SUKUK DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
FERTY NADYA PUJIANTI 185168005
investasi terdiri atas 2 hal yaitu investasi pada riil asset dan financial asset.
Pasar modal di Indonesia yang selama ini merepresentasikan transaksi jual-beli efek,seperti: saham, obligasi,
reksadana, dan derivatif, kini mulai dimarakkan oleh transaksi produk keuangan baru yang menerapakan prinsip-
prinsip Syariah, salah satunya sukuk.
Kemunculan sukuk dilatar belakangi sebagai upaya untuk menghindari praktik riba pada obligasi konvensional
praktek ini sangat jelas dilarang secara Syariah karena mengandung unsur Riba. Al-Qur’an, surat 3, ayat 130:
ََّللا لَ َعلَّ ُك َْم ت ُ ْف ِل ُحون
َََّ ضا َعفَ َةً َۖ َواتَّقُوا ِ ل تَأ ْ ُكلُوا
ْ َ الر َبا أ
َ ض َعافًا ُم ََ َيا أَيُّ َها الَّذِينََ آ َمنُوا
“Wahai orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar
kamu beruntung”
Sehingga para ulama mencari alternatif instrumen pembiayaan bagi pengusaha atau negara yang menerapkan
prinsip Syariah yaitu dengan menciptakan instrumen keuangan baru yang bernama obligasi syariah atau sukuk
LATAR BELAKANG
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia No. 32/DSN-MUI/ IX/2002mendefinisikan sukuk sebagai
suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin dan fee, serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
Sukuk dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena pengembangan Sukuk dapat menjaga
stabilitas harga di Indonesia(Suriani, Masbar, Wahid, & Majid, 2019)
Jenis sukuk : pemerintah dan korporasi
penerbitan sukuk dianggap lebih aman karena memiliki waktu pengembalian yang relatif lama dan dapat
menghindari fluktuasi jangka pendek yang terdapat pada pasar modal konvensional
RUMUSAN DAN TUJUAN PENULISAN
Rumusan :
Bagaimana perkembangan sukuk di Indonesia?
Bagaimana analisis peluang dan tantangan pengembangan Sukuk di Indonesia?
Tujuan :
Untuk mengetahui perkembangan sukuk di Indonesia
Untuk mengetahui peluang dan tantangan pengembangan Sukuk di Indonesia
PERKEMBANGAN SUKUK
Obligasi syariah atau sukuk mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pertumbuhan sukuk akan lebih didorong
oleh pengembangan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dan swasta dan sangat diminati oleh investor Timur
Tengah untuk menanamkan modalnya karena lebih comfortable dan aman
Pertumbuhan sukuk korporasi diawali kemunculan penerbitan sukuk korporasi pertama kali di Pasar Modal
Indonesia pada tahun 2002 melalui PT Indosat Tbk, pada Oktober 2002 dengan akad mudharabah senilai Rp. 175
miliar rupiah dan menjadi perhatian bagi perusahaan lain dalam melakukan pembiayaan melalui sukuk, salah satunya
PT. Berlin Laju Tanker (BLT) Tanker mengeluarkan sukuk ijarah dengan nilai emisi sebesar Rp. 200 miliar. Tahun
2009 dan PT PLN Tahun 2010 senilai maksimal Rp 2,5 triliun
PERKEMBANGAN SUKUK
Adapun perkembangan sukuk sampai tahun 2014 dapat dilihat dari grafik berikut:
sejak awal diterbitkannya pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2014 penerbitan sukuk selalu mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada awal penerbitan sukuk pada tahun 2002, jumlah total emiten sukuk hanya 1
dengan jumlah total nilai emisi sukuk korporasi senilai 175 miliar. Sampai tahun 2014, total emiten sukuk korporasi
sebanyak 71 dengan total nilai emisi sebesar Rp. 12,872 miliar rupiah.
PERKEMBANGAN SUKUK
Perkembangan sukuk tidak hanya berhenti disitu, sampai tahun 2018 faktanya pertumbuhan sukuk di Indonesia
semakin meningkat dapat dilihat pada grafik berikut:
Pada tahun 2018 saja, terdapat 6 emiten baru yang menerbitkan sukuk, yaitu: PT Astra Sedaya Finance, Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), PT Medco Power Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur
(Persero), PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry, PT Bank CIMB Niaga (OJK, 2018)
Perkembangan pasar modal syariah salah satunya ditandai dengan maraknya penawaran umum sukuk dengan akad
ijarah dan mudharabah. Namun, pada tahun 2018 terdapat penerbitan sukuk dengan menggunakan akad baru, yaitu
akad wakalah. Dengan menggunakan akad wakalah ini, emiten lebih fleksibel dalam pengelolaan dana hasil
penerbitan sukuk, tidak hanya terbatas pada satu kegiatan investasi tetapi bisa dikombinasikan, seperti untuk sewa
menyewa, bagi hasil, dan sebagainya
Perusahaan yang menggunakan akad wakalah tersebut adalah PT Medco Power Indonesia dengan penerbitan sukuk
wakalah sebanyak 3 seri dengan total nilai sebesar Rp 600 miliar.(OJK, 2018)
TANTANGAN SUKUK
Perkembangan sukuk di Indonesia meningkat dari tahun ke tahunnya. Kemudian pada tahun 2018 adanya akad baru
yaitu akad wakalah, dimana akad ini dianggap lebih fleksibel dalam penggunaan dana sehingga dapat menarik banyak
korporasi untuk menerbitkan sukuk. Namun. Dalam perkembangannya masih terdapat tantangan agar sukuk dapat
bersaing dengan obligasi konvensional.
TERIMAKASIH