Anda di halaman 1dari 13

TEORI AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI

Disusun oleh :

1. Ni Nyoman Putri Karmila Sari (1902622010003)


2. Muhammad Devin Ardiansyah (1902622010012)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2021
STANDAR AKUNTANSI

1. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)


PABU dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP). PABU dijadikan kriteria oleh auditor independen untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Prinsip Akuntansi Berterima
Umum atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) merupakan sekumpulan
konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan, dan praktek yang dipilih dan
dianggap dapat di terima secara umum sehingga dijadikan pedoman umum dalam menyusun,
menyajikan, dan mengintepretasikan laporan keuangan. Sebagai pedoman operasional PABU
akan menjadi kriteria untuk menentukan apakah Laporan Keuangan telah menyajikan
informasi keuangan dengan baik, benar, dan jujur Atau yang secara teknis disebut
menyajikan secara wajar. Ini artinya laporan keuangan yang audit di bandingkan dengan
PABU. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendefinisikan istilah “penerimaan
umum” dengan menggambarkan kondisi-kondisi yang melandasi metode akuntansi keuangan
sehingga dapat di terima secara umum. Skinner (1972) menyatakan bahwa metode akuntansi
harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
1. Metode tersebut dapat di terapkan pada berbagai kasus sesuai dengan kondisi
lingkungan
2. Metode tersebut mendapat dukungan, dalam bentuk pengumuman
(pronouncement), dari komunitas akuntansi professional atau badan otoritatif
lainnya, semacam komisi pasar modal di amerika serikat (the securities dan
exchange commission)
3. Metode tersebut mendapat dukungan dari berbagai pemikir dan akademisi di
bidang akuntansi, dalam bentuk tertulis.

Sejarah perkembangan akuntansi menunjukkan bahwa berbagai literature yang


berkaitan dengan GAAP makin berkembang. Hal ini dapat di lihat dari berbagai pernyataan,
opini dan pengumuman resmi yang di keluarkan langsung oleh badan berwenang. Berikut
sumber lain dari GAAP adalah :
a. Pedoman akuntansi dan audit industry serta interpretasi akuntansi yang
dikeluarkan AICPA.
b. Publikasi FASB lainnya seperti bulletin teknis dan pernyataan yang dikeluarkan
APB
c. Publikasi-publikasi komisi pasar modal seperti accounting series release
d. Praktik-praktik yang diakui seperti yang di tunjukkan dalam publikasi AICPA
tahunan yang dinamakan Accounting Trends and Techniques
e. Paper yang membahas isu tertentu yang dikeluarkan AICPA, pernyataan konsep
FASB, text book dan artikel lain.

Sumber-sumber GAAP harus di pandang sebagai suatu hierarki yang sering


dinamakan “The House of GAAP”. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa otoritas dari
pedoman akuntansi terletak pada berbagai posisi resmi dari profesi dan komisi pasar modal.
Lantai pertama merupakan acuan utama dalam memcahkan berbagai masalah dalam praktik
akuntansi. Apabila lantai pertama tidak ditemui, maka sumber acuan dapat di cari pada lantai
kedua dan seterusnya.

.
2. Standar Akuntansi
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum format dan prosedur
penyusunan laporan keuangan yang menjadi aturan baku penyajian informasi keuangan suatu
kegiatan usaha atau perusahaan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku
dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya berisi tentang defisini,
pengukuran/penilaian, pengakuan dan pengungkapan elemen laporan keuangan. Standar
akuntansi merupakan bagian dari Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Standar
akuntansi memberikan aturan-aturan umum yang bersifat praktis untuk membantu pekerjaan
akuntan. Standar akuntansi akan terus berubah, dihapus atau ditambah. Standar akuntansi
diharapkan dapat diterima secara umum sebagai aturan-aturan perusahaan dan didukung oleh
adnya sanksi bagi mereka yang tidak mematuhi. Standar akuntansi biasanya terdiri dari tiga
bagian (Baxter, 1979) :
1. Deskripsi tentang masalah yang dihadapi
2. Diskusi logis (kemungkinan menghasilkan teori mendasar) atau cara-cara
memecahkan masalah
3. Dalam kaitannya dengan keputusan/teori, diajukan suatu solusi.

Dalam kaitannya dengan subyek standar, Edey (1977) membagi standar kedalam empat tipe :
a. Tipe 1 menyatakan bahwa akuntan harus memberitahukan kepada pemakai
tentang apa yang mereka kerjakan dengan cara mengungkapkan metode dan
asumsi (kebijakan akuntansi) yang dianut.
b. Tipe 2 membantu pencapaian beberapa keseragaman penyajian tentang pernyataan
akuntansi tertentu
c. Tipe 3 menghendaki pengungkapan hal-hal khusus yang mempengaruhi
pertimbangan (Judgement) pemakai
d. Tipe 4 menghendaki keputusan implicit/eksplisit yang harus dibuat tentang
penilaian aktiva dan penentuan laba yang disetujui.

Di Indonesia standar akuntansi di sebut juga PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia),


PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) dan SAK (Standar Akuntansi Keuangan).
ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan. Standar Akuntansi di susun oleh lembaga resmi yang di akui
pemerintah, profesi dan umum. Di Indonesia di susun oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) dan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) sedangkan di USA disusun oleh FASB
(Financial Accounting Standards Boards) yang bebas dari pofesi secara langsung.

3. Arti Penting Standar Akuntansi dan Pemakai Laporan Keuangan


Ada beberapa alasan yang menyebabkan penentuan standar akuntansi memiliki peranan
penting dalam penyajian laporan keuangan. Alasan tersebut adalah :
1) Memberi informasi akuntansi kepada pemakai terkait posisi keuangan, hasil usaha
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi tersebut di asumsikan
jelas, konsisten, dapat dipercaya (andal), dan dapat dibandingkan
2) Memberi pedoman dan aturan kepada akuntan publik untuk melaksanakan kegiatan
audirdan menguji validitas laporan keuangan.
3) Memberi data dasar bagi pemerintah tentang berbagai variable yang di pandang
penting dalam mendukung pengenaan pajak, pembuatan regulasi, perencanaan
ekonomi, dan peningkatan efisiensi dan tujuan sosial lainnya.
4) Menghasilkan prinsip-prinsip dan teori bagi mereka yang tertarik dengan disiplin
akuntansi.

Jadi intinya, standar akuntansi diharapkan menjadi pedoman bagi penyusun laporan
keuangan (Manajer), pemakai laporan keuangan dan auditor dalam memahami dan
memverifikasi informasi yang tersaji dalam laporan keuangan. Degan menggunakan stadar
akuntansi yang sama, diharapkan berbagai pihak yang berkepentingan tersebut dapat
memahami laporan keuangan dari sudut pandang yang sama sehingga tujuan pelaporan
keuangan dapat capai. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dapat disebut sebagai
pemakai laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan dapat di kelompokkan sebagai
berikut:

1. Pemakai Langsung
a) Pemilik perusahaan
b) Kreditor dan Supplier
c) Manajemen
d) Kantor Perpajakan
e) Karyawan perusahaan
f) Pelanggan
g) Investor
2. Pemakai Tidak Langsung
a) Analis dan konsultan keuangan
b) Pasar modal
c) Pengacara
d) Badan pembuat peraturan/undang-undang
e) Agen pelaporan
f) Asosiasi perdagangan
g) Serikat pekerja
h) Pesaing
i) Masyarakat umum
j) Departemen pemerintah

4. Pendekatan Dalam Penentuan Standar Akuntansi


Isu tentang pendekatan yang harus dianual dalam penentuan standar telah menjadi
focus penelitian dan perdebatan. Kebutuhan terhadap standar akuntansi itu sendiri sebenarnya
merupakan sesuatu yang bersifat kontroversial. Terdapat dua pendekatan yang digunakan
dalam penentuan standar akuntansi:
a) Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dilandasi asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan
komoditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang lain. Atas dasar asumsi tersebut,
jumlah informasi akuntansi yang disajikan akan dipengaruhi oleh kekuatan permintaan
dan penawaran. Permintaan muncul dari pemakai yang berkepentingan dengan informasi,
sedang penawaran dilakukan oleh perushaaan dalam bentuk laporan keuangan. Melalui
interaksi anatara kekuatan pasar tersebut, akan dicapai suatu keseimbangan (equilibrium)
dimana jumlah informasi yang optimal diungkapkan pada harga yang optimal. Pada saat
informasi tertentu diminta, pasat akan menghasilkan informasi tersebut apabila harga
yang ditawarkan tepat.
Kosekuensinya, pasar dipandang sebagai mekanisme yang ideal untuk memntukan
jenis informasi yang harus diungkapkan dan kelompok penerima informasi. Dengan
demikian standar akuntansi akan menentukan informasi yang dihasilkan dan siapa yang
akan menerima informasi tersebut (Kam,1990: pp 549-550). Pendukung pendapat ini juga
berpendapat bahwa standar “ mandatory” merupakan sesuatu yang tidak diinginkan
karena standar tersebut cenderung menghasilkan informasi yang berlebihan, sementara
biaya untuk menghasilkan informasi tersebut ti tanggung oleh pemakai. Dapat juga
diartikan:
Permintaan = pihak yang menggunakan laporan keuangan
Penawaran = pihak yang membuat laporan keuangan

b) Pendekatan Regulasi
Pendukung pendekatan regulasi berpendapat bahwa kegagalan pasar atau asimetri
informasi, berkaitan dengan penyajian informasi keuangan bagi pihak berkepentingan,
dapat menurunkan kepercayaan investor. Masalah ini kemungkinan dapat diatasi melalui
regulasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa regulasi khususnya melalui standar
akuntansi, bermanfaat bagi penyaji, auditor, dan agen regulasi. Hal ini disebabkan
regulasi memberikan pedoman yang jelas tentang model pelaporan, verifikasi dan
evaluasi tujuan ( Rahman, Perera, and Tower, 1992).
Adanya berbagai krisis dalam penentuan standar mendorong munculnya kebijakan
regulasi akuntansi. Permintaan terhadap kebijakan atau standar didorong oleh krisis yang
muncul, pihak penentu standar akuntansi menanggapi dengan menyediakan kebijakan
tersebut. Kebijakan tersebut lebih menitikberatkan pada kepentingan regulator/pemerintah
sebagai penguasa pihak yang terlibat :
 Permintaan = pihak yang menggunakan laporan keuangan
 Penawaran = pihak yang membuat laporan keuangan
 Regulator = pemerintah
Para pendukung regulasi berargumen bahwa kegagalan pasar dapat terjadikarena berbagai
faktor, diantaranya adalah:
 Pengendalian Monopoli Terhadap Informasi Manajemen
Hipotesis ini menyatakan bahwa akuntan memiliki pengaruh monopoli
terhadap data yang disajikan dan digunakan oleh pasar. Akibatnya, pasr tidak
dapat membedakan antara pengaruh rill dengan pengaruh akuntansi, dan mungkin
akan disesuaikan oleh perubahan- perubahan akuntansi (Ball, 1972: p. 4).
 Hipotesis Investor Naif
Hipotesis ini menyatakan baha investor yang tidak mengetahui beberapa
Teknik dan transformasi akuntansi yang kompleks, mungkin akan “ dibodohi”
oleh pemakaian Teknik tertentu yang digunakan perusahaan. Akibatnya mereka
tidak mampu menyesuaikan proses pengambilan keputusan sesuai dengan
berbagai prosedur akuntansi yang berbeda.
 Fiksasi Fungsional (functional fixtion)
Pada kondisi tertentu, investor mungkin tidak mampu mengubah keputusan
mereka dalam merespon perubahan proses akuntansi, sesuai dengan data baru
yang ada. Kegagalan terseut sering dinamakan functional fixation.
 Angka-angka Yang Menyesatkan
Karena akuntansi didasarkan sepenuhnya pada penilaian aktiva dan berbagai
prosedur alokasi yang arbitrer dan incorrigible ( tidak dapat diperbaiki), output
akuntansi mungkin tidak bermakna dan menyesatkan dalam proses pengambilan
keputusan.
 Keragaman Prosedur
Adanya fleksibilitas dalam pemilihan Teknik akuntansi dan keinginan
manajemen untuk menyajikan gambaran “yang diinginkan”, menyebabkan output
akuntansi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain kurang dapat
diperbandingkan dan kurang bermanfaat.
 Kurang Obyektifitas
Tidak ada kriteria obyektif yang dapat digunakan manajemen dalam memilih
Teknik akuntansi meneyebakan output akuntansi tidak dapat
diperbandingkan(Leftwich, 1980: p. 200).

Atas dasar hal tersebut, pendukung pendekatan regulasi berpendapat bahwa


pendekatan dasar tidak efektif sehingga pendekatan regulasi merupakan sarana yang dapat
digunakan untuk memperbaiki output akuntansi. Atas dasar berbagai faktor tersebut, terlihat
bahwa mekanisme pasar cenderung gagal dalam menyajikan informasi yang lengkap
sehingga munculnya asimetri informasi. Oleh karena itu, beberapa pihak mendukung
perlunya regulasi dalam akuntansi.

5. Teori Regulasi
Atas dasar kelemahan yang melekat pada pendekatan pasar bebas ( teori agensi),
perhatian dalam penentuan standar akuntansi diarahkan pada alternatif yang lain. Adanya
berbagai krisis dalam penentuan standar mendorong muncuknya kebijakan regulasi
akuntansi. Oleh karena permintaan terhadap kebijakan atau standar akuntansi menanggapi
dengan cara menyediakan kebijakan tersebut. Hubungan antara permintaan dan penawaran
tersebut mengarah pada terciptanya suatu keseimbangan. Dalam proses regulasi yang
dinamis, terdapat proses penyesuaian yang berlangsung terus menerus terhadap kebijakan
atau standar sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
a) Bentuk Teori Regulasi
Belkaoui (1985, p. 48) mengatakan bahwa regulasi umumnya diasumsikan untuk
dirancang dan dioperasikan demi kepentingan industry yang ada. Menurut Stiglar (1971)
dan Poaner (1974), ada dua katagori teori regulasi dalam industri tersebut yaitu teori
kepentingan public ( public-interest theories) dan teori kepentingan kelompok (interest
group atau capture theories).
Teori kepentingan public berpandangan bahwa regulasi diperlukan sebagai tanggapan
atas permintaan public terhadap perbaikan praktik pasar yang tidak efisien dan tidak adil.
Teori tersebut pada dasarnya dibentuk untuk melindungi dan memberi manfaat kepada
public. Sebaliknya, menurut teori kepentingan kelompok, regulasi disediakan sebagai
tanggapan atas permintaan kelompok tertentu untuk memaksimumkan kemakmuran
mereka. Teori ini memiliki dua versi yaitu teori elit politik ( political-ruling elite theory
of regulation) yang diajukan oleh Posne (1974) dan teori ekonomi regulasi (the
economic theory of regulation) yang diajukan Peltman (1976). Versi pertama
menggunakan kekuatan politik untuk mendapatkan kendali terhadap regulasi. Sementara
versi kedua didasarkan pada kekuatan ekonomi.
Regulasi pada umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan
dirancang serta dioperasikan terutama untuk kepentingannya sendiri. Terdapat dua
kategori utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
 Teori-teori kepentingan publik, berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai
suatu jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari harga-harga pasar yang
tidak efisien dan tidak adil. Terutama dibuat untuk memberikan perlindungan dan
kebaikan bagi masyarakat umum.
 Kelompok yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan, berpendapat bahwa
regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan
kepentingan khusus, dengan maksud untuk memaksimalkan laba dari para
anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah: Teori regulasi kaum elit yang
menguasai politik: penggunaan kekuatan politik untuk memperoleh kendali
regulatoris dan Teori regulasi ekonomi: kekuatan ekonomi

6. Overload Standar Akuntansi


Standar akuntansi pada dasarnya merupakan standar yang mengatur penyajian
informasi, pengukuran transaksi dalam laporan keuangan dan pengungkapan laporan
keuangan umumnya berhubungan dengan pertumbuhan untuk akuntansi.  Situasi-situasi
berikut ini diidentifikasi sebagai overload standar akuntansi :
 Standar yang terlalu banyak
 Standar yang terlalu rumit (rinci)
 Tidak ada standar yang berjenjang (rigid), sehingga pilihan sulit dilakukan
 Standar akuntansi bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan
kebutuhan penyusun, pemakai dan akuntan public.
 Standar akuntansi berterima umum gagal membedakan antara:
 Entitas public dan non public
 Laporan keuangan tahunan dan interim
 Perusahaan besar dan kecil
 Laporan keuangan auditan dan non-auditan
 Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau kedua-
duanya.

Ada bebagai faktor yang menyebabkan timbulnya overload standar akuntansi

 Munculnya berbagai pertanyaan tentang apa yang harus diungkappkan dan tidak perlu
diungkappkan, akuntan mulai mengeluarkan begitu banyak standar yang cenderung
mengabaikan pertimbangan dan mengurangi permasalahan yang melibatkan prinsip
akuntansi.
 Alasan untuk melindungi kepentingan public dan membantu investor menghasilkan
berbagai regulasi dan pengungkapan professional dan pemerintahan.
 Keinginan untuk memuaskan kebutuhan berbagai pengguna yang memerlukan sandar
yang lebih terperinci.

A) Pengaruh Overload Standar Akuntansi


Standar akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat
berpengaruh terhadap kinerja akuntan, nilai informasi keuangan yang disajikan bagi para
pengguna, dan keputusan yang dibuat oleh para manajemen. Akuntan mungkin akan
kehilangan pandangan tentang pekerjaan rill mereka karena data yang begitu banyak
diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi yang ada. Kegagalan audit
mungkin disebabkan kondisi dimana akuntan kehilangan focus dan melupakan prosedur
audit yang baku. Kondisi inilah yang menyebabkan ketidakpuasan klien perusahaan-
perusahaan kecil yang terbebani dengan standar tersebut. Akibatnya kemungkinan terjadi
erosi etika profesi, hilangnya kepercayaan public dan ketidakcocokan dalam profesi
akuntansi.
B) Solusi Terhadap Accounting Standard Overload
Berbagai pihak telah berusaha membahas overload standar dan mencari
pemecahannya. Komite khusus yang dibentuk oleh the American intitute of cerified
public accountans (AICPA) melakukan evaluasi terhadap standar berbagai pendekatan
berikut yang berkaitan dengan overload standar :
 Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada
 Melalukan perubahan terhadap konsep GAAP menjadi 2 jenis GAAP, misalny GAAP
khusus untuk perusahaan kecil dan GAAP untuk perusahaan besar.
 Melakukan perubahan dalam GAAP untuk menyederhanakan penerapannya bagi
semua perusahaan.
 Menentukan alternative pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
 Melakukan perubahan dalam standar pelaporan akuntans public atas laporan
keuangan
 Memberi alternatif terhadap GAAP sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam
penyajian laporan keuangan.

Dari berbagai alternatif tersebut komite menyarankan pemecahan overload standar


dengan menggunakan pendekatan yang kekempat atau keenam. Artinya aspek pengungkapan
dan pengukuran diserahkan kepenyaji laporan keuangan sesuai dengan judgment masing-
masing pihak berdasarkan kondisi perusahaan.
KESIMPULAN
Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) merupakan sekumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan, dan
praktek yang dipilih dan dianggap dapat di terima secara umum sehingga dijadikan pedoman
umum dalam menyusun, menyajikan, dan mengintepretasikan laporan keuangan. Sumber
acuan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia menurut IAI adalah Prinsip Akuntansi
yang di tetapkan IAI, Pernyataan pakar pelaporan, Praktik atau pernyataan resmi yang secara
luas di akui berlaku umum. Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum
format dan prosedur penyusunan laporan keuangan yang menjadi aturan baku penyajian
informasi keuangan suatu kegiatan usaha atau perusahaan. Standar akuntansi merupakan
bagian dari Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Terdapat empat pilar SAK yang berlaku di Indonesia. Ada beberapa alasan yang
menyebabkan penentuan standar akuntansi memiliki peranan penting dalam penyajian
laporan keuangan salah satunya Memberi informasi akuntansi kepada pemakai terkait posisi
keuangan. laporan keuangan dapat di kelompokkan menjadi pemakai langsung dan pemakai
tidak langsung. Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam penentuan standar akuntansi
yakni pendekatan pasar bebas yang mengansumsi dasar bahwa informasi akuntansi
merupakan komoditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang lain, dan Pendekatan
Regulasi yang menyatakan bahwa kegagalan pasar atau asimetri informasi, berkaitan dengan
penyajian informasi keuangan bagi pihak berkepentingan, dapat menurunkan kepercayaan
investor. Teori Regulasi merupakah hubungan antara permintaan dan penawaran tersebut
mengarah pada terciptanya suatu keseimbangan.
Teori ini memiliki dua versi yaitu teori elit politik ( political-ruling elite theory of
regulation) yang diajukan oleh Posne (1974) dan teori ekonomi regulasi (the economic theory
of regulation) yang diajukan Peltman (1976). Overload Standar Akuntansi bisa terjadi pada
situasi standar yang terlalu banyak dan standar yang terlalu rumit ini bisa terjadi karena faktor
akuntan yang mulai mengeluarkan begitu banyak standar yang cenderung mengabaikan
pertimbangan dan mengurangi permasalahan yang melibatkan prinsip akuntansi. Standar
akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh terhadap
kinerja akuntan, nilai informasi keuangan yang disajikan bagi para pengguna, dan keputusan
yang dibuat oleh para manajemen. Atas dasar overload standar akuntansi ini komite
menyarankan pemecahan overload standar dengan menggunakan pendekatan aspek
pengungkapan dan pengukuran diserahkan kepenyaji laporan keuangan sesuai dengan
judgment masing-masing pihak berdasarkan kondisi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam dan Anis Chariri, 2007. Teori Akuntansi Edisi Ketiga. BPFE Universitas
Diponogoro: Semarang
http://semhfirdaus.blogspot.com/2014/03/teori-akuntansi-smester-v.html
https://rionbettencourtz.blogspot.com/2016/12/standar-akuntansi.html
https://www.edukasi.org/4-standar-akuntansi-keuangan-yang-berlaku-di-indonesia/
https://www.academia.edu/41437174/
Kerangka_Kerja_Prinsip_Akuntansi_Berterima_Umum_Indonesia
http://www.ksap.org/Riset&Artikel/Art4.pdf

Anda mungkin juga menyukai