Mata kuliah: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Disusun Oleh :
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pemateri dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pajak
Pertambahan Nilai” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Presentasi kelompok
satu mata kuliah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,
dengan Dosen pengampu Ibu Bari’ah Kuddah, SE.,A K., BKP. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pajak pertambahan nilai bagi pembaca
dan penulis.
Demikian Makalah ini dapat terselesaikan, tidak luput dari berbagai kekurangan.
Maka dari itu, berbagai kritik dan saran yang dapat membangun dalam perbaikan
makalah ini diharapkan dari berbagai pihak. Diucapkan rasa terima kasih kepada pihak -
pihak yang secara langsung telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................13
3.2. Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan
nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Pajak
Pertambahan Nilai termasuk kedalam jenis pajak tidak langsung. Yang artinya pajak
tersebut disetor oleh pihak lain yang bukan penanggung pajak. pajak pertambahan nilai
memberikan kontribusi yang besar terhadao penerimaan pajak. kontribusi tersebut
semakin meninggakar setiap tahunnya, dengan meningkatnya pendapatan pajak dari pajak
penghasilan membuktikan bahwa menningkatnya pola konsumtif masyarakat dapat
mambuat sektor o\industri dan perdagangan memegang andil yang cukup besar sebagai
sumber penerrimaan pajak pertambahan nilai .
1
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Siapa saja subjek pajak dalam Pajak Pertambahan Nilai?
2. Apa saja hak dan kewajiban dari pengusaha kena pajak?
3. Bagaimana mekanisme pengukuhan dan pencabuan pengukuhan pengusaha kena
pajak?
4. Siapakah pemungut Pajak Pertambahan Nilai sebagai subjek pajak pengganti?
1.3. Tujuan
Adapun Tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengusaha Kena Pajak (PKP), dimana PPN dipungut oleh PKP dalam hal:
2. Non-PKP, dimana PPN akan tetap terutang meski yang melakukan kegiatan
bukanlah berstatus PKP, dalam hal:
Impor BKP
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean
Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
Melakukan kegiatan membangun sendiri
Kerugian :
1. Pembayaran pajak semakin besar, karena bagi wajib pajak Non PKP,
perlakuan pajak masukan akan merugikan apabila dibandingkan sebagai
biaya,
2. Mengurangi daya saing karena harga jual lebih tinggi, hal ini karena
harus memungut PPN , dari lawan transaksi, apabila wajib pajak
dikukuhkan sebagai PKP maka setiap penyerahan BKP/JKP harus
ditambah dengan PPN
3. Menambah kerumitan dan pengenaan sanksi yang lebih besar, kerumitan
di sini terkait dengan aturan pelaporan PPN serta sanksi-sanksi di depan
terkait keterlambatan maupun kesalahan faktur.
4
(PPN) berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984
dan perubahannya.
5
c. Khhusus wajib pajak badan ketentuan diatas juga berlaku untuk seluruh
pengurus atau penanggung jawab
6
dari kantor pusat bagi Bentuk Usaha Tetap (BUT), yang dilegalisasi
oleh pejabat yang berwenang.
Fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus atau fotokopi paspor dan
surat keterangan tempat tinggal dari pejabat pemerintah daerah
sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa jika penanggung jawab
perusahaan adalah WNA.
Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi
berwenang.
Surat keterangan tempat kegiatan usaha yang diterbitkan dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
III. Wajib Pajak Badan Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)
7
SPT Tahunan terakhir
Dalam jangka waktu 3-5 hari setelah semua persyaratan dilengkapi dan
diajukan, petugas verifikasi akan melakukan survey atau verifikasi. Bila disetujui,
maka sekitar 1-2 hari sejak survey, maka surat pengukuhan PKP dapat diambil di
KPP tempat syarat pengajuan PKP diberikan. Keputusan Permohonan Pengajuan
PKP diterbitkan paling lambat 5 hingga 10 hari kerja setelah Bukti Penerimaan
Surat diterbitkan.
8
5. PKP yang telah dinonaktifkan sementara Sertifikat
Elektroniknya dan tidak melakukan klarifikasi atau klarifikasinya ditolak
9
f. Apabila dokumen yang disyaratkan diterima oleh KPP, maka
KPP akan menerbitkan bukti penerimaan surat secara elektronik.
10
1. Penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak yang
dilakukan oleh oengusaha kena pajak tidak lebih dari
4.800.000.000
2. Pengusaha kena pajak tidak memilih untuk tetap sebagai
pengusaha kena pajak
Maka kepada pengusaha tersebut diterbitkan surat pencabutan
pengukuhan pengusaha kena pajak.
Apabila kemudian hari diperoleh data atau informasi bahwa
wajib pajak yang telah dicabut pngukuhan pengusaha kena pajak ternyata
memiliki jumlah peredaran bruto lebih dari 4.800.000.000 maka surat
pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak tersebut dibatalkan dan
proses pembatalan tersebut juga dilakukan dengan verifikasi kembali.
Kontraktor yang memiliki kontrak kerja sama dengan pengusaha minyak dan
gas bumi.
Kontraktor atau pemegang izin/kuasa pengusaha sumber daya panas bumi
yang meliputi kantor pusat, cabang, ataupun unitnya.
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) merupakan pihak yang menjalin
kontrak dengan pemerintah RI, badan usaha tetap atau perusahaan pemegang hak
pengelolaan dalam suatu blok atau wilayah kerja dan memiliki hak untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi gas dan minyak bumi di Indonesia.
11
C. Bendaharawan pemerintah
Pemungut PPN PMSE adalah Pelaku Usaha PMSE yang ditunjuk oleh
Menteri untuk memungut, menyetorkan, dan melaporkan PPN atas pemanfaatan
BKP Tidak Berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean melalui PMSE.
12
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Subjek PPN adalah orang pribadi atau badan yang berdasarkan peraturan
perundang-unangan melakukan kegiatan penyerahan dan menerima barang/jasa kena
pajak. subjek PPN dibagi menjadi dua, yakni Pengusaha Kena Pajak (PKP), dimana PPN
dipungut oleh PKP dan Non-PKP, dimana PPN akan tetap terutang meski yang
melakukan kegiatan bukanlah berstatus PKP.
Subjek PPN memiliki hak melakukan pengkreditan pajak Meminta restitusi
apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran dan berhak atas kompensasi
kelebihan pajak. Selain itu subjek PPN juga memiliki kewajiban seperti Melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dan Memungut PPN dan PPnBM yang terutang.
PKP atau Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha / bisnis / perusahaan yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
(JKP) yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan Undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya . Pengusaha kena pajak yang telah
melebihi omset 4.800.000.000. diwajibkann untuk melakukan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.
Berdasarkan peraturan perpajakan, jika seorang pengusaha dengan omzet kurang
dari Rp4,8 miliar/tahun diperbolehkan mengajukan pencabutan pengukuhan kena pajak.
Selain itu terdapat beberapa kriteria Pengusaha Kena Pajak yang harus dicabut secara
jabatan
Beberapa Pemungutan PPN Sebagai Subyek Pajak Pengganti seperti Badan
Usaha Milik Negara, Kontraktor atau pemegang izin, Bendaharawan pemerintah,
Pemungut PPN PMSE
3.2. Saran
Demikian makalah ini penulis buat. Diharapkan dengan membaca makalah ini
pembaca dapat lebih memahami subbjek pajak dalam pajak pertambahan nilai, hak dan
kewajiban PKP, pengukuhhan dan pencabutan pengukuhan PKP serta pemungutan PPPN
sebagai sujek Pajak pengganti. Serta pembaca disrankan membaca undang-undang dan
peraturan menteri keuangan untuk lebih memahami isi dari makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Catatan tentang pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP).
Daring. (https://ekstensifikasi423.blogspot.com/2014/04/catatan-tentang-
pencabutan-pengukuhan.html?m=1). Diakses pada 12 Oktober 2020.