Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM AUDIT (STUDI KASUS PEMBIAYAAN KPR IB MUAMALAT)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengendalian dan Pemeriksaan Internal LKS

Diajukan Oleh

Atika Nurani Silmi (185168004)


Sari Faizzatul Hikmah (185168012)

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM MAGITER TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada junjungan alam baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Kebahagiaan tiada terkira bagi penulis yang akhirnya dapat merampungkan makalah ini
dengan baik. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi proposal agar
menjadi lebih baik lagi serta dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pemangku kepentingan pada umumnya. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 25 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1 Definisi, Tujuan, Manfaat, Waktu Penyiapan, Tanggung Jawab dan
Lingkup Audit ............................................................................................................ 2
2.2 Definisi Ekonomis, Efisieni, dan Efektivitas ......................................................... 4
2.3 Objek, Tujuan, dan Prosedur Audit ..................................................................... 4
2.4 Menyiapkan Program Audit ................................................................................ 6
2.5 Program Audit Pro Forma ................................................................................... 7
2.6 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Program Audit...................................... 7
2.7 Studi Kasus ........................................................................................................ 10
BAB III .......................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................... 15
3.1 Simpulan ............................................................................................................ 15
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditor sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik dalam
setiap pengauditan, dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta diperintahkan oleh pimpinan
tertinggi instansi atau badan. Agar audit dapat bermanfaat bagi para pemakainya, auditor
independen memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar
dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki obyektivitas yang tinggi. Oleh karena itu
sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncakan terlebih
dahulu.
Prosedur Audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk suatu program audit.
Setelah bukti gabungan disetujui, auditor yang bertugas menyiapkan program audit atau
memodifikasi program yang sudah ada untuk memenuhi semua tujuan audit. Auditor
tersebut harus mempertimbangkan hal-hal seperti materialitas, bukti gabungan, risiko
bawaaan, risiko pengendalian, dan risiko-risiko kecurangan lainnya. Sehingga penyusunan
program audit untuk penyelesaian pekerjaan lapangan yang lebih mendalam merupakan
tahap penting agar pemeriksaan manajemen dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Tahap penyusunan program audit dilaksanakan setelah tahap persiapan
pendahuluan dan penelitian mendalam. Tahap audit mendalam disebut pula dengan istilah
penyelesaian pekerjaan lapangan. Tahap penelitian lapangan sifatnya kurang terinci
dibandingkan dengan tahap audit mendalam. Tahap audit mendalam merupakan tahap
yang sangat penting dan biasanya mengkonsumsi waktu audit manajemen yang paling
banyak. Karena pentingnya program kerja audit dan audit mendalam maka perlu dilakukan
pembelajaran lebih lanjut mengenai dua hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi, tujuan, manfaat, waktu penyiapan program audit, tanggung


jawab objek, tujuan dan ruang lingkup program audit?
2. Apa yang dimaksud dengan Program Audit Pro Forma?
3. Hal apa sajakah yang harus diperhatikan dalam Program Audit?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana definisi, tujuan, manfaat, waktu penyiapan program


audit, tanggung jawab objek, tujuan dan ruang lingkup program audit.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Program Audit Pro Forma.
3. Untuk mengetahui hal apa sajakah yang harus diperhatikan dalam Program Audit.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi, Tujuan, Manfaat, Waktu Penyiapan Program Audit, Tanggung Jawab Dan
Lingkup Audit

Program audit merupakan rencana dan langkah kerja (prosedur) yang harus
dilakukan selama audit untuk mencapai tujuan audit. Berdasarkan hasil survey
pendahuluan, disusun program audit. Program audit sebagai dasar penugasan auditor
internal akan memberikan rencana yang sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit, yang
merupakan suatu rencana yang dapat dikomunikasikan baik kepada supervisor audit
maupun kepada staf audit.
Program audit dirancang untuk: (1) mengumpulkan bahan bukti audit dan (2) untuk
memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi,
keekonomisan, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program tersebut berisi
arahan-arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.
Tujuan program audit adalah untuk menjadi pedoman bagi auditor mengenai:
 Apa yang akan dilakukan (what)
 Kapan akan dilakukan (when)
 Bagaimana akan melakukannya (how)
 Siapa yang akan melakukannya (who)
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan (time)
Menurut Sawyer et al. (2005:206), program audit yang disusun dengan baik bisa
memberikan banyak manfaat, yaitu:
1. Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit, yang
merupakan suatu rencana yang dapat dikomunikasikan baik kepada supervisor audit
maupunkepada staf audit.
2. Menjadi dasar penugasan auditor.
3. Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat
waktu audit yang dianggarkan/direncanakan.
4. Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan
dengan apa yang direncanakan.
5. Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap
pelaksanaan audit.
6. Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan.
7. Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis
pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan.
8. Mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan.
9. Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit
yang telah dilakukan.
SPFAIB menjelaskan bahwa program audit:
1. Merupakan dokumentasi prosedur bagi Auditor Intern dalam mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan informasi selama
pelaksanaan audit, termasuk catatan untuk pemeriksaan yang akan datang.
2. Menyatakan tujuan audit.

2
3. Menetapkan luas, tingkat dan metodologi pengujian yang diperlukan guna mencapai
tujuan audit untuk tiap tahapan audit.
4. Menetapkan jangka waktu pemeriksaan.
5. Mengindentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses dan transaksi yang harus diuji,
termasuk pengolahan data elektronik.
Adanya program audit secara tertulis akan memudahkan pengendalian audit selama
tahap-tahap pelaksanaan. Program audit tersebut dapat diubah sesuai dengan kebutuhan
selama audit berlangsung.
Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survey
pendahuluan. Program yang terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak
memadai serta tidak bisa menetapkan prioritas yang tepat. Namun program audit yang
disiapkan dengan baik pun bisa saja tidak memuat hal-hal penting yang tidak disadari
auditor sampai mereka kemudian melakukan pekerjaan lapangan.
Program pro forma, yang digunakan pada audit berulang atas operasi yang sama,
kadang-kadang berkembang selama periode beberapa tahun dan lambat laun
diakomodasikan ke masalah yang dihadapi dalam pekerjaan lapangan. Program tersebut
harus cukup fleksibel untuk mengakomodasikan perubahan atau situasi-situasi tidak biasa.
Program-program pro forma baru yang dimaksudkan untuk digunakan di banyak
lokasi harus disiapkan terlebih dahulu sehingga tersedia waktu untuk Menghapus kesalahan,
tuntutan yang tidak wajar,dan langkah-langkah yang tidak perlu.Program pro forma harus
diuji coba untuk menghindari kebingungan. Uji coba tersebut memungkinkan terdeteksi
kekurangan yang ada sejak awal dan bisa diperbaiki sebelum program digunakan secara
luas.
Beberapa perusahaan tengah mengembangkan perangkat lunak komputer berisi
program audit sebagai hasil langsung dari penentuan resiko (risk assessment) mereka.
Program-program ini didasarkan pada pengalaman lampau, masukan dari manajemen,dan
pertimbangan audit di suatu waktu.
Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit.
Perencanaan harus didokumentasikan dan mencakup:
1) Penetapaan tujuan audit (audit objective) dan lingkup pekerjaan (scope)
2) Latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit
3) Sumber daya yang diperlukan
4) Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit
5) Pelaksanaan, jika layak, survei lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan
kontrol yang akan diaudit
6) Penulisan program audit
7) Penentuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan
8) Perolehan pengesahan rencana kerja audit.
Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus
memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Tujuan audit
seharusnya menuntun lingkup pekerjaan. Auditor internal yang profesional bertanggung
jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi efektivitas sistem kontrol internal organisasi dan
kualitas kinerja dalam pelaksanaan tanggung jawab yang diemban. Tujuan-tujuan utama
dari system kontrol internal ini adalah untuk memastikan:
1. Keandalan dan integritas informasi.
2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur,hukum, dan regulasi.
3. Pengamanan aktiva.

3
4. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
5. Pencapaian tujuan dan sasaran yang di tetapkan untuk operasi dan program.

2.2 Definisi Ekonomis, Efisiensi dan Efektivitas

Istilah-istilah ekonomis, efisiensi dan efektivitas digunakan untuk menunjukkan ruang


lingkup dan tujuan audit internal. Perlu diperjelas perbedaan arti dari masingmasing istilah
tersebut sebelum membuat program audit karena program audit biasanya menggunakan
ketiga istilah tersebut.
1. Ekonomis (economy)
Istilah ini sering digunakan untuk mengartikan penghematan, namun sebenarnya
artinya lebih dari itu. Implikasinya adalah adanya “manajemen yang berhati-hati”
atau “gunakan hingga mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa”. Selama
ini maknaini diterapkan untuk istilah efisiensi. Kamus Webster mendefinisikan
ekonomis sebagai “kehati-hatian dalam menggunakan sesuatu hingga mencapai
manfaat terbesarnya.”
2. Efisiensi (efficiency)
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja, dalam hubungannya dengan konsep input-
proses-output, efisiensi adalah ratio antara output dan input. Seberapa besar
output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang
dimiliki perusahaan. Efisiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan
tenaga ketika memberikan dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Bila
mengacu ke seseorang, istilah efisiensi berarti menggunakan keahlian, tahan
menderita, dan tetap waspada. Kadangkala menjadi sinonim dengan istilah cakap
dan kompeten. Kamus Webster mendefinisikan operasi yang efisien sebagai
“operasi yang diukur dari perbandingan hasil-hasil aktual dengan tenaga yang
dihabiskan untuk mencapai hasilhasil tersebut.”
3. Efektivitas (effectiveness)
Secara singkat pengertian efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Efektivitas menekankan hasil aktual dari
dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu. Dengan kata lain,
efektif berarti tujuannya tercapai. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien dan
ekonomis. Sedangkan program untuk membuat sistem menjadi lebih efisien dan
ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.
Sebagai illustrasi, sistem pemrosesan catatan mungkin efektif dalam menghasilkan
dokumen sah yang akurat dan tepat, tetapi perpindahan dokumen dari meja ke meja
mungkin tidak efisien karena terjadi penelusuran balik yang tidak perlu. Di samping itu,
operasi tersebut juga mungkin tidak ekonomis karena ada enam lembar salinan dokumen
yang dihasilkan padahal yang dibutuhkan misalnya hanya lima.

2.3 Objek, Tujuan dan Prosedur Audit

Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau operasi yang dikelola oleh
perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya (Bayangkara, 2015:24). Agar dapat
memahami objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya yang

4
dimiliki oleh objek audit tersebut dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Contoh objek
audit adalah operasi pembelian, pemasaran, keuangan, program periklanan, dan lain-lain.
Tujuan audit dapat bersifat umum atau khusus. Tujuan umum diupayakan tercapai
dalam semua penugasan dan dituntun oleh lingkup audit yang diberikan oleh manajemen
dan dewan komisaris kepada kepala departemen audit. Sebagai contoh, jika penugasan
audit internal dibatasi pada masalah akuntansi dan keuangan maka tujuan auditnya
diarahkan hanya untuk menentukan keandalan dan integritas informasi keuangan;
kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum, regulasi; dan pengamanan
aktiva.
Namun jika lingkup auditnya komprehensif maka tujuan umum auditnya akan
mencakup juga penelaahan laporan operasi di samping evaluasi penggunaan sumber daya
yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk
operasi dan program.
Adapun tujuan khusus audit terkait dengan tujuan operasi. Sebagai contoh, jika tujuan
operasi pembelian adalah membeli barang yang tepat, maka tujuan auditnya adalah
menentukan apakah sistem yang dirancang telah mencapai tujuan operasi yaitu barang yang
tepat telah dibeli. Untuk mencapai tujuan audit, dilakukan prosedur audit.
Prosedur audit adalah teknik-teknik yang diterapkan oleh auditor untuk menentukan
tercapai atau tidaknya tujuan operasi dan tujuan audit. Sebagai contoh, jika tujuan operasi
adalah membeli barang yang tepat dan tujuan auditnya adalah menentukan apakah sistem
yang dirancang telah mencapai tujuan operasi yaitu barang yang tepat telah dibeli, maka
prosedur auditnya adalah pemeriksaan atas sampel pesanan pembelian untuk melihat
apakah pesanan tersebut dilengkapi dengan permintaan pembelian. Jadi, prosedur audit
harus relevan dengan tujuan audit. Prosedur yang tidak relevan, walaupun aplikatif
terhadap audit secara keseluruhan, akan sia-sia jika tidak menghasilkan bahan bukti yang
sesuai atau dibutuhkan. Dalam kaitannya dengan program audit, program audit harus
dirancang untuk menjadi pedoman auditor mengenai prosedur-prosedur audit apa yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan audit.
Berikut ini beberapa contoh operasi beserta tujuan audit dan prosedur auditnya:
 Periklanan
Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah biaya iklan dicatat dan
jumlahnya wajar (karena terkait dengan agensi periklanan yang biasanya
membebankan komisi), maka prosedur auditnya adalah dengan cara: mengaudit
catatan dan prosedur periklanan antara organisasi dengan agensi.
 Penetapan harga
Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam
variasi tingkat keuntungan antara berbagai produk, maka prosedur auditnya
adalah menentukan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif dan diikuti.
 Aset yang disewakan
Tujuan auditnya adalah untuk menentukan kelayakan beban pemeliharaan aset,
maka prosedur auditnya adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentu dalam akun
beban pemeliharaan ke pesanan kerja yang terkait.
 Pemrosesan kredit/pembiayaan
Tujuan auditnya adalah untuk menentukan ketepatan waktu pemrosesan kredit/
pembiayaan, maka prosedur auditnya adalah memeriksa sampel aplikasi kredit/
pembiayaan untuk melihat waktu pemrosesan sejak aplikasi awal sampai
pencairan kredit/pembiayaan kepada nasabah.

5
2.4 Menyiapkan Program Audit

Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu
mengarahkan cakupan atau lingkup audit yang direncanakan dalam program audit. Setiap
operasi yang luas dengan banyak keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit
jika auditor memutuskan untuk memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program
yang efektif dan ekonomis memfokuskan pada hal-hal penting untuk memenuhi tujuan
kunci atau tujuan utama operasi dan tidak selalu pada hal-hal yang menarik perhatian. Salah
satu fungsi program audit internal yang profesional adalah untuk menunjukkan bahwa
program tersebut efektif, hanya menekankan pada hal-hal yang signifikan, dan untuk
memberikan bukti bahwa risiko dan pengendalian internal yang signifikan telah
diidentifikasi dan dievaluasi. Itulah sebabnya program audit yang disesuaikan dengan
kondisi lebih relevan untuk suatu operasi dibandingkan program yang bersifat umum.
Program yang bersifat umum tidak mempertimbangkan perbedaan yang mungkin timbul
dari perubahan keadaan, beragamnya kondisi, dan orang-orang yang berbeda. Tetapi
analisis yang seksama, yang dibuat dengan bantuan manajer operasi, dapat memberikan
tujuan operasi, mengidentifikasi risiko aktual dan potensial, dan menentukan pengendalian
internal yang tepat untuk keadaan tersebut. Analisis seperti ini dapat menghasilkan program
audit yang kaya pemikiran, relevan, efektif, dan ekonomis.
Program audit dapat disusun untuk setiap tahapan audit yang dilakukan. Program audit
untuk survey pendahuluan mencakup pengumpulan informasi umum tentang objek audit,
prosedur audit, dan sistem operasional yang diterapkan. Pada tahap audit/evaluasi atas
pengendalian internal, program audit biasanya memuat prosedur-prosedur audit yang
bertujuan untuk menemukan bagian-bagian yang mengandung kelemahan pengendalian.
Sedangkan program audit untuk tahap audit lanjutan harus memuat prosedur audit terinci
untuk mendapatkan bukti yang cukup, material, dan relevan dalam mendukung
temuantemuan yang akan menjadi dasar perbaikan atau rekomendasi. Namun program
audit juga dapat dibuat berdasarkan operasi tertentu.
Setiap program audit biasanya mengandung empat hal pokok berikut (Bayangkara,
2015:47):
1. Informasi pendahuluan, yang memuat:
a. Informasi latar belakang mengenai program/aktivitas/operasi yang diaudit.
Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin.
b. Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit,
termasuk komentar auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit, yang menyajikan tentang:
a. Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan
perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
b. Pendekatan audit yang dipilih.
c. Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja (prosedur audit)
Langkah-langkah kerja atau prosedur audit memuat pengarahan-pengarahan khusus
tugas audit sesuai dengan tahapan auditnya. Semua langkah kerja disusun dalam bentuk
instruksi.
Begitu pentingnya fungsi program audit, maka penyusunan program audit harus dibuat
sedemikian rupa agar dapat digunakan sebagai sarana pengendalian pelaksanaan audit.

6
Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun program
audit:
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dapat dicapai.
2. Program audit harus disusun sesuai dengan penugasan.
3. Setiap langkah kerja (prosedur audit) harus berbentuk instruksi.
4. Setiap langkah kerja (prosedur audit) harus merinci pekerjaan yang harus dilakukan
disertai alasannya.
5. Program audit harus menunjukkan urutan prioritas prosedur audit.
6. Program audit harus fleksibel dan setiap perubahan yang dilakukan harus dengan
persetujuan atasan auditor.
7. Program audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu menyangkut
pelaksanaan dan evaluasi audit.
8. Program audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang telah
ada dalam file permanen.
9. Program audit harus menyertakan taksiran waktu yang diperlukan.
10. Program audit disiapkan oleh ketua tim audit dan dibahas bersama-sama dengan
pengawas dan seluruh anggota tim audit.
Program audit akan lebih baik jika disiapkan dengan format yang mengidentifikasi risiko
dan pengendalian internal yang dikaitkan dengan objek audit.

2.5 Program Audit Pro Forma

Program audit pro forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh
auditor-auditor kurang berpengalaman yang pekerjaannya harus diawasi. Program ini juga
bermanfaat jika:
1. Jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlah lokasi yang berbeda.
2. Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap lokasi.
3. Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan.
4. Operasi yang diaudit relatif serupa.
Program audit pro forma berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor
latar belakang informasi yang menunjukkan tujuan-tujuan operasi dan sistem pengendalian
internal. Program inisangat bermanfaat dan membantu auditor serta mampu menghasilkan
semua informasi yang diperlukan untuk evaluasi komprehensif dari aktivitas yang diperiksa.

2.6 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Program Audit

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menyiapkan program audit yaitu:
1. Ambiguitas
Informasi yang tepat akan menghasilkan informasi audit yang tepat pula.
Kata-kata seperti memadai, mencukupi, dan menyeluruh memiliki arti berbeda bagi
orang yang berbeda. Meminta auditor untuk “tentukan apakah persaingan yang
memadai memang terjadi” tidak berarti apa-apa dan mengundang respon yang
berbeda dari auditor yang berbeda. Sebagai contoh, daripada membuat prosedur
umum yang ambigu tentang “sistem penggajian yang memadai”, akan lebih baik jika
diganti dengan:
a. Tentukan apakah pembayaran ke karyawan sesuai dengan kartu waktu yang
sudah disetujui.

7
b. Tentukan apakah karyawan dibayar dalam jumlah yang benar.
c. Tentukan apakah total gaji dan upah dibayar sesuai dengan pembebanan biaya
tenaga kerja langsung dan tidak langsung ke kontrak dan akun yang tepat.
Ambiguitas akan berkurang bila aktivitas audit internal menerapkan makna
seragam untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit. Berikut ini
beberapa defenisi yang dapat membantu menghilangkan kebingungan dan
menjembatani pembuat program dengan staf audit:
a. Menganalisis - memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan
sifatnya.
b. Mengecek - membandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk
mengetahui akurasi atau kewajarannya.
c. Mengonfirmasi - membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya
jawab tertulis atau melalui inspeksi.
d. Mengevaluasi - mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau
kegunaan.
e. Memeriksa - melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai
akurasi, kelayakan, dan opini yang sesuai.
f. Menginspeksi - memeriksa secara fisik.
g. Menginvestigasi - mempelajari secara kritis.
h. Memeriksa cepat - mempelajari cepat dengan tujuan menguji kecenderungan
umum, mengetahui penyimpangan yang muncul, hal-hal yang tidak biasa, atau
kondisi-kondisi lain yang membutuhkan studi lanjut.
i. Membuktikan - mencari bukti yang meyakinkan.
j. Menguji - memeriksa sampel yang representatif dengan tujuan mencapai
kesimpulan mengenai populasinya.
k. Memverifikasi - menetapkan akurasi.

2. Mekanisme Program
Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan setiap segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal,
tetapi membantu penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan
menelaah kemajuan kerja. Program audit harus mendokumentasikan kemajuan
pekerjaan audit. Bila pengujian dilakukan, metode yang sederhana adalah membuat
rujukan ke kertas kerja dalam program audit. Setiap langkah audit yang
direncanakan harus memiliki referensi kertas kerja audit (KKA). Hal ini akan
menunjukkan pekerjaan apa yang telah dilakukan dan apa saja yang masih harus
dilakukan. Hal ini juga membantu auditor menghindari tidak dilakukannya langkah-
langkah tertentu secara tidak sengaja. Jika suatu prosedur dihilangkan, alasannya
harus diberikan.

8
Pedoman Alasan
Telaah laporan, program audit Untuk mendapatkan latar belakang
dan kertas kerja, serta dokumen- dan menentukan apakah hasil-hasil
dokumen lainnya dari audit penelaahan sebelumnya untuk
terdahulu, dan buat daftar memutuskan lingkup audit sekarang
masalah-masalah yang dengan lebih baik.
membutuhkan tindakan
perbaikan

Lakukan survey pendahuluan Untuk menentukan tujuan aktivitas


yang akan diperiksa, risiko-risiko yang
aktual/potensial, dan sistem kontrol
yang ada
Telaah kebijakan dan prosedur Untuk menentukan hal-hal yang bisa
fungsi yang telah diaudit, manual diukur dan dinilai, dan apakah fungsi
operasinya, bagan wewenang, tersebut beroperasi sesuai dengan
tujuan dan sasaran jangka keinginan manajemen
panjang dan jangka pendek
Siapkan bagan alir operasi- Untuk mengidentifikasikan kelemahan
operasi kunci dari fungsi yang kontrol dan mendapatkan analisis
diaudit visual aliran transaksi
Telaah standar kinerja yang telah Untuk memperoleh tolok ukur
ditetapkan oleh manajemen, dan
jika mungkin, dibandingkan
dengan standar industri
Tanya jawab dengan klien dan Untuk mendapatkan kesepakatan dari
diskusikan lingkup audit dan klien dan untuk menghindari salah
tujuan yang ingin dicapai auditor
paham mengenai tujuan dan lingkup
audit
Siapkan anggaran yang merinci Untuk membuat estimasi jumlah
sumber daya yang dibutuhkan auditor dan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan penugasan guna memastikan efisiensi proses audit
audit

Wawancara dengan karyawan Untuk memahami operasi dan efisiensi


kunci yang memiliki keterkaitan serta efektivitas operasi dan
dengan fungsi audit mengidentifikasikan masalah-masalah
dalam kerja sama dan koordinasi
Data semua risiko material yang Untuk memastikan bahwa masalah-
harus dipertimbangkan masalah rawan telah diketahui dan
mendapatkan perhatian yang layak
Untuk setiap risiko yang Untuk mengetahui apakah kontrol
diidentifikasi, tentukan kontrol yang ada bisa mengurangi atau
yang diterapkan dan apakah menghilangkan risiko-risiko yang
sudah mencukupi diidentifikasi
Tentukan substansi masalah- Untuk mengidentifikasi kesulitan-
masalah utama dan peluang- kesulitan utama dan menentukan
peluang yang ada penyebab serta perbaikan yang
mungkin dilakukan.

9
3. Pedoman Penyiapan Program Audit
Pedoman penyiapan program akan mempertimbangkan hasil-hasil dari
langkah-langkah yang dilakukan selama survey. Berikut ini beberapa pedoman untuk
melaksanakan langkah-langkah tersebut beserta alasannya.

4. Kriteria-kriteria Program Audit


Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan
departemen audit internal. Misalnya:
1) Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan disetujui klien.
2) Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang
mengharuskan sebaliknya.
3) Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan
operasi dan pengendalian internal yang akan diuji.
4) Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya
inisiatif dan pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang
sudah ditetapkan atau untuk memperluas cakupan kerja, tetapi supervisor audit
harus diinformasikan segera.
5) Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang
tersedia bagi staf. Beri rujukan bila memungkinkan.
6) Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.
Perubahan signifikan juga harus disetujui terlebih dahulu.

2.7 Studi Kasus

KPR iB Muamalat
KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk
memiliki rumah tinggal, rumah susun, apartemen dan condotel termasuk renovasi dan
pembangunan serta pengalihan (take-over) KPR dari bank lain dengan dua pilihan akad yaitu
akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa).

Keuntungan:
1. Sesuai dengan prinsip syariah
2. Angsuran tetap hingga akhir pembiayaan sesuai perjanjian dengan akad murabahah
3. Margin 9.5% untuk 2 tahun pertama, selanjutnya mengikuti ketentuan selama
program masih berlaku.
4. Uang muka ringan mulai dari 10%*
5. Plafond pembiayaan lebih besar
6. Jangka waktu pembiayaan maksimal 15 tahun
7. Berlaku untuk nasabah baru dan nasabah eksisting Bank Muamalat.
8. Dapat diajukan oleh pasangan suami istri dengan sumber penghasilan untuk
angsuran diakui secara bersama (joint income).
*Untuk fasilitas pembiayaan dengan Luas Bangunan 70m2

Syarat Pembukaan:
1. Nasabah Perorangan
2. Usia minimal 21 tahun saat pengajuan pembiayaan

10
3. Usia maksimal saat jatuh tempo pembiayaan bagi pegawai 55 tahun / belum pensiun
dan 60 tahun untuk wiraswasta
4. Tidak termasuk dalam Daftar Pembiayaan Bermasalah
5. Status karyawan:
(1) Karyawan tetap (minimal telah bekerja 1 tahun)
(2) Karyawan kontrak (minimal telah bekerja 2 tahun)
(3) Wiraswasta/Profesional.
6. Pembiayaan dicover dengan asuransi jiwa.
7. Fasilitas angsuran secara autodebet dari Tabungan Muamalat.
8. Melengkapi persyaratan administratif pengajuan:
(1) Formulir permohonan pembiayaan untuk individu
(2) Fotocopy KTP, KK, Surat Nikah (bila sudah menikah)
(3) Fotocopy NPWP
(4) Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan)
(5) Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir
(6) Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta)
(7) Fotocopy sertifikat, IMB dan PBB

Tarif:
1. Biaya Administrasi
2. Biaya Notaris
3. Biaya Asuransi (Asuransi Jiwa & Kebakaran)
4. Biaya Appraisal (Bila Diperlukan)

PROGRAM AUDIT
Objek Audit : Pembiayaan Murabahah
Tujuan : Menilai Kepatuhan Audit Pengajuan Pembiayaan dan Pengembalian Dana
Pembiayaan

RISIKO PENGENDALIAN TUJUAN PROSEDUR AUDIT TUJUAN AUDIT


KONTROL
Dokumen RM meminta Memastikan Melakukan Memastikan
permohonan kepada calon kelengkapan pengujian sampling kontrol dari
pengajuan nasabah untuk persyaratan terhadap Relationship
pembiayaan melengkapi data dokumen dan permohonan Manager (RM) dan
yang pada formulir legalitasnya pengajuan Unit Support
dipersyaratkan aplikasi pembiayaan. Pembiayaan (USP)
tidak lengkap pengajuan Pengujian dijalankan dengan
khusus untuk dilakukan dengan baik
pembiayaan memeriksa
murabahah dan dokumen
meminta persyaratan awal
kelengkapan permohonan
dokumen yang pengajuan
telah pembiayaan
dipersyaratkan
kemudian RM

11
melakukan
verifikasi.

USP melakukan
verifikasi aspek
legalitas
sehingga
mendapatkan
legal opinion

Permohonan RM meminta Meminimalisir Melakukan Memastikan RM


pengajuan kepada calon risiko pengujian sampling dan USP
pembiayaan nasabah pembiayaan untuk memastikan melakukan
dilakukan oleh pembiayaan dengan hasil BI Checking verifikasi legalitas
calon nasabah memberikan memastikan yang telah dengan teliti
yang telah di hasil BI Checking legalitas dilakukan USP,
blacklist BI minimal satu dokumen yang tentang verifikasi
tahun terakhir dipersyaratkan termasuk atau
dan tidaknya nasabah
memeriksanya dalam daftar
dengan teliti blacklist BI

Sumber RM meminta Mencegah Melakukan Memastikan RM


pendapatan kepada calon kemungkinan pengujian sampling dan USP
calon nasabah nasabah akan adanya dengan memilih melakukan analisis
pembiayaan pembiayaan permasalahan berkas nasabah kelayakan calon
tidak jelas untuk dalam pengajuan penerima dana
memberikan pengembalian pembiayaan pembiayaan
bukti sumber dana dengan plafond dengan efektif
pendapatannya pembiayaan tinggi dan
berupa slip gaji oleh nasabah memeriksa
(bagi karyawan) peminjam legalitas bukti slip
atau pun gaji atau pun
laporan laporan
keuangan (bagi keuangannya
wiraswasta)
yang telah
dilegalkan oleh
pihak terkait

Dokumen RM melakukan Mencegah Melakukan Memastikan


permohonan penyimpanan kemungkinan pengujian sampling penyimpanan
pengajuan dokumen terjadinya terhadap dokumen dokumen
pembiayaan permohonan kehilangan pembiayaan : permohonan
tidak pengajuan dokumen 1. Arsip nasabah pengajuan
tersimpan pembiayaan permohonan telah disimpan pembiayaan sesuai
dengan rapi dengan rapi dan pengajuan dalam file dengan prosedur

12
dan terstruktur dan pembiayaan pembiayaan yang sudah
terstruktur melakukan yang 2. Memastikan ditentukan
pengecekan menyebabkan bahwa materi
secara berkala kurang informasi telah
lengkapnya disimpan
informasi dalam file yang
pembiayaan sesuai dengan
kriteria
masing-masing
materi
informasi
3. Memastikan
bahwa masa
simpan file
pembiayaan
telah sesuai
dengan
ketentuan
4. Memastikan
bahwa setiap
materi
informasi yang
telah
diarsipkan
dalam file
pembiayaan
telah ditinjau
ulang secara
berkala oleh
RM
5. Memastikan
tempat
penyimpanan
file
pembiayaan
tahan api dan
telah
diasuransikan

Tidak adanya RM wajib Mencegah Melakukan Memastikan tidak


laporan melaksanakan terjadinya pengujian sampling adanya kecurangan
kunjungan kunjungan pemalsuan pada laporan apapun yang dapat
langsung oleh langsung ke dokumen kunjungan memberikan
RM kepada rumah nasabah, pembiayaan langsung yang dampak kerugian
calon nasabah kantor tempat oleh nasabah dibuat oleh RM dan terhadap bank
pembiayaan nasabah bekerja, memeriksa
atau tempat kesesuaiannya

13
usaha nasabah dengan dokumen
untuk benar- serta melakukan
benar observasi on site
memastikan untuk mengetahui
bahwa nasabah kebiasaan RM
telah jujur dalam
dengan semua melaksanakan
yang sudah kunjungan
dituliskannya langsung pada
nasabah

Pengembalian Pembayaran Mencegah Mengevaluasi Memastikan


dana angsuran penurunan jumlah total pembayaran
pembiayaan nasabah secara kredibilitas angsuran yang nasabah peminjam
(angsuran) langsung nasabah harus dibayar per sesuai dengan
oleh nasabah autodebet dari pembiayaan bulan oleh nasabah perjanjian yang
dilakukan tabungan dalam aspek dengan pemasukan telah disepakati
setelah (pemotongan kemauan yang diterima bersama
tanggal jatuh langsung dari (willingness) nasabah serta
tempo saldo tabungan untuk pengeluaran biaya
(terlambat) nasabah) mengembalikan hidupnya
modal yang
telah diberikan
bank

Pengembalian Menetapkan Mencegah Melakukan Memastikan


dana agunan yang kerugian bank pengujian sampling kemampuan RM
pembiayaan dapat menjamin dan mencegah terhadap dan USP dalam
(angsuran) keberlangsungan perselisihan pembiayaan macet merekomendasikan
oleh nasabah pembiayaan dengan dan mengevaluasi pembiayaan dan
mengalami dengan RM nasabah ketepatan agunan melindungi bank
gagal bayar meminta dalam memback up dari risiko kerugian
(pembiayaan sertifikat, IMB kerugian yang
macet) dan PBB atas ditanggung oleh
agunan tersebut bank

Disusun Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

Tanggal : Tanggal : Tanggal :

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Program audit sebaiknya disiapkan setelah survei pendahuluan. Program audit harus
dianggap tentatif (sementara) sampai audit diselesaikan yang membutuhkan pengesahan.
Tanggung jawab audit juga sangat di perlukan dalam merencakanan penugasan
audit.Dimana seorang audit harus menetapkan tujuan audit dan lingkup pekerjaannya,
harus mengetaui latar belakang informasi yang akan diaudit, menentukan sumber daya yang
diperlukan, mengomunikasikan dengan orang-orang yang perlu mengethaui audit yang akan
dilakukan, melakukan pelaksanaan, penulisan program audit, menentukan bagaimana,
kapan dan kepada siapa hasil araaudit disampaikan, perolehan pengesahan rencana kerja
audit.
Seorang audit juga harus menunjukkan bagaimana ia melakukan pekerjaannya secara
profesional yang sesuai dengan integritasnya, keandalannya, dan cara dia mencapai tujuan
audit.
Seorang auditor juga dituntut untuk memiliki sikap ekonomis, efisien dan efektif.
Auditor diharapkan dapat berhati-hati dalam bertindak, meminimalkan kerugian, dan
menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.
Program pro forma juga sangat penting untuk auditor-auditor yang kurang
berpengalaman yang pekerjaannya harus diawasi. Program tersebut dapat memberikan
informasi yang menunjukkan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol.
Seorang auditor tentu juga harus memiliki prosedur yang tepat untuk mencapai tujuan.
Mengikuti mekanisme Program yang dapat mencakup estimasi waktu. Dapat menyelasaikan
pekerjaan dalam waktu yang wajar. Memahami pedoman-pedoman yang ada, memahami
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam audit.

15
LAMPIRAN
Lampiran 1

PROGRAM AUDIT PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Nama Organisasi SKAI/PE Audit Intern

Kewenangan dan tanggung


jawab auditor

Nama program audit Pemeriksaan Aplikasi Inti Perbankan

Cakupan audit sesuai hasil


penilaian risiko

Tujuan audit

Jadwal audit

Jumlah auditor

Anggaran

Pelaporan hasil audit

Aspek teknis, risiko, proses dan 1. ..


transaksi yg hrs diuji 2. ..

No Kegiatan pemeriksaan Ref KKA


Catatan Dibuat oleh Direviu oleh
Lampiran 2

Form : Kas-01

KERTAS KERJA AUDIT INTERNAL


BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS (Cash Opname)

Pada hari ini, ........................Tanggal, .............................. telah dilakukan cash opname, dengan hasil sebagai
berikut :
Perincian Kas Fisik pada saat Cash Opname
Pecahan Jumlah Nilai (Rp.)
(1) (2) (3) = (1) x (2)
100.000
50.000
20.000
10.000
5.000
1.000
500
200
100
Total
1. Saldo Kas (menurut Laporan Neraca) tgl............................ Rp. ...........................
2. Saldo Kas Fisik Rp. ........................... -
3. Selisih Kas (No. 1-2) Rp. ........................... *)
*) Terdapat mutasi kas pada tanggal ……………………………….. dengan rincian sebagai berikut:
1. Modal kantor Kas Rp. …………………………….
2. Penerimaan Setoran Rp. …………………………….
3. Pengeluaran Penarikan Rp. …………………………….
4. ……………………………….. Rp. …………………………….
Jumlah mutasi kas Rp. …………………………….
Selisih Kas Rp. …………………………….
Total Rp. ……………………………. (jika masih ada selisih, harus ada pertanggung
jawaban)
Catatan/temuan audit: Tanggapan auditee: Tindak lanjut:

Demikian berita acara Cash Opname ini dibuat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Auditor, Auditee, Diketahui,

(........................................) (...........................................) ( ..................................... )


DAFTAR PUSTAKA

Burhany, D. I. (2018). Pengendalian dan Pemeriksaan Internal Lembaga Keuangan Syariah. Bahan Ajar.
Politeknik Negeri Bandung.
Indonesia, I. B. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah: Gramedia Pustaka Utama.
Nahriati, R. (2016). Modul Pengauditan Internal "Program Audit".
Sawyer, L. B., Dittenhofer, M. A., Scheiner, J. H., Graham, A., & Makosz, P. (2003). Sawyer's internal
auditing: the practice of modern internal auditing.

Anda mungkin juga menyukai