Nim : C1C016032
A. Luas Pengujian
Berkenaan degan besar sempel yang akan diuji. Luas pengujian atas pengendalian
dipengaruhi oleh resiko pengendalian yang ditetapkan dalam perencanaan. Semakin rendah
risiko pengendalian maka akan semakin luas pengujian atas pengendalian yang harus
dilakukan.
Semakin ekstensif pengujian pengendalian yang dilaksanakan, semakin banyak bukti
yang dihimpunkan mengenai efektivitas berbagai kebijakan dan perosedur pengendalian.
Luas pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko pengendalian yang
telah ditetapkan dalam perencanaan oelh auditor. Semakin rendah tingkat risiko pengendalian
yang di tetapkan, semakin banyak bukti yang diperlukan yang harus dihimpun.
Bagi klien lama , luas pengujian dipengaruhi pula oleh penggunaan bukti yang
diperoleh pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya. Menggunakan bukti yang diperoleh
pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya, auditor harus memastikan tidak ada perubahan
yang signifikan atas rancangan dan operasi berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian
sejak pengujian pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya.
1. Jenis Bukti
2. Sumber Bukti
3. Ketepatan Waktu Bukti
4. Keberadaan Bukti lain
B. Tipe Rekomendasi
A. Kasus-Kasus Operasional
Contoh Kasus Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field work
pada fungsi Piutang (Receivale) khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya
jumlah Beban Piutang Tidak Tertagih (Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan
atas temuan audit, data di bawah ini menggambarkan temuan audit yang meliputi
kondisi, kriteria, penyebab dan akibat, yaitu : Order Penjualan (yang dilakukan secara
kredit) yang nilainya besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit
pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan. Laporan Bulanan mengenai
penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya
didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
lanjutan Contoh. Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit
yang baru. Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat
sampai 7% untuk tahun berjalan. Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat
menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit. Meskipun terdapat perbaikan
pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang
dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag.
Penjualan justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari
petugas-petugas yang dimaksud. Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk
melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang ada.
lanjutan Contoh. Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview
sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account
(pelanggan ybs masih memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat
penelusuran mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan)
dihentikan/ditiadakan. Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit
(dengan alasan untuk mengurangi belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya
direview secara selintas (tidak rinci). Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa
kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan.
Laporan ringkas sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik
dan masalah-masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah
singkat, padat, dan tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan
istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.
Pada saat yang sama, auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif.
Masalah-masalah kontrol serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus selalu
dipandang sebagai berita buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor atau
objektivitas RAF.