Oleh:
AKUNTANSI A 2016
BANDUNG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Badan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Mia Lasmaya, SE.,MM.,AK.,CA selaku Dosen
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
3
2.4 Pemeriksaan atas SPT Tahunan PPh Badan ................................................................
4
BAB 1
PENDAHULUAN
‘’Pajak merupakan Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.’’
5
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak terutang untuk
melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek
pajak.
Oleh karena itu system self assesment mewajibkan wajib pajak untuk
lebih mendalami peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku
agar Wajib Pajak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan
baik. Untuk meyakinkan sistem self-assessment dilaksanakan dengan baik,
perlu dilakukan pengawasan (Law enforcement) dalam pelaksanaannya.
6
1.2 Identifikasi Masalah
7
2. Untuk mengetahui prosedur Pemeriksaan Pajak WP badan.
3. Untuk menambah pemahaman bagi penulis dan pembaca
mengenai pemeriksaan pajak WP Badan.
4. Untuk memenuhi syarat salah satu tugas Audit Pajak.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pajak
9
‘’Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu,
tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan’’.
1. Syarat Keadilan
2. Syarat Banding
10
Syarat Yudiris maksudnya adalah pemungutan pajak tidak boleh
3. Syarat Ekonomis
4. Syarat Finansial
5. Syarat Sederhana
memenuhi kewajibannya.
11
yang dipungut pajaknya, dalam hal ini masyarakat, tidak dirugikan, dan bisa
‘’Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau
bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan’’.
12
2.1.3 Tujuan Pemeriksaan Pajak
13
2. Tujuan lain
Ruang lingkup pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi penentuan,
pencocokan atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.
Kriteria Pemeriksaan Tujuan Lain:
a. Pemberian NPWP secara jabatan;
b. Penghapusan NPWP;
c. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan pencabutan PKP;
d. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
e. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan
Netto;
f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;
g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN;
i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
j. Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas perpajakan
dan/ atau;
k. Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda.
14
Jenis-jenis Pemeriksaan pajak menurut Siti Kurnia Rahayu, (2008 : 42):
15
5. Pemeriksaan tahun berjalan.yaitu pemeriksaan terhadap wajib pajak
yang dilakukan dalam tahun berjalan untuk jenis-jenis pajak tertentu
atau seluruh jenis pajak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan terhadap
wajib pajak domisili atau wajib pajak lokasi
6. Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan kuat
telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
7. Pemeriksaan terintegrasi, pemeriksaan ini diperuntukkan bagi
perusahaan yang memiliki kelompok usaha yang biasanya dalam
bentuk group ditemukan adanya indikasi keterkaitan dengan anggota
group lain maka dimungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan secara
terintegrasi.
16
(Badan Usaha Tetap) dan kontraktor dan atau operator di bidang
usaha hulu minyak dan gas bumi.
2. Wajib Pajak Badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai
pemotong dan atau pemungut pajak termasuk bentuk kerja sama
operasi (JO).
Pasal 20 ayat (1) UU PPh menyebutkan bahwa pajak, yang
diperkirakan akan terutang dalam satu tahun pajak, dilunasi oleh Wajib
Pajak dalam tahun pajak berjalan melalui pemotongan dan pemungutan
pajak oleh pihak lain, serta pembayaran pajak oleh wajib pajak sendiri.
Dengan kata lain, seperti terlihat gambar berikut:
PPh Pasal 23
17
1. Sistem Akuntansi
a. Persedian
Dalam perusahaan perdagangan, pada umumnya persediaan
dinilai atas dasar biaya yang terendah antara harga perolehan
dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan dan harga perolehan
ditentukan dengan metode rata-rata (average method) dan pada
setiap akhir bulan akan ditelaah ulang dan dilakukan pencadangan
atas barang hilang dan barang rusak sebesar prosentase tertentu
dari total penjualan bersih.
b. Pendapatan
Pendapat diakui berdasarkan penerimaan tunai dan cash register
dan juga penerimaan melalui kartu kredit dan kartu debit kecuali
pendapatan yang diperoleh dari sewa.
18
kewajiban perpajakan yang timbul dari perubahan-perubahan
tersebut.
b. Melakukan equalisasi antara laporan keuangan menurut komersial
dengan laporan fiscal, sehingga langkah selanjutnya dapat mudah
untuk ditelusuri perbedaan yang terjadi antara laporan komersial
dengan laporan fiscal. Perbedaan yang terjadi dapat dihubungkan
atas pos-pos biaya apa saja yang berubah hasil koreksi intern
perusahaan.
3. Analisis Pendapatan
19
a. Penjualan
Pendapatan ini diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan.
Pendapatan tersebut diakui berdasarkan penerimaan tunai dari
cash register dan juga penerimaan melalui kartu kredit dan kartu
debit. Untuk meyakini apakah semua pendapatan sudah
dilaporkan, perlu dilakukan perbandingan antara seluruh akun
penjualan dengan cash register.
b. Pendapatan lain-lain operasional
Pendapatan ini diperoleh dari marketing budget, pendapatan
selisih kurs, bunga deposito atau jasa giro. Dalam perhitungan
fiscal tidak semua pendapatan komersial tersebut dijadikan dasar
pengenaan pajak, ada beberapa yang masih harus dikurangkan
(koreksi negative) misalnya pendapatan sewa yang sudah
dikenakan PPh Pasal 23 yang bersifat final.
4. Analisa Biaya
20
Status Inventory
Analisa ini bermanfaat untuk mengetahui apakah barang
yang ada merupakan milik perusahaan atau merupakanbarang
konsinyasi.
Persedian Dalam Perjalanan
Analisa ini bermanfaat untuk mengetahui metode dan syarat
penjualan yang diterapkan missal FOB Shipping Point atau FOB
Destination.
Analisa hubungan antara inventory (pembelian) dengan mutasi
hutang dagang, dimana untuk mendapatkan angka pelunasan
hutang bias dilihat dari cash flow statementnya.
21
Melakukan control hubungan antara biaya dengan pos-pos
yangterkait misalnya biaya promosi dengan pendapatan.
22
Biaya bunga
Biaya operasional lain-lain
1. Pelajari pengisian SPT dari Wajib Pajak Badan tersebut apakah sudah
diisi dengan lengkap dan berkas induknya lengkap.
2. Hitung kembali perhitungan menurut SPT Wajib Pajak mengenai:
a. Peredaran Usaha
b. Harga Pokok Penjualan
c. Laba Kotor
d. Biaya-biaya
e. Pendapatan diluar usaha
f. Laba bersih
g. untuk orang pribadi dikurangi PTKP
h. untuk pembukuan dikurangi kompensasi kerugian
i. Penghasilan Kena Pajak
j. PPh terutang
k. PPh Kurang/ lebih bayar
l. Kredit Pajak
23
4. Untuk PPh yang dibayar, pastikan jumlah kredit pajak telah disajikan
dalam neraca sisi aktiva dan PPh Badan/ PPh OP yang menggunakan
pembukuan, PPh terutang akhir tahun telah disajikan dalam neraca
sisi pasiva
5. Lakukan konfirmasi atas pembayaran PPh Pasal 25, STP Pokok Pasal
25, yang telah dibayarkan oleh WP.
24
Tujuan pengujian eksistensi dan kebenaran Jumlah yang
dibebankan dilakukan untuk memastikan bahwa Wajib Pajak hanya
membebankan biaya yang benar-benar terjadi pada jumlah yang
sebenarnya.
b. Keterkaitan antara biaya dengan kegiatan usaha
Tujuan pengujian keterkaitan anntara biaya dan kegiatan usaha
dilakukan untuk memastikan bahwa Wajib Pajak hanya membebankan
biaya yang terkait dengan kegiatan usaha semata. Biaya yang tidak
berkaitan dengan kegiatan usaha dipastikan tidak dikurangkan.
25
5. Pengujian atas Kredit Pajak
Pemeriksa Pajak akan melakukan pengujian dalam rangka memastikan
kebenaran kredit pajak yang diperhitungkan oleh Wajib Pajak. Hal ini
dilakukan oleh pemeriksa Pajak untuk memastikan agar kredit pajak
yang dinyatakan oleh Wajib Pajak dalam SPT telah sesiai dengan
ketentuan yang berlaku. Adapun teknik yang dapat ditempuh oleh
Pemeriksa Pajak untuk memastikan kebenaran kredit pajak yang
diperhitungkan oleh wajib pajak adalah;
a. Pemanfaatan data internal Direktorat Jendral Pajak berupa bukti
potong PPh atau surat Setoran Pajak (SSP); dan
b. Konfirmasi ke pihak pemotong/pemungut pajak.
26
BAB III
STUDI KASUS
PT. HP
REKONSILIASI FISKAL
UNTUK PERIODE YANG BERKHIR - 31 DESEMBER 2015
HARGA POKOK
PENJUALAN
PERSEDIAAN AWAL 3.048.550.713 3.048.550.713
PEMBELIAN 1.836.962.771 1.836.962.771
BARANG TERSEDIA 4.885.513.484 4.885.513.484
UNTUK DIJUAL
PERSEDIAAN AKHIR (2.674.217.619 (2.674.217.619
) )
HARGA POKOK 2.211.295.865 2.211.295.865
PENJUALAN
LABA (RUGI) USAHA 2.367.259.558 2.367.259.558
KOTOR
BIAYA PEMASARAN
27
BIAYA PERLNGKPN 9.498.300 9.498.300
COUNTER & ATK
BIAYA PERJALANAN 39.849.193 39.849.193
DINAS
BIAYA PENY. INVENT 1.122.391 1.789.357,2 2.911.748
COUNTER
5
BIAYA PENGEMASAN 4.627.488 4.627.488
BIAYA SEWA 28.664.165 28.664.165
COUNTER/SHOWROOM
BIAYA ONGKOS 923.500 923.500
ANGKUT BARANG
BIAYA SEWA 51.945.912 51.945.912
KENDARAAN
BIAYA EXPEDISI 4.755.525 4.755.525
KELUAR KOTA
BIAYA ROYALTI 108.943.901 108.943.901
28
KANTOR
BIAYA PENYUSUTAN 58.802.100 29.401.05 29.401.050
KENDARAAN
0
BIAYA POS, MATERAI & 2.502.500 2.502.500
EXPEDISI
BIAYA SERVICE 10.781.486 10.781.486
KENDARAAN
BIAYA SEWA GUDANG 62.222.220 62.222.220
BIAYA SEWA KANTOR 119.814.812 119.814.812
BIAYA TOL, PARKIR, 75.779.092 75.779.092
BENSIN
BIAYA PPH PS 21 56.235.843 56.235.84 -
3
BIAYA PERPANJANG 13.403.000 13.403.000
STNK
BIAYA PAJAK BUMI & 6.596.602 6.596.602
BANGUNAN
BIAYA PEMELIHARAAN 6.993.182 6.993.182
INVT-K&C
BIAYA PEMELIHARAAN 66.467.000 66.467.000
BANGUNAN
BIAYA BUNGA 67.835.349 67.835.349
PINJAMAN KE BANK
BIAYA PROVISI KREDIT 8.000.000 8.000.000
BIAYA AMORTISASI 3.257.837 281.536 3.539.373
AKTIVA LAIN2
BIAYA RECRUITMENT 2.176.000 2.176.000
PENDAPATAN / BIAYA
DILUAR USAHA
29
PENDAPATAN BUNGA 408.667 408.667 -
LABA SELISIH KURS - -
LABA PENJUALAN 600.000 600.000
AKTIVA TETAP
PENDAPATAN LAIN- 3.756.970 3.756.970
LAIN
BIAYA ADMINISTRASI (3.979.374) (3.979.374)
BANK
BIAYA PAJAK BUNGA (81.733) 81.733 -
RUGI SELISIH KURS (27.368.370) (27.368.370)
BIAYA LAIN-LAIN (2.922.559) (2.922.559)
30
tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan
NPWP.
Laporan laba rugi PT. HP tahun 2015 tidak dikenai PP 46 Tahun 2015,
karena peredaran bruto tahun sebelumnya diatas angka
Rp4.800.000.000,00. Sedangkan Wajib Pajak yang harus menggunakan PP
46 Tahun 2013 adalah semua wajib pajak baik orang pribadi maupun badan
tidak termasuk BUT yang menerima penghasilan dari usaha dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp. 4,8 Milyar dalam 1 (satu) tahun pajak. PT.
HP menyetorkan dan melaporkan SPT Masa PPh Pasal 25 tepat waktu
sesuai dengan Pasal 3 ayat (3) huruf a UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP.
Batas waktu penyetoran adalah tanggal 15 bulan berikutnya dan batas waktu
pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
Pada tahun 2015, PT. HP berada dalam dalam posisi rugi secara fiskal
sehingga tidak ada PPh Pasal 25 yang harus dibayar pada tahun 2015 (Nihil)
serta melaporkan SPT Lebih Bayar.
Pada tahun 2016 PT. HP diperiksa berdasarkan SPT Tahunan Badan
2015 yang dilaporkan Lebih Bayar sebesar Rp113.397.635.
31
6.992.977.524
Penyesuain :
(+) penghapusan piutang 0
(-) retur penjualan 0
(-) PPN dipungut sendiri 0
(+) Uang Muka penjualan Awal 86.249.396
(-) Uang Muka penjualan Akhir 67.460.376
(+-) rugi/laba selisih kurs 0
(+/-) Penyesuaian lain 0
7.011.766.544
Peredaran usaha menurut pengujian 6.374.333.222
Peredaran Usaha menurut SPT/WP
4.578.555.423
Selisih / koreksi
1.795.777.799
32
3.2 Hasil Pemeriksaan Kasus
PT. HP
33
Laba Bersih Usaha Setelah Pajak 315.726.262
Penghasilan (181.655.368)
KOMPENSASI KERUGIAN 0
KREDIT PAJAK :
113.397.635
34
Sanksi Denda :
- Pasal 14 (4) tidak menerbitkan faktur pajak : 2% x Rp545.777.799
Rp10.915.556
Sanksi Bunga :
- Pasal 8 (2 dan 2a) pembetulan SPT masa kurang bayar : 2% per
bulan dari jumlah kurang bayar : 2% x Rp10.915.556 x 7bln =
Rp1.528.177
Total sanksi : Rp12.443.733
35
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Pertanyaan dan jawaban
1. Pertanyaan Desi
Mengapa uang senilai Rp. 545.777.799 tidak dapat di klarifikasi oleh PT HP?
Karena tidak ada bukti dari dokumen yang diperiksa oleh fiskus dan oleh
2. Pertanyaan Imam
berkewajiban membayar pajak. Sehingga tidak ada PPh pasal 25 yang harus
38
39