Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN 5

“BENCANA ALAM ERUPI GUNUNG API”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Geografi Bencana dan Mitigasi

Dosen Pengampu : DR. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si., M.Sc

Muhammad Farouq Ghazali Matondang, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh :

Nama: Ayu Dearmas Purba

Nim : 3193331009

Kelas: B Geografi 2019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
A. ERUPSI GUNUNG MERAPI

Indonesia terletak di jalur cincin api hal ini membuktikan bahwa indonesia memiliki gunung
gunung yang membentang dari pulau sumatra hingga pulau papua. Letusan gunung api
merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “erupsi ”. Hampir semua
aktivitas gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas
lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material di sekitarnya, yang merupakan cairan pijar (magma).
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati
permukaan bumi. Letusan gunung api sangat berbahaya sebab menghasilkan aliran lava panas,
awan panas, gas beracun (mematikan), dan lahar letusan. Meninjau bahaya yang diakibatkan
bencana ini, maka penting bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan letusan,
untuk memiliki. Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah erupsi. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material
(pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

Adapun ciri-ciri gunung berapi meletus diantaranya suhu di sekitar gunung naik, mata air
menjadi kering, sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa), tumbuhan
di sekitar gunung layu, binatang di sekitar gunung bermigrasi. Pahami status gunung api sebagai
berikut:

1. NORMAL, tidak ada gejala aktivitas tekanan magma.

2. SIAGA, menandakan gunung api sedang bergerak ke arah letusan.

3. AWAS, menandakan gunung api segera atau sedang meletus.

B. MANEJEMEN PASCA BENCANA PASCA ERUPSI MERAPI HAL YANG


HARUS DILAKSANAKAN
1. Rehabilitasi Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulanan
Bencana menyatakan bahwa proses rehabilitasi adalah kegiatan pemulihan semua
aspek layanan publik atau masyarakat sampai tingkat memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.

2. Rekonstruksi Rekonstruksi merupakan pembangunan kembali semua prasarana dan


sarana kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintah
maupun masyarakat, berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
2
tegaknya hukum dan ketertiban, serta bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana (Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007).

C. JENIS-JENIS GUNUNG API

Berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, gunung api dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Gunung Api Maar

Gunung api maar adalah gunung api yang memiliki kawah di bagian puncaknya.
Kata maar sendiri berarti danau tektonik yang terjal. Danau ini terbentuk karena sifat erupsi yang
eksplosif atau letusan yang kuat. Bahan-bahan yang keluar dari letusan tersebut berupa material
padat atau eflata. Contoh gunung api maar yang berada di Indonesia di antaranya adalah Gunung
Dieng, Gunung Gamalama, dan Gunung Lamongan.

2. Gunung Api Perisai

Gunung api perisai memiliki alas yang luas dan bentuk lereng yang sangat landai. Hal ini
disebabkan karena sifat erupsinya yang berupa letusan efusif atau magma yang keluar dengan
cepat, mengalir dan menyebar di sekitar area gunung api. Gunung api perisai ini terjadi karena
memiliki lava yang cair dengan tekanan yang lemah, serta dapur magma yang dangkal. Gunung
api perisai banyak ditemui di Hawai, Amerika Serikat, seperti Gunung Mauna Loa, Gunung
Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.

3. Gunung Api Kerucut atau Strato.

Gunung api perisai terjadi karena adanya letusan dan lelehan atau eksplosif dan efusif
yang terjadi secara terus-menerus dan bergantian. Sehingga, gunung ini membentuk suatu suatu
kerucut yang lerengnya berlapis-lapis akibat letusan-letusan sebelumnya. Contoh gunung api
perisai atau strato di Indonesia di antaranya Gunung Kerinci, Gunung Pangrango, dan Gunung
Merbabu.

3
D. Tipe-Tipe Gunung Api

Gunung api yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, memiliki aktivitas
yang berbeda-beda. Berdasarkan aktivitasnya tersebut, gunung api dibagi menjadi 3 tipe, yaitu
tipe A, tipe B, dan tipe C.

1. Gunung api tipe A

Disebut juga gunung api aktif. Gunung api ini masih menghasilkan magma dan masih
memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi. Gunung api tipe ini pernah mengalami erupsi
minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya. Contoh gunung api aktif yang ada di
Indonesia yaitu Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Kerinci.

2. Gunung api tipe B

Disebut juga sebagai gunung api pasif. Gunung-gunung yang dikategorikan sebagai
gunung api pasif adalah gunung yang tidak pernah mengalami erupsi pada tahun 1600 atau
setelahnya. Tapi, gunung ini masih memperlihatkan gejala gunung api aktif. Misalnya, gunung
api tersebut masih menghasilkan solfatara atau sumber gas belerang dan akan menjadi belerang
padat jika membeku. Contoh gunung api pasif yang ada di Indonesia di antaranya Gunung
Rajabasa yang terletak di Lampung dan Gunung Patuha yang terletak di Jawa Barat.

3. Gunung api tipe C

Adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia. Namun,
gunung tersebut menunjukkan bukti-bukti adanya aktivitas erupsi di masa lalu. Misalnya, ada
solfatara, atau fumarola, atau kawah lubang yang mengeluarkan gas bercampur uap di sekitar
daerah vulkanis. Contoh gunung api tipe C di antaranya Kawah Manui, Kawah Kamojang, dan
Gunung Lahendong.

E. CIRI-CIRI GUNUNG YANG AKAN MELETUS

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masih banyak gunung api tipe A atau gunung
dengan aktivitas magma aktif yang ada Indonesia Oleh karena itu, kita harus memahami ciri-ciri
yang ditunjukan oleh gunung api yang akan meletus, terutama apabila tinggal atau berada dekat
dari gunung api tersebut.

4
Salah satu ciri gunung yang akan meletus adalah suhu di sekitar gunung api akan meningkat.
Ciri lainnya adalah sumber air dan pepohonan yang tiba-tiba mengering. Ciri lainnya yang
tampak jelas adalah seringnya terjadi gempa, serta binatang-binatang liar yang hidup di gunung
mengungsi ke tempat lain, umumnya ke pemukiman yang berada di sekitar gunung api tersebut.

Apabila ciri-ciri tersebut telah muncul, kita harus siap siaga untuk menghindari bahaya yang
mungkin akan timbul akibat gunung api yang meletus. Segeralah mengevakuasi diri ke tempat
yang lebih aman.

F. GEJALA PASCA VULKANIK DAN DAMPAK VULKANISME

Setelah letusan terjadi, biasanya muncul gejala pasca vulkanik. Misalnya, muncul sumber air
panas yang mengandung belerang, muncul geiser atau semburan air panas dari dalam bumi, serta
muncul ekshalasi, berupa gas-gas seperti gas karbon dioksida dan gas belerang.

Meletusnya gunung api atau proses vulkanisme lainnya memiliki dampak bagi kehidupan
kita, baik dampak positif maupun negatif. Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia
bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu vulkanik yang dihasilkan gunung api saat erupsi
dapat membuat tanah di sekitar gunung api menjadi lebih subur. Itulah sebabnya banyak lahan
perkebunan yang dimanfaatkan warga yang bermukim di sekitar gunung api. Selain itu, daerah di
sekitar gunung api dapat dijadikan lahan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan,
pasir, timah dan bahan tambang lainnya. Hasil vulkanisme juga dapat dijadikan wisata alam yang
menarik seperti kawasan Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

Sayangnya, proses vulkanisme juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan di


sekitarnya. Lereng-lereng yang terbentuk dari proses vulkanise ini umumnya terjal, sehingga
lahan yang dapat dimanfaatkan juga terbatas. Lahan ini juga tidak bisa dijadikan area
permukiman karena rentan terjadi longsor. Selain itu, proses alam dari dalam bumi atau endogen
bisa menimbulkan letusan gunung api dan gempa bumi yang dapat merusak lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai