Metode dan teknik penjaminan mutu adalah suatu cara yang digunakan oleh LPMP dalam
mendampingi sekolah untuk meningkatkan penjaminan mutu pendidikan. Metode lebih berupa
konsep sedangkan teknik bersifat praktis. Oleh sebab itu satu metode dapat dilakukan dengan
kombinasi beberapa teknik. Misalnya metode fasilitasi dapat dilakukan dengan kombinasi teknik
observasi, studi dokumen dan interviu. Metode juga dapat dikombinasi pelaksanaannya. Misalnya
metode fasilitasi dengan metode training dan metode studi banding. Contoh: jika hasil supervisi
atau monitoring dan evaluasi, menunjukkan bahwa kompetensi sebagian guru belum memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan, maka Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) perlu
memfasilitasi guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Berikut ini adalah uraian berbagai metode dan teknik yang diterapkan LPMP dalam proses
penjaminan mutu sekolah yaitu:
1. Metode Penjaminan Mutu
a. Fasilitasi Suatu cara meningkatkan mutu dengan memberikan sesuatu kepada klien dapat berupa
kesempatan dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola
sekolah.
b. Konsultasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memanfaatkan
d. Analisis kebutuhan merupakan suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan dan menjaga
mutu pendidikan dengan melakukan analisis kebutuhan sebagai landasan penyusunan
pengembangan program lembaga/sekolah.
e. Penyusunan program dilakukan setelah diadakan analisis untuk mengetahui secara pasti
program apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan menjamin mutu pendidikan.
f. Supervisi Guna mengetahui apakah suatu program telah atau belum dilakukan disebut
supervisi. Selanjutnya apabila ada hambatan atau masalah dalam pelaksanaan program
dilanjutkan dengan metode konsultasi atau kombinasi-kombinasi metode lainnya untuk mencari
solusinya.
g. Monitoring dan evaluasi berisi kegiatan evaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan
program yang dilaksanakan.
h. Training/workshop kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
dalam hal kemampuan teknis dan teoritis serta sikap dalam upaya kelancaran pelaksanaan tugas
peningkatan mutu pendidikan.
i. Studi Banding peningkatan wawasan untuk membangkitkan inspirasi dan motivasi pada
tenaga pendidik dan kependidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
j. Uji kompetensi merupakan suatu cara untuk mengetahui tingkat kompetensi guru. Apabila
seorang guru belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan, maka diperlukan peningkatan
kemampuan baik melalui inservice atau preservice training atau kegiatan lainnya.
2. Teknik Penjaminan Mutu
Proses penjaminan mutu yang dilakukan oleh LPMP menerapkan beberapa teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain:
a. Observasi merupakan suatu teknik untuk mendukung suatu metode, misalnya problem
solving. Untuk memecahkan masalah kita perlu melakukan observasi atas masalah yang
dihadapi oleh sekolah. Dengan demikian masalah dapat diidentifikasi secara pasti sehingga
dapat ditentukan pemecahannya.
b. Wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam terhadap suatu masalah. Ada teknik
wawancara yang terstruktur dan tak terstruktur. Terstruktur berarti materi wawancara telah
disusun sesuai dengan target informasi yang hendak dicapai, sedangkan wawancara tak
terstruktur dilakukan secara bebas tetapi masih dalam bingkai masalah yang hendak dipecahkan.
c. Studi dokumen dilakukan apabila ingin mendapatkan informasi secara konkret yang dapat
digunakan sebagai bukti dari suatu kriteria standar mutu pendidikan.
d. Questioner dilakukan untuk menjaring informasi yang terstruktur dan terukur dalam bentuk
pertanyaan yang bersifat tertutup maupun terbuka. Metode ini sangat baik untuk mengukur suatu
pencapaian, pendapat, kondisi, dan lain-lain.
e. Diskusi merupakan metode yang sangat umum dilakukan dalam pemecahan suatu masalah
yang dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Teknik diskusi ada beberapa macam, misalnya
diskusi kelompok dan diskusi panel.
f. Tes dilakukan Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu sekolah
c. Model Penjaminan Mutu Pendidikan
1. Persiapan
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut.
a. Pemetaan awal kinerja sekolah dilakukan melalui observasi dan pendataan sekolah dengan
mengacu pada standar-standar pendidikan yang ditetapkan BSNP. Kegiatan dimaksud untuk
memperoleh data dan informasi awal tentang kinerja sekolah. Data dan informasi ini memungkinkan
dilakukannya pemetaan profil mutu/kinerja sekolah sebagai acuan awal dalam ancangan penetapan
standar sekolah yang mengacu pada ke 8 Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP dan
implementasi model penjaminan mutu pendidikan.
b. Pembuatan Panduan Penjaminan Mutu dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada
sekolah dalam pelaksanaan model penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan sekolah dengan
bimbingan/arahan/support oleh LPMP, Dinas Pendidikan dan semua pihak-pihak pemangku
kepentingan (stakeholder). Pedoman ini akan membantu semua pemangku kepentingan dalam
penyamaan persepsi dalam pelaksanaan model.
c. Penyiapan Instrumen Monitoring sebagai alat untuk mengevaluasi keterlaksanaan standar yang
telah ditetapkan. Kegiatan penyiapan instrument monitoring melalui tahapan; penyusunan instrument,
uji coba, pengolahan dan analisis, review, dan validasi instrument. Instrumen yang sudah divalidasi
selanjutnya dapat digunakan dalam kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan standar tersebut.
d. Penyiapan Instrumen School Self-Evaluation (SSE) disusun sebagai alat untuk melakukan
evaluasi diri oleh sekolah masing-masing. Kegiatan ini disusun secara bersama-sama antara sekolah,
LPMP dan Dinas Pendidikan serta dengan dukungan para pakar. Dalam penyiapan instrumen SSE tetap
melalui tahapan kegiatan sebagai berikut: penyusunan instrumen, uji coba, pengolahan dan analisis,
review, dan validasi instrumen.
e. Fasilitasi persiapan pelaksanaan SSE dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada pihak
sekolah agar sekolah mempunyai kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan SSE secara efektif.
Kegiatan ini dilakukan oleh pihak LPMP.
2. Pelaksanaan SSE
a. Penerapan Standar Nasional Pendidikan PP NO.19 Tahun 2005 Pasal 94 poin B menyatakan
bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri terhadap ketentuan PP.
b. Monitoring dilaksanakan pihak pengawas sekolah secara rutin (bulanan) dengan mengacu pada
standar-standar pendidikan yang telah ditetapkan, sedangkan monitoring yang dilaksanakan LPMP
sekurang-kurangnya satu kali dalam enam bulan.
1. Prosedur Penjaminan.
Sebagaimana tertulis dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, LPMP bertugas membantu Pemerintah Daerah dalam berbagai upaya
penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.
Karena badan atau kelengkapan pemerintah daerah yang bertanggung jawab dalam hal
menentukan kelayakan, kinerja, dan produktivitas satuan pendidikan di daerah adalah
Badan Akreditasi Sekolah Daerah (BASDA) yang meliputi Badan Akreditasi Sekolah-
Propinsi (BAS-Prop) dan Badan Akreditasi Sekolah-Kabupaten/Kota (BAS-
Kab/Kota), maka perlu adanya kerjasama yang erat antara LPMP dan BASDA yang
diharapkan mampu menciptakan sinergi yang optimal dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan di daerah.
Dalam menjalankan fungsi layanannya, LPMP bisa bekerjasama, baik dengan
BAS Propinsi maupun BAS Kabupaten/Kota karena memang lingkup kerja LPMP
meliputi semua jenjang pendidikan dalam lingkungan pendidikan dasar dan menengah,
sementara BAS-Propinsi bertanggungjawab pada jenjang SMA serta SMK dan BAS-
2. Pola Layanan Penjaminan Mutu
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, LPMP menggunakan 2 jenis pola layanan, yaitu:
a. Pola layanan yang bersifat supervisi, bimbingan, arahan, saran dan bantuan teknis
terhadap satuan pendidikan yang belum memenuhi standar akreditasi yang telah ditetapkan ini
digunakan untuk menangani permasalahan yang berkenaan dengan standar proses dan standar penilaian
pendidikan.
Pola layanan Penjaminan Mutu yang akan dikembangkan oleh LPMP guna pencapaian standardisasi
mutu pendidikan adalah :
• Ada kesepakatan antara LPMP dengan satuan pendidikan tentang kinerja guru yang akan
ditingkatkan.
• Kinerja yang akan ditingkatkan adalah aspek-aspek kinerja guru dalam proses pembelajaran yang
spesifik, seperti : penyusunan perangkat pembelajaran, menciptakan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, evektif dan menyenangkan, pendalaman dan penguasaan materi bahan ajar, pembuatan dan
pemanfaatan media pembelajaran, melakukan penelitian tindakan kelas, serta teknik menangani
anak bermasalah dalam pembelajaran. Langkah-langkah proses layanan ini adalah:
1. Pertemuan awal.
Menciptakan hubungan yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi sehingga partisipasi
guru meningkat.
2. Persiapan
• Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan bentuk perbaikan
yang disepakati.
• LPMP membuat instrumen untuk kepentingan observasi dan pendampingan.
3. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat.
LPMP melakukan pendampingan terhadap satuan pendidikan.
4. LPMP melakukan advokasi.