Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINI RISET

“ANALISIS POTENSI FISIK DAN NON-FISIK DESA SIPITUANGIN KECAMATAN


DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah geografi desa dan kota yang di ampuh
oleh :

Dra.Novida Yenny

Disusun Oleh : Kelompok 1 (satu)

Ayu Dearmas Purba

Ferlianus Waruwu

Rima Anissa Haqi

Kelas B-Geografi 2019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dra.Novida Yenny selaku dosen pengampu mata kuliah Geografi Desa Kota yang telah memberikan
kami kesempatan untuk bekerja sama dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat tantangan untuk mencari sumber informasi sesuai
materi yang diberikan. Akan tetapi, atas kerja sama dari setiap anggota, tantangan tersebut teratasi. Oleh
karena itu, kami menyusun makalah ini sebaik mungkin. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun kepada para pembaca. Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penyusunan atau penulisan makalah ini. Kami senantiasa mengharapkan masukan, baik berupa
saran atau kritik demi penyempurnaan makalah ini.

Medan, November 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
KAJIAN TEORI..........................................................................................................................................6
2.1. Pengertian Potensi Desa...................................................................................................................6
2.2 Kaitan potensi desa dalam perkembangan desa dan kota...................................................................8
BAB III......................................................................................................................................................11
METODOLOGI PENELITIAN................................................................................................................11
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................................................11
3.2 Metode Penelitian............................................................................................................................11
3.3 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................................11
3.4.Analisis Data...................................................................................................................................12
BAB IV.....................................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................................13
4.1 Potensi Fisik..............................................................................................................................13
4.2. Potensi Non-fisik.......................................................................................................................15
BAB V.......................................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................................18
5.1. KESIMPULAN..............................................................................................................................18
5.2. SARAN..........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
DJesa , menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan
(rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sejak diberlakukannya otonomi daerah
Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan
istilah nagari, dan di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah
kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain
sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu
pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Potensi desa terdiri dari potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik desa terdiri dari
tanah, air, iklim, angin, hewan ternak, dan manusia sebgai sumber tenaga. Sedangkan potensi
non fisik desa terdiri dari sikap gotong royong, lembaga pendidikan, lembaga sosial, dan
aparatur desa.Cara pemanfaatan potensi desa dalam pembangunan adalah dengan
memanfaatkan potensi yang ada baik potensi fisik maupun non fisik dengan memberdayakan
masyarakat sehingga masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap wilayah
daerahnya.Dengan permasalahan tersebut maka kami dari peneliti sangat tertarik membahas
penelitian tentang potensi fisik dan non-fisik desa,yaitu Analisis potensi fisik dan nonfisik
desa sipintuangin, kec Dolok pardamean kabupaten simalungun.

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana serta apa
sajakan yang menjadi potensi fisik dan nonfisik desa sipintuangin, kecamatan Dolok
pardamean kabupaten simalungun

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi
fisik dan non-fisik dari desa sipituangin,kecamatan Dolok pardamean, kabupaten
Simalungun, Sumatra Utara

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat kepada pembaca
yaitu untuk memberitakan informasi dan pengetahuan bagi pembaca dalam mengetahui dan
menganalisis potensi fisik dan non-fisik desa sipituangin, kecamatan Dolok Pardamean,
kabupaten Simalungun, Sumatra Utara

5
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Potensi Desa
Potensi dalam tulisan ini adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Jadi Potensi desa adalah daya, kekuatan, kesanggupan
dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu desa yang mempunyai kemungkinan untuk dapat
dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara garis besar potensi
desa dapat dibedakan menjadi dua; Pertama adalah potensi fisik yang berupa tanah, air, iklim,
lingkungan geografis, binatang ternak, dan sumber daya manusia. Kedua adalah potensi non-fisik
berupa masyarakat dengan corak dan interaksinya, lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan,
dan organisasi sosial desa, serta aparatur dan pamong desa. Secara lebih rinci potensi desa dapat
dijelaskan sebagai berikut:

 Potensi Fisik

Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di desa berupa :

1. Lahan, lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber
bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi
tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi,
jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan
juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir
kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
2. Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di dalamnya.
Misalnya kesuburan tanah, bahan tambang, dan mineral.
3. Air, pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam
tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Berfungsi sebagai
pendukung kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk
bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-hari.

6
4. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat
mempengaruhi setiap daerah. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena
kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti
perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan sehingga corak iklim sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat desa.
5. Lingkungan geografis, seperti letak desa secara geografis, luas wilayah, jenis tanah,
tingkat kesuburan, sumber daya alam, dan penggunaan lahan sangat mempengaruhi
pengembangan suatu desa.
6. Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan. Pada
desa agraris ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.
7. Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada. Tingkat pendidikan, ketrampilan dan semangat hidup
masyarakat menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa.

 Potensi Nonfisik,

Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat desa dan tata
perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah lembaga desa, aparatur desa, adat istiadat dan
budaya. Suatu masyarakat desa yang hidup dalam waktu yang lama akan membentuk tata
kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi oleh kondisi alam wilayah desa itu
sendiri. Adapun potensi desa non fisik tersebut antara lain:

1. Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan
kekeluargaan yang erat (gemeinschaft) merupakan landasan yang kokoh bagi
kelangsungan program pembangunan dan merupakan kekuatan dalam membangun
pedesaan.
2. Lembaga dan Organisasi Sosial, lembaga atau organisasi social merupakan suatu badan
perkumpulan yang membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
 Lembaga desa, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan

7
 Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, Rukun o Warga (RW), Rukun
Tetangga (RT), Karang Taruna dan lain-lain o Lembaga pendidikan, seperti
sekolah, perpustakaan desa, kelompencapir, penyuluhan, simulasi,dan lain-lain.
 Lembaga Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA.
 Lembaga Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), BadanUsaha Milik Desa
(BUMDes), Pasar Desa, dan lumbung desa.
 Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran dan
ketertiban pemerintahan desa. Peranannya sangat penting bagi perubahan dan
tingkat perkembangan desa. Contohnya : kepala desa, kepala dusun, kepala adat,
dan lainlain.

Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan faktor penunjang peranan desa sebagai
hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota. Sedangkan
Berdasarkan potensinya wilayah pedesaan digolongkan menjadi tiga:

• Wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat didaerah berpotensi subur,


topografi rata, dan dilengkapi dengan irigasi teknis
• Wilayah desa berpotensi sedang, terdapat didaerah dengan lahan
pertanian agak subur, topografi tidak rata, serta irigasi sebagian teknis
dan semiteknis
• Wilayah desa berpotensi rendah, terdapat didaerah pertanian tidak subur,
topografi kasar (perbukitan) dan sumber air bergantung pada curah
hujan.

2.2 Kaitan potensi desa dalam perkembangan desa dan kota


Ada beberapa hal yang mengaitkan antara potensi desa dengan perkembangan desa dan kota.
Beberapa hal tersebut yakni :

1. Desa sebagai sumber bahan mentah maupun bahan pangan bagi kota

Dalam hubungan kota desa, desa adalah daerah belakang atau hinterland, yakni suatu daerah
yang memiliki fungsi penghasil bahan makanan pokok, contohnya jagung, ketela, padi, kacang,
buah, sayuran serta kedelai. Secara ekonomis desa juga sebagai lumbung bahan mentah bagi
industri yang ada di kota. Desa adalah tempat produksi bahan pangan. Oleh karena itu, sangat

8
penting peran masyarakat desa dalam pencapaian swasembada pangan. Desa juga memiliki peran
dalam pembangunan yakni terletak pada ekonomi.

2. Desa berfungsi sebagai sumber tenaga kerja bagi kota

Dalam pembangunan tentu saja tenaga kerja menjadi sesuatu yang penting. Jika membicarakan
tenaga kerja tentu tidak akan lepas dari usia produktif. Para ahli telah menggolongkan umur
sesuai dengan usia produktif. Berikut ini adalah penggolongan tersebut:

 Menurut Nathan Keyfitz dan Widjoyo Nitisastro, usia produktif digolongkan sebagai
berikut:

Umur 0 – 14 tahun, merupakan usia belum produktif,

Umur 15 -64 tahun, merupakan usia produktif,

Umur 65 tahun keatas, merupakan usia improduktif.

 Menurut beberapa ahli demografi dari universitas gadjah mada, usia produktif
digolongkan sebagai berikut:

Umur 0 – 9 tahun, merupakan usia belum produktif,

Umur 10 – 64 tahun, merupakan usia produktif penuh,

Umur 65 tahun keatas, merupakan usia tidak produktif.

3. Desa sebagai mitra pembangunan bagi kota

Jika dilihat dari tingkat pendidikan serta teknologi warga desa tergolong belum berkembang.
Namun, secara umum desa telah mendapat pengaruh dari kehidupan di perkotaan. Hal tersebut
menyebabkan wujud desa mengalami banyak perubahan. Pada Survei Penduduk Antar Sensus
atau SUPAS tahun 2013, Indonesia memiliki setidaknya 80.714 desa. Dimana, desa – desa
tersebut tersebar pada 6.982 kecamatan, 413 kabupaten, serta 98 kota di 33 provinsi. Tidak hanya
sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi desa – desa tersebut juga berhubungan dengan kondisi
lingkungan serta mata pencarian, yang membutuhkan perhatian juga pengkajian dengan seksama.

9
Mayoritas penduduk Indonesia berada di pedesaan. Oleh karena itu, dalam upaya menumbuhkan
partisipasi masyarakat dalam membangun sarana serta prasarana membutuhkan langkah yang
tepat agar tidak membuat permasalahan di masyarakat.Terdapat lembaga sosial dan ekonomi
desa yang dapat mempercepat proses pembangunan, seperti badan usaha unit desa (BUUD),
lembaga sosial desa (LSD), dan unit daerah kerja pembangunan (UDKP). Oleh sebab itu fungsi
juga peran desa menjadi sangat penting bagi kemajuan kota.

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Beradasarkan pemaparan tinjaun pustaka diatas, kami melakukan observasi secara
langsung dan tidak langsung ke lokasi dengan detil sebagai berikut:

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi mini riset dilaksanakan di Desa sipintuangin, kecamatan Dolok pardamean kabupaten
simalungun Provinsi Sumatra Utara. Adapun mini riset ini telah dilaksanakan pada hari Jumat , 5
Oktober 2021

3.2 Metode Penelitian


Adapun metode penelitian yang kami gunakan dalam riset kali ini adalah,metode penelitian
berdasarkan survei yang kami lakukan,dimana pada survei tersebut kami menyertakan
penggunaan kuisioner dan interview Secara langsung dalam memperoleh hasil penelitian kami.
Selanjutnya untuk secara tidak langsung kami berikan sebuah angket yang telah kami susun dari
Google Form,dimana berisi beberapa pertanyaan yang bersifat pilihan dan pertanyaan yang
menyertakan argumen.Beberapa dari mereka menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban
yang tentu berbeda beda masing masing orang.hal tersebut menjadikan hasil penelitian kami
menjadi beragam dan menjadikan laporan kami semakin menarik,karena mereka menjawab
dengan sangat kritis dan analitis sesuai dengan fenomena yang terjadi saat ini,berhubung tema
penelitian kami.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk teknik ini kami dengan mengumpulkan data dari berbagai responden dengan cara
melakukan pengumpulan data secara langsung dan pengumpulan dengan angket
(kuesioner),kuesioner adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi beberapa pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian terkait dengan topik yang akan
diteliti.

Memberikan daftar pertanyaan melalui Google Form dimana jenis pertanyaan yang kami ajukan
terdiri dari kuesioner tertutup dan terbuka,dimana kami menggabungkan keduanya dengan alasan

11
memberikan ruang untuk para partisipan berargumen terkait penelitian yang kami lakukan
ini.Dimana pada kuesioner terturtup kami menyediakan pilihan jawaban yang harus di jawab
oleh responden,sementara kuesioner terbuka kami menyediakan beberapa pertanyaan yang
kemudian akan di jawab oleh responden dengan mengisinya sendiri sesuai pendapat mereka
masing-masing.

3.4.Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Kualitatif, yaitu
metode analisis berkaitan dengan data berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari objek
penelitian serta berkaitan dengan kejadian yang melingkupi sebuah objek penelitian.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data dari Penelitian yang kami lakukan pada tanggal 05 Oktober 2021, di
Desa sipintuangin, kecamatan Dolok pardamean kabupaten simalungun Provinsi Sumatra Utara
Dapat disimpulkan bahwa potensi fisik dan non-fisik desa sipituangin sebagai Berikut :

4.1 Potensi Fisik

Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di desa
sipintuangin, kecamatan Dolok pardamean kabupaten simalungun Provinsi Sumatra
Utara,Seperti berikut ini:

 Kondisi Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Didesa sipintuangin, kecamatan Dolok pardamean kabupaten simalungun memiliki
kondisi tanah yang berjenis tanah andosol.Tanah andosol merupakan tanah dengan warna
hitam yang berasal dari letusan gunung berapi, Hal tersebutlah yang menyebabkan tanah
di desa sipituangin sangat subur dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian dan
perkebunan.seperti tanaman padi dan ubi kayu.

a.Jenis tanah andosol

13
b.pekebunan Ubi Kayu

 Kondisi Air
Kondisi air di desa sipituangin kecamatan dolok pardamean di kabupaten simalungun
memiliki kualitas air yang bersih.Hal in pun di pengaruhi karna kondisi lingkungan yang
bersih dan belum tercemar.

 Iklim
Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat
mempengaruhi setiap daerah. Secara geografis Kabupaten Simalungun terletak diantara 3º
18′ – 9º 36′ LU dan 98º 32′ – 99º 35′ BT dengan itu kondisi iklim di daerah kabupaten
simalungun termasuk desa sipituangin meimiliki kondisi iklim yang stabil.

 Manusia
Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada. Tingkat pendidikan, ketrampilan dan semangat hidup
masyarakat menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa.Dengan
demikina di desa sipituangin memiliki manusia-manusia yang berpotensi dalam menglola
sumber daya alam hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kebehasilan hasil petanian dan
perkebunan di desa sipituangin,kecamatan dolok pardamean kabupaten Simalungun.

14
Hasil pertanian padi masyarakat didesa sipituangin
 Pariwisata
Kondisi alam yang masih bersih dan terhindar dari pencemaran,maka desa sipituangin
memiliki keindahan alam yang sering di kunjungi oleh orang luar yaitu panorama
indah.Tempat ini berada disebelah tepi danau toba.

Panorma sipituangin danau toba

4.2. Potensi Non-fisik

Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat desa dan tata
perilakunya.Potensi non-fisik dari desa sipituangin kecamatan dolok pardamean kabupaten
simalungun sebagai berikut:

 Masyarakat desa
Masyarakat desa sipituangin,kabupaten simalungun memiliki semangat
kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan kekeluargaan yang erat (gemeinschaft)
merupakan landasan yang kokoh bagi kelangsungan program pembangunan dan
merupakan kekuatan dalam membangun desa sipituangin.Adapun beberapa kegiatan

15
yang sering dilakukan secara gotongroyong oleh desa sipituangin kecamatan dolok
pardamean kabupaten simalungun yaitu gotongoyong dalam membersihkan parit pingir
jalan,gotong royong memperbaiki jalan,Gotongroyong dalam membangun rumah umum
seperti gereja,masjid dan lain sebagainya.

Gotong royong benahi jalan


 Lembaga dan Organisasi Sosial,
Desa sipituangin memilik lembaga atau organisasi sosial yang merupakan suatu badan
perkumpulan yang membantu masyarakat desa sipituangin kecamatan dolok pardamean
dalam kehidupan sehari-hari, seperti : Lembaga desa, seperti Badan Perwakilan Desa
(BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, Rukun
Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), dan lain-lainnya. Selain dalam bentuk lembaga desa
masyarakat desa sipitungin juga memiliki Lembaga pendidikan, seperti sekolah,
perpustakaan desa, penyuluhan, simulasi,dan lain-lain.

 Kebudayaan
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.Budaya yang cukup terkenal di desa sipituangin
kecamatan dolok pardamean kabupaten simalungun adalah Tari tor-tor.Tari tor-tor
merupakan jenis tarian khas dari masyarakat simalungun termasuk masyarakat yang
bertemapat tinggal di desa sipituangin,kecamatan dolok pardamean.Jenis tarian ini sudah
di kenal banyak orang hingga tingkat internasional.

16
Tari tor-tor simalungun

17
BAB V

PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil uraian diatas dapat di simpulkan bahwa desa sipituangin kecamatan dolok pardamean
kabupaten simalungun memilik potensi yang luar biasa baik itu potensi fisik seperti kondisi
tanah yang subur,kondisi air yang bersih,kondisi iklim yang stabi,sumber daya manusia yang
mampu mengelola sumber daya alam serta wisata yang cukup menarik.Selain dari potensi fisik
desa sipitungin juga memiliki potensi non-fisik seperti Kebersamaan masyarakat dalam
bergotong royong,lembaga desa dan lembaga pendidikan yang cukup tertata serta kebudayaan
yang telah di kenal di seluruh dunia yaitu tari tor-tor.

5.2. SARAN
Meskipun kami sebagai penulis menginginkan kesempurnaan dalam menyusun laporan
penelitian ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya

18
DAFTAR PUSTAKA

Hadi Dharmawan, Arya. 2006. Pembaruan Tata-Pemerintahan Desa Berbasiskan Lokalitas dan
Kemitraan. Jakarta: PSP3IPB dan Partnership for Governance Reform in Indonesia.
J. Moleong, Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Jatiman, Sardjono. 1995. Dari Kampung Menjadi Desa. Jakarta: Desertasi Pasca
Sarjana UI.
K. Kantaprawira, Rustandi. 2002. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Karthohadikoesoemo, Soetardjo. 1984. Desa. Jakarta: Balai Pustaka. Miles,M.B. dan
A.M.Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif.Penerjemah Tjetjep Rohidi. Jakarta: UI Press. N.
Daldjoeni. A. Suyitno. 2004. Pedesaan, Lingkungan, dan Pembangunan. Bandung: PT. Alumni.
Nurcholis,
L. Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

19

Anda mungkin juga menyukai