapat dibebankan tanggung jawab untuk mencegah
kecuangan, peranggaran, dan kesalahan. Hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dari
manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Jika terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan yaitu
metode dan prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangan
untuk mengindentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahan. Selain dengan alasan tersebut,
auditor juga harus bisa membuktikannya, dan ini adalah salah satu fungsi program audit internal
yang professional. Untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif dengan menekankan
pada hal-hal yang signifikan dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol yang
signifikan telah diidentifikasi dan dievaluasi.
Analisis yang seksama, yang dibuat dengan bantuan manajer operasi dapat memberikan
tujuan operasi, mengidentifikasi risiko aktual dan potensial, dan menentukan kontrol yang tepat

8
untuk keadaan tersebut. Bantuan dari manajemen operasi memberi perlindungan atas kritik-kritik
yang mengatakan bahwa auditor tidak tertarik pada hal yang menjadi perhatian manajemen.
Analisis ini dapat menghasilkan program audit yang kaya dengan pemikiran, relevan, efektif, dan
efisien. Program tersebut dapat diterima oleh organisasi atau manajemen eksekutif karena
berorientasi manajemen. Program itu juga menyentuh isu yang lebih besar dan isu-isu yang akan
dipertimbangkan oleh manajemen eksekutif jika mereka sendiri yang akan menelaah aktivitas
atau program yang menjadi tanggung jawabnya. Berikut contoh pendekatan analitis untuk tujuan,
risiko, dan kontrol diterapakan ke fungsi-fungsi pembelian dan pemasaran.

Pembelian

Tujuan dari manajemen dalam operasi pembelian yang umum berlaku adalah mendapatkan
barang atau jasa yang tepat dengan harga yang tepat, dengan waktu yang tepat, dengan kuantitas
yang tepat, dengan kualitas yang tepat, dan dari pemasok yang tepat. Tujuan-tujuan ini dapat
membentuk kerangka kerja untuk program audit. Setiap tujuan dapat menjadi bagian terpisah
dalam program. Sebagai contoh, mendapatkan barang dan jasa dengan harga yang tepat bisa
mencerminkan bagian terpisah dari program audit dan pekerjaan audit. Kemudian auditor bisa
mendata risiko-risiko aktual atau potensial yang ditemukan selama survey pendahuluan yang
berhubungan dengan penerapan harga yang tepat untuk barang dan jasa uang terdapat dalam
operasi pembelian.
Berikut tabel yang akan menunjukan bagian dari program audit yang dilakukan untuk
memeriksa harga. Program tersebut tidak menyebutkan setiap risiko dan kontrol yang mungkin,
karena dapat menghabiskan waktu dan biaya, Program tersebut hanya berisi risiko-risiko yang
bisa diterapkan untuk organisasi pembelian tertentu pada waktu audit, seperti yang ditentukan
oleh survey pendahuluan. Sebagai contoh jika misalnya survey pendahuluan menemuka bahwa
terdapat prosedur penawaran yang baik, maka melakukan upaya audit yang berlebihan untuk
pemeriksaan prosedur ini akan terasa percuma saja. Akan lebih baik program tersebut adalah
membuat identifikasi masalah-masalah yang akan terjadi kemudian berkonsentrasi pada masalah
tersebut.
Dalam setiap audit operasi, auditor internal harus memiliki lebih dari enam tujuan operasi
yang biasanya diterapkan untuk fungsi pembelian. Tujuan penting lainnya yang bisa diterapkan
ke aktivitas atau departemen tertentu adalah bahwa aktivitas atau departemen dikelola dengan

9
baik. Satu segmen program pembelian akan terkait dengan pengadministrasian aktivitas tersebut.
Risiko-risiko administrasi yang bisa ditemukan dalam survey pendahuluan adalah:
a. Bagan organisasi departemen pembelian tidak disiapkan;
b. Kurangnya arahan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab departemen
pembelian;
c. Kurangnya petunjuk operasi departemen pembelian;
d. Tidak ada prosedur yang mengatur wewenang untuk menandatangani penerimaan barang
dan jasa.

10
Program Audit untuk Departemen Pembelian

Segemen Audit : Biaya serta barang dan jasa

Tujuan Operasi : Untuk memperoleh barang dan jasa pada harga yang tepat

Waktu yang dianggarkan : 5 hari

*Huruf dalam tanda kurung menunjukkan tingkat risiko, mulai risiko tinggi (A) hingga rendah (G).

Pengujian (Yang Referensi


Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
Komite yang memutuskan Komite tersebut harus Periksa catatan komite
membeli atau memproduksi sendiri beranggotakan orang-orang dari untuk menentukan apakah
tidak memiliki akta tertulis atau Departemen produksi, Kontrol pembelian-pembelian
seperangkat prosedur (F) Mutu, Permesinan dan Pembelian. penting telah
Mereka harus rutin bertemu untuk dipertimbangkan dan
membuat keputusan membeli atau dukungan memadai telah
memproduksi sendiri atas produk- diberikan bagi keputusan
produk dan program-program baru. tersebut
Keputusan harus didasarkan pada
kapasitas pabrik, informasi biaya
berkelanjutan, dan substitusi yang
wajar

11
Pengujian (Yang Referensi
Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
Tidak ada tolak ukur kuantitatif Laporan komitmen bulanan untuk Periksa sampel volume
dan kualitatif untuk aktivitas setiap pembelian berisi hal-hal penawaran yang tidak
pembelian. Tidak ada informasi seperti: kompetitif. Tanyakan
atau standar yang dapat digunakan Jumlah total dan yang dijanjikan. alasannya. Tanyakan
manajemen untuk menilai aktivitas Komitmen bedasarkan penawaran karyawan departemen
pembelian. Pembelian yang tidak kompetitif; pembelian prosedur-
terkontrol. Harga yang lebih tinggi Alasan tidak ada kompetisi. prosedur yang dijalankan
dan kemungkinaan penurunan Jumlah dana yang dihabiskan untuk mendapatkan
disiplin karyawan departemen dalam pembelian- pembelian yang pengurangan harga.
pembelian. (E) tidak kompetitif. (Sistem pelaporan yang
Penghematan yang dicapai dengan direkomendasikan untuk
adanya penawaran yang memberi manajemen
kompetitif, negosiasi, sumber informasi tersebut)
persediaan baru, prosedur-prosedur
yang inovatif dan bahan baku
pengganti
Kurang rotasi penugasan Adanya ketentuan mengenai rotasi Periksa jadwal rotasi dan
pembelian. Memungkinkan periodik penugasan. Aturan agas cuti. Periksa cuti yang tidak
karyawan departemen pembelian semua karyawan departemen diambil atau penugasan
memiliki hubungan jangka Panjang pembelian mengambil cuti. Jadwal yang tidak dirotasi

12
Pengujian (Yang Referensi
Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
dengan pemasok tertentu dan lebih rotasi dan cuti yang resmi
suka melakukan pembelian dari
pemasok tersebut. (C)
Departemen pembelian baru Sebuah komite, yang anggotanya Untuk sampel peralatan
mengetahui diperlukannya termasuk karyawan pembelian, yang butuh waktu lama
peralatan baru hanya setelah menetapkan jadwal kebutuhan untuk diperoleh, tentukan
rancangan diterima, sehingga peralatan untuk antisipasi perlunya apakah jadwal sudah
departemen pembelian tidak waktu lama untuk memperoleh ditetapkan, realistis, dan
mempunyai banyak waktu untuk peralatan tersebut. Bagian memberikan banyak waktu
mendapatkan penawaran Pembelian harus ikut serta untuk mengundang
kompetitif untuk barang-barang menetapkan jadwal untuk barang- penawaran yang kompetitif
yang butuh waktu lama untuk barang seperti itu
diperoleh. (D)
Tidak ada program analisis nilai Adanya sistem yang mengharuskan Cari siapa yang
untuk mengaitkan barang dengan barang yang dibeli lolos uji bertanggung jawab untuk
fungsinya, bukan biayanya. (G) kelayakan. Apakah biaya analisis nilai. Telaah
sebanding dengan manfaatnya? laporan penghematan.
Apakah fitur-fitur yang dimiliki Berdasarkan sampel,
alat tersebut memang dibutuhkan? tentukan apakah barang-
Tersediannya suku cadang stnadar barang tersebut

13
Pengujian (Yang Referensi
Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
dan lain-lain memerlukan analisis nilai.
Jumlah pesanan berlebihan, yang Dibuat aturan untuk laporan Hitung rasio pesanan yang
menandakan departemen pesanan tersebut, menentukan dikonfirmasi dengan total
pengguna, bukan departemen alasanya, dan mengambil Tindakan pesanan. Periksa apa yang
pembeli, yang memilih pemasok disiplin yang layal. Arahan dilakuakan untuk
dan memesan barang, sehingga manajemen memberi wewenang mengurangi rasio tersebut.
meniadakan kontrol pembelian dan tunggal pada Departemen Berdasarkan sampel,
mengarah pada pemasok tertentu Pembelian untuk menggunakan tanyakan karyawan
dan harga yang lebih tinggi. (A) dana organisasi duna departemen pembelian dan
mendapatankan barang dan jasa departemen pengguna
dari pemasok alasan-alasan untuk
menyetujui pesanan.
Tidak ada ketentuan untuk catatan Sistem pencatatan menggunakan Untuk sampel pesanan
yang menunjukkan pembelian kartu atau alat elektronik untuk pembelian, telusuri
terdahulu untuk produk-produk pembelian setiap barang yang terjai pembelian sebelumnya
yang sama, sehingga tidak ada berulang untuk barang-barang yang
informasi berharga bagi karyawan sama. Periksa varian-varian
departemen pembelian untuk yag signifikan.
menilai tawaran yang diberikan. (Merekomendasikan adanya
(B) catatan harga historis)

14
Risiko memiliki perbedaan intensitas, sehingga auditor harus yakin untuk menelaah risiko-
risiko yang memiliki bahaya terbesar sebelum menangani risiko-risiko yang dampaknya kecil.
Auditor internal bisa merasa berat untuk menyiapkan program berisi risiko dengan urutan
intensitasnya. Saat risiko, kontrol, dan langkah-langkah program sudah tercakup dalam program
audit, auditor harus mampu menelaah hal-hal yang tercantum dan menunjukkan tingkat kesulitan
yang ditimbulkan risiko tersebut. Auditor internal dapat memberikan peringkat intesitas dengan
membuat indikator-indikator setelah mendata risiko-risiko tersebut. Misalnya, “(A)”
menunjukkan risiko terbesar, “(B)” lebih kecil, dan seterusnya. Dengan cara ini, auditor akan
ingat untuk menelaah risiko-risiko utama sebelum menelaah risiko-risiko yang lebih kecil.
Sehingga auditor internal tidak memposisikan dirinya pada posisi yang tidak menguntungkan
karena gagal melakukan pemeriksanaan atas risiko-risiko utama sebelum anggaran waktu audit
habis.

Pemasaran

Beberapa tujuan penting organisasi pemasaran adalah menentukan potensi pasar untuk
barang dan jasa organisasi, menyebarkan informasi, mengembangkan perilaku yang ramah
pelanggan, dan mendorong tindakan yang bermanfaat bagi organisasi, serta mendorong
distributor memberikan perhatian lebih kepada penjualan produk organisasi dan membujuk
pelanggan membeli produk-produk tersebut. Program audit berikut akan memuat kolom referensi
kertas kerja yang menunjukkan halaman dokumen pengujian dan penelaahan. Referensi ini
sangat penting untuk menemukan bahan bukti pekerjaan yang dilakukan.
Supervisor audit, auditor eksternal, dan penelaah lainnya umumnya akan menggunakan
program audit sebagai titik awal untuk menilai kecukupan audit yang telah diselesaikan. Program
audit juga memuat kolom komentar auditor yang bisa diisi dengan pernyataan ringkas tentang
hasil audit, dan bisa sangat berguna untuk memberi gambaran menyeluruh tentang hasil-hasil
audit.

15
Program Audit untuk Departemen Pemasaran

Segemen Audit : Periklanan

Tujuan Operasi : Menyebarkan informasi, membangun sikap ramah pelanggan, mendorong tindakan-tindakan yang bermanfaat bagi
organisasi

Waktu yang dianggarkan : 10 hari

*Huruf dalam tanda kurung menunjukkan tingkat risiko, mulai risiko tinggi (A) hingga rendah (G).

Pengujian (Yang Referensi


Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
Organisasi melakukan iklan di Membuat anggaran dan akun Bandingan anggaran
berbagai media tetapi hanya terpisan untuk iklan di majalah dan dengan biayanya. Periksa
memiliki satu akun beban. koran, televisi dan radio, ajang perbedaan yang signifikan.
Akibatnya anggaran tidak pencarian bakat, dan lain-lain Cari tahu apakah
berfungsi sebagai alat kontrol. (F) disertai uraian tertulis mengenai pengeluaran yang melebihi
pembebanan ke setiap akun. anggaran telah disetujui
dengan layak.
(Rekomendasi akun-akun
terpisah)
Perbandingan menyeluruh antara Pencatatan segera baik untuk Telaah akurasi, ketepatan
anggaran dan biaya iklan aktual komitmen maupun pengeluaran, waktu dan makna laporan.

16
Pengujian (Yang Referensi
Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
dilakukan di akhir tahun fiskal. laporan bulanan yang Cari tahu Tindakan yang
Sehingga tren biaya iklan tidak membandingkan anggaran dan diambil untuk tren yang
diidentifikasi tepat waktu guna aktual tidak menguntungkan.
mengambil Tindakan perbaikan. (Rekomendasi untuk
(G) melakukan perbandingan
secara bulanan)
Tidak ada kesepakatan tertulis Kesepakatan tertulus berisi Telaah kewajaran dan
dengan agensi periklanan. Bisa ketentuan pembebanan dan beban- keterterapan beban agensi
timbul ketidakpastian dan beban yang bisa ditagih, catatan ke pekerjaan iklan.
perselisihan. Tidak ada hak untuk yang harus dibuat, dan hak untuk (Rekomendasi kesepakatan
memeriksa catatan agensi mengaudit sistem catatan. tertulis)
periklanan. (A)
Tidak ada estimasi beban yang Adanya ketentuan untuk biaya Tanpa estimasi, pengujian
rinci untuk setiap proyek iklan setiap pekerjaan atau proyek untuk bisa tidak ada artinya.
sehingga agensi bisa melakukan dikaitkan estimasi dan dilakukan Periksa apapun saranan
pengelaran melebihi anggaran. perbandingan yang cukup sering yang digunakan manajemen
Kurangnya informasi atas tren dengan biaya aktual yang terjadi. untuk menentukan
biaya yang tidak menguntungkan. kewajaran pembebanan
(D) biaya. (Rekomendasi
ketentuan estimasi tertulis

17
Pengujian (Yang Referensi
Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
dan perbandingan biaya
dengan estimasinya)
Karyawan agensi yang sama Pemisahan tugas, hal ini penting Telaah sistem, cari tahu
bertanggung jawab melakukan bagi agensi periklanan seperti supervisi seperti apa yang
pesanan iklan dan juga halnya pada organisasi tempat diterima karyawan. Uji
memverifikasi biaya-biaya terkait. auditor bekerja. transaksi dari pemesanan
Sehingga, wewenangn berlebihan hingga penerimaan.
diberikan hanya kepada satu orang, (Rekomendasi pemisahan
dan berpotensi menimbulkan tugas)
manipulasi. (E)
Karya seni dan properti organisasi Ketentuan pencatatan semua Uji sistem kontrol yang
ditempatkan di kantor agensi untuk properti yang cukup bernilai untuk ditetapkan kelompok
kepentingan fotografi. Hal ini menjamin adanya kontrol. periklanan. Telusuri catatan
memungkinkan hilangnya barang- Melakukan asuransi untuk properti barang yang dikirim ke
barang bernilai. (C) berharga. agensi. Bandingakan
catatan dan fisiknya,
Tanyakan alasan agensi
menahan properti dalam
waktu yang cukup lama

18
Pengujian (Yang Referensi
Risiko Kontrol Komentar
Direkomendasikan) Kertas Kerja
Untuk pembelian barang-barang Departemen pembelian harus Periksa sampel transaksi.
yang tidak berkaitan dengan memiliki tanggung jawab dan Tentukan apakah
media, kelompok periklanan wewenang untuk melakukan penawaran, pemesanan, dan
berhubungan langsung dengan semua komitmen pembelian penerimaan barang telak
pemasok dan melakukan kontrak barang. Untuk pembelian berulang dilakukan. (Rekomendasi
penyediaan barang dengan mereka. barang-barang yang dibutuhkan agar perusahaan periklanan
(B) segera, departemen pembelian menghubungi departemen
harus bernegosiasi dengan pembelian untuk membeli
perusahaan periklanan semua perlengkapan)

19
Audit Komprehensif : Bagian Pengangkutan

Audit komprehensif merupakan istilah yang berkaitan dengan mandat audit yang
diperlukan untuk memungkinkan pelaksanaan jenis-jenis audit secara simultan guna mencakup
area yang luas dan mencegah pelaksanaan audit yang berulang-ulang atau tumpang tindih atas
suatu auditan. Audit komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapkan berbagai
tipe audit, seperti audit atas laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit lainnya, atas berbagai
aspek yang menjadi lingkup audit dalam suatu penugasan audit.
Berikut contoh bagian dari program audit sesuai kondisi untuk departemen pengangkutan,
fokusnya adalah pada kontrol karena risiko tidak menjadi dasar untuk menentukan luas dan
pendekatan audit. Audit akan diarahkan pada penentuan kontrol yang diterapkan atau harusnya
diterapkan untuk mencapai tujuan operasi.

20
Bagian dari Program Audit untuk Departemen Pengangkutan

Segemen Audit : Pengiriman Rutin ke Dalam dan ke Luar Perusahaan


Tujuan Operasi : Untuk memilih alat angkut dan rute pengiriman bahan baku serta barang jadi yang paling ekonomis dan tepat
waktu
Waktu yang Dianggarkan : 8 hari

Sarana Kontrol yang Paling Referensi


Risiko Pengujian Audit Komentar
Optimal Kertas kerja

Pengıriman ke dalam Pilih dokumen-dokumen


perusahaan secara acak yang mencakup
sejumlah rute yang
representatif dan lihat apakah:
Adanya ketentuan yang Rute yang tidak efisien Rute disetujui oleh departemen
mensyaratkan koordinasi erat dan tidak ekonomis. pengangkutan.
dengan departemen pembelian
dan adanya penelaahan oleh
karyawan bagian pengangkutan
atas permintaan pembelian.
Disyaiatkannya pcngesahan Penggunaan berlebihan Alat angkut dengan biaya lebih
khusus untuk transportasi alat transportasi yang lebih mahal diotorisasi dengan
dengan biaya yang lebih tinggi. mahal layak.

21
Sarana Kontrol yang Paling Referensi
Risiko Pengujian Audit Komentar
Optimal Kertas kerja

Adanya ketentuan untuk Pengiriman dengan biaya Barang-barangg berjumlah


mengonsolidasikan pengiriman yang terlalu mahai. besar dan bisa dikenakan tarif
guna mendapatkan tarif muatan muatan diterima dalam batas
mobil angkut. daya muat dam bukan dalam
jumlah yang kurang dari itu
Adanya rentang waktu standar Rute berbiaya mahal yang Disediakannya waktu yang
untuk memesan barang yang berlebihan untuk cukup untuk pengiriman dan
memungkinkan tersedian ya memenuhi jadwal tanggal dibutuhkan oleh
cukup waktu untuk rute berbiaya produksi departemen pemesanan dan
rendah pembelian
Penyiapan informasi rute dan Adanya pesanan Pemasok membuat tunjangan
tarif pemasok utama oleh pembelian yang berisi biaya transportasi untuk
departemen pengangkutan untuk instruksi rute yang tidak pesanan pembelian yang
departemen pembelian. ekonomis. memenuhi daya muat dan
Sebagian pengiriman yang
kurang dari itu.
Pengiriman keluar perusahaan Tentukan apakah:
Adanya ketentuan untuk Sarana pengiriman terbaik Rute dispesifikasikan oleh
departemen pengangkutan untuk mungkin tidak digunakan. departemen pengangkutan.
menspesifikasikan sarana

22
Sarana Kontrol yang Paling Referensi
Risiko Pengujian Audit Komentar
Optimal Kertas kerja

pengiriman.
Tetap menetapkan rute dan Salah rute. Rute dan pedoman tarif
pedoman tarif yang berlaku saat diperbaharui.
ini
Ketentuan untuk membebankan Pelanggan mungkin tidak Pelanggan ditagih untuk rute
pelanggan rute yang lebih mahal ditagih untuk rute yang lebih mahal yang diinginkan.
bila rute tersebut memang diinginkan.
dibutuhkan.
Adanya dukungan yang Pengiriman berbiaya Tarif yang lebih mahal
memadai untuk pengiriman yang tinggi tidak diotorisasi. didukung oleh:
lebih mahal Alasan rute, otorisasi
pengiriman berbiaya tinggi,
pencatatan akuntansi yang
tepat.
Adanya ketentuan untuk Gagal mendeteksi adanya Akibat-akibat yang diantisipasi
menelaah dan melaporkan tren yang tidak untuk alat angkut berbiaya
penggunaan pengiriman yang menguntungkan. tinggi memang terjadi.
lebih mahal Pengriman dengan biaya
tinggi yang berlebihan.

23
Contoh Program Pro Forma : Kontak Penyimpanan yang Aman

Program pro forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor
auditor yang kurang berpengalaman yang pekerjaannya harus diawasi. Program tersebut juga
bermanfaaat, jika:
a. Jenis audit yang sama akan dilakukan disejumlah lokasi yang berbeda
b. Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap lokasi
c. Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan
d. Operasi yang diaudit relatif serupa
Program tersebut berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor latar belakang
informasi yang menunjukan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol. Program tersebut sangan
bermanfaat dan membantu auditor serta mampu menghasilkan semiua infirmasi yang diperlukan
untuk evaluasi komprehensif dari aktivitas yang diperiksa. Berikut contoh program pro forma
untuk audit kotak deposito di bank:

Bagian dari Program Audit untuk Kotak Deposito Bank

Informasi Umum
Kotak disewakan ke pelanggan untuk pengamanan harta pribadi. Setiap kotak deposito
memiliki dua lubang kunci. Kotak dapat dibuka hanya jika kedua lubang kunci dibuka
bersamaan. Saat kotak disewa, dua anak kunci untuk satu lubang kunci diberikan ke
pelanggan. Tidak tersedia kunci duplikat. Anak kunci untuk lubang kunci Yang Iain, Yang
disebut “Kunci Penjaga" disimpan Oleh bank. Tidak ada pelanggan Yang diizinkan membuka
kotak tanpa identifikasi yang layak.

Tujuan Audit
Untuk menentukan apakah semua kotak yang katanya disewa memang benar disewa dan
bahwa biaya sewa yang layak memang diterima. Untuk menentukan prosedur operasi sudah
ditaati. Untuk menentukan apakah penerimaan sewa telah dikredit ke akun pendapatan yang
sesuai.

24
Perjanjian Sewa Guna Usah
Telaah penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan pada audit terakhir. Siapkan daftar
semua nomor kotak pengaman. Jika sudah ada daftar yang dimasukkan ke kertas kerja,
lakukan pemeriksaan visual untuk memverifikasi nomor-nomor yang tertera. Telaah
perjanjian sewa untuk kotak yang disewa. Beri tanda audit di samping nomor pada daftar
setiap perjanjian yang ada. Jika ada perjanjian baru, periksa kelengkapan dan kebenarannya.
Beri tanda inisial dan tanggal di kiri nomor kotak yang tertera di perjanjian. (Suatu perubahan
nomor kotak pada perjanjian sewa harus dilakukan oleh penyewa) Periksa semua perwalian
hukum untuk perjanjian-perjanjian baru. Jika sebuah kotak dibatasi aksesnya karena si
penyewa meninggal dunia, maka pembukaan kotak harus dihadiri dua orang atau lebih, jika
ada lampiran, catat nomornya di kertas kerja.
a. Periksa apakah kartu perjanjian masih terbungkus rapi.
b. Periksa apakah terdapat steker di lubang kunci.
c. Periksa slip akes yang membutuhkan kehadiran dua orang atau lebih dengan
membandingkan tanda tangan dengan kartu perjanjian. Telaah prosedur akses bersama
orang-orang yang hadir.
d. Minta orang-orang yang hadir untuk memahami prosedur yang diterapkan untuk
mengizinkan pelanggan membuka kotak.
e. Periksa slip akses terbaru untuk mengetahui kelayakan pemrosesan dan pencatatannya.
Di kantor tempat audit terpisah dilakukan untuk bagian deposito, beri catatan mengenai
jumlah kotak yang tersedia dan yang disewakan. Misalnya: "Dari 5.268 jumlah total kotak,
terdapat 4.183 kotak yang disewakan pada tanggal audit kami."

2.8 Ambiguitas

Informasi yang tepat akan menghasilkan informasi audit yang tepat pula. Kata-kata seperti
memadai, mencukupi, dan menyeluruh memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Meminta
auditor untuk “menentukan apakah persaingan yang memadai memang terjadi” tidak berarti apa-
apa dan mengundang respons yang berbeda dari auditor yang berbeda. Misalnya anggaplah
bahwa suatu program audit akan dilakukan oleh tim audit di lokasi yang berbeda, kemudian

25
program audit meminta mereka untuk “menentukan apakah bagian instalasi memiliki sistem
penggajian yang memadai.”
Beberapa staf mungkin melakuka penilaian atas setiap bagian dari sistem, yang berarti
mereka melakukan lebih banyak dari yang diharapkan. Staf-staf yang lain mungkin memutuskan
untuk menentukan hanya karyawan tersebut yang digaji dengan layak-tidak ada prosedur lain.
Yang lain, dalam pengujian mereka atas penggajian karyawan, bisa mnegetahui kesalahan dalam
pembayaran cuti atau penggantian beban-beban perjalanan. Mereka mungkin memutuskan untuk
berkonsentrasi pada bahaya yang sudah diketahui ini dan hanya melakukan sedikit audit atas
sistem penggajian. Lebih jauh, staf audit bisa menjadi bingung dan menghabiskan waktu yang
tidak perlu untuk membahas prosedur-prosedur yang ambigu seperti itu padahal seharusnya
mereka mencurahkan lebih banyak waktu untuk audit yang produktif.
Daripada membuat prosedur umum yang ambigu tentang ‘sistem penggajian yang
memadai’, program tersebut membutuhkan langkah-langkah khusus berikut:
a. Tentukan apakah pembayaran ke karyawan sesuai dengan kartu waktu yang sudah disetujui.
b. Tentukan apakah karyawan dibayar dalam jumlah yang benar
c. Tentukan apakah total gaji dan upah dibayar sesuai dengan pembebanan biaya tenaga kerja
langsung dan tidak langsung ke kontrak dan akun yang tepat
Kebanyakan auditor akan langsung memahami langkah-langkah program tersebut tanpa
membutuhkan instruksi lanjutan, dan mereka masih akan memiliki banyak keleluasaan untuk
memutuskan tujuan-tujuan program audit ini.
Ambiguitas (ambiguities) akan berkurang bila aktivitas audit internal menerapkan makna
seragam untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit. Berikut ini beberapa
definisi yang dapat membantu menghilangkan kebingungan dan menjembatani pembuat program
dengan staf audit:
a. Menganalisis = memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan sifatnya.
b. Mengecek = mebandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk mengetahui
akurasi atau kewajarannya.
c. Mengonfirmasi = membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya jawab tertulis
atau melalui inspeksi.
d. Mengevaluasi = mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau kegunaan.

26
e. Memeriksa = melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai akuarasi,
kelayakan, dan opini yang sesuai.
f. Menginspeksi = memeriksa secara fisik.
g. Menginvestigasi = memastikan fakta kondisi-kondisi yang dicurigai atau yang dituduhkan.
h. Menelaah = mempelajari secara kritis.
i. Memeriksa cepat = mempelajari cepat dengan tujuan menguji kecenderungan umum,
mengetahui penyimpangan yang muncul, hal-hal yang tidak biasa, atau kondisi-kondisi lain
yang membutuhkan studi lanjut.
j. Membuktikan = mencari bukti yang meyakinkan.
k. Menguji = memeriksa sampel yang representatif dengan tujuan mencapai kesimpulan
mengenai poulasinya.
l. Memverifikasi = menetapkan akurasi.

2.9 Hubungan Program dengan Laporan Audit

Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan
dilaporkan. Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan program
audit. Beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar dalam bentuk ringkas untuk
menunjukkan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir. Hal ini memberikan disiplin yang
bermanfaat dan semacam arahan saat melakukan penelaahan dan menghilangkan pekerjaan audit
yang tidak perlu. Walaupun tidak ada kerangka yang disiapkan, auditor tetap harus memikirkan
struktur umum laporan dan lingkup audit yang direncanakan. Keekonomisan dan efisiensi juga
hal-hal yang diharapkan dalam audit internal.
Beberapa auditor intenal merasa efisien dan akan sangat membantu bila bagian-bagian dari
laporan audit mereka ditulis sesuai kemajuan audit. Dalam penugasan audit berskala besar,
laporan kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan membuat penyusunan laporan
audit akhir lebih mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan saat program ditulis, format
program itu sendiri akan membuat kerangka laporan resmi lebih mudah disiapkan.

27
2.10 Mekanisme Program

Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap
segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung
jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja. Estimasi juga
membantu menentukan berapa staf yang harus ditugaskan untuk audit guna menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu yang wajar.
Penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi mungkin diperlukan, sesuai kemajuan audit,
jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit. Mereka juga harus
menyetujui semua perubahan signifikan. Program audit cenderung mengalami evolusi. Jarang
sekali terjadi pembuat program audit bisa mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan
dihadapi selama audit.
Dalam praktiknya, audit terus berkembang sejak program awal. Program audit seharusnya
diperbarui secara periodik sesuai kemajuan audit. Jika kondisi aktual berbeda dari yang diketahui
di awal, mungkin perlu merevisi rencana atau menghentikan audit. Setiap perubahan signifikan
harus ditulis beserta alasannya.
Program audit harus mendokumentasikan kemajuan pekerjaan audit. Setiap langkah audit
yang direncanakan harus memiliki referensi kerja. Hal ini akan menunjukan pekerjaan apa yang
telah dilakukan dan apa saja yang masih harus dilakukan, hal ini juga membantu auditor
menghindari tidak dilakukannya langkah-langkah tertentu secara tidak sengaja. Jika suatu
prosedur dihilangkan, alasannya harus diberikan.

2.11 Penugasan Staf Untuk Audit Skala Kecil

Staf audit yang terdiri atas satu atau dua auditor mungkin merasa kebertan untuk
menyiapkan program audit. Namun hal ini tidaklah beralasan. Untuk audit skala kecil, biasanya
cukup ditugaskan dua orang tenaga auditor internal, yaitu satu orang menjadi ketua tim, dan
satunya lagi menjadi anggota.
Sebuah laporan audit biasanya ditulis oleh satu orang. Seorang penulis laporan yang baik
menyiapkan kerangka sebelum menulis laporan. Kerangka tersebut merupakan program untuk
laporan tertulis.
28
Di samping itu, organisasi yang kecil sekali pun menginginkan auditor eksternal
memanfaatkan hasil pekerjaan auditor internal mereka guna mengurangi biaya audit internal.
Namun auditor eksternal tidak cukup menghargai auditor internal yang pekerjaan auditnya tidak
terprogram dan lingkup serta tujuan auditnya tidak didefinisikan dengan baik.
Sebuah program audit yang telah disiapkan oleh audit internal yang juga akan
melakukannya sendiri tidak perlu serinci program yang dibuat untuk auditor junior, tetapi tetap
harus memuat tujuan operasi yang diaudit dan prosedur audit yang akan dilakukan.

2.12 Pedoman Penyusunan Program Audit

Pedoman penyiapan program akan mempertimbangkan hasil-hasil dari langkah-langkah


yang dilakukan selama survey. Berikut ini beberapa pedoman untuk melaksanakan langkah-
langkah tersebut dan alasan-alasannya:

PEDOMAN ALASAN

Telaah laporan, program audit dan kertas untuk mendapatkan latar belakang dan
kerja, serta dokumen-dokumen lainnya dari menentukan apakah hasil-hasil penelaahan
audit terdahulu, dan buat daftar masalah- sebelumnya untuk memutuskan lingkup
masalah yang membutuhkan tindakan audit sekarang dengan lebih baik.
perbaikan
Lakukan survey pendahuluan Untuk menentukan tujuan aktivitas yang
akan diperiksa, risiko-risiko yang
aktual/potensial, dan sistem kontrol yang
ada
Telaah kebijakan dan prosedur fungsi yang untuk menentukan hal-hal yang bisa diukur
telah diaudit, manual operasinya, bagan dan dinilai, dan apakah fungsi
wewenang, tujuan dan sasaran jangka tersebut beroperasi sesuai dengan keinginan
panjang dan jangka pendek manajemen
Telaah literatur terbaru dibidang audit untuk mendapatkan informasi terbaru
internal tentang masalah yang diaudit. tentang Teknik-teknik audit untuk aktivitas
yang diperiksa

29
PEDOMAN ALASAN

Siapkan bagan alir operasi-operasi kunci untuk mengidentifikasikan kelemahan


dari fungsi yang diaudit kontrol dan mendapatkan analisis visual
aliran transaksi
Telaah standar kinerja yang telah ditetapkan untuk memperoleh tolok ukur dalam
oleh manajemen, dan jika mungkin, mengukur dan mengevaluasi efisiensi dan
dibandingkan dengan standar industry efektivitas operasi dan menentukan
pencapaiannya terhadap standar yang wajar.
Tanya jawab dengan klien dan diskusikan untuk mendapatkan kesepakatan dari klien
lingkup audit dan tujuan yang ingin dicapai dan untuk menghindari salah paham
auditor mengenai tujuan dan lingkup audit
Siapkan anggaran yang merinci sumber untuk membuat estimasi jumlah auditor dan
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan waktu yang dibutuhkan guna memastikan
penugasan audit efisiensi proses audit
Wawancara dengan karyawan kunci yang untuk memahami operasi dan efisiensi serta
memiliki keterkaitan dengan fungsi audit efektivitas operasi dan mengidentifikasikan
masalah-masalah dalam kerja sama dan
koordinasi
Data semua risiko material yang harus untuk memastikan bahwa masalah-masalah
dipertimbangkan rawan telah diketahui dan mendapatkan
perhatian yang layak
Untuk setiap risiko yang diidentifikasi, untuk mengetahui apakah kontrol yang ada
tentukan kontrol yang diterapkan dan bisa mengurangi atau menghilangkan risiko-
apakah sudah mencukupi risiko yang diidentifikasi
Tentukan substansi masalah-masalah utama untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan
dan peluang-peluang yang ada utama dan menentukan penyebab serta
perbaikan yang mungkin dilakukan.

30
2.13 Kriteria-kriteria Program Audit

Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan tertentu untuk
mencapai tujuan departemen audit internal, misalnya:
a. Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan disetujui klien.
b. Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang mengharuskan
sebaliknya.
c. Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi dan
kontrol yang akan diuji.
d. Langkah-langkah kerja harus mencukupi instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan.
e. Jika memungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas relatif dari langkah-langkah
kerja. Jadi, bagian yang lebih penting dalam program audit akan diselesaikan dalam waktu
dan batas lain yang ditentukan.
f. Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditentukan.
g. Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditetapkan atau untuk
memperluas cakupan kerja. Tetapi supervisor audit harus diinformasikan segera.
h. Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi staf.
i. Informasi yang tidak perlu harus dihindari.
j. Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.

31
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Program audit merupakan alat yang menghubungkan survey pendahuluan dengan


pekerjaan lapangan. Program audit harus dianggap tentatif (sementara) sampai audit
diselesaikan yang membutuhkan pengesahan. Tanggung jawab audit juga sangat diperlukan
dalam merencvanakan penugasan audit. dimana seorang audit harus menetapkan tujuan audit
dan lingkup pekerjaannya, harus mengetahui latar belakang informasi yang akan diaudit,
menentukan sumber daya yang diperlukan, mengomunikasikan dengan orang-orang yang
perlu mengaudit yang akan dilakukan, melakukan pelaksanaan, penulisan program audit,
menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil audit disampaikan, perolehan
pengesahan rencana kerja audit.
Seorang auditor juga harus menunjukkan bagaimana ia melakukan pekerjaanya secara
profesional yang sesuai dengan integritas, keandalan, dan cara dia mencapai tujuan audit.
Seorang auditor juga dituntut untuk memilki sikap ekonomis, efisien, dan efektif. Ia juga
diharapkan dapat berhati-hati dalam bertindak, meminimalkan kerugian, dan menekankan
hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.
Seorang auditor tentu juga harus memilki prosedur yang tepat untuk mencapai tujuan.
Mengikuti mekanisme program yang dapat mencakup estimasi waktu. Dapat menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu yang wajar. Memahami pedoman-pedoman yang ada, memahami
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam audit. Mengetahui kriteria-kriteria program
audit.

3.2 Saran

Seorang auditor harus menunjukkan bagaimana ia melakukan pekerjaanya secara


profesional yang sesuai dengan integritas, keandalan, dan cara dia mencapai tujuan audit.
Seorang auditor juga dituntut untuk memilki sikap ekonomis, efisien, dan efektif. Ia juga
diharapkan dapat berhati-hati dalam bertindak, meminimalkan kerugian, dan menekankan
hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu. Seorang auditor
tentu juga harus memilki prosedur yang tepat untuk mencapai tujuan

32
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence B. Mortimer A Dittenhofer., dan James H Scheiner. (2006). Audit Internal
Sawyer (Edisi 5, Buku 1). (Desi Adriani, Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

33

Anda mungkin juga menyukai