Anda di halaman 1dari 17

GEOGRAFI KETENAGAKERJAAN

“ Menganalisis Keadaan Ketenagakerjaan di Indonesia”


DOSEN PENGAMPU
Drs. W Lumbantoruan, M.Si

Oleh :

KELOMPOK 6

Nama NIM

1. Andini 3192131002
2. Risma Simorangkir 3191131018
3. Ruth Elisa Hutagalung 3183131057

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk pemenuhan tugas dalam mata kuliah

Konservasi Sumber Daya Alam. Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat

bermanfaat dalam proses belajar mengajar tidak hanya untuk penyusun tetapi juga para

pembacanya selain itu penyusun juga berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.

Penulisan juga bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah oleh Bapak Drs. W Lumbantoruan,

M.Si.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ini

dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam mengerjakan

sesuatu hal, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para

pembaca semua agar bisa lebih baik lagi dalam hal penulisan makalah selanjutnya.

Medan, September 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
A. TENAGA KERJA ............................................................................................................................. 3
B. KLASIFIKASI TENAGA KERJA ................................................................................................... 3
C. KESEMPATAN KERJA .................................................................................................................. 5
D. MASALAH KETENAGAKERJAAN ......................................................................................................... 5
E. PENGANGGURAN ......................................................................................................................... 6
F. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KERJA DI INDONESIA .............................. 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Negara – negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh
lebih tinggi, dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran
sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak
terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang besar,
pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang
ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka
panjang.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah :
1) Bagaimana definisi Tenaga Kerja?
2) Bagaimana klasifikasi tenaga kerja?
3) Bagaimana Kesempatan Kerja?
4) Bagaimana Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia?
5) Bagaimana jenis-jenis pengangguran?
6) Bagaimana upaya peningkatan kualitas ketenagakerjaan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Tenaga Kerja
2) Untuk mengetahui klasifikasi tenaga kerja
3) Untuk mengetahui apa itu kesempatan kerja
1
4) Untuk mengetahui permasalahan ketenagakerjaan di indonesia
5) Untuk mengetahui jenis-jenis pengangguran
6) Untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas ketenagakerjaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. TENAGA KERJA
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah
berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang
menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dijelaskan bahwa
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja baik pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Peraturan tersebut dilandasi dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
3. Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

B. KLASIFIKASI TENAGA KERJA


a. Berdasarkan Penduduknya
 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka

3
yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun
sampai dengan 64 tahun.
 Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun
dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia
(lanjut usia) dan anak-anak.
b. Berdasarkan Batas Kerja
 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.
 Bukan Angkatan Kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
1) anak sekolah dan mahasiswa
2) para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
3) para pengangguran sukarela
c. Berdasarkan Kualitasnya
 Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
 Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan
secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.
Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
 Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih

4
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan
sebagainya

C. KESEMPATAN KERJA
Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan seberapa
jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan
perekonomian. Selain itu kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang
bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang bekerja
semakin luas kesempatan kerja.

Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia
untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian
kesempatan kerja nyata mencakup lapangan pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan kerja
nyata bisa juga dilihat dari jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, yang tercermin dari jumlah
penduduk usia kerja (15 tahun) ke atas yang bekerja (Sapsuha, 2009). Kesempatan kerja
merupakan partisipasi seseorang dalam pembangunan baik dalam arti memikul beban
pembangunan maupun dalam menerima kembali hasil pembangunan. Dari definisi tersebut,
maka kesempatan kerja dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

1. Kesempatan kerja permanen, yaitu kesempatan kerja yang memungkinkan orang


bekerja secara terus menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi untuk
bekerja. Dimisalkan orang yang bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang
mempunyai jaminan sosial hingga tua dan tidak bekerja di tempat lain.
2. Kesempatan kerja temporer, adalah kesempatan kerja yang memungkinkan orang
bekerja dalam waktu yang relatif singkat, kemudian menganggur untuk menunggu
kesempatan kerja yang baru. Dalam hal ini dimisalkan pegawai lepas pada perusahaan
swasta di mana pekerjaan mereka tergantung pesanan.

D. MASALAH KETENAGAKERJAAN

5
Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti pendidikan,
kesempatan kerja maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah. Hal ini dialami oleh
banyak negara yang termasuk Indonesia, karena hingga saat ini masih banyak pengangguran atau
lebih tepatnya lagi orang yang tidak dapat bekerja karena minimnya lapangan pekerjaan. Tiga
masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di Indonesia:

1. Banyaknya Pengangguran
Disebabkan karena tingginya jumlah penduduk dan tidak diikuti dengan lapangan kerja
yang cukup, permasalah ini merupakan yang paling utama di Indonesia. Begitu juga dengan
rendahnya kualitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang menjadi faktor utama dalam
timbulnya masalah ini.

2. Lapangan Kerja yang Rendah


Timbul akibat jumlah angkatan kerja yang produktif tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang disediakan. Hal ini menjadi salah satu pemicu masalah pengangguran.

3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah


Tingkat pendidikan yang rendah baik formal maupun non formal. Kemampuan ekonomi
masyarakat Indonesia golong rendah menyebabkan ketidakmampuan untuk meraih pendidikan
yang tinggi.

Bicara tentang ketenagakerjaan tentunya masih banyak lagi yang dapat dijadikan
pembahasan. Sekilas pemaparan secara umum mengenai pengertian, peraturan dan masalah
ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.

E. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari
pekerjaan (baggi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali atau sudah pernah bekerja),
atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum

6
pernah bekerja. Seseorang dikatakan sebagai pengangguran apabila memenuhi salah satu unsure,
sebagai berikut: tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha
baru, tidak mempunyai pekerjaan, sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai tetapi belum
mulai bekerja.

Total penduduk Indonesia pada Februari 2021 berdasarkan hasil proyeksi penduduk
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 diperkirakan sebanyak 271,36 juta orang.
Penduduk usia kerja sebesar 205,36 juta orang, bertambah 1,39 juta orang (0,68 persen)
dibandingkan keadaan enam bulan sebelumnya (203,97 juta orang) dan bertambah 2,76 juta
orang (1,36 persen) dibandingkan keadaan setahun yang lalu (202,60 juta orang). Jumlah
angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2021 mencapai 139,81 juta orang, bertambah sekitar
1,59 juta orang (1,15 persen) dibanding Agustus 2020 sebesar (138,22 juta orang) dan berkurang
sekitar 410 ribu orang (0,29 persen) dibanding Februari 2020 sebesar 140,22 juta orang. Jumlah
penduduk yang bekerja pada Februari 2021 sebesar 131,06 juta orang, bertambah sekitar 2,61
juta orang (2,03 persen) jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2020 (128,45 juta orang),
dan berkurang 2,23 juta orang (1,67 persen) jika dibandingkan dengan keadaaan Februari 2020
(133,29 juta orang).

Jumlah pengangguran pada Februari 2021 mencapai 8,75 juta orang, berkurang sekitar
1,02 juta orang jika dibandingkan keadaan Agustus 2020 (9,77 juta orang), dan bertambah 1,82
juta orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2020 (6,93 juta orang). Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2021 mencapai 6,26 persen,
mengalami penurunan sebesar 0,81 persen poin dibanding TPT Agustus 2020 (7,07 persen) dan
mengalami kenaikan sebesar 1,32 persen poin dibanding TPT Februari 2020 (4,94 persen).
Peningkatan TPT yang cukup signifikan merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19
terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.

Pada Februari 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi terjadi di Provinsi
Kepulauan Riau, yaitu 10,12 persen, sedangkan TPT terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Barat
sebesar 3,28 persen. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan lapangan usaha yang
paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar 38,78 juta orang (29,59 persen) pekerja, sementara
lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas paling sedikit menyerap tenaga kerja, yaitu sebesar
274 ribu orang (0,21 persen) pekerja.

7
1. Jenis-jenis pengangguran

Menurut ciri-cirinya :

1) Pengangguran terbuka (Open Unemployment), adalah pengangguran yang terjadi karena


pertambahan pekerjaan lebih rendah daripada pertambahan tenaga kerja.dikarenakan
kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan
tenaga manusia atau kemunduran perkembangan suatu industry.
2) Pengangguran tersembunyi (Disguised Unempluyment), adalah pengangguran yang
terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unut pekerjaan, padahal dengan
mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi.
Terjadi disektor pertanian atau jasa. Contohnya: anggota keluarga yang besar
mengerjakan luas tanah yang sangat sempit.
3) Pengangguran musiman,adalah pengangguran yang terjadi pada waktu tertentu di dalam
satu tahun, terjadi di sector pertanian dan perikanan. Pengangguran musiman berlaku
pada waktu dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya, pada
periode tersebut petani dan tenaga kerja di sector pertanian tidak melakukan pekerjaan.
Jenis pengangguran ini hanya sementara. Cara mengatasi pengangguran musiman adalah:
pemberian informasi yang cepat jika lowongan kerja di sector lain dan melakukan
pelatihan di bidang keterampilan untuk memanfaatkan waktu ketiga menunggu musim
tertentu.
4) Setengah menganggur (Under Employment), pertambahan penduduknya yang cepat telah
menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Banyak di antara mereka yang
menganggur sepenuh waktu dan ada pula yang mereka tidak yang menganggur, tetapi
pula bekerja tidak sepenuh waktu, dan jam kerja mereka lebih rendah dari jam kerja
normal.

Menurut faktor penyebabnya :

1) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment),adalah pengangguran yang sifatnya


sementara disebabkan adanya kendala waktu, informasi, dan kondisi antara pencari kerja
dan pembuka lamaran pekerjaan. Pengangguran tidak ada pekerjaan bukan karena tidak

8
memperoleh pekerjaan, melainkan karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih
tinggi. Dalam proses mencari pekerjaan baru ini sementara pekerja tersebut tergolong
sebagai penganggur. Cara mengatasi pengangguran Friksional adalah: perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industry baru yang bersifat padat karya;
deregulasi (penyederhanaan administrasi) dan debirokratisasi (penyederhanaan peraturan)
di berbagai bidang industry; menggalakkan pengembangan sector informal; menggalakan
program transmigrasi; pembukaan proyek umum oleh pemerintah.
2) Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment),diakibatkan oleh perubahan dalam
tingkat kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan pesat.
Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi dan hal ini mendorong pengusaha menaikkan
produksi untuk itu lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang.
Akan tetapi, pada masa lainnya permintaan agregat (menyeluruh) mengalami penurunan.
Kemunduran ini menimbulkan efek pada perusahan lain yang mempunyai hubungan juga
akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan
permintaan agregat ini mengakibatkan perusahan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaannya. Cara mengatasi pengangguran siklikal adalah mengarahkan permintaan
terhadap barang dan jasa; meningkatkan daya beli masyarakat.
3) Pengangguran structural (Structural Unemployment), adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industry dan
perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju sebagian akan mengalami
kemunduran. Kemorosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry
tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi
pengangguran. Cara mengatasi pengangguran struktural adalah: peningkatan mobilitas
modal dan tenaga kerja; segera memindahkan kelebihan tenaga kerjadari tempat dan
sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan; mengadakan
pelatihan kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong; segera
mendirikan industry padat karya.
4) Pengangguran teknologi, adalah pengurangan yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin
dan kemajuan teknologi lainnya. Contohnya: racun rumput telah mengurangi penggunaan
tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan. Cara mengatasi pengangguran teknologi
adalah memberikan pelatihan kepada para pendidik agar dapat menguasai teknologi;

9
mengenalkan teknologi kepada anak sejak usia dini; memasukkan materi kurikulum
mengenai teknologi.
5) Pengangguran Konjungtural (sama dengan Siklikal), adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan dalam tingkat kegiatan, biasanya terjadi karena berkurangnya
permintaan barang dan jasa terutama pada saat resesi atau depresi. Cara mengatasi
pengangguran dengan meningkatkan daya beli masyarakat.
6) Pengangguran Deflasioner, adalah pengangguran yang disebabkan oleh lowongan
pekerjaan tidak cukup menampung pencari kerja. Cara mengatasi pengangguran
deflasioner adalah: menarik investor baru melalui pendirian berbagai perusahan untuk
menyerap tenaga kerja.

2. Penyebab Pengangguran
 Menurunnya permintaan tenaga kerja
 Adanya kemajuan teknologi
 Kelemahan dalam pasar tenaga kerja
 Jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas
 Fenomena PHK
 Kualitas tenaga kerja yang relative rendah
 Kurang sesuai kemampuan tenaga kerja dengan pekerjaan
 Persebaran tenaga kerja tidak merata
 Serangan tenaga kerja asing
 Rendahnya upah yang diterima oleh tenaga kerja

3. Mengatasi Masalah Pengangguran di Indonesia

1. Memperluas lapangan kerja, Menurut Soemitro Djojohadikoesoemo, melalui: industry padat


karya dan penyelenggaraan proyek pekerjaan umum.
2. Mengurangi tingkat pengangguran
 Pemberdayaan angkatan kerja dengan mengirimkan tenaga kerja ke Negara atau daerah
yang memerlukan.
 Pengembangan usaha sector informal dan usaha kecil

10
 Pembinaan generasi muda melalui kursus dan pembinaan home industry.
 Mengadakan program transmigrasi
 Mendorong badan usaha untuk proaktif dengan lembaga pendidikan
 Mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK)
 Mendorong lembaga untuk meningkatkan skill
 Mengefektifkan pemberian informasi ketenaga kerjaan melalui lembaga terkait.
3. Meningkatkan kualitas angkatan kerja dan tenaga kerja
 Menetapkan upah minimum regional
 Mengikuti setiap pekerja dalam asuransi jaminan social tenaga kerja
 Menganjurkan kepada setiap perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan
kerja
4. Mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk memenuhi hak tenaga kerja selain gaji, seperti
cuti, istirahat, dan sebagainya.

F. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KERJA DI INDONESIA

Manusia adalah faktor produksi yang sangat penting selain tanah, teknologi dan modal.
Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja
Indonesia yaitu :

1) Mengadakan latihan-latihan kerja bagitenaga kerja agar memiliki kemampuan


kerjayang baik
2) Menyiapkan tenaga kerja terampil dengan meningkatkan pendidikan formal
bagipenduduk usia sekolah
3) Mengadakan pelatihan-pelatihan untukmemberikan ketrampilan kepada tenaga
kerjayg sedang mencari kerja agar dapat mengisi lowongan sesuai dgn kebutuhan
pasar tenaga kerja
4) Menyiapkan tenaga kerja yg mampu bekerjakeras dan produktif dengan
meningkatkankesehatan melalui perbaikan gizi penduduk

11
12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:Tenaga kerja adalah
penduduk dalam usia kerja (berusia 15 – 65 tahun) yang potensial dapat memproduksi barang
dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10
tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk 1971, 1980 dan 1990). Namun sejak Sensus
Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang
berusia 15-65 tahun.

Pengangguran adalah seseorang yang tidak atau sedang mencari pekerjaan. Kebanyakan
pengangguran terjadi karena kurangnya kualitas keterampilan yang dimiliki oleh penduduk
sehingga mereka tidak dapat bekerja.

B. Saran
Untuk terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pemerintah supaya lebih memperhatikan
masyarakat, misalkan :

1) Lebih mengoptimalkan program Belajar 9 tahun karena kebanyakan pengangguran


terjadi disebabkan pendidikannya rendah/hanya lulus sampai SD.
2) Memberikan bantuan kepada anak yang tidak mampu misalkan memberikan
beasiswa.
3) Memberikan pelatihan bagi pengangguran

13
DAFTAR PUSTAKA

Khakim, Abdul. 2014. Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Bandung: Citra


Aditya Bakti.

Benggolo. A. Tanpa tahun. Tenaga Kerja dan Pembangunan. Jakarta: Jasa Karya.

Manulang, SH. 1995.Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta.

http://www.slideshare.net/alifasya/ketenagakerjaan

https://doc-0s-40-
docs.googleusercontent.com/docs/securesc/ha0ro937gcuc7l7deffksulhg5h7mbp1/co9gljq
3d524ogjh54eir2bcribhn92k/1475395200000/01110490511074433933/*/0BxUl098GMG
XkWFYtbWZKaWVUVjA?e=download

14

Anda mungkin juga menyukai