Sifat Temuan Audit • Temuan audit (audit finding). merupakan Penyimpangan- penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan tersebut yakni : • Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan seperti pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih. • Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri. Lanjutan..... • Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan tariff yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan. • Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah signifikansinya. • Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan. Saran-Saran Perbaikan • Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat auditor bahwa pembayaran atas barang yang tidak diterima merupakan temuan audit yang valid. Namun, akan tidak adil untuk menerapkan label yang sama ke saran-saran untuk menyederhanakan memo penerimaan yang tidak menyebabkan kesalahan. Perbaikan untuk hal-hal seperti ini harus dipisahkan. • Temuan-temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan. Manajer operasi bisa tidak diberikan pilihan apakah harus atau tidak harus melakukan tindakan tersebut. Di sisi lain, sebuah saran untuk memperbaiki suatu kondisi, yang tidak melanggar aturan atau kriteria yang telah ditetapkan, merupakan masalah lain. Temuan-temuan Audit yang dapat Dilaporkan Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah : • Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen. • Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan relevan. • Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka. • Relevan dengan masalah-masalah yang ada. • Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan. Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Keputusan manajemen didasarkan pada fakta yang ada. Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen. Auditor bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan audit. Jika sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan seseorang yang objektif dan wajar, maka temuan ini tidak bisa dilaporkan. Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak mutlak harus dikritik hanya kurang dari 100%. Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Menambah nilai • Dalam setiap aspek usaha, konsep menambah nilai (adding value) memiliki makna baru dan lebih jelas. Definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai berisiko untuk dihilangkan. • Salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka berikan jelas berdampak positif bagi organisasi. Tingkat Signifikansi • Tidak ada temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat kerugian atau risiko aktual pada masing-masing. Jadi auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengomunikasikannya dengan manajemen. • Temuan temuan tidak signifikan Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) semacam kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi tidak memerlukan tindakan formal. Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau dilewatkan. Tindakan yang dapat dilakukan adalah : 1. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung jawab; 2. Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki; 3. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja; dan 4. Tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut ke dalam laporan audit resmi. Temuan-temuan Kecil • Temuan-temuan Kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-mata kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut sehingga merugikan, dan walaupun tidak menganggu tujuan operasi organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Temuan temuan besar • Temuan-temuan Besar (major findings) adalah temuan yang akan menghalangi pencapaian tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. • Misalnya salah satu tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang utang yang benar benar sah . • Memisahkan temuan audit yang besar dan kecil tidaklah mudah. Dibutuhkan pertimbangan audit yang baik untuk membedakan keduanya. Namun, jika tolok ukur yang baru saja dijabarkan bisa diterapkan secara wajar, maka audior internal harus mampu mempertahankan klasifikasi temuan-temuannya. Elemen elemen temuan Audit 1. Latar belakang 2. Kriteria 3. Kondisi 4. Penyebab 5. Dampak 6. Kesimpulan 7. rekomendasi Pembahasan Temuan • Saat auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, mereka harus mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Mereka mungkin salah menginterpretasi, atau mereka mungkin tidak membaca prosedur dengan layak. Untuk mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka temukan. Auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling mengetahui fakta tersebut.Mereka harus mengetahui interpretasi klien dan mencatatnya dalam kertas kerja mereka Pencatatan Temuan Audit Aktivitas Pencatatan Temuan Audit (Internal Audit Record of Audit Findings) • Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab. • Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kertas kerja pendukung. • Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi. • Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi. • Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu yang ditemukan pada audit sebelumnya. Lanjutan..... • Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut. • Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan. • Menunjukkan penyebab mengapa penyimpangan terjadi. • Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial dari kondisi tersebut. • Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil. • Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan mereka (setuju dan tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada yang mereka usulkan untuk diambil. Laporan pencatatan temuan audit • Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings) memberikan flesibilitas karena RAF bisa diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan tersebut juga memberikan acuan untuk pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor semua yang diperlukan untuk memperoleh informasi temuan yang dibuat secara mendalam. Keahlian Komunikasi • Laporan ringkas sekalipun, seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik, dan masalah-masalah harus didefinisikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah yang singkat, padat, dan tepat. Jika dimungkinkan, bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari. Tentu saja, sikap yang sama juga harus ditampilkan dalam komunikasi verbal sehari-hari dan presentasi interim hasil-hasil audit. Penelaahan Pengawasan • Supervisi audit tetap merupakan kontrol kunci atas pengembangan profesional temuan-temuan audit. Setiap temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan pengawasan yang ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan penelaahan tersebut harus dibuktikan dengan tanda tangan penyelia atau indikasi persetujuan elektronik. Melaporkan Audit • Format pelaporan ini menekankanpada kelemahan-kelemahan. Pelaporan menawarkan manfaat dari pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan diselesaikan. Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh keseluruhan tanggapan yang objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat dinetralkan dengan pembahasan interim mengenai RAF dengan klien. Tindak lanjut • Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor sehubungan dengan tindak lanjut. Beberapa penulis dan praktisi berpendapat bahwa auditor internal mengidentifikasikan kondisi-kondisi kelemahan dan terserah pada manajemen untuk mengambil tindakan perbaikan, menentukan kecukupannya, dan mengawasi efektivitasnya Kecukupan tindakan perbaikan • Secara umum,tindakan perbaikan seharusnya: 1. Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan 2. Lengkap dalam memperbaiki semua aspk material dari kelemahan yang ada 3. Berkelanjutan efektivitasnya 4. Diawasi untuk mencegah terulang kembali • Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal karena alasan alasan: 1. Tindakan tersebut tidak responsif 2. Tindakan tersebut tidak lengkap 3. Tindakan tersebut tidak berkelanjutan 4. Tindakan tersebut tidak diawasi TERIMAKASIH