Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN TAX REVIEW ATAS PAJAK PENGHASILAN PADA PT KHARISMA

BAROKAH MULIATAMA

MATA KULIAH : PERENCANAAN PAJAK

DOSEN PENGAMPU : SYAFI’I,SE.,M.AK.,BKP

DISUSUN OLEH :

FELLINDA AULIA / 1812311017

SEMESTER – 7 / KELAS – A

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunianya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah
Perencanaan Pajak dengan tepat pada waktunya. Penulis juga berterimakasih kepada :

1. Orang tua yang telah memenuhi segala kebutuhan dalam bentuk dukungan dan materi.
2. Bapak Dosen SYAFI’I,SE.,M.AK yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya
pada mata kuliah perencanaan pajak selama proses kegiatan belajar mengajar secara
daring.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kekhilafan.
Untuk itu saya dengan senang hati menerima masukan dalam bentuk kritik dan saran yang
bersifat membangun, sehingga saya mampu memperbaiki penulisan makalah untuk dimasa
yang akan dating.

Surabaya, 11 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 4
2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 5
3. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................ 5
BAB 2
LANDASAN TEORI ............................................................................................................................ 6
1. BISNIS WAJIB PAJAK ........................................................................................................... 6
2. ASPEK PERPAJAKAN ........................................................................................................... 8
3. PERENCANAAN PAJAK ....................................................................................................... 8
BAB 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 10
1. TAX REVIEW ........................................................................................................................... 10
2. REKOMENDASI PERECANAAN PAJAKNYA .................................................................... 14
BAB 4
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
1. Kesimpulan .................................................................................................................................. 15
2. Saran ............................................................................................................................................ 15
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17
BAB 1

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia pajak adalah salah satu sumber pendapatan terbesar negara yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran rumah tangganya. Melihat pengaruh dan
kontribusi pajak begitu besar terhadap pendapatan negara, pemerintah terus berupaya untuk
meningkatkan perolehan dari sektor tersebut, dengan memperhatikan asas keadilan,
pemeratan, manfaat dan kemampuan masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan dan
kualitas yang mencerminkan dalam peningkatan kejujuran, tanggung jawab, dedikasi dan
penyempurnaan sistem administrasi, maka sistem dan prosedur perpajakan yang berlaku
terus disempurnakan. Sebuah indikator masyarakat dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya diperankan oleh kepatuhan wajib pajak itu sendiri.
Banyak wajib pajak di Indonesia yang masih menggunakan strategi demi strategi
yang menganggap pajak itu adalah sebuah beban. Strategi-strategi yang digunakan oleh
wajib pajak merupakan salah satu bagian dari perencanaan pajak (tax planning).
Perencanaan pajak merujuk pada proses perekayasaan transaksi dan usaha wajib pajak agar
hutang pajaknya berada pada jumlah minimum yang masih dalam lingkup peraturan
perpajakan.
Tax planning diwujudkan melalui 4 (empat) tahapan, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanan dan pengendalian. Dengan menerapkan tax planning, maka
Wajib Pajak dapat meminimalkan besarnya pajak terutang yang harus dibayar oleh Wajib
Pajak dengan cara yang sesuai dengan undang-undang perpajakan. Untuk menerapkan tax
planning dengan baik, maka terlebih dahulu perlu dilakukan tax review. Agar tax planning
yang diterapkan perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. (Oktaviani &
Apriliawati, 2021)
Tax review merupakan upaya pemeriksaan terhadap seluruh transaksi perpajakan
yang ada dalam suatu perusahaan guna menghitung jumlah pajak yang terutang dan
memprediksi potensi pajak yang mungkin timbul berdasarkan peraturan pajak yang
berlaku.(Akuntansi dan Keuangan et al., 2020) Hasil tax review akan memunculkan
rekomendasi atau bahkan peringatan terhadap potensi pajak yang mungkin timbul di
kemudian hari. Sehingga perusahaan dapat menentukan langkah apa yang akan diambil
dengan mempertimbangkan sejauh mana potensi itu mungkin terjadi dan berapa besaran
pajak yang akan di tanggung. Dengan melakukan tax review, apabila ada hal yang perlu
diperbaiki, maka dapat segera dievaluasi. Disisi lain, kesalahan yang dilakukanperbaikan
sebelum adanya pemeriksaan oleh Wajib Pajak memiliki sanksi yang lebih ringan
dibandingkan dengan perbaik an yang ditemukan dan dilakukan pada saat dilakukan
pemeriksaan. Tax review dapat menunjukan potensi pajak yang mungkin muncul karena
tax review menunujan potensi pajak melalui penelusuran setiap transaksi dalam
perusahaan.
Perusahaan yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu PT Kharisma
Barokah Muliatama. PT Kharisma Barokah Muliatama adalah salahsatu UMKM yang
berada di Kabupaten Karawang. Sebelumnya, PT Kharisma Barokah Muliatama sudah
berdiri dengan nama PT Pangkal Perjuangan. Namun karena tidak ada staff yang mengerti
akan kewajiban perpajakan perusahaan sehingga perusahaan tidak melaksanakan
kewajiban perpajakannya berupa keterlambatan penyetoran dan tidak melaporkan SPT.
Sehingga perusahaan harus menanggung denda dan sanksi atas kelalaian tersebut. Namun
karena perusahaan kekurangan dana untuk melunasi denda dan sanksi pajak, maka PT
Pangkal Perjuangan diputuskan untuk ditutup.
Setelah proses yang cukup Panjang, akhirnya PT PP berdiri kembali dengan nama
PT Kharisma Barokah Muliatama. PT Kharisma Barokah Muliatama didirikan berdasarkan
Akta Notaris Hindum Muchsin, S.H. pada tanggal 20 April 2007 Nomor 04. PT Kharisma
Barokah Muliatama bergerak dalam bidang jasa angkutan pupuk. Oleh karena itu, tax
review ini juga berfungsi untuk mengontrol kepatuhan pelaksanaan kewaiban perpajakan
PT Kharisma Barokah Muliatama agar tidak terulang kembali hal yang sama.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Tax Review perusahaan tersebut?


2. Bagaimana Tax Planning perusahaan tersebut?

3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Tax Review dari PT. Kharisma Barokah Muliatama


2. Untuk mengetahui Tax Planning dari PT. Kharisma Barokah Muliatama
BAB 2

LANDASAN TEORI

1. BISNIS WAJIB PAJAK


menurut data sumber dari www.pajak.co.id Wajib Pajak adalah orang pribadi atau
badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.

NPWP diberikan kepada Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaralan subjektif dan
objektif sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

NPWP tidak berubah meskipun Wajib Pajak pindah tempat tinggal/tempat kedudukan
atau mengalami pemindahan tempat terdaftar.

Pengelompokan Wajib Pajak

Kelompok Kategori Keterangan

Orang Pribadi (Induk) Wajib Pajak belum menikah, dan


suami sebagai kepala keluarga
Wajib Pajak orang
pribadi Hidup Berpisah (HB) wanita kawin yang dikenai pajak
secara terpisah karena hidup berpisah
berdasarkan putusan hakim

Pisah Harta (PH) suami-istri yang dikenai pajak


secara terpisah karena menghendaki
secara tertulis berdasarkan perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan
secara tertulis
Memilih Terpisah (MT) wanita kawin, selain kategori Hidup
Berpisah dan Pisah Harta, yang
dikenai pajak secara terpisah karena
memilih melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakan
terpisah dari suaminya

Warisan Belum Terbagi sebagai satu kesatuan merupakan


(WBT) subjek pajak pengganti,
menggantikan mereka yang berhak,
yaitu ahli waris

Badan sekumpulan orang dan/atau modal


yang merupakan kesatuan baik yang
Wajib Pajak badan melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha

Joint Operation bentuk kerja sama operasi yang


melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak atas
nama bentuk kerja sama operasi

Kantor Perwakilan Wajib Pajak perwakilan dagang


Perusahaan Asing asing atau kantor perwakilan
perusahaan asing (representative
office/liaison office) di Indonesia
yang bukan Bentuk Usaha Tetap
(BUT)

Bendahara bendahara pemerintah yang


membayar gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dan
diwajibkan melakukan pemotongan
atau pemungutan pajak

Penyelenggara Kegiatan pihak selain empat Wajib Pajak


badan sebelumnya yang melakukan
pembayaran imbalan dengan nama
dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan

2. ASPEK PERPAJAKAN

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah


diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak didefinisikan sebagai iuran wajib
kepada negara oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa dan dapat
dipaksakan sesuai dengan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.(Ptkp et al., 2021)
Penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun pajak oleh subjek pajak akan
dikenakan pajak penghasilan, sehingga subjek pajak dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Orang pribadi;
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak;
3. Badan; dan
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Dalam Pasal 4 ayat 1 UU No.36 Tahun 2008 dinyatakan bahwa yang menjadi objek
pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.(Andayani et al.,
2020)

3. PERENCANAAN PAJAK

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana


telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak didefinisikan sebagai
iuran wajib kepada negara oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa dan
dapat dipaksakan sesuai dengan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Perencanaan pajak (tax planning) adalah tahap awal dari manajemen pajak.
Pada tahap ini dilakukan upaya untuk menghemat pajak. Tujuan dari perencanaan pajak
ini adalah untuk meminimalkan beban pajak, atau sering disebut dengan (tax
avoidance).(Tbk & Penelitian, 2017) Untuk meminimumkan kewajiban pajak ini ada
dua cara, yaitu yang masih berada dalam koridor peraturan perundangan dan yang
melanggar peraturan perundangan atau yang dikenal dengan penghindaran pajak.
Penghindaran pajak ini merupakan merekayasa dalam perpajakan, namun masih berada
dalam bingkai ketentuan perpajakan. (Indra & dkk., 2017)
BAB 3

PEMBAHASAN

1. TAX REVIEW

a. Identitas Wajib Pajak

PT. Kharisma Barokah Muliatama adalah perusahaan yang bergerak di bidang


jasa ekspedisi pengiriman barang via darat. PT. Kharisma Barokah Muliatama didirikan
berdasarkan akta Notaris Hindum Muchsin Nomor 04 tanggal 20 April 2007. PT.
Kharisma Barokah Muliatama telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dengan NPWP
02.627.734.3-433.000. PT. Kharisma Barokah Muliatama telah memiliki ijin tempat
usaha (SITU) dengan nomor 503/002/ITU/Kec.

b. Gambaran kegiatan Wajib Pajak

PT. Kharisma Barokah Muliatama merupakan perusahaan yang bergerak dalam


bidang jasa angkutan pupuk via darat. PT. Kharisma Barokah Muliatama hanya bekerja
sama dengan satu rekanan, yaitu PT Pupuk Kujang Indonesia.

merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pemenang lelang yang diadakan oleh
PT Pupuk Kujang. Berdasarkan surat nomor 3440.8/PK/DK/XI 2017, PT. Kharisma
Barokah Muliatama bekerja sama dengan PT Pupuk Kujang Indonesia untuk
melakukan pengangkutan pupuk melalui jalur darat menggunakan truk yang menjadi
tanggung jawab PT Pupuk Kujang selama tiga tahun, yaitu mulai tanggal 1 November
2017 sampai dengan 31 Oktober 2020. Setiap kali PT Pupuk Kujang Indonesia akan
mengeluarkan PO-STO (Purchase Order – Stock Transport Order) setiap kali akan
melakukan pengangkutan pupuk. PO-STO merupakan surat perintah untuk
mengangkut dan memindahkan pupuk. Kemudian, Departemen Sarana Penjualan PT
Pupuk Kujang akan menerbitkan Surat Pengeluaran Barang (SPB) dan Delivery Order
(DO). Surat Pengeluaran Barang (SPB) digunakan untuk dapat memasuki area
pengantongan dan pemuatan serta mengangkut pupuk dari Gudang. Sedangkan
Delivery Order (DO) merupakan surat pengantar pengiriman. Setelah barang sampai di
tujuan, maka PT Pupuk Kujang Indonesia akan menerbitkan good receipt yang berisi
berita acara serah terima pupuk yangdiangkut.PO-STO dan good receipttersebut akan
dijadikan sebagai dasar pembuatan invoice yang selanjutnya akan disampaikan kepada
Departemen Akuntansi PT Pupuk Kujang Indonesia.

c. Hasil Tax Review

Berikut merupakan hasil dari pelaksanaan tax review atas PPh WP OP PT Kharisma
Barokah Muliatama

Prosedur Tax Pelaksanaan


No Kondisi Hasil Tax Review
Review Ya Tidak
1. Mereview dasar √ 1. Pendapatan diakui Pendapatan, biaya,
pengakuan pada saat perusahaan dan PKP telah
pendapatan dan telah selesai sesuai dengan
biaya serta mengantarkan barang peraturan
perhitungan perpajakan yang
dan mendapatkan
penghasilan kena diperkenankan.
good receipt dari
pajak
rekanan. Nominal
invoice dihitung
berdasarkan jumlah
barang yang diterima
dengan baik
dikurangi dengan
barang yang rusak
selama perjalanan
dikalikan tarif
pengangkutan.
2. Biaya yang diakui
pada saatpengeluaran
tersebut terjadi
(Accrual Basis). Biaya
dihitung berdasarkan
banyaknya
Prosedur Tax Pelaksanaan
No Kondisi Hasil Tax Review
Review Ya Tidak
pengangkutan selama
satu tahun di tambah
dengan biaya tidak
terduga dan biaya
tetap yang dileuarkan
selama satu tahun.
3. Penghasilan Kena
Pajak (PKP) dihitung
berdasarkan jumlah
peredaran bruto
selama satu tahun.
Jumlah peredaran
bruto tersebut
dikalikan dengan
tarif.
2. Mereview √ 1. Perhitungan 1 Januari Perhitungan,
ketetapan sampai dengan 31 penyetoran dan
perhitungan, Juni 2018 dikalikan pelaporan telah
keabsahan dan dengan tarif 1%, sesuai dengan PP 46
dokumen yang Tahun 2013 dan PP
sedangkan mulai 1
berkaitan dan 23 Tahun 2018
ketepatan waktu Juli sampai dengan 31
penyetoran serta Desember 2019
pelaporan dikalikan dengan tarif
0,5%.
2. PT Kharisma
Barokah Muliatama
telah patuh
menyetorkan pajak
penghasilannya.
3. Pelaporan PT
Kharisma Barokah
Muliatama telah
patuh melaporkan
pajak penghasilannya

3. Mereview kredit √ Prosedur ini tidak Penyetoran sendiri


pajak yang telah dilakukan karena PT oleh WP
dipotong oleh Kharisma Barokah diperkenankan
pihak ketiga Muliatama tidak dalam prosedur PP
memiliki kredit pajak. 46 Tahun 2013.
Karena PT Kharisma
Barokah Muliatama
menyetorkan sendiri
pajak penghasilannya.
Prosedur Tax Pelaksanaan
No Kondisi Hasil Tax Review
Review Ya Tidak
4. Mereview √ PT Kharisma Barokah Meskipun PP 46
pencatatan dalam Muliatama tidak Tahun 2013 dan PP
pembukuan melakukan pembukuan 23 Tahun 2018
perusahaan secara berkala karena dihitung
menganggap biayayang berdasarkan
dikeluarkan rutin peredaran bruto, ini
tidak mengapuskan
biayanya.
kewajiban bagi WP
Metode penyusutan Badan untuk
yang dipakai telah sesuai melakukan
dengan metode yang pembukuan.
diperkenankan dalam Mobil yang dijual
aturan perpajakan. seharusnya
dilaporkan
Namun 4 buah HP, 1 walaupun akan
buah sepeda motor dan 9 menambah pajak
buah mobil yang sudah yang ditanggung
tidak ada fisiknya tidak di perusahaan.
laporkan dalam SPT. Namun,
perhitungan atas
potensi jumlah pajak
tidak dapat
dilakukan karena
perusahaan tidak
melakukan
pembukuan atas
pendapatan selain
pendapatan yang dit
terima dari PT
Pupuk Kujang.
5. Melakukan √ Prosedur ini tidak PT Kharisma
rekonsiliasi antara dilakukan karena PT Barokah Muliatama
peredaran usaha Kharisma Barokah tidak terdaftar
menurut laporan Muliatama tidak sebagai PKP
keuangan dan melakukan pelaporan sehingga PT
menurut SPT Kharisma Barokah
SPT masa PPN.
masa PPN Muliatama tidak
melakukan
pelaporan SPT masa
PPN.
2. REKOMENDASI PERECANAAN PAJAKNYA

1. Tax Planning atas Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

a. Pembukuan
Sesuai dengan PP 23 tahun 2018, Seharusnya PT. Kharisma Barokah Muliatama
melakukan pembukuan secara terperinci dan detail setiap terjadi pendapatan dan
pengeluaran walaupun. PT. Kharisma Barokah Muliatama dikenakan PP 23 tahun
2018 yang nominal pph nya didasarkan atas pendapatan usaha angkutan. Karena
walaupun PP 23 Tahun 2018 dihitung berdasarkan omset, namun hal itu tidaklah
menggugurkan kewajiban PT. Kharisma Barokah Muliatama sebagai WP Badan
untuk melakukan pembukuan.
b. Penyetoran
PT. Kharisma Barokah Muliatama telah melakukan penyetoran pajak secara patuh dan
sesuai dengan jumlah omset perusahaan untuk pendapatan usaha. Namun untuk
penjualan asset tetap, pajaknya belum disetorkan sehingga perlu disetorkan.
c. Pelaporan
PT. Kharisma Barokah Muliatama telah melakukan pelaporan pajak secara patuh dan
sesuai dengan batas waktu yaitu 4 bulan setelah masa pajak berakhir, yaitu bulan April.

2. Tax Planning atas Laporan Keuangan


a. Pendapatan Usaha
PT. Kharisma Barokah melaporkan pendapatan usahanya secara lengkap sesuai dengan
ketentuan perpajakan. Karena pengenaan sanksi atas ketidak lengkapan pelaporan yang
dilakukan dapat mengakibatkan perusahaan terkena sanksi pidana. Selain itu pendapatan
atas penjualan aktiva tetap dilaporkan agar sanksi yang diberikan atas keterlambatan
pembayaran pajak penjualan aktiva tetap dapat lebih ringan dibandingkan dengan
penemuan saat dilakukan pemeriksaan.
b. Biaya Operasi dan Umum
Gaji karyawan, sparepart kendaraan, transportasi dan akomodasi, biaya administrasi dan
ATK, biaya bensin dan bahan bakar, biaya telpon dan listrik, biaya penyusutan
kendaraan seharusnya di catat secara lengkap dan detail. Untuk biaya penyusutan
kendaraan, sebaiknya aktiva tetap yang telah habis nilai bukunya namun masih
dipergunakan direvaluasi.
BAB 4

PENUTUP
1. Kesimpulan

PT. Kharisma Barokah Muliatama belum melakukan pembukuan secara optimal. Karena
semua biaya-biaya yang dilaporkan belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Karena PT.
Kharisma Barokah Muliatama mencatat biaya yang sudah dikeluarkan berdasarkan perkiraan
setiap kali pemberangkatan saja. Bisa saja, ada biaya yang seharusnya dicatat namun tidak
tercatat dalam pembukuan. Namun untuk penyetoran dan pelaporan PT. Kharisma Barokah
Muliatama telah melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan
yang berlaku.

Berdasarkan hasil analisis tax review yang relah dilakukan, maka tax planning yang dapat
disusun untuk tahun selanjutnya yaitu :

1. Untuk komponen pendapatan dan biaya yang telah dilaporkan sudah maksimal dalam hal
tax planning. Namun untuk penyusutan, sebaiknya perusahaan menghapus barang yang sudah
benar-benar tidak dapat dipakai kembali dan melaporkan HP dan sepeda untuk dihapuskan.
Selain itu, perusahaan harus melaporkan pendapatan atas mobil yang telah dijual walaupun itu
akan berakibat terhadap penambahan pajak penghasilan yang terutang. Karena kealpaan yang
disampaikan sebelum dilakukan pemeriksaan akan meringankan sanksi yang diberikan oleh
Direktorat Jenderal Pajak dibandingkan dengan penemuan kealpaan pada saat pemeriksaan.

2. Perusahaan harus melakukan pembukuan secara berkala sehingga pendapatan dan biaya
yang dilaporkan sesuai dengan yang benar-benar terjadi. Karena pembukuan merupakan
salahsatu kewajiban Wajib Pajak Badan yang harus disusun berdasarkan I’tikad baik. Sehingga
perusahaan dapat memberikan bukti apabila Direktorat Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum terpecahkan,


sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara lain sebagai berikut:
1.Bagi Perusahaan, yaitu besaran pajak terutang dan denda serta sanksi yang berpotensi dari
pendapatan atas penjualan atas aktiva tetap, karena tidak adanya catatan ataupun keterangan
lebih lanjut atas transaksi tersebut.

2. Bagi penelitian selanjutnya, yaitu tax review atas setiap transaksi yang terjadi. Karena di
dalam penelitian ini, penulis mengambil data berdasarkan SPT dan laporan keuangan,
sedangkan tax review akan sangat efektif bila dilakukan atas setiap transaksi yang terjadi.
BAB 5

DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi dan Keuangan, H., Kadek Yuni Andayani, N., Wayan Sudiana, I., Putu Nuratama,
I., Ekonomi, F., & dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia, B. (2020).
PENERAPAN TAX REVIEW ATAS PAJAK PENGHASILAN BADAN SEBAGAI
DASAR EVALUASI KEWAJIBAN PERPAJAKAN SALAH SATU YAYASAN
PENDIDIKAN DI DENPASAR TAHUN 2018. Hita Akuntansi Dan Keuangan, 1(1),
525–554. https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/HAK/article/view/789

Andayani, Sudiana, & Nuratama. (2020). Penerapan Tax Reviw Atas Pajak Penghasilan
Badan Sebagai dasar Evaluasi kewajiban Perpajakan Pada. Hita Akuntansi, 525–554.

Oktaviani, A., & Apriliawati, Y. (2021). Penerapan Tax Review Atas Pajak Penghasilan
Sebagai Strategi Tax Planning Pada PT Kharisma Barokah Muliatama. Indonesian
Accounting Literacy Journal, 1(2), 328–337. https://jurnal.polban.ac.id/ojs-
3.1.2/ialj/article/view/2553/1983

Ptkp, P., Jumlah, D. A. N., Pajak, W., & Pontoh, C. M. (2021). ORANG PRIBADI
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ( PPH 21 ) ( Studi
Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado ) SKRIPSI. 21(Pph 21).

Tbk, M. R., & Penelitian, L. B. (2017). PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP


LABA PERUSAHAAN PADA PT MUSTIKA RATU Tbk.

Anda mungkin juga menyukai