Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMPLEMENTASI PAJAK PENGHASILAN (PPh)


DI INDONESIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


“PERPAJAKAN”

Dosen :
Dr. SRI WINARSIH, M.Pd

Disusun Oleh :
1. ICHSAN FIRMANSYAH
2. RAHMATUN NISA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI

STAIS MAJENANG
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun bisa
menyelesaikan makalah tentang “Implementasi Pajak Penghasilan (PPh) di
Indonesia” dengan lancar.
Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya penyusun dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah tentang “Implementasi
Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia” ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Majenang, 20 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pajak Penghasilan ................................................................... 3
B. Dasar Hukum Pengaturan Pajak Penghasilan ........................................... 3
C. Subjek Pajak Penghasilan ......................................................................... 4
D. Objek Pajak Penghasilan ........................................................................... 6
E. PTKP DAN PKP ....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran.......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedang pajak
Penghasilan adalah pajak yang dibebankan kepada penghasilan perorangan ,
perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan
secara progresif, proposional, atau regresif.1
Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dipungut kepada objek pajak
atas penghasilan yang diperolehnya. PPh akan selalu dikenakan terhadap
orang atau badan usaha selaku wajib pajak yang memperoleh penghasilan.
Setiap perusahaan jasa maupun non jasa sebagai wajib pajak diwajibkan untuk
membayar pajak. Bagi perusahaan , pajak merupakan sumber pengeluaran
tanpa adanya imbalan langsung untuk perusahaan tersebut. Sehingga biasanya
banyak perusahaan melakukan upaya untuk membayar pajak terutangnya
sekecil mungkin selama hal tersebut memungkinkan.Untuk itu penulis akan
membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pajak penghasilan.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Pajak Penghasilan ?
2. Bagaimana dasar hukum pengaturan dari Pajak Penghasilan ?
3. Apa sajakah subjek dari Pajak Penghasilan ?
4. Apa sajakah objek dari Pajak Penghasilan ?
5. Apakah PTKP dan PKP itu ?

1
Suandy, erly. Hukum Pajak. 2005. Salemba Empat: Jakarta

1
C. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini , memiliki tujuan yang hendak dicapai . Adapun
yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pajak Penghasilan.
2. Untuk mengetahui bagaimana dasar hukum pengaturan dari Pajak
Penghasilan.
3. Untuk mengetahui apa sajakah subjek dari Pajak Penghasilan.
4. Untuk mengetahui apa sajakah objek dari Pajak Penghasilan.
5. Untuk mengetahui apakah PTKP dan PKP itu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak Penghasilan


Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek
Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
tahun pajak.
Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau
memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan, dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan (PPh) disebut Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau
dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila
kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.
Pajak Penghasilan merupakan jenis pajak subjektif yang kewajiban
pajaknya melekat pada Subjek Pajak yang bersangkutan, artinya kewajiban
pajak tersebut dimaksudkan untuk tidak dilimpahkan kepada Subjek Pajak
lainnya. Oleh karena itu dalam rangka memberikan kepastian hukum,
penentuan saat mulai dan berakhirnya kewajiban pajak subjektif menjadi
penting.2

B. Dasar Hukum Pengaturan Pajak Penghasilan


Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia diatur pertama kali
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan
pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50.
Selanjutnya berturut-turut peraturan ini diamandemen oleh :
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

2
http://jendelailmusebi.blogspot.com/2013/06/pengertian-pajak-penghasilan-pph.html. Diunduh
pada 19 Mei 2020 pukul 19:30

3
Mulai Juli 2003 sampai Desember 2004, pemerintah menerapkan
sistem pajak yang ditanggung pemerintah yang diatur dalam :Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
486/KMK.03/2003.
Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah disesuaikan
juga beberapa kali dalam:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.03/2004, berlaku untuk
tahun pajak 2005 (sekaligus meniadakan pajak yang ditanggung
pemerintah).
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005, berlaku untuk
tahun pajak 2006

C. Subjek Pajak Penghasilan


Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, subyek pajak
penghasilan adalah sebagai berikut:
1. Orang Pribadi
yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi
yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam
suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.
2. Harta Warisan Belum Dibagi
yaitu warisan dari seseorang yang sudah meninggal dan belum dibagi
tetapi menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan pajak.
3. Badan
badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit
tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
a) pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b) pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4
c) penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
d) pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara
4. Bentuk usaha tetap
yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau berada di indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan berkedudukan di Indonesia, yang melakukan kegiatan di
Indonesia.
Dan yang tidak termasuk Subjek Pajak adalah sebagai berikut :
1. Badan perwakilan negara asing;
2. Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat:
a. bukan warga Negara Indonesia; dan
b. di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut;
c. negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
3. Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan dengan syarat :
a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;
b. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat :
a. bukan warga negara Indonesia; dan
b. tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia.3

3
http://jendelailmusebi.blogspot.com/2013/06/pengertian-pajak-penghasilan-pph.html
Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 19:45

5
D. Objek Pajak Penghasilan
Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun .
Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip
pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak
dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak darimanapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk
konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak tersebut.
Pengertian penghasilan dalam Undang-undang PPh tidak
memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya
tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai
kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya
yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangu
Objek Pajak Penghasilan yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan
dalam bentuk apapun termasuk :
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk
lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang Pajak Penghasilan;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan,dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;

6
2) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota;
3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran,pemecahan atau pengambilalihan usaha;
4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan
antara pihak pihak yang bersangkutan;
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;
f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi;
h. Royalti;
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. Premi asuransi;
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
Objek Pajak yang dikenakan PPh final Atas penghasilan berupa:

7
a. Bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya;
b. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek;
c. Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, serta
d. Penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Dan yang tidak Termasuk Objek Pajak adalah sebagai berikut :
1. Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.
2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau
badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, epanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak ybs;
3. Warisan;
4. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau Pemerintah;
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna dan asuransi beasiswa;
7. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai WP Dalam Negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat :
 dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
 bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling

8
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor
dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut;
8. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai;
9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-
bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
10. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi;
11. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana selama
5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin
usaha;
12. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura.

E. PTKP DAN PKP


1. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak )
adalah penghasilan yang menjadi batasan tidak kena pajak bagi
wajib pajak orang pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan netto
wajib pajak orang pribadi jumlahnya di bawah PTKP tidak akan terkena
pajak penghasilan (PPh) pasal 25 /29 dan apabila berstatus sebagai
pegawai atau penerima penghasilan sebagai objek PPh pasa 21 maka
penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh pasal 21 .
PTKP berbeda untuk status pekerja yang berbeda. Sesuai dengan
Pasal 7 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008, yang besarnya
kemudian dirubah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak
Kena Pajak, bagi pekerja yang belum kawin, PTKP adalah Rp24.300.000.
Catatan: Lihat juga Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran
dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan

9
Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
4
Pribadi.
 Bila pekerja kawin, ada penambahan Rp2.025.000 untuk PTKP.
 Bila pekerja mempunyai anak, ada penambahan PTKP sebesar
Rp2.025.000 untuk setiap anak dan hanya berlaku sampai anak yang
ketiga.
 Tidak ada penambahan PTKP untuk anak ke-empat dan seterusnya.
 Bila istri bekerja, PTKP pekerja tetap sama, yaitu Rp24.300.000 dan
tarif pajak penghasilan tetap sama.5
PERHITUNGAN
STATUS PEKERJA PTKP (Rp)

Belum Kawin 24.300.000


Kawin, anak 0 26.325.000
Kawin, anak 1 28.350.000
Kawin, anak 2 30.375.000
Kawin, anak 3 32.400.000

2. PKP (Penghasilan Kena Pajak)


Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar penghitungan untuk
menentukan besarnya Pajak Penghasilan yang terutang. Penghasilan Kena
Pajak diperoleh dari pengurangan antara penghasilan bruto wajib pajak
dengan pengurang penghasilan bruto.6
PERHITUNGAN
Lapisan Penghasilan Kena Pajak (Rp) Tarif Pajak
Sampai dengan 50 juta 5%
Di atas 50 juta sd 250 juta 15%
Di atas 250 juta sd 500 juta 25%
Di atas 500 juta 30%

4
http://forever2705.wordpress.com/2008/08/11/pengertian-pajak-penghasilan/ptkp
Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 19:55
5
http://www.ekonomi-holic.com/2013/01/tarif-pajak-penghasilan-2013-dan-cara_2918.html
Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 20:12
6
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=272. Diunduh pada 19 Mei 2020
pukul 20:22

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek
Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
tahun pajak.
2. Dasar Hukum pengaturan Pajak Penghasilan di Indonesia adalah sebagai
berikut
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
b. Mulai Juli 2003 sampai Desember 2004, pemerintah menerapkan
sistem pajak yang ditanggung pemerintah yang diatur dalam :Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 486/KMK.03/2003.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.03/2004, berlaku untuk
tahun pajak 2005 (sekaligus meniadakan pajak yang ditanggung
pemerintah).
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005, berlaku untuk
tahun pajak 2006
3. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, subyek pajak
penghasilan adalah sebagai berikut:
a. Orang Pribadi
b. Harta Warisan yang belum Terbagi
c. Bentuk Usaha Tetap
d. Badan
4. Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP),
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun .

11
5. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak ) adalah penghasilan yang menjadi
batasan tidak kena pajak bagi wajib pajak orang pribadi, dengan kata lain
apabila penghasilan netto wajib pajak orang pribadi jumlahnya di bawah
PTKP tidak akan terkena pajak penghasilan (PPh) pasal 25 /29 dan apabila
berstatus sebagai pegawai atau penerima penghasilan sebagai objek PPh
pasa 21 maka penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh
pasal 21 .
6. Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar penghitungan untuk
menentukan besarnya Pajak Penghasilan yang terutang. Penghasilan Kena
Pajak diperoleh dari pengurangan antara penghasilan bruto wajib pajak
dengan pengurang penghasilan bruto.

B. Saran
Dari uraian diatas penulis berharap bagi semua pihak yang berwenang
dalm pemungutan pajak agar pajak yang di dapat dari pemungutan wajib pajak
tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.
Selain itu untuk wajib pajak juga seharusnya lebih sadar bahwa
kewajiban untuk membayar pajak harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
karena pajak bermanffat sekali untuk kelancaran hidup benegara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Suandy, erly. Hukum Pajak. 2005. Salemba Empat: Jakarta


http://jendelailmusebi.blogspot.com/2013/06/pengertian-pajak-penghasilan-
pph.html. Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 19:30
http://jendelailmusebi.blogspot.com/2013/06/pengertian-pajak-penghasilan-
pph.html. Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 19:45
http://forever2705.wordpress.com/2008/08/11/pengertian-pajak-penghasilan/ptkp.
Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 19:55
http://www.ekonomi-holic.com/2013/01/tarif-pajak-penghasilan-2013-dan-
cara_2918.html. Diunduh pada 19 Mei 2020 pukul 20:22
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=272. Diunduh pada 19
Mei 2020 pukul 20:22

13

Anda mungkin juga menyukai