Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATA KULIAH

TEORI AKUNTANSI

BAB 5
“REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI”

Dosen :
Putu Putri Prawitasari, S.E., Ak., M.Si

Oleh:
Rika Nufiyanti Zulaicha
118210908 / 21

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) DENPASAR
2020
5.1 HAKIKAT STANDAR AKUNTANSI
Standar memberikan aturan-aturan praktis dan bermanfaat bagi pekerjaan seorang akuntan.
Standar secara umum dapat diterima sebagai akuntan baku, yang didukung oleh sanksi-sanksi
untuk setiap ketidakpatuhan. Standar akuntansi biasanya terdiri dari tiga bagian :
1. Deskripsi masalah yang harus dipecahkan,
2. Diskusi dengan pertimbangan yang sehat atau cara-cara untuk menyelesaikan
masalah,
3. Selanjutnya sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan.
Secara umum standar, terutama standar audit, dibatasi hanya untuk butir nomor 3, yang telah
menimbulkan banyak kontroversi dengan tidak adanya teori-teori yang mendukung dan
digunakannya pendekatan perumusan ad hoc. Edey membagi persyaratan standar menjadi
emapa tipe utama:
1. Tipe 1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat
apa yang mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi
(kebijakan akuntansi) yang mereka gunakan.
2. Tipe 2 ditujukan pada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporan-
laporan akuntansi.
3. Tipe 3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana
pengguna mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangan sendiri.
4. Tipe 4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi
(penilaian) aktiva dan penetuan laba yang telah disetujui.
Alasan mengapa standar akuntansi itu dibuat adalah:
1. Standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan
penyelenggaraan sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi.
2. Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publik yang
memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam
menjual keahlian dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan
dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut.
3. Standar memberikan database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang
diangap sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan,
perencanaan dan regulasi ekonomi serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-
sasaran sosial lainnya.
4. Standar menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang
memiliki perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.
5.2 TUJUAN PENETAPAN STANDAR
Pendekatan standar mungkin memberikan keuntungan dan kerugian bagi beberapa pihak.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan:
1. Pendekatan ketepatan penyajian. Pendekatan pertama mendukung pelaporan secara
netral dan pencarian ketepatan penyajian melalui proses penetapan standar. Akuntansi
dibandingkan dengan pembuatan peta keuangan, dimana peta-peta harus dibuat
dengan kaurat dan tepat.
2. Pendekatan konsekuensi ekonomi. Pendekatan kedua mendukung pengadopsian
standar yang akan memberikan konsekuensi ekonomi yang baik daripada konsekuensi
ekonomi yang buruk. Dengan pendekatan ini, standar yang diberlakukan adalah
standar yang memiliki dampak positif, atau paling tidak non-negatif bagi
kesejahteraan sosial.
3. Pendekatan Kritikal-interpretatif. Pendekatan terakhir ini berpendapat bahwa
pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai suatu instrumen perubahan sosial
dan bahkan suatu perubahan sosial yang radikal.
Perbedaan antara ketiga pendekatan tadi, pendekatan ketepatan penyajian, pendekatan
konsekuensi ekonomi dan pendekatan kritikal-interpretatif timbul dari komitmen-komitmen
normatif terhadap sasaran pelaporan keuangan yang saling bertentangan.

5.3 ENTITAS-ENTITAS YANG BERKEPENTINGAN DENGAN STANDAR


AKUNTANSI
5.3.1 Individual dan kantor akuntan publik
Individual dan kantor akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor-auditor mereka
untuk secara independen mensertifikasi laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil-
hasil dari aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat.
5.3.2 AICPA (American Institut of Certified Public Accountan)
Adalah organisasi pengoordinir profesional bagi para praktisi Certified Public Accountant
(CPA) di AS. Terdiri dari dua komite teknis seniornya yang penting adalah Accounting
Standards Executive Committee (AcSEC) dan Auditting Standards Executive Committee
(AdSEC).
5.3.3 AAA (American Accounting Association)
Adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang tertarik dalam
peningkatan praktik dan teori akuntansi. Jurnal kuartalannya, Accounting Review, digunakan
sebagai media untuk saling bertukar pikiran dan hasil-hasil penelitian periset di bidang
akuntansi.
5.3.4 FASB (Financial Accounting Standards Board)
Adalah badan independen yang berwenang dan ditugaskan untuk menetapkan dan
meningkatkan standar pelaporan dan akuntansi keuangan yaitu standar-standar yang
berhubungan dengan pencatatan informasi yang bermakna mengenai peristiwa-peristiwa dan
transaksi-transaksi ekonomi dalam cara yang berguna dalam pelaporan keuangan. FASB
menggantikan APB di tahun 1973 sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membuat
standar akuntansi.
5.3.5 SEC (Securities and Exchange Commission)
Dibentuk oleh Undang-Undang Kongres pada tahun 1934, bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan administrasi berbagai hukum yang dimaksudkan untuk mengatur sekuritas
dan untuk memastikan ketepatan dari pelaporan keuangan dan pengungkapan perusahaan-
perusahaan Amerika.
5.3.6 Organisasi profesional lainnya
Organisasi ini secara aktif terlibat dalam pembuatatan standar akuntansi di negaranya
masing-masing.
5.3.7 Para pengguna laporan keuangan
Ada dua pengguna laporan keuangan:
1. Pengguna langsung:
1) pemilik perusahaan dan pemegang saham
2) kreditor dan pemasok
3) manajemen perusahaan
4) otoritas perpajakan
5) pekerja dalam suatu organisasi
6) para pelanggan
2. Pengguna tidak langsung meliputi:
1) analis dan penasihat keuangan
2) bursa saham
3) pengacara
4) pihak yang berwenang dalam pengaturan atau pendaftaran
5) pers keuangan dan agen-agen pelaporan
6) asosiasi perdagangan
7) serikat pekerja
8) pesaing (kompetitor)
9) masyarakat umum
10) departemen pemerintah lainnya
Konstituen dari lingkungan pelaporan keuangan terdiri atas:
1. Para inventoris:
a) terdiversifikasi vs tidak terdiversifikasi
b) aktif vs pasif
c) profesional dan non prevesional
2. Perantara informasi:
a) Analis Keuangan
b) Agen Pemeringkat Obligasi
c) Agen Pemeringkat Saham
d) Layan Penasihat Investasi
e) Perusahaan Pialang
3. Para Regulator:
a) FASB
b) SEC
c) kongres
4. Manajemen:
a) Perusahaan besar vs perusahaan kecil
b) Perusahaan besar vs perusahaan kecil
5. Auditor:
a) Nasional vs Lokal
b) Praktik SEC vs Praktik non SEC
Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1. Laporan keuangan untuk tujuan umum.
2. Laporan keuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok
pengguna tertentu.
3. Penggungkapan-penggungkapan yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda
untuk dipilih oleh para penggunanya.
Para pengguna tidak langsung yang paling penting adalah analis dan penasihat keuangan.
Para analis telah diasumsikan menjalankan dua fungsi yaitu sebagai perantara informasi dan
analisis.
5.4 SIAPA YANG BERWENANG MENETAPKAN STANDAR
5.4
5.4.1 Teori tentang regulasi
Regulasi pada umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan
dirancang serta dioperasikan terutama untuk kepentingannya sendiri. Terdapat dua kategori
utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
1. Teori-teori kepentingan publik, berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai suatu
jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari harga-harga pasar yang tidak
efisien dan tidak adil. Terutama dibuat untuk memberikan perlindungan dan kebaikan
bagi masyarakat umum.
2. Kelompok yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan, berpendapat bahwa
regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan
kepentingan khusus, dengan maksud untuk memaksimalkan laba dari para
anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah:
a. Teori regulasi kaum elit yang menguasai politik: penggunaan kekuatan politik
untuk memperoleh kendali regulatoris.
b. Teori regulasi ekonomi: kekuatan ekonomi.
5.4.2 Haruskah kita mengatur akuntansi?
Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak.
1. Mendukung opini pasar yang tidak diregulasi: perusahaan mempunyai insentif untuk
memberikan laporan secara sukarela karena kalau tidak, dapat diartikan sebagai berita
buruk.
2. Mendukung pasar yang diregulasi: menggunakan argumentasi kepentingan publik,
dan kebutuhan untuk mencapai sasaran sosial yang diinginkan, antara lain kewajaran
dari pelaporan, infomasi yang simetris dan perlindungan para investor.
Kegagalan pasar mungkin diakibatkan dari:
1. Keengganan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya
sendiri karena ia merupakan pemasok monopoli dari informasi tersebut.
2. Terjadinya kecurangan.
3. Kurangnya produksi informasi akuntansi sebagai barang publik.
5.4.3 Pendekatan pasar bebas
Asumsi dasar: informasi akuntansi adalah sebuah barang ekonomi, sama seperti barang atau
jasa lainnya. Oleh karena itu, ia menjadi subjek atas kekuatan permintaan dan kekuatan
pasok. Hasilnya adalah jumlah optimal dari informasi yang diungkapkan pada harga yang
optimal. Oleh karenanya pasar dinyatakan sebagai suatu mekanisme yang ideal untuk
menentukan jenis-jenis informasi yang harus diungkapkan, penerima dari informasi dan
standar akuntansi yang mengatur pembuatan informasi semacam itu.
1. Kegagalan pasar secara eksplisit dengan asumsi bahwa baik jumlah atau mutu dari
informasi akuntansi berbeda dari nilai optimum sosial.
2. Kegagalan pasar secara implisit dalam pasar pribadi informasi akuntansi:
3. Kendali monopoli atas informasi oleh manajemen.
4. Investor yang naif.
5. Fiksasi fungsional.
6. Angka-angka yang menyesatkan.
7. Prosedur yang berbeda-beda.
8. Kurangnya objektivitas
5.4.4 Regulasi standar akuntansi di sektor swasta
Asumsi: kepentingan publik dalam akuntansi akan terpenuhi dengan baik jika pembuatan
standar diserahkan kepada sektor swasta. Di Amerika, pembuatan standar swasta melibatkan
Committee on Accounting Prosecudes dan Financial Accounting Standard Board. Mengingat
FASB saat ini adalah badan penyusun standar yang ada di sektor swasta, maka akan
digunakan untuk menggambarkan keunggulan dan kelemahan dari standar akuntansi yang
diatur oleh sektor swasta.
Keunggulan:
1. FASB tampaknya responsif terhadap berbagai konstituennya.
2. FASB tampaknya mampu menarik, sebagai anggota atau sebagai staf, orang-orang
yang memiliki kemampuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan pengukuran alternatif dan sistem pengungkapan.
3. FASB tampaknya berhasil menumbuhkan respon dari konstituen pokoknya dan dalam
menjawab input tersebut.
Kelemahan:
1. FASB kurang memiliki wewenang hukum dan kekuatan untuk menegakkan
pelaksanaannya.
2. FASB sering mendapat tuduan kurang independen dari para konstituennya yang
utama, kantor akuntan publik dan perusahaan-perusahaan.
3. FASB sering kali dituduh lambat dalam merespon masalah-masalah besar yang
merupakan hal yang sangat penting bagi para konstituennya.
5.4.5 Regulasi standar akuntansi di sektor publik
Agar regulasi berjalan efektif maka regulasi harus berasal dari prinsip umum tertentu. Elliot
dan Schuetze menyatakan:
1. Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi dan Undang-undang dasar.
2. Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas perubahan
sosial.
3. Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
4. Regulasi seharusnya tidak digunakan oleh sektor swasta apabila tujuannya dapat
dicapai oleh institusi-institusi sektor swasta.
5. Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi tersebut
sudah terjamin kekuatannya, daripada pendukung regulasi yang membukikan bahwa
regulais tersebut memang terjamin.
6. Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk
memperbaiki pelanggaran hukum yang kadang-kadang terjadi, yang sebenarnya
merupakan tugas penyelenggara hukum dan tanggung jawab yang berkaitan dengan
regulasi juga tidak diterapkan untuk memerangi perilaku anti sosial yang kadang-
kadang terjadi, yang sebenarnya dapat dilarang melalui undang-undang.
Walaupun seluruh prinsip ini terpenuhi, regulasi tetap saja kemungkinan untuk gagal.
Buckley dan O’Sullivan mengidentifikasi adanya sejumlah kegagalan regulasi yang meliputi:
1. Zero-Cost Phenomenon merupakan hasil dari kenyataan bahwa regulasi sama sekali
tidak menanggung kerugian yang ditimbulkan akibat kegagalannya.
2. Regulatory lag atau nonfeasance meruapakan akibat dari penundaan sebuah regulasi .
3. Regulatory trap mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang
sudah ada .
4. Tar-baby effect merupakan akibat dari yang ditimbulkan dari kecendrungan regulasi
untuk terus berkembang.
Pendukung regulasi standar akuntansi oleh sector publik menggunakan argumen berikut
dalam mempertahankan pendapat mereka:
1. Secara umum sudah diketahui bahwa proses inovasi dalam akuntansi didasarkan pada
peran lembaga pemerintah, seperti SEC yang disebut sebagai “pengganggu yang
kreatif (creative irritant)”. Burton mantan chif accountant SEC, membuat catatan
berikut ini: Sejak pembentukannya ditahun 1934, SEC merupakan sumber gangguan
utama dalam akuntansi, dan praktik profesi akuntan publik secara umum melayani
keberadaannya. Hipotesis tulisan ini adalah bahwa kombinasi dorongan SEC dan
reaksi profesi adalah sesuatu yang secara logis muncul dari paksaan historis dan
ekonomis terhadap pekerjaannya yang bersifat berkesinambungan, dan hasilnya
diharapkan memenuhi keseimbangan kepuasan dari berbagai kepentingan dan tujuan.
Dalam lingkungan laporan keuangan yang ada saat ini, perubahan yang mendasar
tidak akan terjadi tanpa adanya dorongan SEC. Implikasinya adalah bahwa SEC
merupakan katalisator terpenting dalam perubahan dan bahwa sektor swasta serta
paksaan pasar tidak menyajikan kepeloporan yang diperlukan untuk sejumlah
perubahan. SEC meruapakan instrument dalam menuntun profesi dari metode
akuntani yang  “safe” dan “konservatif” kearah metode yang lebih inofatif dan lebih
realistis.
2. Diyakini bahwa struktur regulasi pasar saham yang ditetapkan malalui Securities Acts
of 1933 and 1934 memberi perlindungan bagi para investor terhadap berbagai
ancaman.
3. SEC termotivasi oleh keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada
publik dan yang dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan. Burton
menyatakan: SEC bertujuan untuk mencapai tingkat pengungkapan kepada publik
paling tidak pada tingkat pengungkapan yang diharapkan para penyaji atau sebagian
besar pemakai. apabila terjadi kekeliruan tujuan, SEC berharap melakukan hal itu
karena upaya menyajikan lebih banyak informasi, karena premis yang mendasari
tujuan regulasi adalah bahwa regulasi tersebut bertujuan untuk memastikan
keberadaan informasi yang memadai, sehingga mekanisme alokasi modal yang ada
dipasar dapat terjadi secara efektif. Untuk melakukan hal tersebut SEC berasumsi
bahwa peran para investor dan upaya-upaya untuk mendifinisakan keperluan mereka
harus digali secara terus menerus oleh para analis dan pihak-pihak lainnya.
4. Tidak seperti FASB, SEC mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui
kewenangan statutory yang lebih jelas. selain itu SEC juga memiliki kekuatan meaksa
yang lebih besar daripada sektor swasta.
5. Sejumlah tuntutan agar sektor pubik menjadi pengawas dan pengendali muncul disaat
suatu tujuan bertentagan dengan kepentingan umum. Intervensi pemerintah secara
minimal dianggap perlu untuk menolak perilaku ekstrim dan negatif.
6. Anggota dewan Richard H. Baker, kepala Hause Banking Committee’s yang
merupakan bagian komite pasar modal, tahun 1988 memperkenalkan Financial
Accounting Fairness Act yang menyebabkan SEC memveto pengumuman FASB
sebelum perusahaan disyaratkan untuk memenuhi ketentuan tersebut. Menurut
ketentuan, SEC dalam memutuskan apakah prinsip-prinsip FASB dapat diterapkan
untuk perusahaan publik, seharusnya mempertimbangkan sekumpulan pertanyaan
yang harus dipenuhi dalam membuat regulasi, atau lolos dari ketentuan organisasi
yang memiliki aturan tersendiri seperti National Association of Securities Dealers.
Namun demikian terdapat argumen kuat yang menentang regulasi stadar akuntansi oleh
sektor publik:
1. Umumnya diketahui bahwa diperlukan biaya yang besar untuk memenuhi ketentuan
pemerintah dalam penyampaian informasi.
2. Beberapa orang berargumen bahwa para birokrat mempunyai kecendrungan untuk
memaksimalkan total anggaran biro mereka.
3. Akan timbul kondisi yang berbahaya jika penyusunan standar semakin bersifat politis
4. Beberapa kalangan mempertanyakan tentang perlunya sistem pemerintahan yang
didukung kekuatan kepolisiaan. Kondisi semacam itu dapat menghalangi aktivitas
penelitian serta pelaksanaan kebijakan akuntansi.

5.5 LEGITIMASI PROSES PENETAPAN STANDAR


5.5
5.5.1 Prognosis pesimistik
Legitimasi proses penyusunan standar kadang-kadang dihubungkan dengan kemampuannya
untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal yakni “sebuah sistem dimana keuntungan yang
diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama
dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain”. Implikasinya adalah tidak ada alternatif
penyajian pelaporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntannsi lain yang dapat
menyajikan manfaat lebih baik. Peningkatan perdebatan dalam literatur akuntansi
menekankan pada pencapaian optimal sebuah sistem akuntansi. Perdebatan diperpanas oleh
penggunaan teorema yang mustahil oleh Demski untuk pendapat bahwa:
1. Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan kondisi arrow agar dapat
disahkan.
2. Tidak aka nada sekumpulan standar yang selalu mencari aternatif sesuai preferensi
dan keyakinan.
Ia menyimpulkan sebagai berikut:
Kami telah menginterpretasikan teori akuntansi sebagai penyaji suatu peringkat yang lengkap
dan transitif dari alternatif-alternatif akuntansi pada tingkat individual. Dengan demikian
terbukti bahwa tidak ada sekumpulan standar (yang diterapkan pada  setiap alternatif) yang
ada akan merangking alternatif akuntansi dalam hubungannya dengan konsisten preferensi
dan keyakinan individual.
Prognosis pesimistik ini diperluas untuk menunjukkan:
1. Bahwa pemilihan alternatif laporan keuangan “pada akhirnya memerlukan pertukaran
antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya.”
2. Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratan “kebijakan nilai atau
etika yang akan dipertukarkann dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi
apa terhadap kesejahteraan siapa”
5.5.2 Prognosis optimistik
Cushing telah memberikan prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip akuntansi
optimal, dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan dan asumsi yang
mendasari Arrow Paradox menghadapi tantangan, yaitu asumsi:
1. Definisi Arrow tentang fungsi kesejahteraan sosial mensyaratkan piihan sosial yang
bersifat transitif.
2. Bahwa kondisi Arrow tentang “indenpendensi atau alternatif-alternatif yang tidak
relevan” merupakan pertanyaan yang patut diajukan.
Prognosis optimistik lainnya ditawarkan oleh Bromwich tentang kemungkinan standar-
standar akuntansi yang bersifat parsial: yaitu standar-standar untuk satu atau ebih masalah
akuntansi lainnya.

5.6 STANDAR AKUNTANSI YANG BERLEBIHAN


Accounting Standard Overload umumnya berhubungan dengan standar akuntansi. Situasi
berikut ini diidentifikasikan sebagai Accounting Standards Overload:
1. Standar yang terlalu banyak.
2. Standar yang terlalu rumit.
3. Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit.
4. Standar bertujuan umum (general-purpose standards) yang gagal menyajikan
perbedaan diantaranya:
a. Entitas publik dan non publik.
b. Laporan keuangan tahunan dan interim.
c. Perusahaan besar dan kecil.
d. Laporan keuangan auditan dan non-auditan.
5. Standar bertujuan umum  yang gagal menyajikan perbedaan kebutuhan di antara para
penyaji, pengguna dan CPA.
6. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks atau kedua-
duanya.
5.6
5.6.1 Dampak dari standar akuntansi yang berlebihan
Standar akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius
dala pekerjaan akuntan, nilai informasi yang disajikan untuk para pengguna, dan keputusan
yang dibuat oleh manajer.Akuntan dapat kehilangan orientasiya terhadap tugas yang
sesungguhnya akibat bayaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.
Audit dapat menemui kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan
meninggalkan beberapa prosedur audit yang penting.
5.6.2 Solusi bagi masalah akuntansi yang berlebihan
Komite khusus AICPA tentang standar akuntansi mengevaluasi berbagai kemungkinan
pendekatan berikut ini yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut:
1. Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo).
2. Perubahan dari konsep yang ada sekarang yang berupa PABU tunggal dan seragam
untuk seluruh bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU tersendiri
untuk entitas tertentu, seperti untuk perusahaan kecil nonpublik.
3. Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha
bisnis.
4. Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukukuran yang berbeda.
5. Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
6. Alternatif terhadap PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam peyajian laporan
keuangan.

5.7 PILIHAN DALAM AKUNTANSI


Motivasi (kategori sasaran) dilakukannya pilihan dalam akuntansi:
1. pembuatan kontrak (perspektif pembuatan kontrak yang efektif).
2. pemberian harga atas aktiva.
3. mempengaruhi pihak-pihak eksternal.

5.8 STRATEGI PENETAPAN STANDAR BAGI NEGARA-NEGARA


BERKEMBANG
Ada empat jenis strategi yaitu pendekatan evolusioner, pendekatan transfer teknologi,
penggunaan standar akuntansi internasional dan strategi situasional.

5.7
5.8
5.8.1 Pendekatan evolusioner
Diasumsikan para mitra asing akan menyesuaikan aturan-aturannya sendi mereka ingin tetap
terus membina perdagangan dengan negara tersebut dan/atau mempertahankan operasinya.
5.8.2 Pendekatan transfer teknologi
Pengembangan melalui transfer teknologi berasal dari operasi dan aktivitas kantor akuntan
internasional, perusahan multinasional dan para akademisi yang berpraktik di negara
berkembang, atau berbagai perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang
meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi.
5.8.3 Penggunaan standar akuntansi internasional
Adalah bergabung dengan Internasional Accounting Standards Committee (IASC) atau badan
standar internasional lainnya.
5.8.4 Strategi situasional
Atau dikenal sebagai ”pengembangan standar akuntansi dengan  didasarkan atas analisis dari
prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara- negara maju terhadap latar belakang
lingkungan yang mendasarinya”. Faktor faktor tersebut adalah linguistik kultural, politik dan
hak-hak sipil, ekonomi dan karakteristik demografis, serta lingkungan hukum dan perpajakan
negara yang bersangkutan.

5.9 KESIMPULAN
Penyusunan dari standar akuntansi muncul sebagai suatu masalah yang kompleks. Pertama, 
terlihat bahwa standar didasarkan pada pinsip-prinsip debatan yang luas dan perbandingan
antara pendukung dan penentang teori-teori yang relevan, dan kemudian dipilih oleh badan
penyusun standar. Kedua, terdapat pertentangan yang jelas dalam kepentingan dan kebutuhan
diantara entitas-entitas yang terkait dengan prinsip akuntansi. Ketiga, pengembangan prinsip-
prinsip akuntansi merupakan sebuah perjalanan panjang, pertama didominasi oleh
manajemen, diregulasi oleh profesi dan kemudian benar-benar menjadi sesuatu yang bersifat
politis. Keempat, setiap bentuk penyusunan standar dalam pasar bebas, sektor swasta, atau
sector publik lainnya, memiliki keunggulan dan keterbatasanya masing-masing; tidak ada
konsep atau praktik yang dapat dijadikan ukuran. Kelima, masalah accounting standard
overload memerlukan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai