Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah iuran dari rakyat baik wajib pajak pribadi maupun badan yang
digunakan untuk kemakmuran rakyat yang bersifat memaksa. Pajak mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam
pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pembangunan. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16
tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat
1 merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara.
Pajak penghasilan merupakan pajak yang dipungut kepada obyek pajak atas
penghasilan yang diperolehnya. PPh akan selalu dikenakan terhadap orang atau
badan usaha selaku wajib pajak yang memperoleh penghasilan. Setiap perusahaan
jasa maupun non jasa sebagai wajib pajak diwajibkan untuk membayar pajak.
Bagi perusahaan, pajak merupakan sumber pengeluaran (cash disbursment) tanpa
adanya imbalan langsung untuk perusahaan tersebut. Sehingga biasanya banyak
perusahaan melakukan upaya untuk membayar pajak terutangnya sekecil mungkin
selama hal tersebut memungkinkan pada hakekatnya perpajakan di Indonesia
ditetapkan berdasarkan undang-undang, hal ini merupakan pencerminan bagian
dari pelaksanaan tonggak demokrasi dalam hidup berbangsa dan bernegara
Pajak penghasilan badan atau yang biasa disebut PPhB merupakan pajak
negara yang dikenakan pada setiap tambahan kemampuan yang diterima oleh
wajib pajak dari suatu badan usaha, baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri. PPhB ini akan dikenakan terhadap penghasilan orang pribadi dan badan
usaha yang diterimanya selama satu tahun pajak.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di buat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa dasar hukum dalam Pajak Penghasilan Badan?
2. Siapa saja yang termasuk kedalam subjek Pajak Penghasilan Badan?
3. Apa saja yang termasuk kedalam objek Pajak Penghasilan Badan?
4. Bagaimana tarif Pajak Penghasilan Badan?
5. Bagaimana cara menghitung Pajak Penghasilan Badan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dasar hukum dan pengertian dalam Pajak Penghasilan
Badan.
2. Untuk mengetahui subjek Pajak Penghasilan Badan.
3. Untuk mengetahui objek Pajak Penghasilan Badan.
4. Untuk mengetahui tarif pada Pajak Penghasilan Badan.
5. Untuk mengetahui cara menghitung Pajak Penghasilan Badan.
BAB II PEMBAHASAN
3
B. Subjek Pajak Penghasilan Badan
Subjek pajak Badan atau subjek PPh Badan adalah setiap Badan Usaha yang
diberikan kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode bulan maupun
tahun dan disetor ke kas negara. Jenis subjek badan dibedakan menjadi 2 yakni:
1. Subjek Pajak Dalam Negeri
Subjek pajak dalam negeri adalah badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang
memenuhi kriteria:
4
7. Kongsi
8. Koperasi
9. Dana Pensiun
10. Persekutuan
11. Perkumpulan
12. Yayasan
13. Organisasi Masyarakat
14. Organisasi Sosial Politik
15. Organisasi lainnya dengan nama dan bentuk apapun
16. Lembaga dan bentuk badan lainnya
17. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
18. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Pengertian BUT dalam hal Badan Usaha adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Bentuk
usaha yang dipergunakan oleh badan ini dapat berupa:
a. Tempat kedudukan manajemen
b. Cabang perusahaan
c. Kantor perwakilan
d. Gedung kantor
e. Pabrik
f. Bengkel
g. Gudang
h. Ruang untuk promosi dan penjualan
i. Pertambangan dan penggalian sumber alam
j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi
k. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan
l. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan
m. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan
6
a. Contoh 1:
Pada tahun 2022, PT AAA memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp10 Miliar.
Maka sebelum Sobat Klikpajak mengetahui Pajak yang harus dibayar PT AAA,
Anda harus mengetahui terlebih dulu Penghasilan Kena Pajak dari PT AAA.
Maka, pajak yang harus dibayar adalah:
Jawab:
50% x 22% x Rp5 miliar = Rp550 juta.
Namun, perlu dibuat catatan bahwa selama periode tahun 2022, PT AAA telah
menyetor pajak penghasilan karyawan ke kas negara sebesar Rp50 juta dan pajak
PPh Pasal 23 sebesar Rp100 juta. Maka, pajak penghasilan terutang PT AAA
adalah:
Rp550 juta – Rp50 juta – Rp100 juta = Rp350 juta.
Jadi, Rp350 juta adalah angka yang bisa dicicil oleh PT AAA ke kas negara atas
penghasilan Badan Usaha di tahun 2022.
b. Contoh 2:
Berikut adalah contoh sederhana perhitungan pajak penghasilan ataua pajak badan
dengan menggunakan tarif umum yang berlaku pada 2022 sebesar 22%:
Kredit Pajak:
11
DAFTAR PUSTAKA