Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

1. Penginderaan Jauh Untuk Geografi


2. Penginderaan Jauh dengan ERMapper

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penginderaan Jauh dan
Interpretasi Citra

Dosen Pengampu : Muhammad Ridha Syafii Damanik, S.Pi., M.Sc.

Muhammad Farouq Ghazali Matondang, S.Pd., M.Sc.

Di Susun Oleh :

Ayu Dearmas Purba 3193331009

STAMBUK 2019 REGULER B

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Critical
Book Report ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen matakuliah
Pengideraan Jauh dan Interpretasi Citra

Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Medan, Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
C. Manfaat ............................................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
1.1 Identitas Buku ............................................................................................................................... 5
1.2 Ringkasan Buku ............................................................................................................................ 5
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU ........................................................................................... 12
3.1 Kelebihan Buku ................................................................................................................................ 12
3.2 Kelemahan Buku ............................................................................................................................... 12
BAB IV ....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Book Report adalah tugas kajian pustaka terkait pemecahan masalah atau pengkajian
yang mendalaman tentang konsep dan prinsip ilmu yang dipelajari yang berisi deskripsi, analisis,
bandingan, sintesis tentang isi buku, mengungkap kelebihan dan kelemahan, kesimpulan dan
critical position mahasiswa, yang dapat terdiri dari 1 (satu) bab buku teks atau 1 (satu) buku teks
secara keseluruhan, atau berbagai referensi buku yang digunakan sebagai sumber belajar pada
mata kuliah tertentu.Pada karya ilmiah ini, penulis akan mendeskripsikan, menganalisis, dan
membandingkan buku diktat sebagai buku pegangan utama mahasiswa mata kuliah
Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra satu buah buku pembanding.
Diharapkan dari karya ini, mahasiswa dapat mengetahui kelemahan serta kelebihan dari
kedua buku

B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan dengan membaca Buku


2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada sebuah Buku
3. Untuk memenuhi tugas Critical Book Revisi
4. Mengajak Mahasiswa berpikir kritis.

C. Manfaat
Manfaat dari penugasan ini adalah

1. Mengetahui ulasan isi buku.


2. Mencari dan mengetahui informasi dalam buku.
3. Melatih diri menjadi lebih kritis.
4. Mampu megomentari isi buku.
5. Memahami materi Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Identitas Buku


A. Buku Utama
Judul : Penginderaan Jauh Untuk Geografi
Penulis : Dr. Agus Suryanto
ISBN : 978-602-1317-49-5
Penerbit : Ombak
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2013
ISSBN : 978-602-7544-88-8
Urutan cetakan : Pertama
B. Buku Pembanding
Judul Buku : Penginderaan Jauh dengan ERMapper
Penulis : Erwin Hardika Putra
ISBN : 978-979-756-705-7
Tahun Terbit : 2011

1.2 Ringkasan Buku


A. Buku Utama

Penginderaan jauh berasal dari kata remote sensing memiliki pergertian bahwa penginderaan
jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasindari suatu objek di
permukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek
yang dikajinya. Jadi penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk mengindera, menganalisis
permukaan bumi dari jarak yang jauh., dimana perekamannya dilakukan di udara atau angkasa
dengan menggunakan alat dan wahana. Alat yang dimaksud adalah perekam yang tidak
berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya tetapi perekaman dilakukan di angkasa.
Sedangkan data yang merupakan hasil perekaman alat masih merupakan data mentah yang perlu
dianalisis. Komponen dasar dari sistem penginderaan jauh adalah target, sumber energi, alur
tgransmisi, dan sensor. Komponen dalam sistem ini bekerja sama untuk mengukur dan mencatat
informasi mengenai target tanpa menyentuh objek tersebut. Pada dasarnya teknologi pemotretan
udara dan penginderaan jauh adalah suatu teknologi yang merekam interaksi sinar/berkas cahay
yang berasal dari sinar matahari dari benda/objek di permukaan bumi ditangkap oleh sensor dan

5
tiap objek memberikan nilai pantul yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Perekaman objek dapat
dilakuka, karena tenaga dalam bentuk tenaga elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari ke
segala arah terutama ke permukaan bumi, tenaga tersebut dipantulkan dan dipancarkan oleh
permukaan bumi. Tenaga pantulan dan pancaran tersebut direkam oleh alat yang disimpan oleh
wahana. Karena itu untuk memperoleh data penginderaan jauh tersebut diperlukan komponen
komponen penginderaan jauh diantaranya tenaga, objek, sensor, detektor, dan wahana. Data hasil
perekaman tersebut menghasilkan 2 jenis data yaitu : data visual, dan data citra.

1. Data visual merupakan gambar dari objek yang direkam yang disebut dengan citra.
Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh suatu objek tidak langsung direkam pada film. Jadi citra adalah
gambaran objek yang direkam akibat adanya interaksi tenaga elektromagnetik yang
dipantulkan dan dipancarkan objek yang direkam detektor pada alat.

2. Data citra, data yang mempunyai kepekaan dan karakteristik yangb berbeda, maka
tiap objek akan memantulkan atau memancarkan tenaga elektromagnetik membentuk
karakteristik yang berbeda, juga dalam interaksinya antara tenaga dan objek
dipengaruhi oleh kondisi atmosferik.

Sementara itu interpretasi citra adalah data yang diperoleh melalui perekaman tenaga
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan objek berdasarkan sistem penginderaan jauh,
maka hasilnya disebut dengan data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh tersebut dapat
berupa data visual dan data citra. Dalam interpretasi maka interpreter citra melakukan beberapa
penalaran dengan tahapan

a. Deteksi
b. Identifikasi
c. Klasifikasi
d. Menilai

Sifat dan karakteristik objek yang ada di permukaan bumi yang tergambar pada citra
memiliki bentukan yang sama, sedangkan ukuran objek yang tergambar berbeda. Sementara itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh terhadap perkembangan
dalam penginderaan jauh serta geografi. Perkembangan ini memberikan data dan informasi
tentang permukaan bumi. Pada sumber tenaga yang dihasilkan sistem penginderaan jauh dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1. Sistem pasif, dengan sumber tenaga berasal dari matahari


2. Sistem aktif, dengan sumber tenaga buatan

Pada analisis data penginderaan jauh secara manual, cara perolehan datanya yakni
melakukan rekaman/pemotretan objek di muka bumi dengan menggunakan kamera dan media

6
yang menggunakan film, sehingga hasil perekaman yang diperoleh berupa foto udara. Dalam
interpretasi foto udara dilakukan dengan mendasarkan teknik interpretasi foto udara yaitu

1. Rona atau warna

Tingkat kegelapan atau kecarahan atas tingkat kecerahan objek yang terekam pada foto udara

2. Bentuk

Variabel yang penting memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek sering langsung
digambarkan atau dinyatakan dalam bentuk bulat, segi empat, segitiga dan sebagainya.

3. Ukuran

Atribut objek pada foto udara yang antara lain berupa jarak, luas, kemiringan, isi dan tinggi
objek.

4. Tekstur

Frekuensi perubahan rona pada foto udara, atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu
kecil untuk dibedakan secara individual.

5. Pola

Ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah
lainnya.

6. Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang ada di daerah yang gelap

7. Situs

Situs bukan merupakan ciri objek, melainkan dalam kaitan dengan lingkungan sekitarnya, atau
bisa disebut bahwa situs adalah objek terhadap bentang darat atau letak objek terhadap objek lain
di sekitarnya.

8. Asosiasi

Keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.

Lalu dalam foto udara dapat dibedakan atas kepekaan filmnya terdiri dari

1. Foto ultraviolet

Jumlah tenaga elektromagnetik yang dipancarkan dari matahri terhambat pada atmosfer. Dari
keseluruhan tenaga matahari yang sampai ke permukaan bumi, spektrum ultravioletnya hanya

7
berkisar 10 % nya saja. Lainnya sebsar 50 % berupa spektrum tampak dan 40% lainnya terpencar
pada berbagai jendela atmosfer.

2. Foto ortokromatik

Dibuat dengan film ortokromatik yang peka terhadap panjang gelombang 0,4 mm – 0,56 mm.
Kepekaannya berbeda dengan film pankromatik dan film inframerah. Perubahan kepekaan ini
sangat menguntungkan karena untuk jenis objek tertentu lebih dapat dikenali dengan foto yang
menggunakan panjang gelombang ini.

3. Foto pankromatik

hitam putih Foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dengan panjang
gelombang antara 0,4 mm – 0,7 mm. Keunggulannya terlihat pada kesan rona yang terlihat sama
dengan kesan mata memandang, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensionalnya cukup
tinggi, jenis film ini telah lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa menggunakannya.

4. Foto infrmerah

Pada dasarnya foto infra merah dibuat menggunakan spektrum inframerah dekat hingga
panjang gelombang 0,9 mm – 1,2 mm dimana mempunyai keunggulan yaitu sifat pantulannya
sangat khas bagi objek vegetasi, daya tembusnya yang sangat besar terhadap kabut tipis, daya
serap yang lebih besar terhadap air, kepekaan fil inframerah yang meliputi hingga saluran
ultraviolet dekat memungkinkan penggunaanya untuk perkemana dengan saluran inframerah
saja.

5. Foto multispektral

Merupakan keluaran penginderaan jauh spektral. Foto ini menggunakan empat kelompok
spektral, yakni panjang gelombang 0,4 mm hingga 1,1 mm yang terdiri dari empat kelompok
saluran spektrum, yakni

a. Saluran biru (0,4-0,5 mm)


b. Saluran hijau (0,5-0,6 mm)
c. Saluran merah (0,6-0,7 mm)
d. Saluran inframerah (0,7-1,1 mm)

B. Buku Pembanding

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh oleh perangkat yang tidak bersentuhan
dengan objek, area, atau fenomena yang sedang diselidiki. Saat membaca kata-kata ini,
menggunakan penginderaan jauh akan bertindak sebagai sensor yang merespons cahaya yang
dipantulkan dari halaman ini. "Data" yang diperoleh adalah impuls yang sesuai dengan jumlah

8
cahaya yang dipantulkan dari area gelap dan terang pada halaman. Data-data ini dianalisis, atau
ditafsirkan, di komputer untuk memungkinkan menjelaskan area gelap pada halaman sebagai
kumpulan huruf yang membentuk kata-kata. Di luar ini, mengenali bahwa kata-kata itu
membentuk kalimat, dan menafsirkan informasi yang disampaikan oleh kalimat itu. salah satu
bentuk penginderaan jauh yang paling umum, serbaguna, dan ekonomis adalah foto udara.
Secara historis, sebagian besar fotografi udara berbasis film. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, fotografi digital telah menjadi bentuk paling dominan dari citra fotografi yang baru
dikumpulkan. Dalam buku ini ketika kita menggunakan istilah "fotografi udara", kita mengacu
pada fotografi udara film dan digital.

Fotogrametri adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh pengukuran spasial dan produk
turunan geometris lainnya yang dapat diandalkan dari foto. Secara historis, analisis fotogrametri
melibatkan penggunaan produk fotografi hardcopy seperti cetakan kertas atau transparansi film.
Saat ini, sebagian besar prosedur fotogrametri melibatkan penggunaan produk data digital, atau
softcopy. Namun, sebagian besar foto digital yang digunakan dalam aplikasi fotogrametri
modern datang langsung dari kamera digital. pemrosesan fotogrametri data kamera digital sering
dilakukan dalam penerbangan sehingga digital orthophotos, digital model elevasi (DEM), dan
produk data GIS lainnya tersedia segera setelah, atau bahkan selama, misi fotografi udara.
Sementara karakter fisik hardcopy dan foto digital sangat berbeda, prinsip-prinsip dasar
geometris yang digunakan untuk menganalisisnya secara fotogrametri identik. Dalam hal ini
dijelaskan hanya memperkenalkan aspek paling dasar dari subjek fotogrametri yang luas.
(Perlakuan yang lebih komprehensif dan terperinci dari subjek fotogrametri tersedia dalam
referensi seperti ASPRS, 2004; Mikhail et al., 2001; dan Wolf et al., 2013.) Kami membatasi
diskusi kami dengan fotogrametri berikut kegiatan. sementara itu dapat dijelaskan secara singkat
citra multispektral, yang terdiri dari data gambar yang diperoleh secara selektif dalam beberapa
pita spektral. Sistem kamera berbasis film, digital, dan video dapat dianggap sebagai sensor
multispektral sederhana, karena mereka dapat digunakan untuk memperoleh citra dalam tiga atau
empat pita panjang gelombang mulai dari 0,3 hingga 0,9 mm. instrumen yang dikenal sebagai
pemindai multispektral. Instrumen-instrumen ini dapat dirancang untuk mengumpulkan data
dalam lebih banyak band spektral dan pada rentang elektromagnetik yang lebih luas spektrum.

Memanfaatkan berbagai jenis detektor elektronik, pemindai multispektral dapat memperluas


jangkauan penginderaan dari 0,3 hingga sekitar 14 mm. (Ini termasuk daerah spektral UV,
terlihat, dekat-IR, pertengahan-IR, dan termal-IR.) Selanjutnya, sistem pemindai multispektral
dapat merasakan dalam pita yang sangat sempit. gambar pemindai multispektral diperoleh secara
fisik, yang mencakup sistem pemindaian lintas trek dan jejak. Kami memeriksa proses dasar,
prinsip operasi, dan karakteristik geometris dari sistem ini. Setelah perawatan pemindaian
multispektral, kami membahas gambar termal. Gambar termal dapat dianggap hanya sebagai
jenis citra multispektral tertentu yang terdiri dari data yang diperoleh hanya pada bagian termal
dari spektrum (dalam satu atau lebih pita). Namun, gambar termal harus ditafsirkan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip radiasi termal dasar yang terlibat.

9
Penginderaan jauh dari ruang angkasa saat ini merupakan kegiatan sehari-hari di seluruh
dunia, yang sudah dikenal, yang memiliki banyak aplikasi di bidang sains, pemerintahan, dan
industri swasta. Aplikasi ini berkisar dari pemantauan sumber daya global hingga kegiatan
seperti perencanaan penggunaan lahan, pengembangan real estat, respons bencana alam, dan
navigasi kendaraan. Banyak teknologi penginderaan jarak jauh satelit yang ada saat ini
dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari program Landsat, yang dimulai pada tahun
1967 sebagai program Satelit Teknologi Sumber Daya Bumi (ERTS) sebelum diganti namanya.
Program Landsat adalah kegiatan penelitian dan pengembangan sipil formal pertama bertujuan
menggunakan satelit untuk memantau sumber daya lahan secara global. Program ini dilakukan
oleh NASA bekerja sama dengan Departemen Dalam Negeri A.S. Landsat-1 diluncurkan pada
tahun 1972 dan program berlanjut hari ini, dengan satelit yang paling baru diluncurkan dalam
seri Landsat adalah Landsat-8 (diluncurkan pada 2013). Salah satu faktor utama yang
memotivasi pembentukan program Landsat adalah pengembangan awal dan keberhasilan satelit
meteorologi. Dimulai dengan Televisi dan Satelit Observasi Infra merah pertama (TIROS-1)
pada tahun 1960, satelit cuaca awal menghasilkan pandangan yang agak kasar tentang pola awan
dan gambar yang hampir tidak jelas dari permukaan bumi.

Namun, bidang satelit meteorologi berkembang dengan cepat, dan penyempurnaan sensor
dan peningkatan teknik pemrosesan data menghasilkan gambar yang lebih berbeda dari fitur
atmosfer dan terestrial. Melihat melalui, tidak hanya pada, atmosfer bumi telah menjadi
mungkin. Juga memperkuat gagasan bahwa pencitraan sistematis permukaan bumi dari ruang
angkasa memiliki nilai potensial yang besar dalam berbagai aplikasi ilmiah dan praktis adalah
foto-foto yang diambil oleh astronot selama program luar angkasa tahun 1960-an: Merkurius,
Gemini, dan Apollo. Semakin banyak informasi lingkungan dan sumber daya yang berharga
diperoleh dari sensor yang beroperasi di bagian gelombang mikro dari spektrum
elektromagnetik. Dalam konteks sensor yang telah kita bahas sejauh ini, gelombang mikro sama
sekali bukan "mikro". Yaitu, bagian gelombang mikro dari spektrum mencakup panjang
gelombang dalam kisaran perkiraan 1 mm sampai 1 m. Dengan demikian, gelombang mikro
terpanjang sekitar 2.500.000 kali lebih lama dari gelombang cahaya terpendek! Ada dua fitur
khas yang mencirikan energi gelombang mikro dari sudut pandang penginderaan jauh:

a. Gelombang mikro mampu menembus atmosfer dalam hampir semua kondisi.


Tergantung pada panjang gelombang yang terlibat, energi gelombang mikro dapat
"melihat menembus" kabut, hujan ringan dan salju, awan, dan asap.

b. Refleksi gelombang mikro atau emisi dari bahan-bahan bumi tidak memiliki hubungan
langsung dengan rekan-rekan mereka di bagian spektrum yang terlihat atau termal.
Misalnya, permukaan yang tampak "kasar" di bagian spektrum yang terlihat mungkin
"halus" seperti yang terlihat oleh gelombang mikro. Secara umum, respons gelombang
mikro memberi kita "pandangan" yang sangat berbeda tentang lingkungan yang jauh
dari pandangan yang dialami oleh penginderaan cahaya atau panas.

10
Analisis gambar digital mengacu pada manipulasi gambar digital dengan bantuan komputer.
Ini bisa berkisar dari seorang fotografer amatir menggunakan perangkat lunak yang tersedia
secara bebas untuk menyesuaikan kontras dan kecerahan gambar dari kamera digitalnya ke tim
ilmuwan yang menggunakan klasifikasi jaringan saraf untuk memetakan jenis mineral dalam
gambar hyperspectral di udara. Banyak dari teknik ini dapat diterapkan secara luas untuk
berbagai jenis data penginderaan jauh. Kami kemudian melanjutkan untuk mencakup teknik
yang lebih maju dan khusus. Peningkatan, pemrosesan, dan analisis gambar digital terdiri dari
subjek yang sangat luas, seringkali melibatkan prosedur yang bisa rumit secara matematis. Untuk
sebagian besar topik dalam bab ini, kami fokus pada konsep dan prinsip yang terlibat, tanpa
menggali terlalu dalam ke dalam matematika dan algoritma yang digunakan untuk
mengimplementasikan metode analisis digital ini. Penggunaan komputer untuk pemrosesan dan
analisis digital dimulai pada 1960-an dengan studi awal data pemindai multispektral udara dan
foto udara digital. Namun, tidak sampai peluncuran Landsat-1 pada tahun 1972 bahwa data
gambar digital menjadi tersedia secara luas untuk aplikasi penginderaan jauh darat. Pada saat itu,
tidak hanya teori dan praktik pemrosesan gambar digital pada masa pertumbuhannya, tetapi juga
biaya komputer digital sangat tinggi, dan komputasi mereka efisiensi sangat rendah menurut
standar modern. Saat ini, akses ke perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang murah
dan efisien adalah hal biasa, dan sumber data gambar digital banyak dan beragam.
Sumbersumber ini berkisar dari sistem satelit sumber daya bumi komersial dan pemerintah, ke
satelit meteorologi, ke data pemindai udara, ke data kamera digital udara, ke data gambar yang
dihasilkan oleh pemindai fotogrametri dan sistem digitalisasi resolusi tinggi lainnya. Semua
bentuk data ini dapat diproses dan dianalisis menggunakan teknik yang dijelaskan dalam bab ini.

namun Sejak 1858, ketika foto udara pertama diambil oleh balon Prancis Nadar, teknologi
untuk memperoleh dan memproses citra penginderaan jauh telah berkembang pesat. Akan ada
sedikit insentif untuk pengembangan teknologi ini, namun, penginderaan jauh tetap murni
sebuah keingintahuan intelektual. Penerapan citra penginderaan jauh di banyak bidang ilmiah,
ekonomi, dan kegiatan sosial telah memberikan kekuatan pendorong yang mengarah pada
pengembangan beragam sensor yang kita miliki saat ini, dari kamera digital resolusi tinggi
hingga sistem multispektral, hiperspektral, dan pencitraan termal dan sistem radar dan lidar.
Bidang aktivitas manusia di mana penginderaan jauh mungkin digunakan hampir tidak terbatas.
Dalam buku ini, kami fokus pada aplikasi sipil dari penginderaan jauh, meskipun banyak
kemajuan dalam penginderaan jauh telah didorong oleh penelitian militer. Baik itu melibatkan
perencana kota yang menggunakan data lidar untuk membangun model kota 3D, ahli ekologi
yang menggunakan citra satelit resolusi tinggi untuk memetakan tingkat tanaman invasif di lahan
basah, atau perusahaan pertambangan yang menggunakan citra hiperspektral untuk mencari
mineral yang bernilai ekonomis, semua aplikasi ini mengikuti proses umum yang sama: Data
penginderaan jauh diubah menjadi informasi yang berguna, melalui kombinasi interpretasi
gambar visual dan / atau analisis kuantitatif. Dalam proses ini, pentingnya keahlian bidang
subjek tidak dapat ditekankan terlalu tinggi sebagai prasyarat yang diperlukan untuk interpretasi
fitur yang akurat dan berwawasan dalam gambar.

11
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

3.1 Kelebihan Buku


A. Buku Utama

1. pengetikan dalam setiap kata sudah memenuhi kriteria dalam penulisan yang baik dan benar

2. Gaya penyampaian dalam buku ini sudah bagus dan kualitas pada buku ini sudah sesuai
dengan pembahasan buku secara umum.

B.Buku Pembanding

1. pengetikannya sudah bagus, rapi, pengejaan setiap kata sudah bagus, dan juga sistematika
buku tersebut sudah sesuai dalam penyusunannya.

2. Dalam gaya penyampaian buku ini sudah bagus dimana setiap bab dijelaskan dengan baik dan
juga dilengkai dengan gambar yang mengakuratkan setiap kalimat yang terdapat di setiap bab di
buku ini

3.2 Kelemahan Buku


A. Buku Utama

pada strukur bahasa dalam buku ini kurang menarik karena bahasa yang digunakan sulit
untuk diartikan dan juga penyusunan setiap kata kadang tidak berhubungan

B.Buku Pembanding

gaya bahasa yang digunakan sulit dipahami karena kadang antara kata yang satu dengan
kata lainnya tidak sinkron atau tidak berhubungan sehingga sulit untuk dimengerti

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh oleh perangkat yang tidak bersentuhan
dengan objek, area, atau fenomena yang sedang diselidiki. Saat membaca kata-kata ini,
menggunakan penginderaan jauh akan bertindak sebagai sensor yang merespons cahaya yang
dipantulkan dari halaman ini. "Data" yang diperoleh adalah impuls yang sesuai dengan jumlah
cahaya yang dipantulkan dari area gelap dan terang pada halaman. Data-data ini dianalisis, atau
ditafsirkan, di komputer untuk memungkinkan menjelaskan area gelap pada halaman sebagai
kumpulan huruf yang membentuk kata-kata. Sementara itu interpretasi citra adalah data yang
diperoleh melalui perekaman tenaga elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan objek
berdasarkan sistem penginderaan jauh, maka hasilnya disebut dengan data penginderaan jauh.
Data penginderaan jauh tersebut dapat berupa data visual dan data citra. Dalam interpretasi maka
interpreter citra melakukan beberapa penalaran dengan tahapan Deteksi, Identifikasi, Klasifikasi,
Menilai.

B. Saran
saran saya dalam buku pertamasebaiknya membahas secara mendalam teori teori atau
pendapat para ahli tentang secara lengkap apa itu penginderaan jauh beserta komponen yang
terdapat didalamnya tersebut supaya apa yang disampaikan akan lebih kuat terhadap isi buku
tersebut pada buku pembanding sudah menjelaskan secara detail tentang apa itu penginderaan
jauh dan berbagai jenisnya yang ditambahkan lagi dengan pendapat para ahli sehingga lebih
mengakuratkan dalam pembentukan kalimat

13
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suryanto. 2013. Penginderaan Jauh untuk Geografi. Yogyakarta. Ombak

Putra Erwin Hardika. 2011. Penginderaan Jauh dengan ERMapper.

14

Anda mungkin juga menyukai