PEMERIKSAAN MANAJEMEN
AUDIT MANAJEMEN TERHADAP KEPASTIAN MUTU
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Manajemen
Dosen Pengasuh:
Ibu Dr. Budi Rofelawaty, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
Oleh :
Haderianor 2013.12.8730
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin banyaknya perusahaan di Indonesia maka persaingan yang terjadi
akan semakin tinggi. Persaingan dalam merebut pasar mendorong perusahaan
untuk memberikan yang lebih kepada pelanggannya relatif dibandingkan dengan
apa yang diberikan pesaing. Usaha dan operasional perusahaan terfokuskan
kepada keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan (customer focus). Sehingga,
perusahaan perlu membangun suatu sistem kepastian mutu untuk memastikan
bahwa proses-proses yang berjalan di dalam perusahaan dapat menjamin
dihasilkan dan diserahkannya produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Sistem kepastian mutu merupakan sesuatu yang dinamis. Sistem ini harus
mampu beradaptasi dan berubah untuk mampu menghasilkan produk yang sesuai
dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan. Sebagai bagian dari
komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar mutu
yang telah ditetapkan untuk memenuhi persyaratan pelanggan, secara periodik
dilakukan audit terhadap sistem kepastian mutu yang diterapkan perusahaan.
Dengan demikian Audit kepastian mutu sangat dibutuhkan oleh setiap
perusahaan dalam mengukur suatu kinerja perusahaan. Bagaimana suatu
perusahaan dapat bersaing dengan melihat aspek outcome. Hasil dari efesiensi
dan efektivitas suatu perusahaan dapat diukur dengan input, output dan outcome.
Mutu atau kualitas juga merupakan tolak ukur suatu perusaahan. Dalam makalah
ini akan menjelaskan bagaimana Audit Manajemen Terhadap Kepastian Mutu.
Menjelaskan prinsip dan strategi yang digunakan dalam audit manajemen
terhadap kepastian mutu.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka makalah ini mempunyai
tujuan.Tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Memahami pengertian audit kepastian mutu
2. Memahami manfaat audit kepastian mutu
3. Memahami ruang lingkup audit kepastian mutu
4. Memahami strategi pendekatan audit kepastian mutu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Audit Manajemen Kepastian Mutu
Audit mutu didefinisikan sebagai proses sistematik, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara
objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (BSN,
2002). Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat
kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu yang
telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.
Sedangkan menurut The International Standard For Terminology In
Quality Manajement, ISO 8402, audit mutu merupakan suatu pengujian yang
sitematis dan independent untuk menentukan apakah aktivitas mutu dan hasil
sesuai dengan pengaturan yang direncanakan, dan apakah pengaturan tersebut
dapat diimplementasikan secara efektif dan cocok untuk mencapai tujuan.
Jadi
dalam hal audit ini, auditor menguji kesesuaian terhadap standard system mutu
yang berlaku dan mengedentifikasi perbaikan yang mungkin dilakukan.
Audit sistem kepastian mutu adalah proses sistematis, mandiri, dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya secara objektif
untuk menentukan sejauh mana kriteria audit yang telah dipenuhi. Audit ini
dirancang untuk menilai aktivitas, praktik atau kebijakan perusahaan untuk
menentukan apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan dalam operasinya.
Secara garis besar, urutan - urutan dari persyaratan utama ISO dapat
dijelaskan sebagai berikut, (Suardi, 2001) :
a. organisasi dalam usahanya untuk memenuhi tujuannya memerlukan arahan
yang jelas mengenai tujuan organisasi dari pimpinan puncak. Tujuan
organisasi ini dijelaskan dalam visi misi organisasi yang merupakan
perencanaan strategis sebagai wujud tanggung jawab manajemen
(Management Responsibility). Secara lebih detail visis misi organisasi
dijelaskan dalam kebijakan dan sasaran mutu.
b. Untuk
mencapai
visi
misi,
organisasi
sangat
bergantung
pada
inspkesi reguler.
Memperbaiki efektivitas dari program manajemen mutu.
Mengeksplorasi penyebab kerusakan, keluhan pelanggan dan masalah lain.
Memperoleh sertifikasi normal dari program manajemen mutu.
Mengarahkan dan memotivasi staff dan manajemen untuk menciptakan
kesadaran mutu.
8. Menunjukkan perhatian manajemen mutu terhadap pemasok untuk
memperoleh perlindungan atas tuntutan liabilitas produk.
9. Memperkenalkan formalitas dan konsistensi dalam program mutu.
10. Melakukan pelatihan dan memberikan pengetahun teknis.
ternilai harganya bagi para pelaku audit itu sendiri. Karena melalui proses audit,
tejadi proses pemahaman secara mendalam tentang seluk beluk operasi organisasi
serta permasalahan yang dihadapinya, baik permasalahan skala organisasi maupun
permasalahan spesifik yang ada pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan
demikian seorang auditor secara disadari atau tidak telah mempelajari proses
manajemen organisasi secara komprehensif dan manajemen fungsional secara
intensif.
2.3 Ruang Lingkup Audit Manajemen
Tipe audit dapat dibedakan tergantung dari pada obyek dan tujuan audit :
1. Internal dan Eksternal
Audit eksternal dilakukan oleh orang luar terhadap perusahaan. Hasil audit
sering dibagi oleh perusahaan yang diaudit dan pelanggan yang melakukan
audit.
2. Sistem, Produk, Proses, Lokasi, dan Organisasional
Audit ini mensyaratkan keahlian teknologi auditor. Garis dasar (baseline)
dan regular. Baseline audit, biasanya lebih menyeluruh dan intensif. Regular
audit, dapat diperluas dengan audit khusus atau audit ad hoc dengan alasan
kerusakan yang banyak, perubahan-perubahan, dan
daya.
3. Khusus dan komprehensif
ketersediaan sumber
kuantitatif
Audit tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan
Frekuensi, intensitas dan luas audit bervariasi dengan kebutuhan aktual
Kertas kerja dan dokumen audit harus disimpan dengan baik dan teratur
Uji petik untuk mengumpulkan bukti harus tidak memihak dan dapat
dipercaya
dan
pengaruhnya
terhadap
kemampuan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini mengambil suatu kesimpulan bahwa Audit
manajemen mutu bertujuan untuk mengindentifikasi kegiatan, program dan
aktivitas manajemen suatu organisasi yang masih memerlukan perbaikan. Dari
hasil identifikasi tersebut diberikan suatu rekomendasi kepada manajemen
yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dan pengelolaan
berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Berkaitan dengan tujuan
ini titik berat audit diarahkan terutama berbagai objek audit yang diperkirakan
dapat diperbaiki di masa yang akan datang, disamping juga mencegah
kemungkinan terjadinya berbagai kerugian.
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen.
Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup
bagian tertentu dari program / aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga
bevariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun
bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
1.2 Saran
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok
di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. Penyebab merupakan
tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan.
Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya bersifat negatif. Program/aktivitas
berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar
yang telah ditetapkan merupakan akibat negatif dari perilaku individu dan
kelompok. Untuk itulah diperlukan audit sistem mutu demi perbaikan kinerja
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
BAB III
: Rekomendasi
BAB IV
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT. Aminuddin Djarum (selanjutnya disebut Perusahaan) yang ber-lokasi di Jl.
Ali bin Abi Thalib No. 50 Medan, didirikan pada tanggal 10 Maret 2008 oleh para
pendiri yang terdiri atas :
1. Ir. Lisna
2. Ainul Yaqin
3. Amin Sentosa, SE
4. Doharni Soraya
5 Dewi Maharani
PT. Aminuddin Djarum adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur, produk yang dihasilkan berupa rokok dalam negri yang berkualitas
Internasional. Tujuan dari didirikannya Perusahaan adalah untuk mengembangkan
produk Indonesia di dalam maupun di luar Negara Indonesia dan juga untuk
memperoleh keuntungan, dengan hasil produksi yang baik, bermutu dan juga
berkualitas.
Proses Produksi untuk menghasilkan tiap batangan rokok terdiri dari 2 tahap :
1. Bahan baku berupa pohon diambil dari supplier, kemudian bahan baku
diolah menjadi serbuk rokok menggunakan mesin pabrik.
2. Pengolahan serbuk rokok menjadi batangan rokok yang dilakukan oleh
karyawan .
Susunan Direksi Perusahaan, sebagai berikut :
Direktur Utama
: Ir. Lisna
: Ainul Yaqin
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama berlangsungnya audit yang
kami lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
A. Kondisi
1. Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan
III, masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah
Perusahaan.
2. Karyawan yang bekerja pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran
berjumlah 200 orang. Jumlah itu cukup besar dan seharusnya sangat
berpeluang untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
3. Masalah utama pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran yaitu
mengenai karyawan, diantaranya:
A. Pada saat peneriman karyawan di bagian Manajemen Pemasaran,
karyawan yang diterima tidak diuji dan tidak dipilih secara selektif.
B. Karyawan yang diterima untuk tamatan SLTA, tidak diperhatikan
bidang ilmunya.
C. Sebesar 80% karyawan yang diterima belum pernah bekerja atau tidak
pernah memiliki pengalaman kerja sama sekali.
D. Karyawan di bagian Manajemen Penjualan dibebaskan dalam bekerja,
tidak diawasi sama sekali dan hanya dibebani target-target tertentu
yang harus mereka capai.
E. Karyawan di bagaian Penjualan dan Pemasaran hanya diberikan uang
makan sebesar Rp.15,000 per hari.
B. Kriteria
1. Adanya pendekatan hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan di
bagian Manjemen Penjualan dan Pemasaran. Hal ini menjadi sangat
penting karena berkaitan dengan masalah utama perusahaan yaitu
menurunnya tingkat Penjualan yang cukup tinggi.
2. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap 200 karyawannya agar
kapasitas karyawan (input) sebanding dengan tingkat penjualan (output).
3. Perusahaan harus lebih berhati-hati lagi dalam menerima calon karyawan.
4. Perusahaan harus mengadakan seleksi yang cukup selektif untuk
penerimaan calon pegawai, meliputi :
kurangnya
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus segera
menjadi perhatian pihak manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini
dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni :
1. Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur penjualan dan pemasaran
yang dimiliki oleh Perusahaan.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian
penjualan dan pemasaran dalam melakukan proses menjual dan memasarkan
barang.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai
koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki
kelemahan tersebut.
Rekomendasi :
1. Perusahaan harus memiliki system dan prosedur promosi yg lebih luas,
cth: lewat iklan di berbagai media sehingga masyarakat lebih mengenal
produk rokok yang ditawarkan.
2. Karyawan yang bertugas untuk melakukan proses penjualan dan
pemasaran harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup untuk
menjadi dasar dalam Sistem Penjualan dan Pemasaran, baik dalam
menentukan perencanaan, anggaran, target penjualan, laba minimum,
biaya promosi dan target perusahaan.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
pihak manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami
mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk lagi pada Sistem Penjualan dan
Pemasaran Perusahaan di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yg kami terima, audit yang kami lakukan hanya
meliputi masalah Sistem Manajemen Penjualan dan Pemasaran PT. Aminuddin
Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami mencakup penilaian atas
kecukupan Manajemen Penjualan dan Pemasaran, Sistem Perencanaan Anggaran
Penjualan, dan aktivitas Sistem Penjualan itu sendiri.