Anda di halaman 1dari 18

PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

“PELEMBAGAAN SISTEM PENJAMINAN


MUTU PENDIDIKAN DALAM SATUAN
Dosen Pengampu:
PENDIDIKAN”
DR. Restu, M.S
Kelompok 3 Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc
• Ayu Dearmas Purba (3193331009)
• Suci Vivi Nadea ( 3181131011)
• Paidol Siringo Ringo (3183131044)
• Labarta Naibaho (3183131025)
a. Pengertian dan Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan

Penjaminan mutu pendidikan adalah


proses penetapan dan pemenuhan standar
mutu pengelolaan pendidikan yang mengacu
pada 8 standar nasional pendidikan untuk jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dasar dan menengah, secara bicara pendidikan bukanlah upaya
konsisten dan berkelanjutan, sehingga sederhana, melainkan suatu kegiatan
memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dinamis dan penuh tantangan.
(siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah, Pendidikan selalu berubah seiring
guru, tenaga kependidikan serta pihak lain dengan perubahan jaman. Oleh
yang berkepentingan). karena itu pendidikan senantiasa
Penjaminan mutu pendidikan ini memerlukan upaya perbaikan dan
bertujuan untuk memastikan bahwa setiap peningkatan mutu sejalan dengan
standar yang ditetapkan dapat dicapai dan semakin tingginya kebutuhan dan
semua komponen dalam sistem sekolah tuntunan kehidupan masyarakat.
bekerja secara optimal dan bersinergi bagi
tercapainya standar yang ditetapkan
b. Metode dan Teknik Penjaminan Mutu Pendidikan

Metode dan teknik penjaminan mutu adalah suatu cara yang digunakan oleh LPMP dalam
mendampingi sekolah untuk meningkatkan penjaminan mutu pendidikan. Metode lebih berupa
konsep sedangkan teknik bersifat praktis. Oleh sebab itu satu metode dapat dilakukan dengan
kombinasi beberapa teknik. Misalnya metode fasilitasi dapat dilakukan dengan kombinasi teknik
observasi, studi dokumen dan interviu. Metode juga dapat dikombinasi pelaksanaannya. Misalnya
metode fasilitasi dengan metode training dan metode studi banding. Contoh: jika hasil supervisi
atau monitoring dan evaluasi, menunjukkan bahwa kompetensi sebagian guru belum memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan, maka Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) perlu
memfasilitasi guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Berikut ini adalah uraian berbagai metode dan teknik yang diterapkan LPMP dalam proses
penjaminan mutu sekolah yaitu:
1. Metode Penjaminan Mutu
a. Fasilitasi Suatu cara meningkatkan mutu dengan memberikan sesuatu kepada klien dapat berupa
kesempatan dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola
sekolah.
b. Konsultasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memanfaatkan
d. Analisis kebutuhan merupakan suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan dan menjaga
mutu pendidikan dengan melakukan analisis kebutuhan sebagai landasan penyusunan
pengembangan program lembaga/sekolah.
e. Penyusunan program dilakukan setelah diadakan analisis untuk mengetahui secara pasti
program apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan menjamin mutu pendidikan.
f. Supervisi Guna mengetahui apakah suatu program telah atau belum dilakukan disebut
supervisi. Selanjutnya apabila ada hambatan atau masalah dalam pelaksanaan program
dilanjutkan dengan metode konsultasi atau kombinasi-kombinasi metode lainnya untuk mencari
solusinya.
g. Monitoring dan evaluasi berisi kegiatan evaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan
program yang dilaksanakan.
h. Training/workshop kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
dalam hal kemampuan teknis dan teoritis serta sikap dalam upaya kelancaran pelaksanaan tugas
peningkatan mutu pendidikan.
i. Studi Banding peningkatan wawasan untuk membangkitkan inspirasi dan motivasi pada
tenaga pendidik dan kependidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
j. Uji kompetensi merupakan suatu cara untuk mengetahui tingkat kompetensi guru. Apabila
seorang guru belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan, maka diperlukan peningkatan
kemampuan baik melalui inservice atau preservice training atau kegiatan lainnya.
2. Teknik Penjaminan Mutu
Proses penjaminan mutu yang dilakukan oleh LPMP menerapkan beberapa teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain:
a. Observasi merupakan suatu teknik untuk mendukung suatu metode, misalnya problem
solving. Untuk memecahkan masalah kita perlu melakukan observasi atas masalah yang
dihadapi oleh sekolah. Dengan demikian masalah dapat diidentifikasi secara pasti sehingga
dapat ditentukan pemecahannya.
b. Wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam terhadap suatu masalah. Ada teknik
wawancara yang terstruktur dan tak terstruktur. Terstruktur berarti materi wawancara telah
disusun sesuai dengan target informasi yang hendak dicapai, sedangkan wawancara tak
terstruktur dilakukan secara bebas tetapi masih dalam bingkai masalah yang hendak dipecahkan.
c. Studi dokumen dilakukan apabila ingin mendapatkan informasi secara konkret yang dapat
digunakan sebagai bukti dari suatu kriteria standar mutu pendidikan.
d. Questioner dilakukan untuk menjaring informasi yang terstruktur dan terukur dalam bentuk
pertanyaan yang bersifat tertutup maupun terbuka. Metode ini sangat baik untuk mengukur suatu
pencapaian, pendapat, kondisi, dan lain-lain.
e. Diskusi merupakan metode yang sangat umum dilakukan dalam pemecahan suatu masalah
yang dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Teknik diskusi ada beberapa macam, misalnya
diskusi kelompok dan diskusi panel.
f. Tes dilakukan Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu sekolah
c. Model Penjaminan Mutu Pendidikan

Model penjaminan mutu yang


dikembangkan LPMP diadaptasi dari Komponen lain dalam model ini
model Asian University Network (AUN) adalah internal audit yang dimaknai
yang telah dimodifikasi oleh Dr. Ir. Toni sebagai peer-assessment yang
Atyanto Dharoko dan dipadukan dengan dilakukan oleh sekolah lain yang
konsep-konsep penjaminan mutu yang sejenis dan setara. Kegiatan ini bersifat
dikembangkan di Inggris. Dalam model optional mengingat kondisi sekolah di
ini sekolah harus mempunyai Kabupaten/Kota yang cukup beragam.
kemampuan untuk melakukan evaluasi Internal Audit dalam model ini
diri yang dibantu/didukung oleh pihak membuka peluang dilakukannya peer
terkait, seperti LPMP, Dinas Pendidikan assessment antar guru mata pelajaran
Kabupaten/Kota, dan perguruan tinggi. sejenis di sekolah yang sama atau dari
Bentuk evaluasi diri semacam ini sekolah lain, juga bisa pula peer
lazimnya dikenal dengan Supported assessment dilakukan dengan minta
School Self-Evaluation (evaluasi diri bantuan dari kepala sekolah yang
dengan dukungan). Evaluasi diri ini sejenis dan setara untuk melakukan
d. Implementasi Model Penjaminan Mutu

1. Persiapan
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut.
a. Pemetaan awal kinerja sekolah dilakukan melalui observasi dan pendataan sekolah dengan
mengacu pada standar-standar pendidikan yang ditetapkan BSNP. Kegiatan dimaksud untuk
memperoleh data dan informasi awal tentang kinerja sekolah. Data dan informasi ini memungkinkan
dilakukannya pemetaan profil mutu/kinerja sekolah sebagai acuan awal dalam ancangan penetapan
standar sekolah yang mengacu pada ke 8 Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP dan
implementasi model penjaminan mutu pendidikan.
b. Pembuatan Panduan Penjaminan Mutu dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada
sekolah dalam pelaksanaan model penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan sekolah dengan
bimbingan/arahan/support oleh LPMP, Dinas Pendidikan dan semua pihak-pihak pemangku
kepentingan (stakeholder). Pedoman ini akan membantu semua pemangku kepentingan dalam
penyamaan persepsi dalam pelaksanaan model.
c. Penyiapan Instrumen Monitoring sebagai alat untuk mengevaluasi keterlaksanaan standar yang
telah ditetapkan. Kegiatan penyiapan instrument monitoring melalui tahapan; penyusunan instrument,
uji coba, pengolahan dan analisis, review, dan validasi instrument. Instrumen yang sudah divalidasi
selanjutnya dapat digunakan dalam kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan standar tersebut.
d. Penyiapan Instrumen School Self-Evaluation (SSE) disusun sebagai alat untuk melakukan
evaluasi diri oleh sekolah masing-masing. Kegiatan ini disusun secara bersama-sama antara sekolah,
LPMP dan Dinas Pendidikan serta dengan dukungan para pakar. Dalam penyiapan instrumen SSE tetap
melalui tahapan kegiatan sebagai berikut: penyusunan instrumen, uji coba, pengolahan dan analisis,
review, dan validasi instrumen.
e. Fasilitasi persiapan pelaksanaan SSE dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada pihak
sekolah agar sekolah mempunyai kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan SSE secara efektif.
Kegiatan ini dilakukan oleh pihak LPMP.

2. Pelaksanaan SSE
a. Penerapan Standar Nasional Pendidikan PP NO.19 Tahun 2005 Pasal 94 poin B menyatakan
bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri terhadap ketentuan PP.
b. Monitoring dilaksanakan pihak pengawas sekolah secara rutin (bulanan) dengan mengacu pada
standar-standar pendidikan yang telah ditetapkan, sedangkan monitoring yang dilaksanakan LPMP
sekurang-kurangnya satu kali dalam enam bulan.

3. Fasilitasi persiapan pelaksanaan SSE


dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada pihak sekolah agar sekolah mempunyai
kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan SSE secara efektif. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak
LPMP
4. Audit Internal
dapat dilakukan oleh sekolah dalam bentuk peer-
assessment. Khususnya, yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, yang merupakan komponen sangat penting
dalam penjaminan mutu, peer-assessment dapat dilakukan
dalam bentuk observasi kelas antar guru semata pelajaran.

5. Perumusan program pengembangan/peningkatan mutu


sekolah.
Hasil Evaluasi Mandiri dan hasil audit internal yang
dilakukan sekolah dijadikan bahan kajian oleh LPMP, Dinas
Pendidikan dan sekolah terkait untuk merumuskan program
pengembangan/peningkatan mutu sekolah.

6. Pelaksanaan pengembangan/peningkatan mutu sekolah


berkaitan dengan standar nasional pendidikan dilakukan
oleh sekolah dengan pihak LPMP, Dinas Pendidikan dan
Perguruan Tinggi sesuai dengan kewenangannya masing-
masing.
e. Prosedur Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah Standar.

1. Prosedur Penjaminan.
Sebagaimana tertulis dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, LPMP bertugas membantu Pemerintah Daerah dalam berbagai upaya
penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.
Karena badan atau kelengkapan pemerintah daerah yang bertanggung jawab dalam hal
menentukan kelayakan, kinerja, dan produktivitas satuan pendidikan di daerah adalah
Badan Akreditasi Sekolah Daerah (BASDA) yang meliputi Badan Akreditasi Sekolah-
Propinsi (BAS-Prop) dan Badan Akreditasi Sekolah-Kabupaten/Kota (BAS-
Kab/Kota), maka perlu adanya kerjasama yang erat antara LPMP dan BASDA yang
diharapkan mampu menciptakan sinergi yang optimal dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan di daerah.
Dalam menjalankan fungsi layanannya, LPMP bisa bekerjasama, baik dengan
BAS Propinsi maupun BAS Kabupaten/Kota karena memang lingkup kerja LPMP
meliputi semua jenjang pendidikan dalam lingkungan pendidikan dasar dan menengah,
sementara BAS-Propinsi bertanggungjawab pada jenjang SMA serta SMK dan BAS-
2. Pola Layanan Penjaminan Mutu
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, LPMP menggunakan 2 jenis pola layanan, yaitu:
a. Pola layanan yang bersifat supervisi, bimbingan, arahan, saran dan bantuan teknis
terhadap satuan pendidikan yang belum memenuhi standar akreditasi yang telah ditetapkan ini
digunakan untuk menangani permasalahan yang berkenaan dengan standar proses dan standar penilaian
pendidikan.
Pola layanan Penjaminan Mutu yang akan dikembangkan oleh LPMP guna pencapaian standardisasi
mutu pendidikan adalah :
• Ada kesepakatan antara LPMP dengan satuan pendidikan tentang kinerja guru yang akan
ditingkatkan.
• Kinerja yang akan ditingkatkan adalah aspek-aspek kinerja guru dalam proses pembelajaran yang
spesifik, seperti : penyusunan perangkat pembelajaran, menciptakan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, evektif dan menyenangkan, pendalaman dan penguasaan materi bahan ajar, pembuatan dan
pemanfaatan media pembelajaran, melakukan penelitian tindakan kelas, serta teknik menangani
anak bermasalah dalam pembelajaran. Langkah-langkah proses layanan ini adalah:

1. Pertemuan awal.
 Menciptakan hubungan yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi sehingga partisipasi
guru meningkat.
2. Persiapan
• Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan bentuk perbaikan
yang disepakati.
• LPMP membuat instrumen untuk kepentingan observasi dan pendampingan.
3. Pelaksanaan
 Guru melaksanakan pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat.
 LPMP melakukan pendampingan terhadap satuan pendidikan.
4. LPMP melakukan advokasi.

b. Pola layanan yang bersifat pemberian saran melalui hasil kajian


digunakan untuk menangani permasalahan yang berkenaan dengan standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan serta standar pembiayaan.
LPMP bersama para ahli baik ahli pendidikan maupun ahli dari berbagai disiplin ilmu bertemu
dalam suatu forum kajian tentang mutu. Hasil kajian itu selanjutnya direkomendasikan kepada dinas
pendidikan sebagai bahan pengambilan keputusan yang akan diimplementasikan oleh sekolah. Namun
apabila dinas pendidikan merasa bahwa hasil kajian tersebut masih kurang tepat, dinas pendidikan juga
bisa memberikan revisi melalui forum kajian tentang mutu pendidikan. Selain itu, LPMP juga bisa
memberikan bantuan berupa saran kepada sekolah, demikian pula sebaliknya, sekolah juga bisa
f. Sistem Pendampingan dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Dalam kerangka program sekolah


pendampingan, LPMP mengembangkan suatu
sistem/pola kegiatan pendampingan yang Selain IHT, para guru dari sekolah
melibatkan berbagai unsur pejabat struktural pendampingan dapat diikutkan dalam kegiatan
dan fungsional LPMP. pelatihan yang relevan dalam in-service training
(INSET) yang dilaksanakan di LPMP. Kegiatan
1. IHT (In-house Training) INSET akan dapat membekali para guru dengan
Dalam IHT itu guru dilatih untuk pemahaman konsep dan workshop pengembangan
mengembangkan berbagai instrumen yang KTSP secara intensif dan mendalam. Dengan
diperlukan dalam mengimplementasikan kegiatan IHT atau in-service training (INSET),
kurikulum. Salah satu kegiatan itu ,adalah kepala sekolah dan guru serta staf diharapkan
mengembangkan silabus dan RPP (Rencana mempunyai wawasan yang benar tentang
Pelaksanaan Pembelajaran). Selain itu, guru implementasi manajemen sekolah menuju kualifikasi
juga mendapatkan pelatihan dan workshop sekolah berstandar nasional. Wawasan dan
untuk melaksanakan pembelajaran sesuai pengetahuan yang benar stake holder diharapkan
dengan landasan filosofis KTSP yaitu dapat diimplementasikan pada delapan standar
pembelajaran yang berbasis pengembangan nasional pendidikan dengan baik dan lancar
1. Peran dan fungsi Kepala LPMP
2. ONSET ( On-service Training ) Dalam implementasi program sekolah
Pendampingan ini dilaksanakan oleh pendampingan, peran kepala LPMP sangat
berbagai unsur pejabat di LPMP secara signifikan. Kepala LPMP perlu melihat dan
berkala, baik pada tataran manajemen sekolah mendengarkan secara langsung segala kondisi
yang dilaksanakan oleh kepala sekolah beserta objektif dan keluhan tentang kebutuhan sekolah
wakilnya, maupun pada tataran manajemen pendampingan untuk menjadi sekolah standar.
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di Untuk menangkap secara tepat profil sekolah
kelas. Para pendamping dari LPMP adalah para pendampingan, Kepala LPMP perlu mengunjungi
pejabat struktural dan fungsional/widyaiswara sekolah pendampingan secara berkala, sedkitnya tiga
akan datang ke sekolah pendampingan secara kali dalam satu tahun, yaitu pada tahap awal,
berkala dan berkesinambungan dalam periode pertengahan, dan akhir program pendampingan.
waktu yang telah ditetapkan. Kegiatan inilah Selain untuk melihat progres (kemajuan) mutu
yang disebut on-service training (ONSET) pendidikan sekolah pendampingan selama
Dalam melaksanakan program-program berlangsungnya program pendampingan, kunjungan
di atas, peran dan fungsi para pejabat struktural Kepala LPMP dapat meningkatkan motivasi sekolah
dan fungsional LPMP akan sangat signifikan. pendampingan dalam menyukseskan program
Berikut ini peran dan fungsi LPMP. pendampingan untuk mencapai sekolah standar.
Dengan kunjungan ke sekolah pendampingan,
2. Peran dan Fungsi Kepala sub 3. Peran dan Fungsi Kepala Seksi ( Kasi ) Program Dan
bagian Umum atau Kepala sub Sistem Informasi (PSI) dan Kasi Publikasi Dan
bagian Tata Usaha. Pelaporan (Publap).
Kepala sub bagian Umum penyusunan program pendampingan dibuat, Seksi
atau Kepala sub bagian Tata Usaha DAI dan Publikasi perlu memotret kondisi objektif awal
perlu juga melakukan kunjungan sekolah pendampingan. Data dan informasi yang didapat
dan pendampingan ke sekolah akan menjadi landasan (base-line data) pengembangan
pendampingan. Pada tahap awal program pendampingan. Untuk mendapatkan data yang
kunjungan, Kepala sub bagian valid dan reliabel, perlu dirancang program monitoring dan
Umum atau Kepala sub bagian Tata evaluasi serta instrumen pengumpulan data secara tepat
Usaha dapat melihat kebutuhan yang berorientasi pada pencapaian delapan standar nasional
sarana/prasarana sekolah pendidikan. Kasi PSI dan Publap perlu juga untuk
pendampingan dalam menuju mengunjungi sekolah pendampingan sehingga dapat
pencapaian sekolah standar. Jadi, melihat secara nyata kondisi sekolah, baik sebelum, ketika,
Kepala sub bagian Umum atau dan sesudah pelaksanaan program pendampingan.
Kepala sub bagian Tata Usaha Selanjutnya, data yang diperoleh akan menjadi bahan kajian
dapat memberi masukkan kepada di Seksi Kajian Mutu Pendidikan (KMP) untuk
Kepala LPMP tentang program merumuskan program-program pendampingan apa saja
dukungan yang perlu diberikan. yang perlu dilakukan oleh LPMP dalam menjadikan
Pada tahap pertengahan maupun sekolah pendampingan menjadi sekolah standar. Dengan
4. Peran dan Fungsi Kasi Kajian 5. Peran dan Fungsi Kasi Fasilitasi Sumber Daya
Mutu Pendidikan (KMP). Pendidikan (FSDP)
Seksi KMP sangat berperan menjadi penanggung jawab langsung keterlaksanaan
dalam melakukan kajian dan program sekolah pendampingan. Di Seksi FSDP, rancangan
analisis hasil pengumpulan data program dan pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi
yang dilakukan oleh Seksi PSI dan akan dikoordinasikan dan didistribusikan kepada pihak-
Publap. Hasil analisis yang akurat pihak yang terkait pada pelaksanaan setiap tahapan
akan bermanfaat untuk pendampingan. Hal ini karena program sekolah
merumuskan rekomendasi dan pendampingan itu sesungguhnya merupakan salah satu
usulan kegiatan pendampingan program pemberdayaan sumber daya pendidikan (sekolah)
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam meningkatkan kualifikasinya menjadi sekolah
sekolah pendampingan dalam standar. Kelancaran dan keberhasilan program ini menjadi
mencapai delapan standar nasional tanggung jawab Seksi FSDP. Oleh karena itu, Kepala Seksi
pendidikan. Dalam perancangan FSDP secara berkala mengunjungi sekolah pendampingan
program pendampingan, peran Kasi (pada awal, pertengahan, akhir program pendampingan)
KMP dan Kasi PSI akan sangat untuk meyakinkan bahwa semua program pendampingan
penting dalam memandu dan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
membantu pihak-pihak terkait Tindakan perbaikan sesegera mungkin dilakukan bila ada
(Seksi FSDP dan Widyaiswara) kendala dan hambatan yang terjadi. Di akhir program, Kasi
merumuskan aspek-aspek penting FSDP akan melaporkan keberhasilan program
6. Peran dan Fungsi Widyaiswara
Widyaiswara memegang peran penting dalam melaksanaan program
pendampingan secara langsung ke sekolah, khususnya program akademis.
Sesuai dengan program pendampingan yang secara umum yaitu program
IHT/INSET dan ONSET, Widyaiswara berbagai spesialisasi mata pelajaran
dan aspek manajemen sekolah menjadi nara sumber utama kegiatan
pendampingan. Program-program pendampingan secara mikro dalam
kerangka pendampingan akan dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
oleh tim Widyaiswara.
Kunjungan Widyaiswara mendominasi kunjungan secara keseluruhan
yang akan dilakukan ke sekolah pendampingan. Selain untuk memonitor
dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan mikro pendampingan
secara akademis, kunjungan Widyaiswara juga ditujukan untuk on-site
training (pelatihan di tempat kerja) bagi para guru dan tenaga kependidikan
di sekolah pendampingan. Keberhasilan program pendampingan sangat
ditentukan oleh program pendampingan para Widyaiswara ke sekolah
pendampingan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai