Anda di halaman 1dari 21

TEMUAN AUDIT

Atikotul Maula 21601082194


Sifat Temuan Audit
• Temuan audit (audit finding). merupakan Penyimpangan-
penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat
diterima
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan
ukuran. Misalnya, temuan-temuan tersebut yakni :
• Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak
dilakukan seperti pengiriman yang dilakukan tetapi tidak
ditagih.
• Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang
mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan
kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
Lanjutan.....
• Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan
perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan tariff yang
lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
• Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut
yang seragam untuk klaim asuransi yang belum diterima
padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah signifikansinya.
• Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Saran-Saran Perbaikan
• Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat
auditor bahwa pembayaran atas barang yang tidak diterima
merupakan temuan audit yang valid. Namun, akan tidak adil
untuk menerapkan label yang sama ke saran-saran untuk
menyederhanakan memo penerimaan yang tidak menyebabkan
kesalahan. Perbaikan untuk hal-hal seperti ini harus dipisahkan.
• Temuan-temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan.
Manajer operasi bisa tidak diberikan pilihan apakah harus atau
tidak harus melakukan tindakan tersebut. Di sisi lain, sebuah
saran untuk memperbaiki suatu kondisi, yang tidak melanggar
aturan atau kriteria yang telah ditetapkan, merupakan masalah
lain.
Temuan-temuan Audit yang dapat
Dilaporkan
Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah :
• Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
• Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini dan dengan bukti
yang memadai, kompeten dan relevan.
• Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
• Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
• Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan
untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung
kelemahan.
Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan
Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis.
Keputusan manajemen didasarkan pada fakta yang ada. Auditor
internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan
pertimbangan manajemen.
Auditor bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan
audit. Jika sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam
untuk memuaskan seseorang yang objektif dan wajar, maka temuan
ini tidak bisa dilaporkan.
Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja
tersebut tidak mutlak harus dikritik hanya kurang dari 100%.
Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus
memeriksa dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang
mengandung kesalahan.
Menambah nilai
• Dalam setiap aspek usaha, konsep menambah nilai (adding
value) memiliki makna baru dan lebih jelas. Definisi terbaru
mengenai audit internal secara khusus menyebutkan
penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak
menambah nilai berisiko untuk dihilangkan.
• Salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah dengan
meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka
berikan jelas berdampak positif bagi organisasi.
Tingkat Signifikansi
• Tidak ada temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan
tingkat kerugian atau risiko aktual pada masing-masing. Jadi auditor internal
harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan
oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengomunikasikannya dengan
manajemen.
• Temuan temuan tidak signifikan
Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) semacam kesalahan
klerikal yang dialami semua organisasi tidak memerlukan tindakan formal.
Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan
atau dilewatkan. Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
1. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung
jawab;
2. Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki;
3. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja; dan
4. Tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut ke dalam laporan
audit resmi.
Temuan-temuan Kecil
• Temuan-temuan Kecil (minor findings) perlu dilaporkan
karena bukan semata-mata kesalahan manusiawi yang bersifat
acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut sehingga
merugikan, dan walaupun tidak menganggu tujuan operasi
organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh
manajemen.
Temuan temuan besar
• Temuan-temuan Besar (major findings) adalah temuan yang
akan menghalangi pencapaian tujuan utama suatu organisasi
atau suatu unit dalam organisasi.
• Misalnya salah satu tujuan utama departemen utang usaha
adalah hanya membayar utang utang yang benar benar sah .
• Memisahkan temuan audit yang besar dan kecil tidaklah mudah.
Dibutuhkan pertimbangan audit yang baik untuk membedakan
keduanya. Namun, jika tolok ukur yang baru saja dijabarkan
bisa diterapkan secara wajar, maka audior internal harus mampu
mempertahankan klasifikasi temuan-temuannya.
Elemen elemen temuan Audit
1. Latar belakang
2. Kriteria
3. Kondisi
4. Penyebab
5. Dampak
6. Kesimpulan
7. rekomendasi
Pembahasan Temuan
• Saat auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan
rekomendasi, mereka harus mewaspadai kekeliruan mereka
sendiri. Mereka mungkin salah menginterpretasi, atau mereka
mungkin tidak membaca prosedur dengan layak. Untuk
mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka temukan.
Auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling
mengetahui fakta tersebut.Mereka harus mengetahui interpretasi
klien dan mencatatnya dalam kertas kerja mereka
Pencatatan Temuan Audit
Aktivitas Pencatatan Temuan Audit (Internal Audit Record of
Audit Findings)
• Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab.
• Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu
rujukan untuk kertas kerja pendukung.
• Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi.
• Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai
kondisi.
• Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan
dari sesuatu yang ditemukan pada audit sebelumnya.
Lanjutan.....
• Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan
dengan temuan tersebut.
• Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang
ditemukan.
• Menunjukkan penyebab mengapa penyimpangan terjadi.
• Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial dari kondisi
tersebut.
• Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang
diambil.
• Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat
tanggapan-tanggapan mereka (setuju dan tidak setuju), dan sifat
tindakan, jika ada yang mereka usulkan untuk diambil.
Laporan pencatatan temuan audit
• Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit
Findings) memberikan flesibilitas karena RAF bisa diurutkan
atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal.
Laporan tersebut juga memberikan acuan untuk pembahasan,
karena mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam
satu lembar untuk menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga
berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor semua
yang diperlukan untuk memperoleh informasi temuan yang
dibuat secara mendalam.
Keahlian Komunikasi
• Laporan ringkas sekalipun, seperti yang tampak pada RAF
harus ditulis dengan baik, dan masalah-masalah harus
didefinisikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah yang
singkat, padat, dan tepat. Jika dimungkinkan, bahasa RAF harus
diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yang
mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.
Tentu saja, sikap yang sama juga harus ditampilkan dalam
komunikasi verbal sehari-hari dan presentasi interim hasil-hasil
audit.
Penelaahan Pengawasan
• Supervisi audit tetap merupakan kontrol kunci atas
pengembangan profesional temuan-temuan audit. Setiap temuan
yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan pengawasan
yang ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan
penelaahan tersebut harus dibuktikan dengan tanda tangan
penyelia atau indikasi persetujuan elektronik.
Melaporkan Audit
• Format pelaporan ini menekankanpada kelemahan-kelemahan.
Pelaporan menawarkan manfaat dari pelaporan segera setelah
pekerjaan lapangan diselesaikan. Dampak yang tidak
menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh keseluruhan
tanggapan yang objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut
juga dapat dinetralkan dengan pembahasan interim mengenai
RAF dengan klien.
Tindak lanjut
• Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor
sehubungan dengan tindak lanjut. Beberapa penulis dan praktisi
berpendapat bahwa auditor internal mengidentifikasikan
kondisi-kondisi kelemahan dan terserah pada manajemen untuk
mengambil tindakan perbaikan, menentukan kecukupannya, dan
mengawasi efektivitasnya
Kecukupan tindakan perbaikan
• Secara umum,tindakan perbaikan seharusnya:
1. Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan
2. Lengkap dalam memperbaiki semua aspk material dari
kelemahan yang ada
3. Berkelanjutan efektivitasnya
4. Diawasi untuk mencegah terulang kembali
• Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh
auditor internal karena alasan alasan:
1. Tindakan tersebut tidak responsif
2. Tindakan tersebut tidak lengkap
3. Tindakan tersebut tidak berkelanjutan
4. Tindakan tersebut tidak diawasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai